Penangkapan hanya dilakukan satu kali, yaitu pada pukul 01.00
– 04.00 WIB dengan suhu air sekitar 25
C. Keadaan ini mengakibatkan
hasil tangkapan
tidak maksimal. Pada variasi 4 lampu, cuaca
dalam keadaan baik, dimana permukaan air tidak bergelombang. Tangkapan I dilakukan
pada pukul 23.00 – 02.00 WIB dengan suhu
air sekitar 26 C. Tangkapan II dilakukan
pada pukul 02.30 – 05.00 WIB dengan suhu
sekitar 26 C.
Hasil tangkapan yang diperoleh antara lain ikan teri, ikan rebon, cumi-cumi,
ikan kembung
dan rajungan.
Hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Hasil penangkapan
mulai dari
minggu ke-1 sampai ke-5 menunjukkan bahwa hasil tangkapan rata-rata dengan
0 lampu, 2 lampu dan 4 lampu secara berturut-turut adalah 135.9 kg, 183.9 kg,
370 kg. Hasil tangkapan yang paling banyak yaitu pada variasi 4 lampu. Hasil tangkapan
dengan variasi 0 lampu dan 2 lampu memiliki nilai yang hampir sama, sehingga
dapat dikatakan bahwa penagkapan dengan variasi 2 lampu tidak terlalu mempengaruhi
hasil tangkapan yang diperoleh. Berdasarkan pengujian ini, diketahui bahwa operasi
penangkapan pada bagang dengan variasi 4 lampu bawah air akan membuat reaksi
fototaksis ikan lebih positif, sehingga hasil tangkapan meningkat.
Tabel 4.8 Hasil tangkapan penggunaan Lampu bawah air pada operasi penangkapan
Minggu Jumlah
lampu Tangkapan I
kg Tangkapan II
kg Jumlah
kg
Teri Lain-
lain Teri
Tembang Rebon
Cumi- cumi
Lain- lain
Ke-1 0 buah
2 buah 4 buah
79 59
65 -
- -
- -
89 115
139 100
- -
- -
- -
3 2
3 197
200 257
Ke-2 0 buah
2 buah 4 buah
- 63
55.5 30
- -
89 78
120 -
- -
- -
- -
4.7 7
2 3
2
121 148.7
184.5 Ke-3
0 buah 2 buah
4 buah 91.5
72 96
3 3
3 180
186 418
- -
- -
- -
- 4.5
- -
- -
274.5 265.5
517
Ke-4 0 buah
2 buah 4 buah
47 75
89 3
2 2
- 144
184.5 -
- -
- -
- -
- -
- -
-
50 221
275.5
Ke-5 0 buah
2 buah 4 buah
34 80.4
100 3
4 3
- -
- -
- -
- -
513 -
- -
- -
- 37
84.4 616
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Respon ikan pada cahaya sangat tinggi.
Memaksimalkan fungsi
cahaya dengan memperhatikan kondisi daerah
tangkapan, intensitas cahaya, dan fokus cahaya pada areal jaring adalah langkah
yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil tangkapan yang baik pada operasi
penangkapan ikan dengan bagang. Lampu bawah air telah berhasil dibuat dengan
bentuk silinder. Lampu ini memiliki ukuran diameter 13 cm, panjang 23 cm dan berat
5 kg. Sumber cahaya lampu menggunakan senter LED dengan 15 buah LED. Lampu
yang kedap air ini memiliki kisaran nilai intensitas yang dapat membuat reaksi
fototaksis ikan menjadi positif. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, lampu dapat
dikatakan baik.
Namun memiliki
kekurangan pada disainnya yang masih terlalu besar.
Hasil uji
intensitas cahaya
menunjukkan bahwa nilai intensitas cahaya di udara I
u
, baik pada lampu bawah air maupun lampu kontrol, lebih besar daripada
nilai intensitas cahaya di air I
a
. Hal ini dikarenakan oleh adanya faktor koefisien
pemudaran air k. Nilai k pada Perairan Kamal Muara, Kepulauan Seribu ini adalah
0.123 m
-1
. Kisaran nilai intensitas cahaya yang membuat reaksi fototaksis ikan
menjadi positif, sehingga memberikan hasil tangkapan tertinggi pada bagang adalah
antara 0.200 - 9.349 Wm
2
. Semakin jauh
jaraknya dari sumber cahaya, maka nilai intensitas cahaya akan semakin kecil.
Pada operasi penangkapan ikan dengan
bagang menunjukkan
bahwa penggunaan variasi 2 lampu tidak terlalu
berpengaruh terhadap reaksi fototaksis ikan. Operasi penangkapan ikan dengan bagang
yang menggunakan variasi 4 lampu dapat meningkatkan reaksi fototaksis positif ikan
sehingga hasil tangkapan yang diperoleh juga meningkat. Peningkatan yang diperoleh
dapat mencapai 100 dari hasil tangkapan biasanya hanya dengan lampu bagang.
5.2 Saran
Kepekaan ikan terhadap cahaya memberikan suatu dorongan kepada para
nelayan untuk dapat memaksimalkan fungsi alat bantu cahaya pada operasi penagkapan
ikan. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian
lanjutan dengan
menambah jumlah lampu bawah air yang digunakan
dalam operasi penangkpan ikan 6, 8 dan 10 lampu, serta menyesuaikan jarak antar
lampu dengan luas jaring bagang. Dalam pembuatan lampu bawah air, ukuran lampu
panjang,
diameter dan
berat harus
disesuikan dengan senter yang digunakan agar lampu dapat berfungsi dengan baik.
Pembuatan lampu dengan disain yang lebih kecil juga baik dilakukan. Perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan menentukan nilai intensitas untuk menangkap jenis ikan
tertentu, sehingga para nelayan dapat menentukan jenis ikan yang akan ditangkap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Subani, W., Barus, H.R. 1989. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan
Laut. Nomor 50 Tahun 19881999. Edisi Khusus.
Jakarta: Balai
Penelitian Perikanan
Laut, Badan
Penelitian Perikanan Laut, Departemen Pertanian.
2. Prasetyo, E.W. 2009. Pemusatan
Cahaya Petromaks pada Kedalaman 8 m untuk
Meningkatkan Produktivitas
Bagan Apung di Palabuhanratu, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
3. Pagalay, B. 1986. Perbandingan Hasil
Tangkapan Bagan Light Fishing yang Menggunakan Beberapa Warna Cahaya
di Perairan Lero Pinrang, Sulawesi Selatan. [Skripsi]. Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. 4.
Lestari, E.T.
2001. Pengaruh
Perbedaan Jenis Kap Lampu pada Pencahayaan Bagan Diesel terhadap
Nilai Iluminasi Cahaya dan Hasil Tangkapan Pelagis di Perairan Carocok,
Pesisir
Selatan. [Skripsi].
Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
5. Abbas, M.I. 2005. Iluminasi Cahaya
Lampu Petromaks pada Medium Udara. [Skripsi].
Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. 6.
Tobing, T. 2008. Pemusatan Cahaya Petromaks pada Areal Kerangka Jaring
di Permukaan Air Menggunakan Tudung Berbentuk
Kerucut Terpacung:
Pengaruhnya terhadap Hasil Tangkapan Bagan. [Skripsi]. Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
7. Rihamadi. “Bagan Apung.” Matanews.
16 April 2009. Web. 24 Mar. 2011. http:tampukpinang.infotradisionalala
ttangkaphewanlaut153- baganapung.html.
8. Musyawir. “Bagan Apung.” Matanews
20 November 2010. Web. 24 Mar. 2011. http:matanews.com20101120bagan
-apung-2. 9.
Sudirman, H., Mallawa, A. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta:
Rineka Cipta. 10.
Nurdiana. 2005. Iluminasi Cahaya Lampu Pijar 25 Watt pada Medium
Utara dan Aplikasinya pada Perikanan Tangkap. [Skripsi]. Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
11. Dicky. “Digital Teknik Mekatronika.”
Ensiklopedia. 24
Februari 2011.
Web. 24
Mar. 2011.
http:sekolahindustri.infolight- emitting-diode.html.
12. Mitsugi, S. 1974. Fish Lamps In
Fishing Gear and Methods. Japan: Japan International
Cooperation Agency.
Hal 209 – 240
13. Ben Yami, M. 1976. Fishing with
Light. Published by Arrangement with
FAO of The United Nations by Fishing News Books Ltd. Surrey. England.
14. Wanibesak, E. Spektrofotometri Sinar
Tampak visibel. 21 Februari 2011. Web.
27 Maret
2011. http:wanibesak.wordpress.com20110
221Spektrofotometri-sinar-tampak- visible diakses
15. Cayless, M.A., Marsden, A.M. 1983.
Lamps and Lighting 3
th
edition. London: Edward Arnold Publisher Ltd.
16. Ben Yami. 1987. Fishing with Light.
Roma: FAO. 17.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut , Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta:
PT. Gramedia. 18.
Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam
Hubungannya dengan
Alat, Metode
dan Taktik
Penangkapan. [Skripsi].
Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. 19.
Woodhead, P.M.J. 1966. The Behavior of Fish Relation to The Light in The Sea.
Oceanografy Marine Biology: Horald Barnes Edition. Rev. 4. Hal 337
– 403. 20.
Nomura, M.T dan Yamazaki. 1977. Fishing
Techniques. Tokyo:
Japan International Coorporation Agency.
21. Von Brandt, A. 1984. Fishing Catching
Method of The World. Fishing News Book Ltd. Farnham Surrey England
Hamburg Germany. 22.
He Pingguo. 1989. Fish Behavior and its Application in fisheries. Marine
Institute. Canada: Newfoundland and Labrador Institute of Fisheries and
Marine Technology.
23. Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode
Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sri.
24. Derec, M.N. 2009. Preferensi Larva
Cumi-cumi Sirip
Besar terhadap
Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas Cahaya pada Waktu Pengamatan yang
Berbeda. [Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
25. Subani, W. 1983. Penggunaan Cahaya
sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan. [Disertasi]. Jakarta: Balai Penelitian
Perikanan Laut. 26.
Effendi. “Lampu Celup Bawah Air Lacuba, Lampu Pemanggil Ikan.
” Web.
24 Mar.
2011. http:www.warintek.ristek.go.iddownl
oadlacuba.htm 27.
Ismajaya. 2007. Hubungan Suhu Permukaan
Air dengan
Daerah Penangkapan Ikan Tongkol di Perairan
Teluk Palabuhanratu,
Jawa Barat
[Skripsi]. Bogor:
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram alir
Mulai Penyediaan Alat dan Bahan
Paralon 1 p=23cm; d=5inci
Paralon 2 p=23cm; d=5inci
Paralon 3 p=23cm; d=5inci
Paralon 4 p=23cm; d=5inci
Tutup salah satu ujung dengan mika t=1.5mm
Susun senter dan pemberat ke dalam paralon ujung yang mika harus lebih berat dari ujung satunya
Tutup ujung satunya dengan dop dop telah diberi pengait tambang
Lampu selesai Uji intensitas
Celupkan satu lampu ke sampel air, sekitar 0.3 m
Ukur intensitas dengan Luxmeter kedalaman 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1 m
dari sumber cahaya Bandingkan dengan
lampu kontrol intensitas lampu philips
Pengujian lampu pada operasi penangkapan
Variasi penangkapan: tanpa lampu hari ke-1, dua lampu hari ke-2 dan empat lampu hari ke-3, sebanyak 5 kali ulangan
Analisis data Penyusunan laporan penelitian
Selesai Penulusuran pustaka
Lampiran 2. Konversi nilai satuan lux
menjadi Wm
2
Data pada lampu bawah air
Jarak m I
u
lux I
a
lux
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 13350
8290 5200
3690 2990
2540 2120
1920 1690
1520 1460
13310 8190
5080 3550
2840 2390
1970 1770
1530 1360
1290
Lux merupakan satuan rapat daya. Rapat daya =
1 lux = ; 1 lumen = 0.0015 W
= 1.5 x 10
-3
W Jadi, 1 lux = 1.5 x 10
-3
Konversi pada I
u
x = 0 m
13350 lux = 13350 x 1.5 x 10
-3
= 20.025
x = 0.1 m
8290 lux = 8290 x 1.5 x 10
-3
= 12.435
x = 0.2 m
5200 lux = 5200 x 1.5 x 10
-3
= 7.800
x = 0.3 m
3690 lux = 3690 x 1.5 x 10
-3
= 5.535
x = 0.4 m
2990 lux = 2990 x 1.5 x 10
-3
= 4.485
x = 0.5 m
2540 lux = 2540 x 1.5 x 10
-3
= 3.810
x = 0.6 m
2120 lux = 2120 x 1.5 x 10
-3
= 3.180
x = 0.7 m
1920 lux = 1920 x 1.5 x 10
-3
= 2.880
x = 0.8 m
1690 lux = 1690 x 1.5 x 10
-3
= 2.535
x = 0.9 m
1520 lux = 1520 x 1.5 x 10
-3
= 2.280
x = 1 m
1460 lux = 1460 x 1.5 x 10
-3
= 2.190
Konversi pada I
a
x = 0 m
13310 lux = 13310 x 1.5 x 10
-3
= 19.965
x = 0.1 m
8190 lux = 8190 x 1.5 x 10
-3
= 12.285
x = 0.2 m
5080 lux = 5080 x 1.5 x 10
-3
= 7.620
x = 0.3 m
3550 lux = 3550 x 1.5 x 10
-3
= 5.325
x = 0.4 m
2840 lux = 2840 x 1.5 x 10
-3
= 4.260
x = 0.5 m
2390 lux = 2390 x 1.5 x 10
-3
= 3.585
x = 0.6 m
1970 lux = 1970 x 1.5 x 10
-3
= 2.955
x = 0.7 m
1770 lux = 1770 x 1.5 x 10
-3
= 2.655
x = 0.8 m
1530 lux = 1530 x 1.5 x 10
-3
= 2.295
x = 0.9 m
1360 lux = 1360 x 1.5 x 10
-3
= 2.040
x = 1 m
1290 lux = 1290 x 1.5 x 10
-3
= 1.935
Data lampu kontrol
Jarak m
I
u
samping lux
I
u
bawah lux
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 6310
3240 1260
791 623
547 424
332 261
223 5760
1620 851
526 351
259 208
181 173
162
Lux merupakan satuan rapat daya. Rapat daya =
1 lux = ; 1 lumen = 0.0015 W
= 1.5 x 10
-3
W Jadi, 1 lux = 1.5 x 10
-3
Konversi pada I
u
samping
x = 0.1 m
6310 lux = 6310 x 1.5 x 10
-3
= 9.465
x = 0.2 m
3240 lux = 3240 x 1.5 x 10
-3
= 4.860
x = 0.3 m
1260 lux = 1260 x 1.5 x 10
-3
= 1.890
x = 0.4 m
791 lux = 791 x 1.5 x 10
-3
= 1.186
x = 0.5 m
623 lux = 623 x 1.5 x 10
-3
= 0.934
x = 0.6 m
547 lux = 547 x 1.5 x 10
-3
= 0.820
x = 0.7 m
424 lux = 424 x 1.5 x 10
-3
= 0.636
x = 0.8 m
332 lux = 332 x 1.5 x 10
-3
x = 0.9 m
261 lux = 261 x 1.5 x 10
-3
= 0.391
x = 1 m
223 lux = 223 x 1.5 x 10
-3
= 0.334
Konversi pada I
u
bawah
x = 0.1 m
5760 lux = 5760 x 1.5 x 10
-3
= 8.640
x = 0.2 m
1620 lux = 1620 x 1.5 x 10
-3
= 2.430
x = 0.3 m
851 lux = 851 x 1.5 x 10
-3
= 1.276
x = 0.4 m
526 lux = 526 x 1.5 x 10
-3
= 0.789
x = 0.5 m
351 lux = 351 x 1.5 x 10
-3
= 0.526
x = 0.6 m
259 lux = 259 x 1.5 x 10
-3
= 0.388
x = 0.7 m
208 lux = 208 x 1.5 x 10
-3
= 0.312
x = 0.8 m
181 lux = 181 x 1.5 x 10
-3
= 0.271
x = 0.9 m
173 lux = 173 x 1.5 x 10
-3
= 0.259
x = 1 m
162 lux = 162 x 1.5 x 10
-3
= 0.243
= 0.498
Lampiran 3. Perhitungan untuk mencari nilai koefisien pemudaran air k
Perhitungan dilakukan dengan persamaan 4.1. Data yang digunakan yaitu nilai I
u
dan I
a
lampu bawah air.
I
a
= I
u
e
-
kx
= e
-
kx
ln = ln e
-
kx
ln = -kx ln e
ln = -kx
k = -
k
0.1
= - = 0.121 m
-1
k
0.2
= - = 1.17 m
-1
k
0.3
= - = 0.129 m
-1
k
0.4
= - = 0.129 m
-1
k
0.5
= - = 0.122 m
-1
k
0.6
= - = 0.122 m
-1
k
0.7
= - = 0.116 m
-1
k
0.8
= - = 0.124 m
-1
k
0.9
= - = 0.124 m
-1
k
1
= - = 0.124 m
-1
k
rata-tara
= =
k
rata-tara
= 0.123 m
-1
Lampiran 4. Perhitungan untuk mencari
nilai I
a
lampu kontrol
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.1.
I
a
= I
u
e
-kx
; e = 2.718 Data lampu kotrol
Jarak m
I
u
samping Wm
2
I
u
bawah Wm
2
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 9.465
4.860 1.890
1.186 0.934
0.820 0.636
0.498 0.391
0.334 8.640
2.430 1.276
0.789 0.526
0.388 0.312
0.271 0.259
0.243
Menghitung nilai I
a
samping
x = 0.1 m
I
a
= 9.465 x
= 9.349
x = 0.2 m I
a
= 4.860 x
= 4.741
x = 0.3 m I
a
= 1.890 x
= 1.821
x = 0.4 m I
a
= 1.186 x
= 1.129
x = 0.5 m I
a
= 0.934 x
= 0.879
x = 0.6 m I
a
= 0.820 x
= 0.762
x = 0.7 m I
a
= 0.636 x
= 0.583
x = 0.8 m I
a
= 0.498 x
= 0.451
x = 0.9 m I
a
= 0.391 x
= 0.351
x = 1 m I
a
= 0.334 x
= 0.295
Menghitung nilai I
a
bawah
x = 0.1 m
I
a
= 8.640 x
= 8.535
x = 0.2 m I
a
= 2.430 x
= 2.371
x = 0.3 m I
a
= 1.276 x
= 1.230
x = 0.4 m I
a
= 0.789 x
= 0.751
x = 0.5 m I
a
= 0.526 x
= 0.495
x = 0.6 m I
a
= 0.388 x
= 0.360
x = 0.7 m I
a
= 0.312 x
= 0.286
x = 0.8 m I
a
= 0.271 x
= 0.246
22
x = 0.9 m
I
a
= 0.259 x
= 0.232
x = 1 m I
a
= 0.243 x
= 0.214
Lampiran 5. Dokumentasi
a Uji intensitas lampu bawah air
b Penggunaan lampu pada bagang
lampu bagang menyala
c Pengangkatan jaring bagang
d Pengambilan ikan
e Hasil tangkapan yang kurang baik
f Hasil tangkapan yang baik
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram alir
Mulai Penyediaan Alat dan Bahan
Paralon 1 p=23cm; d=5inci
Paralon 2 p=23cm; d=5inci
Paralon 3 p=23cm; d=5inci
Paralon 4 p=23cm; d=5inci
Tutup salah satu ujung dengan mika t=1.5mm
Susun senter dan pemberat ke dalam paralon ujung yang mika harus lebih berat dari ujung satunya
Tutup ujung satunya dengan dop dop telah diberi pengait tambang
Lampu selesai Uji intensitas
Celupkan satu lampu ke sampel air, sekitar 0.3 m
Ukur intensitas dengan Luxmeter kedalaman 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1 m
dari sumber cahaya Bandingkan dengan
lampu kontrol intensitas lampu philips
Pengujian lampu pada operasi penangkapan
Variasi penangkapan: tanpa lampu hari ke-1, dua lampu hari ke-2 dan empat lampu hari ke-3, sebanyak 5 kali ulangan
Analisis data Penyusunan laporan penelitian
Selesai Penulusuran pustaka
Lampiran 2. Konversi nilai satuan lux
menjadi Wm
2
Data pada lampu bawah air
Jarak m I
u
lux I
a
lux
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 13350
8290 5200
3690 2990
2540 2120
1920 1690
1520 1460
13310 8190
5080 3550
2840 2390
1970 1770
1530 1360
1290
Lux merupakan satuan rapat daya. Rapat daya =
1 lux = ; 1 lumen = 0.0015 W
= 1.5 x 10
-3
W Jadi, 1 lux = 1.5 x 10
-3
Konversi pada I
u
x = 0 m
13350 lux = 13350 x 1.5 x 10
-3
= 20.025
x = 0.1 m
8290 lux = 8290 x 1.5 x 10
-3
= 12.435
x = 0.2 m
5200 lux = 5200 x 1.5 x 10
-3
= 7.800
x = 0.3 m
3690 lux = 3690 x 1.5 x 10
-3
= 5.535
x = 0.4 m
2990 lux = 2990 x 1.5 x 10
-3
= 4.485
x = 0.5 m
2540 lux = 2540 x 1.5 x 10
-3
= 3.810
x = 0.6 m
2120 lux = 2120 x 1.5 x 10
-3
= 3.180
x = 0.7 m
1920 lux = 1920 x 1.5 x 10
-3
= 2.880
x = 0.8 m
1690 lux = 1690 x 1.5 x 10
-3
= 2.535
x = 0.9 m
1520 lux = 1520 x 1.5 x 10
-3
= 2.280
x = 1 m
1460 lux = 1460 x 1.5 x 10
-3
= 2.190
Konversi pada I
a
x = 0 m
13310 lux = 13310 x 1.5 x 10
-3
= 19.965
x = 0.1 m
8190 lux = 8190 x 1.5 x 10
-3
= 12.285
x = 0.2 m
5080 lux = 5080 x 1.5 x 10
-3
= 7.620
x = 0.3 m
3550 lux = 3550 x 1.5 x 10
-3
= 5.325
x = 0.4 m
2840 lux = 2840 x 1.5 x 10
-3
= 4.260
x = 0.5 m
2390 lux = 2390 x 1.5 x 10
-3
= 3.585
x = 0.6 m
1970 lux = 1970 x 1.5 x 10
-3
= 2.955
x = 0.7 m
1770 lux = 1770 x 1.5 x 10
-3
= 2.655
x = 0.8 m
1530 lux = 1530 x 1.5 x 10
-3
= 2.295
x = 0.9 m
1360 lux = 1360 x 1.5 x 10
-3
= 2.040
x = 1 m
1290 lux = 1290 x 1.5 x 10
-3
= 1.935
Data lampu kontrol
Jarak m
I
u
samping lux
I
u
bawah lux
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 6310
3240 1260
791 623
547 424
332 261
223 5760
1620 851
526 351
259 208
181 173
162
Lux merupakan satuan rapat daya. Rapat daya =
1 lux = ; 1 lumen = 0.0015 W
= 1.5 x 10
-3
W Jadi, 1 lux = 1.5 x 10
-3
Konversi pada I
u
samping
x = 0.1 m
6310 lux = 6310 x 1.5 x 10
-3
= 9.465
x = 0.2 m
3240 lux = 3240 x 1.5 x 10
-3
= 4.860
x = 0.3 m
1260 lux = 1260 x 1.5 x 10
-3
= 1.890
x = 0.4 m
791 lux = 791 x 1.5 x 10
-3
= 1.186
x = 0.5 m
623 lux = 623 x 1.5 x 10
-3
= 0.934
x = 0.6 m
547 lux = 547 x 1.5 x 10
-3
= 0.820
x = 0.7 m
424 lux = 424 x 1.5 x 10
-3
= 0.636
x = 0.8 m
332 lux = 332 x 1.5 x 10
-3
x = 0.9 m
261 lux = 261 x 1.5 x 10
-3
= 0.391
x = 1 m
223 lux = 223 x 1.5 x 10
-3
= 0.334
Konversi pada I
u
bawah
x = 0.1 m
5760 lux = 5760 x 1.5 x 10
-3
= 8.640
x = 0.2 m
1620 lux = 1620 x 1.5 x 10
-3
= 2.430
x = 0.3 m
851 lux = 851 x 1.5 x 10
-3
= 1.276
x = 0.4 m
526 lux = 526 x 1.5 x 10
-3
= 0.789
x = 0.5 m
351 lux = 351 x 1.5 x 10
-3
= 0.526
x = 0.6 m
259 lux = 259 x 1.5 x 10
-3
= 0.388
x = 0.7 m
208 lux = 208 x 1.5 x 10
-3
= 0.312
x = 0.8 m
181 lux = 181 x 1.5 x 10
-3
= 0.271
x = 0.9 m
173 lux = 173 x 1.5 x 10
-3
= 0.259
x = 1 m
162 lux = 162 x 1.5 x 10
-3
= 0.243
= 0.498
Lampiran 3. Perhitungan untuk mencari nilai koefisien pemudaran air k
Perhitungan dilakukan dengan persamaan 4.1. Data yang digunakan yaitu nilai I
u
dan I
a
lampu bawah air.
I
a
= I
u
e
-
kx
= e
-
kx
ln = ln e
-
kx
ln = -kx ln e
ln = -kx
k = -
k
0.1
= - = 0.121 m
-1
k
0.2
= - = 1.17 m
-1
k
0.3
= - = 0.129 m
-1
k
0.4
= - = 0.129 m
-1
k
0.5
= - = 0.122 m
-1
k
0.6
= - = 0.122 m
-1
k
0.7
= - = 0.116 m
-1
k
0.8
= - = 0.124 m
-1
k
0.9
= - = 0.124 m
-1
k
1
= - = 0.124 m
-1
k
rata-tara
= =
k
rata-tara
= 0.123 m
-1
Lampiran 4. Perhitungan untuk mencari
nilai I
a
lampu kontrol
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.1.
I
a
= I
u
e
-kx
; e = 2.718 Data lampu kotrol
Jarak m
I
u
samping Wm
2
I
u
bawah Wm
2
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 9.465
4.860 1.890
1.186 0.934
0.820 0.636
0.498 0.391
0.334 8.640
2.430 1.276
0.789 0.526
0.388 0.312
0.271 0.259
0.243
Menghitung nilai I
a
samping
x = 0.1 m
I
a
= 9.465 x
= 9.349
x = 0.2 m I
a
= 4.860 x
= 4.741
x = 0.3 m I
a
= 1.890 x
= 1.821
x = 0.4 m I
a
= 1.186 x
= 1.129
x = 0.5 m I
a
= 0.934 x
= 0.879
x = 0.6 m I
a
= 0.820 x
= 0.762
x = 0.7 m I
a
= 0.636 x
= 0.583
x = 0.8 m I
a
= 0.498 x
= 0.451
x = 0.9 m I
a
= 0.391 x
= 0.351
x = 1 m I
a
= 0.334 x
= 0.295
Menghitung nilai I
a
bawah
x = 0.1 m
I
a
= 8.640 x
= 8.535
x = 0.2 m I
a
= 2.430 x
= 2.371
x = 0.3 m I
a
= 1.276 x
= 1.230
x = 0.4 m I
a
= 0.789 x
= 0.751
x = 0.5 m I
a
= 0.526 x
= 0.495
x = 0.6 m I
a
= 0.388 x
= 0.360
x = 0.7 m I
a
= 0.312 x
= 0.286
x = 0.8 m I
a
= 0.271 x
= 0.246
22
x = 0.9 m
I
a
= 0.259 x
= 0.232
x = 1 m I
a
= 0.243 x
= 0.214
Lampiran 5. Dokumentasi
a Uji intensitas lampu bawah air
b Penggunaan lampu pada bagang
lampu bagang menyala
c Pengangkatan jaring bagang
d Pengambilan ikan
e Hasil tangkapan yang kurang baik
f Hasil tangkapan yang baik
ABSTRAK
MARTUA EDISON SIHOMBING. Pengaruh Intensitas Cahaya Lampu Bawah Air dengan
Senter Light Emitting Diode pada Reaksi Fototaksis Ikan di Perairan Kepulauan Seribu. Dibimbing oleh Dr. Ir. IRZAMAN, M. Si dan HERIYANTO SYAFUTRA, S. Si, M. Si.
Permasalahan penangkapan ikan dengan bagan apung adalah kurang terfokusnya ikan pada areal jaring. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan
membuat lampu bawah air yang dapat menarik ikan untuk mendekati areal jaring. Lampu bawah air dengan senter LED telah berhasil dibuat dengan menggunakan senter Toyasaki TL-300. Lampu
bawah air dirancang agar kedap air. Dilakukan pengujian terhadap lampu bawah air, yaitu mengukur intensitas cahaya di udara I
u
dan intensitas cahaya di air I
a
dengan jarak 0.1-1 m dari sumber cahaya. Hasil yang diperoleh digunakan untuk mencari koefisien pemudaran air k. Nilai
k yang diperoleh diambil dari nilai k
rata-rata
yaitu sebesar 0,123 m
-1
. Nilai k digunakan untuk mencari nilai I
a
kontrol, dimana nilai I
u
kontrol telah dicari terlebih dahulu dari sumber cahaya lampu Philips tipe PLC-26 W. Melalui perbandingan antara nilai I
a
lampu bawah air dengan I
a
kontrol, ditentukan jarak lampu bawah air dari permukaan laut pada operasi penangkapan ikan. Penggunaan lampu pada operasi penangkapan ikan dilakukan dengan 0 lampu, 2 lampu dan
4 lampu. Jarak lampu bawah air dari permukaan adalah 0.3 m. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil tangkapan dengan 4 lampu lebih banyak dibandingkan dengan 0 lampu dan 2 lampu.
Hasil tangkapan dengan 0 lampu dan 2 lampu hanya memiliki sedikit perbedaan. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai intensitas lampu bawah air dengan 4 lampu dapat membuat reaksi
fototaksis ikan menjadi positif, sehingga hasil tangkapan bagan apung semakin tinggi.
Kata Kunci: bagan apung, lampu bawah air, intensitas cahaya, koefisien pemudaran air, reaksi fototaksis, hasil tangkapan
BAB I PENDAHULUAN