5.46 Perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara

Gambar 57, menunjukkan nilai p-hitung = 0.90 0.05, nilai Root Mean Square Error Appoximation RMSEA = 0.061 0.08 dan nilai Comparative Fit Indeks CFI = 0.97 0.90. Berdasarkan hasil uji model tersebut, maka H diterima atau H 1 ditolak, artinya model yang diuji mampu mengestimasi matriks kovariansi populasi atau hasil estimasi parameter model dapat diberlakukan pada penelitian. Dengan demikian bahwa hasil pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa model pengukuran fit dengan data atau model pengembangan perikanan tangkap sesuai dengan pengujian. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa model pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara dipengaruhi oleh produksi ikan x 1 , unit penangkapan ikan x 2 sarana dan prasarana x 3 , aspek sosial nelayan x 4 , keamanan dan kepastian hukum serta pengawasan x 5 , dan aspek ekonomi x 6 . Secara matematik, persamaan model struktural dapat dirumuskan sebagai berikut Y 1 = 1.55X 1 + 1.84X 2 + 0.41X 3 + 1.69X 4 + 1.57X 5 + 2.71X 6 . Namun dari persamaan diperoleh hanya ada satu yang memberikan pengaruh signifikan yaitu aspek ekonomi, karena nilai X 6 2,71 1,96 pada α=0,05 dan nilai koefesien determinasi R 2 = 0.98 artinya bahwa model tersebut mampu dijelaskan sebesar 98 persen. Untuk sasaran pengembangan hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh dari pengembangan unit perikanan tangkap, dengan rumus model matematik sebagai berikut : Y 2 = 0.56Y 1 , dimana pengaruh Y 1 peubah tersebut yaitu 0.γβ yang nyata pada α = 0.05, atau H 1 diterima dengan koefesien determinasi R 2 = 0.32 artinya bahwa model tersebut mampu dijelaskan sebesar 32 persen. Hasil analisis SEM model yang fit pada pengujian model pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Gorontalo Utara bahwa; 1 oleh musim dan zona penangkapan berpengaruh terhadap produksi ikan, 2 oleh efektifitas menangkap ikan, kemudahan pengoperasian alat tangkap, ramah lingkungan, berpengaruh terhadap unit penangkapan ikan 3 TPI dan pelabuhan perikanan, kesediaan es, tempat menampung ikan, tempat pengolah ikan, dan kesediaan BBM berpengaruh terhadap sarana dan prasarana 4 tingkat kepercayaan nelayan, kemampuan berkelompok atau berorganisasi, kecintaan terhadap pekerjaan, dan penyerapan