3.36 Development of marine culture-based minapolitan model in Kupang Regency

Hasil analisis Rap-MINAKU menunjukkan bahwa semua atribut yang dikaji terhadap status keberlanjutan Kabupaten Kupang untuk pengembangan kawasan minapolitan, cukup akurat sehingga memberikan hasil analisis yang semakin baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini terlihat dari nilai stres yang hanya berkisar antara 13 sampai 14 dan nilai koefisien determinasi R 2 yang diperoleh berkisar antara 0,94 dan 0,98. Hal ini sesuai dengan Fisheries 1999, yang menyatakan bahwa hasil analisis memadai apabila nilai stres lebih kecil dari 0,25 25 dan nilai koefisien determinasi R 2 mendekati nilai 1,0. Adapun nilai stres dan koefisien determinasi R 2 disajikan pada Tabel 34. Tabel 34 Hasil analisis nilai stress dan koefisien determinasi R 2 Rap-MINAKU Parameter Dimensi keberlanjutan A B C D E F Stress 0,14 0,14 0,13 0,14 0,14 0,13 R 2 0,95 0,95 0,94 0,95 0,95 0,98 Iterasi 2 2 3 2 2 2 Keterangan : A = Dimensi ekologi, B = Dimensi ekonomi, C = Dimensi sosial-budaya, D = Dimensi infrastruktur-teknologi, E = Dimensi hukum-kelembagaan, dan F = Multidimensi 7.3.2 Skenario Strategi Pengembangan Minapolitan Kabupaten Kupang Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Kupang untuk pengembangan kawasan minapolitan secara berkelanjutan dilakukan dengan menggunakan analisis prospektif yang mempunyai tujuan untuk memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis prospektif dilakukan melalui tiga tahap yaitu 1 mengidentifikasi faktor kunci di masa depan, 2 menentukan tujuan strategis dan kepentingan pelaku, dan 3 mendefinisikan dan memprediksi evolusi kemungkinan di masa depan sekaligus menentukan strategi pengembangan kawasan minapolitan secara berkelanjutan sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Penentuan faktor-faktor kunci dalam analisis ini dilakukan dengan menggabungkan faktor-faktor kunci yang sensitif berpengaruh yang diperoleh dari analisis kebutuhan need analysis hasil interpretative structural modeling ISM. Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan diperoleh 18 faktor atribut yang sensitif Tabel 35 dan selanjutnya diajukan kepada pakar untuk dinilai dan selanjutnya dianalisis prospektif. Hasil analisis prospektif diperoleh 5 lima faktor kunci seperti yang disajikan pada Gambar 45. Tabel 35 Faktor-faktor kunci yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang No Faktor analisis dimensi keberlanjutan 1 2 3 Dimensi Ekologi 5 faktor kunci : Penggunaan benihbibit Daya dukung lahan budidaya laut Kesesuaian perairan untuk budidaya laut 4 5 6 7 8 Dimensi Ekonomi 5 faktor kunci : Jumlah pasar Pemasaran produk perikanan Kelayakan usaha budidaya laut Jenis komoditas unggulan Kontribusi sektor perikanan budidaya laut terhadap PDRB 9 10 11 Dimensi Sosial-budaya 3 faktor kunci : Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan budidaya laut Jumlah Desa dan penduduk yang bekerja di sektor budidaya laut Akses masyarakat dalam kegiatan budidaya laut 12 13 14 15 Dimensi infrastruktur dan teknologi 4 faktor kunci : Penggunaan alat dan mesin budidaya laut perahu, keramba, jaring, dll Ketersediaan industri pengolahan hasil budidaya laut Penerapan sertifikasi produk budidaya laut Teknologi pakanbibitbenih 16 17 18 Dimensi hukum dan kelembagaan 3 faktor kunci : Keberadaan lembaga kelompok nelayan LKN Mekanisme kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan minapolitan Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan faktor diperoleh 5 lima faktor kuncipenentu yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor tidak terlalu kuat, yaitu : 1 daya dukung lahan budidaya laut, 2 penggunaan benihbibit, 3 kesesuaian perairan untuk budidaya laut, 4 jenis komoditas unggulan, dan 5 pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan budidaya laut. Dengan demikian kelima faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan diprediksi berbagai keadaan state yang mungkin terjadi di masa yang akan datang agar terwujud pengembangan kawasan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Dalam rangka pengembangan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang, kepastian kesesuaian perairan dan daya dukung lahan untuk budidaya laut sangat diperlukan untuk menjamin hasil produksi budidaya laut. Analisis kesesuaian dan daya dukung lahan yang digunakan dalam menilai kesesuaian peruntukan dan daya dukung lahan untuk aktivitas tertentu didasarkan pada kriteria hasil studi literatur yang telah disesuaikan dengan karakteristik kondisi alam dan lingkungan di wilayah studi. Hasil analisis evaluasi kesesuaian dan daya dukung lahan yang dilakukan dalam studi ini merupakan