Analisis Perbandingan Pendanaan Leasing Dengan Kredit Bank Dalam Pengadaan Mesin Photo Copy

SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN LEASING DENGAN KREDIT BANK DALAM PENGADAAN MESIN PHOTO COPY
(STUDI KASUS PT COFFINDO MEDAN)
OLEH NURMA YUNITA
120522107
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015

PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Perbandingan Pendanaan Leasing Dengan Kredit Bank Dalam Pengadaan Mesin Photo Copy” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 30 April 2015
Nurma Yunita 120522107
i

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN LEASING DENGAN KREDIT
BANK DALAM PENGADAAN MESIN PHOTO COPY STUDI KASUS PT. COFFINDO MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran dalam memilih alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan antara leasing dan kredit bank. Dalam penelitian ini menggunakan metode present value cash out flow dan analisis kebaikan dan keburukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, untuk membiayai mesin photo copy, alternatif yang menguntungkan adalah dengan Leasing karena present value Leasing lebih rendah dibandingkan dengan kredit bank, di mana kas keluar dengan alternatif leasing yang diperoleh sebesar Rp 325.160.344,- sedangkan pada kredit bank diperoleh sebesar Rp 353.081.047,79,-. Beberapa keuntungan dari leasing menunjukan hal seperti pembayaran angsuran yang lebih rendah, tidak adanya jaminan tambahan dan leasing menjadi suatu alternatif pembiayaan dalam skala besar. Jadi dengan menggunakan sumber pembiayaan Leasing akan lebih menguntungkan. Kata kunci: alternatif pembiayaan, leasing, kredit bank.
ii


ABSTRACT ANALIZE OF COMPARISON BETWEEN LEASING AND BANK CREDIT
IN PROCUREMENT PHOTO COPY MACHINE CASE STUDY AT PT. COFFINDO MEDAN
This study aims to identify and provide an overview in selecting a more favorable financing alternative between leasing and bank loans. In this study using the present value cash out flow and analysis of good and evil. The result showed that for vehicle finance operation, a favorable alternative is the cash out flow of leasing loans is lower than the bank credit, where the lease alternative cash out flow that was obtained for Rp 325.160.344,- while the cash out flow of bank loans obtained Rp 353.081.047,79,-. Some of the advantages of leasing shoes as a lower installment payment, the absence of additional collateral and leasing into an alternative financing on large scale. So by using a leasing financing would be more profitable. Keywords: alternative financing, leasing, bank credit
iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini berjudul “Analisis Perbandingan Pendanaan Leasing Dengan Kredit Bank Dalam Pengadaan Mesin Photo Copy” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Nurzaimah M.M, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra Mutia Ismail M.M, Ak. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. 6. Bapak Hotmal Jafar M.M, Ak. Selaku Dosen Pembanding yang telah memeberikan saran dan masukan kepada penulis. 7. Kepada suami saya tercinta Aryanta Syaputra S.Kom yang telah memberikan saya dukungan moril dan materil dalam penyelesaian skripsi ini.
iv

8. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak Samsir Alamsyah dan Ibu Kamelia yang telah memberikan kasih sayang , dukungan moril dan materiil serta teman-teman seperjuangan saya angkatan 2012 di kelas Akuntansi Ekstensi yang telah bersama-sama dari semester awal hingga akhir, semoga kita sukses ke depannya.
9. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya buat kita semua. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ke depan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.
Medan, April 2015 Penulis,
Nurma Yunita NIM : 120522107
v

DAFTAR ISI


Halaman

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR.............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................

i ii iv vi viii ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1.2 Perumusan Masalah............................................................ 1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian..............................................................

1 1 6 7 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 2.1 Tinjauan Pustaka.................................................................. 2.1.1 Leasing .................................................................... 2.1.2 Kredit bank.............................................................. 2.1.3 Aktiva Tetap.......................................... .................. 2.2. Penelitian Terdahulu........................................................... 2.3 Kerangka Konseptual ......................................................... 2.4 Penjelasan Kerangka Konseptual dan Hipotesis ................

9 9 10 16 23 28 29 29

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 3.1 Jenis Penelitian.................................................................... 3.2 Populasi Penelitian.............................................................. 3.3 Jenis Data ............................................................................ 3.4 Metode dan Pengumpulan Data .......................................... 3.5 Metode Analisis data...........................................................

31 31 31 32 32 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 4.1 Gambaran Perusahaan......................................................... 4.2 Penentuan Bersarnya Kebutuhan Dana............................... 4.3 Analisis Sumber Pendanaan Leasing Dan Kredit ............... 4.3.1 Pendanaa Dengan Leasing......................................... 4.3.2 Pendanaan Dengan Kredit Bank................................ 4.3.3 Perbedaan Biaya Antara Lease Dan Kredit Bank......


36 36 37 37 37 40 42

BAB V Kesimpulan Dan Saran.............................................................. 44 5.1 Kesimpulan ......................................................................... 44

vi

5.2 Saran ................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 45
vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel
2.1 3.1 4.1 4.2 4.3
4.4 4.5
4.6

Judul

Halaman


Penelitian Terdahulu.......................................................... 28 Defenisi Operasional Pengukuran Variabel ...................... 34 Present Value Leasing 2 Unit Mesin ................................. 39 Tabel Aliran Kas Keluar Untuk Opsi Pembelian 2 Mesin …39 Arus Kas Keluar Untuk Pendanaan Melalui Kredit Bank 1 1 Mesin .............................................................................. 40 Detail Pembayaran Angsuran ............................................ 41 Arus Kas Keluar Untuk Pendanaan Melalui Kredit Bank Untuk 2 Mesin ................................................................... 42 Perbedaan Arus Kas Keluar Antara Leasing Dan Kredit Bank Untuk Mesin Photo Copy Sebelumnya.................... 42

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ........................................................ 28

ix

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN LEASING DENGAN KREDIT
BANK DALAM PENGADAAN MESIN PHOTO COPY STUDI KASUS PT. COFFINDO MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran dalam memilih alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan antara leasing dan kredit bank. Dalam penelitian ini menggunakan metode present value cash out flow dan analisis kebaikan dan keburukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, untuk membiayai mesin photo copy, alternatif yang menguntungkan adalah dengan Leasing karena present value Leasing lebih rendah dibandingkan dengan kredit bank, di mana kas keluar dengan alternatif leasing yang diperoleh sebesar Rp 325.160.344,- sedangkan pada kredit bank diperoleh sebesar Rp 353.081.047,79,-. Beberapa keuntungan dari leasing menunjukan hal seperti pembayaran angsuran yang lebih rendah, tidak adanya jaminan tambahan dan leasing menjadi suatu alternatif pembiayaan dalam skala besar. Jadi dengan menggunakan sumber pembiayaan Leasing akan lebih menguntungkan. Kata kunci: alternatif pembiayaan, leasing, kredit bank.

ii

ABSTRACT ANALIZE OF COMPARISON BETWEEN LEASING AND BANK CREDIT
IN PROCUREMENT PHOTO COPY MACHINE CASE STUDY AT PT. COFFINDO MEDAN
This study aims to identify and provide an overview in selecting a more favorable financing alternative between leasing and bank loans. In this study using the present value cash out flow and analysis of good and evil. The result showed that for vehicle finance operation, a favorable alternative is the cash out flow of leasing loans is lower than the bank credit, where the lease alternative cash out flow that was obtained for Rp 325.160.344,- while the cash out flow of bank loans obtained Rp 353.081.047,79,-. Some of the advantages of leasing shoes as a lower installment payment, the absence of additional collateral and leasing into an alternative financing on large scale. So by using a leasing financing would be more profitable. Keywords: alternative financing, leasing, bank credit
iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang untuk perlengkapan kegiatan pendukung dalam suatu
perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus dipenuhi.Dokumen merupakan hal yang penting untuk kegiatan perusahaan. Pengembangan dan perluasan usaha dapat dilakukan dengan cara penambahan aset tetap atau investasi. Aktivitas ini membutuhkan dana yang besar. Kebutuhan akan dana tersebut dapat diperoleh dengan beberapa cara, namun yang perlu diperhatikan adalah cara perusahaan mengelola dan menghitung alternatifalternatif pemenuhan dana demi menghindari pengeluaran perusahaan yang terlalu besar. Dalam pengelolaan dana perusahaan perlu diperhatikan masalah aliran dana (cash flow).
Perusahaan perlu memprediksi berapa besar dan jangka waktu pembayaran suatu investasi.“Aliran kas bagaikan darah yang terus-menerus mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut melangsungkan kehidupannya” (Riyanto, 2010:93). Aliran dana yang terjadi dalam perusahaan merupakan dana yang berasal dari sumber dana perusahaan, baik sumber intern maupun ekstern. “Sumber dana internal yang ada di perusahaan terdiri atas laba ditahan dan depresiasi. Sumber dana eksternal yaitu sumber dana yang tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain di luar perusahaan”(Martono dan Harjito, 2005:17). Sumber dana eksternal dapat terdiri dari hutang (jangka pendek dan jangka panjang) dan modal sendiri.
1

Besarnya dana yang harus disiapkan merupakan alasan utama perusahaan memilih sumber dana ekternal dalam membiayai pengadaan aset tetapnya.
Pemenuhan kebutuhan pendanaan dalam pengadaan aset tetap dapat dilakukan dengan cara sewa guna usaha (leasing) atau dengan hutang jangka panjang (pengajuan kredit pada bank). Kedua sumber pendanaan tersebut mampu membantu perusahaan tanpa mengganggu aktivitas operasional perusahaan yang membutuhkan modal. Pendanaan leasing dan hutang jangka panjang merupakan sumber dana eksternal yang mempunyai karakteristik cash flow serupa. Cash flow dari kedua pendanaan tersebut sama-sama bersifat anuited.
Pada hutang jangka panjang mempunyai pengaruh pajak yang berbeda sebagai akibat dari pembebanan bunga menurun dan depresiasi, sedangkan pada leasing beban sewa mempunyai pengaruh pajak secara tetap sampai akhir periode. Disamping alasan karena karakteristik tersebut, tingkat kemudahan atau tingkat kesulitan prosedur dalam proses leasing dan hutang jangka panjang relatif berbeda. Parameter utama bagi perusahaan dalam memilih salah satu alternatif tersebut adalah sejauh mana alternatif tersebut menciptakan arus kas keluar terkecil.Pemilihan alternatif pendanaan berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam pengadaan aset tetap.Pengadaan aset tetap diperlukan pemikiran dan perhitungan yang cermat, supaya keputusan pendanaan yang dipilih bisa menguntungkan atau meminimalisasi biaya yang dikeluarkan perusahaan. Analisis kelayakan sumber pendanaan aset tetap tersebut dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV), dimana keputusan diambil dengan membandingkan present value cash outflow hutang jangka panjang dengan present value cash outflow
2

leasing. Sumber pendanaan yang memiliki present value cash outflow lebih kecil akan digunakan oleh perusahaan dalam pengadaan aset tetap.
Alternatif lain dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan dana adalah melalui pinjaman bank. Analisis dan segala macam pertimbangan yang cukup matang harus benar-benar dikaji karena pengambilan pinjaman dari bank akan berhubungan dengan biaya riil yang nantinya harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2011:96). Tujuan kredit dari perusahaan adalah untuk meningkatkan volume usaha dan hasil usaha yang akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Dengan tujuan tersebut maka dapat diharapkan terjadi peningkatan kegiatan usaha dalam suatu perekonomian.Untuk memilih alternatif sumber pendanaan yang tepat perlu adanya analisis investasi sumber pendanaan antara leasing dan kredit bank, karena keduanya sama-sama menimbulkan kewajiban bagi perusahaan.Dengan cara menganalisis maka akan dapat diketahui alternatif mana yang lebih baik sehingga keputusan pendanaan yang diambil dapat menguntungkan bagi perusahaan.
Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa latin, credere, yang berarti kepercayaan. Misalkan, seorang nasabah debitur yang memperoleh kredit dari bank adalah tentu seseorang yang mendapat kepercayaan dari bank.Hal ini
3

menujukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk menjamin uang untuk membeli berbagai kebutuhan dan produk dan akan membayarnya kembali pada jangka waktu yang telah di perjanjikan.
Aset tetap dapat dikelompokkan menjadi dua menurut sifatnya, yaitu aset tetep berwujud dan aset tetap tidak berwujud.Baridwan menyatakan (2004:271272) aset tetap berwujud sifatnya permanen yang digunakan perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan.Aset tetap tersebut dikelompokkan menjadi aset tetap yang umurnya tidak terbatas dan aset yang umurnya terbatas.Aset tetap tidak berwujud digunakan untuk menunjukkan aset-aset yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik seperti, merk, software, lisensi, hak cipta dan hak paten.
Berdasarkan KEPMENKEU No. 1169/ 1991 tentang kegiatan usaha leasing, yang dimaksud leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentukpenyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dan hak opsi (finance lease) atau hak guna usaha tanpa opsi ( operating lease) untuk digunakan oleh leaseselama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala ( Pasal 1 huruf a KEPMENKEU Nomor 1169 / 1991).
Berdasarkan pada Pasal 1 surat keputusan bersama Tiga Menteri; Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian No
4

KEP.122/MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974 dan No. 30/Kpb/1974 tanggal 7 Februari 1974, menyebutkan bahwa leasing itu adalah : “ Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan Hak Plih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk memberi barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama “.
Beberapa kajian empiris yang mengkaji tentang perbandingan alternatif pembiayaan antara sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank dilakukan oleh: I kadek putra (2012), Danu andika, dkk (2012), Hiras (2008).menunjukan bahwa kredit bank lebih menguntungkan dari pada menggunakan leasing karena keuntungan yang diperoleh berupa penghematan aliran kas keluar, biaya setelah pajak lebih kecil dari pada leasing dan angsuran perbulan lebih kecil.Namun lain halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Vasanta Rao Chigurupati (2006) di mana hasil penelitian menunjukan bahwa sewa guna usaha (leasing) lebih menguntungkan dari pada kredit bank, keuntungan yang diperoleh adalah berupa penghematan pajak, perolehan aktiva tetap tanpa adanya anggunan dan kemudahan prosedur.
Salah satu perusahaan yang ingin meninjau ulang mengenai keputusan untuk penambahan mesin Photo Copy melalui leasing atau kredit Bank adalah perusahaan kopi yaitu PT. Coffindo, dimana sebelumnya perusahaan tersebut telah menggunakan mesin Photo Copy secara leasing kepada salah satu lessor yaitu PT. Astragraphia, dengan biaya sebesar 140.861.204 selama 2 tahun, biaya
5

ini dinilai cukup besar untuk biaya mesin Photo Copy yang harga belinya hanya sebesar 140.000.000, selain itu leasing ini merupakan leasing operasional yaitu dimana lease hanya mendapat hak untuk menyewa barang tersebut dan tidak bisa membeli barang tersebut, maka untuk peninjauan ulang mengenai leasing ini PT. Coffindo ingin mendapatkan informasi mengenai alternatif mana yang paling tepat untuk pengadaan penambahan mesin Photo Copy dan apakah keputusan selama ini sudah benar dalam hal penghematan pengeluaran perusahaan?
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang apakah alternatif leasingyang selama ini dipilih oleh pihak manajemen perusahaan sudah tepat dan manakah pilihan yang terbaik antara Leasingdan kredit bank untuk pembelian asset tetap dalam hal ini mesin Photo Copydengan judul : “Analisis Perbandingan Pendanaan Leasing Dengan Kredit Bank Dalam Pengadaan Mesin Photo Copy” (Studi Kasus Pada Perusahaan PT. Coffindo Medan)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasikan beberapa maslah sebagai berikut:
1. Apakah alternative dalam pengadaan mesin photo copy secara leasing selama ini merupakan keputusan yang benar?

2. Alternatif pembiayaan manakah antara leasing dan kredit bank yang lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk penambahan mesin photo copy?
6

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dipaparkan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah : “Untuk mengetahui alternatif pembiayaan manakah yang paling menguntungkan perusahaan dalam pengadaan mesin Photo Copy antara leasing dan kredit bank”.
1.4 Manfaat Penelitian Melalui hasil penelitian ini, manfaat yang diharapkan penulis adalah: 1. Bagi Penulis Menabah wawasan penulis, sehingga memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan mengenai penambahan aktiva tetap. 2. Bagi Perguruan Sebagai syarat mendapatkan S1 (Strata Satu) dan sebagai pelengkap kepustakaan dibidang penelitian mengenai Analisis Perbandingan Pendanaan Leasing Dengan Kredit Bank Dalam Pengadaan Mesin Photo Copy. 3. Bagi Pembaca
7

Untuk menambah wawasan mengenai alternatif pembiayaan antara leasing dan kredit Bank sebagai refrensi bagi pembaca yang ingin melakukan hal tersebut.
4. Bagi Manajemen Perusahaan Mengetahui alternative yang pantas untuk pengadaan mesin photo copybaru , dan keputusan untuk alternative mesin photo copy yang telah digunakan selama ini melalui leasing, apakah akan memperpanjang kontrak leasing atau meminjam kredit bank.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan 8

kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, seandainya perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang akan memaximumkan nilai perusahaan adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 2004: 263).
Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaximumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih.
Sumber pendanaan di dalam perusahaan dibagi kedalam dua kategori, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal.Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan hutang. 2.1.1 Leasing
9

Usaha leasing diperkenalkan untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga menteri :Menteri Keuangan, Menteri Perdaganggan, dan Menteri Perindustrian dengan No. Kep-122/MK/2/1974, No. 32/MSK/2/1974 dan No.30/Kpb/I/74 tanggal 7 pebruari 1974 tentang “Perizinan Usaha Leasing”.
Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri yang dimuat PAI menjelaskan leasing sebagai berikut:

“Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasaran pembayaranpembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.”
MenurutStice (2007) “Leasing adalah sebuah kontrak yang merinci persyaratan-persyaratan dimana pemilik properti, yaitu lessor(yang menyewakan) mentransfer hak penggunaan properti kepada lessee (penyewa).”
Adapun Jenis-Jenis lease dapat ditinjau berdasarkan: 1. Ditinjau dari segi lessee
a. Operating lease b. Capital (Finance) Lease
Untuk mengetahui mana operating lease dan mana capital lease diatur dalam FASB Statement No. 13. Kriteria yang menjadi pedoman agar dianggap sebagai capital lease adalah:
10

• Lease memindahkan hak pemilikan harta pada lessee pada akhir periode lease berakhir.
• Kontrak lease memiliki alternative membeli atau tidak membeli.
• Persyaratan kontrak harus sama dengan 75% atau lebih dari taksiran umur ekonomis dari aktiva yang dilease.
• Present value pada awal periode termasuk pembayaran lease minimum (tidak termasuk bagian yang merupakan biaya eksekusi) sama atau melebihi 90% dari harga pasar dari aktiva (kecuali kalau umur ekonomisnya hanya 25%).
Jika salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi dianggap sebagai operating lease. PAI merumuskan kriteria penggelompokan transaksi sewa guna usaha Operating atau finance sebagai berikut: Berhubung dasar petimbangan utama yang digunakan adalah atas makna ekonomi, maka suatu transaksi sewa guna usaha akan dikelompokkan sebagai capital lease bagi penyewa guna atau finance lease bagi perusahaan sewa guna usaha apabila dipenuhi semua kriteria berikut ini: 1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli
aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa
11

guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. 2. Seluruh pembayaran yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease). 3. Masa sewa guna usaha minimum 2 tahun.
Kalau salah satu kriteria tersebut diatas tidak terpenuhi maka sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). 2. Ditinjau dari lessor a. Operating lease b. Sales Type Lease c. Direct Finance Lease d. Leveraged Lease
Untuk membedakan 4 jenis lease diatas maka kriteria yang digunakan adalah: 1. Menentukan mana operating lease ditetapkan oleh kriteria
yang empat yang disebut diatas. 2. Untuk menentukan mana yang disebut sales type, direct
financing, dan leveraged tergantung pada persyaratan yang

12

ditetapkan pada saat penandatangannan lease. Persyartan itu sebagai berikut: 1. Tingkat penagihan pembayaran lease dapat ditargetkan. 2. Tidak terdapat ketidakpastian yang menyangkut jumlah
biaya yang tidak dapat diremburse yang akan dibebankan lessor menurut kontrak lease.
Jika lease tersebut tidak memenuhi kriteria ini maka lease tidak dapat dikelompokkan sebagai operating lease. Adapun pengertian masing-masing lease tersebut adalah: 1. Sales Type Lease
Adalah jenis lease yang sesuai dengan kriteria diatas dan transaksi lease diatur sedemikian rupa sehingga lessor mengakui laba/rugi atas transaksi tersebut disamping bunga. Harga pasar yang wajar dari harta yang dilease mesti berbeda dengan harga pokoknya. 2. Direct Financing Lease Dalam jenis ini lessor tidak merealisir laba rugi dari transaksi itu tetapi mencatat pendapatan bunga. Harga pasar yang wajar biasanya sama dengan harga pokok barang yang dilease. 3. Leveraged Lease Leveraged lease adalah salah satu jenis direct financing lease. Namun berbeda dalam hal pihak yang terlibat.
13

Dalam tipe ini ada 3 pihak yang terlibat yaitu lessee, kreditor dan lessorr (equity participant). Sifat- sifat lain dari leverage lease ini adalah: 1. Pembiayaan yang diberikan untuk kreditur jangka
panjang harus tanpa recourse, kecuali atas harga lease. Jumlah pembiayaan harus menyamai bahwa lessor memiliki leverage dalam transaksi. 2. Net investment dari lessor turun pada awal lease dan naik setelah beberapa tahun kemudian sebelum periode eliminasi.
Keuntungan dan kerugian leasing diantaranya sebagai berikut: 1. Keuntungan bagi lessee
a. Lesseeakan terhindar dari kebutuhan dana besar dan biaya bunga yang tinggi.
b. Lease mengurangi risiko keusangan, karena ia dapat mengoperkan barang yang di lease kepada pihak lessor setelah pemakaiannya.
c. Perjanjian lease lebih flexible karena lebih bebas dibandingkan perjanjian utang lainnya. Lessor yang
14

pintar akan dapat menyesuaikan perjanjian lease terhadap kebutuhan perusahaan. d. Lease tidak menambah pos hutang dineraca dan tidak mempengaruhi rasio leverage. 2. Kerugian bagi lessee a. Lessee wajib memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan lessor untuk melindungi peralatannya misalnya dalam bentuk pembatasan pengoperasian barang, perlindungan asuransi, dan lain-lain. b. Lessee bisa saja kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan barang pada saat akhir lease untuk beberapa jenis barang. c. Lease khussunya financial lease mungkin kurang tepat bila lessee hanya membutuhkan aktiva dalam jangka pendek, karena jika dibatalkan sebelum perjanjian selesai, akan menimbulkan biaya yang cukup besar. d. Karena barang yang dilease tidak dapat dicatat sebagai asset maka tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kredit Bank. e. Hak menggunakan barang lease merupakan intangible asset yang tidak dapat disajikan dalam neraca sebagai aktiva tetap.
15

3. Keuntungan bagi lessor a. Hak kepemilikan masih ada dipihak lessor, sehingga merupakan faktor pengaman yang lebih kuat dibandingkan dengan barang jaminan berupa hipotek sekalipun. b. Lessor berhak secara hukum untuk menjual barang yang dilease dan biasanya lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan penjualan melalui lelang. c. Dalam operating lease, lessor secara akuntansi masih berhak untuk melakukan pembebanan penyusutan atas barang yang di-lease untuk tujuan penghematan pajak.

4. Kerugian bagi lessor a. Sebagai pemilik lessor memiliki risiko besar jika barang yang di-lease mendapat tuntutan dari pihak ketiga. Misalnya jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain yang disebabkan oleh bang yang di-lease tersebut. b. Dalam hal adanya complaint lessor tidak bisa mengklaim pabrik atau supliernya secara langsung,
16

tindakan tersebut harus dilakukan oleh lessee sebagai pemakai barang barang tersebut. c. Ia tetap bertangung jawab atas pembayaran kewajiban tertentu karena pemilikan barang. d. Walaupun mempunyai hak secara hukum menjual barang lease, namun lessor belum tentu bebas dari berbagai ikatan seperti gadai atau kewajiban lain.
Beberapa istilah dalam leasing 1. Bargain purcahase Option, dalah merupakan pilihan yang ditawarkan kepada lessee bilamana kontrak lease berakhir maka lessee dapat membeli barang lease itu dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar. 2. Bargain Renewal Option, adalah hak lease untuk memperbaharui kontrak lease setelah kontrak berakhir dengan sewa yang lebih rendah dari harga pasar. 3. Contingent Rentals adalah sewa yang dapat naik atau turun yang tergantung pada faktor- faktor tertulis yang terjadi setelah dimulainya kontrak. 4. Estimated economic Life, adalah taksiran umur penggunaan dari asset yang di lease dengan asumsi pemeliharaan asset tersebut dilaksanakan sebagaimana mestinya.
17

5. Estimated Residual Value adalah taksiran nilai asset tersebut pada akhir kontrak.
6. Executory cost adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan transaksi lease seperti biaya asuransi, pemeliharaan, pajak, baik yang dibayar lessee maupun lessor.
7. Intial-Direct-Cost adalah biaya yang dibayarkan oleh lessor yang langsung berkaitan dengan penyelesaian transaksi lease seperti komisi, akte notaris, biaya pemeriksaan, dan lain-lain.
8. Lease Termadalah periodelease yang tetap yang tidak dapat dibatalkan ditambah dengan: a. Periode yang ditetapkan dalam bargain renewal option. b. Periode, bilamana gagal melakukan renewal dikenakan denda pada lessee sejumlah tertentu pada saat permulaan lease. c. Periode yang ditetapkan oleh kebiasaan renewal option. Selama periode jaminan oleh lessee terhadap utang lease diharapkan berlaku efektif. d. Periode dimana kebiasaan renewal sebelum tanggal bargain purchase option berlaku.
18

e. Periode yang merupakan masa renewal atas perpanjangan lease atas pilihan lessor.
2.1.2. Kredit Bank Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa latin, credere,
yang berarti kepercayaan. Misalkan, seorang nasabah debitur yang memperoleh kredit dari bank adalah tentu seseorang yang mendapat kepercayaan dari bank.Hal ini menujukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk menjamin uang untuk membeli berbagai kebutuhan dan produk dan akan membayarnya kembali pada jangka waktu yang telah di perjanjikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentuyang diizinkan oleh bank atau badan lain.
Dalam Pasal 1 butir 11 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
19


antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Berdasarkan pengertian diatas menunjukan bahwa prestasi yang wajib dilakukan oleh debitur atas kredit yang diberikan kepadanya adalah tidak semata -mata melunasi utangnya tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditor terhadap nasabah peminjam sebagai debitur.Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur.
Dapat dikatakan dalam hubungan bahwa kreditor (yang memberi kredit, lazimnya bank) dalam hubungan perkreditan dengan debitor (nasabah, penerima kredit) mempunyai kepercayaan, bahwa debitor dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, dapat mengembalikan (membayar kembali) kredit bersangkutan.Dalam masyarakat umum istilah kredit sudah tidak asing lagi dan bahkan dikatakan popular (dan merakyat), sehingga dalam bahasa sehari- hari sudah di campurbaurkan begitu saja dengan istilah utang.Bahkan dalam dunia pendidikan dengan sistem kredit semester yang baru, istilah kredit sudah memiliki konotasi khusus tersendiri.
20

Berdasarkan pengertian kredit seperti yang tersebut diatas maka Menurut Thomas Suryapto (1996:223) “ada unsur- unsur dari kredit “, yaitu : a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benarbenar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya.Dengan adanya resiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit. d. Prestasi, yaitu yang diberikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa barang, jasa atau uang.
Untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah dikemudian hari, penilaian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap suatu permohonan kredit dilakukan dengan berpedoman kepada Formula 4P dan 5C. Formula 4P dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Personality
21

Dalam hal ini pihak bank mencari data secara lengkap mengenai kepribadian si pemohon kredit, antara lain mengenai riwayat hidupnya, pengalamannya dalam berusaha, pergaulan dalam masyarakat, dan lainlain. Hal ini diperlukan untuk menentukan persetujuan kredit yang diajukan oleh pemohon kredit. 2. Purpose Selain mengenai kepribadian (Personality) dari pemohon kredit, bank juga mencari data tentang tujuan atau penggunaan kredit tersebut sesuai line of bussines kredit bank yang bersangkutan. 3. Prospect
Dalam hal ini bank harus melakukan analisis secara cermat dan mendalam tentang bentuk usaha yang akan dilakukan oleh si pemohon kredit.Misalnya, apakah usaha yang dijalankan oleh pemohon kredit mempunyai prospek di kemudian hari ditinjau dari aspek ekonomi dan kebutuhan masyarakat. 4. Payment Bahwa dalam penyaluran kredit, bank harus mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan dari pemohon kredit untuk melunasi kredit dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Mengenai formula 5C dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Character :
Bahwa calon nasabah debitor memiliki watak, moral, dan sifat-sifat pribadi yang baik.Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk
22

mengetahui tingkat kejujuran integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitor untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya.Informasi ini dapat diperoleh oleh bank melalui riwayat usaha, dan informasi usahausaha yang sejenis.
2. Capacity Yang dimaksud dengan capacity dalam hal ini adalah kemampuan
calon nasabah debitor untuk mengelola kegiatan usahanya dan mampu melihat prospektif masa depan, sehingga usahanya akan dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan, yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam jumlah dan jangka waktu yang telah ditentukan. Pengukuran kemampuan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan materil, yaitu melakukan penilaian terhadap keadaan neraca, laporan rugi laba, dan arus kas (cash flow) usaha dari beberapa tahun terakhir.Melalui pendekatan ini, tentu dapat diketahui pula mengenai tingkat solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas usaha serta tingkat resikonya.Pada umumnya untuk menilai capacity seseorang didasarkan pada pengalamannya dalam dunia bisnis yang dihubungkan dengan pendidikan dari calon nasabah debitor, serta kemampuan dan keunggulan perusahaan dalam melakukan persaingan usaha dengan pesaing lainnya. 3. Capital
23

Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian tehadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit. Penyelidikan ini tidaklah semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi lebih difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha tersebut, sehingga segala sumber yang telah ada dapat berjalan secara efektif. 4. Collateral
Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman (back up) atas resiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitor di kemudian hari, misalnya kredit macet.Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit baik utang pokok maupun bunganya. 5. Condition of Economy
Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi yang diakibatkan oleh kondisi ekonomi tersebut.
Dalam masyarakat yang modern, perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun secara tulisan.Perjanjian merupakan salah satu kerangka hukum perdata dikalangan pakar yang menimbulkan berbagai pandangan.Terdapat banyak sekali isitlah dan pengertian mengenai hukum perjanjian.
24

Secara yuridis, Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadao satu orang atau lebih”.Dari ketentuan pasal ini jelaslah bagi kita bahwa persetujuan yang bersifat sepihak, yaitu persetujuan yang hanya menimbulkan kewajiban pada satu pihak saja.
Suatu Perjanjian adalah semata – mata suatu persetujuan yang diakui oleh hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha, dan menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang, seperti jual-beli barang, tanah, pemberian kredit, asuransi,pengangkutan barang, pembentukan organisasi usaha, dan sebegitu jauh menyangkut tenaga kerja. 2.1.3. Aktiva Tetap
Di Indonesia, aset tetap sering diistilahkan dengan kata aktiva yang memiliki arti, aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (Simamora 2000: 298).
Pada PSAK No.16 tahun 2009 menjabarkan aset tetap sebagai aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.Pada dasarnya aset tetap adalah aset berwujud yang dapat dipergunakan secara berulang-ulang, tidak dimaksudkan untuk dijual tetapi
25

digunakan dalam rangka kegiatan utama perusahaan.Berkaitan dengan umur dari suatu aset maka terdapat istilah depresiasi yang diartikan sebagai pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa gunanya atau dapat disebut sebagai biaya yang dibebankanakibat penggunaan aset tetap dalam proes produksi.
Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.16 (2004:16.2) :
“Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Sifat dari aktiva tetap diantaranya: 1. Masa manfaatnya jangka panjang atau lebih dari satu tahun. 2. Dimiliki dan digunakan dalam operasi normal perusahaan untuk
menghasilkan barang atau jasa. 3. Tidak ditujukan untuk dijual kembali atau diperdagangkan untuk
mendapatkan keuntungan dari penjualan aktiva tersebut Aktiva tetap dapat dikelompokkan kedalam dua golongan yaitu 1. Aktiva Tetap Berwujud
Zaki Baridwan (1992:271) mengungkapkan : “Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan
26

normal”. Jadi aktiva tetap berwujud ini mempunyai sifat permanen atau dengan kata lain dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Aktiva tetap berwujud ini masih dibagi lagi menjadi :
a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, contoh Tanah
b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habismasa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva aktiva sejenis. Misalnya Bangunan, Mesin, Peralatan, Kendaraan dan lain-lain.
c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habismasa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis. Misalnya sumber-sumber alam seperti hasiltambang, hutan, dan lain-lain.
2. Aktiva Tetap tidak Berwujud
Menurut Zaki Baridwan (1992:355) aktiva tetap tidak berwujudadalah : “Aktiva -aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Kenapa tidak menpunyai bentuk fisik ?Pada umumnya aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki yang dapat digunakan lebih dari satu tahun”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:19.3): “Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat
27

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif”.
Aktiva tidak berwujud antara lain dapat berbentuk lisensi, merek dagang, (termasuk merek produk), hak paten, hak cipta, waralaba. Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud
PenyusutanMenurut Standar AkuntasiKeuangan (2004:17.1): “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi”.Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
1. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas 3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam
produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi 4. Faktor yang harus dipertimbangan dalam perhitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva.
28

Metode penyusutan Aktiva Tetap 1. Metode penyusutan garis lurus yang dipakai dalam perpajakan,hanya metode ini digunakan terhadap aktiva golongan bangunan. 2. Metode Jumlah Angka Tahun Metode ini adalah salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Metode penyusutan ini tidak diperkenankan dalam perhitungan penghasilan kena pajak. 3. Metode Saldo Menurun Ganda Metode ini termasuk metode penyusutan yang dipercepat dan dapat dipakai dalam perpajakan . Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama setiap tahun.Penyusutan dihitung dangan mengalikan tarif dengan nilai buku yang sama kecil. 4. Metode Satuan Produksi Penyusutan terhadap beberapa Janis aktiva seperti mesin, kendaraan lebih sesuai apabila metode satuan produksi yang digunakan.
29

2.2 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis juga mengutip beberapa data dari penelitian terdahulu, dimana nama- nama peneliti terdahulu
juga penulis cantumkan didalam tabel perbandingan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu sebagai berikut: Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Sekarang dengan Sebelumnya

No. Nama Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Danu Andika (2012)
2 I Kadek Putra Negara (2012)
3 Hiras (2008) Vasanta Rao Chigurupati
4 (2006)

Analisis Perbandingan Pendanaan Leasing Dengan Hutang Jangka Panjang Dalam Pengadaan Aset Tetap Alternatif Pembiayaan Untuk Pengadaan Kendaraan Operasional Antara Leasing Dan Kredit Bank. Keputusan Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Leasing dan Bank Kaitannya Dengan Penghematan Pajak
Capital market frictions, Leasing and Investment

Leasing , Hutang Jangka Panjang , Aset Tetap
Leasing , Hutang Jangka Panjang , Kendaraan Operasional
Leasing , Hutang Jangka Panjang , Aset Tetap, Penghematan Pajak
Leasing, Kredit Bank, Aset Tetap

Alternatif Hutang Jangka Panjang Dinilai lebih menguntungkan Perusahaan
Alternatif kredit bank lebih menguntungkan dibandingkan dengan Leasing Alternatif kredit bank lebih menguntungkan dibandingkan dengan Leasing
Alternatif leasing lebih menguntungkan dibandingkan dengan Leasing

30

2.3 Kerangka Konseptual PT.COFFINDO
Alternatif Pembiayaan

Leasing

Kredit Bank

Mesin Photo Chopy
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Penjelasan Kerangka Konseptual Dalam kerangka konseptual menerangkan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa alternative, diantaranya leasing atau kredit Bank.Adapun masing- masing alternative tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan. sebagai suatu organisasi yang berorientasi kepada laba, maka suatu perusahaan harus memegang prinsip ekonomi, dimana biaya yang harus di keluarkan sebisanya ditekan, maka dari itu agar tidak salah dalam mengambil keputusan dilakukan analisis terlebih dahulu untuk menentukan Alternatif pembiayaan mana yang akan digunakan untuk memperoleh aktiva tetap dalam hal ini mesin Photo Copy.
32

Beberapa hal yang akan di perhitungkan yaitu present value dari kedua alternative, dan cash of flow yang terendah dari kedua Alternatif tersebut. Alternatif mana yang mempunyai keuntungan yang lebih maka alternative itulah yang akan dipilih dalam hal pengadaan aktiva tetap didalam suatu organisasi.
33

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus.Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitan yang memeberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kontur, 2004:105).Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat gambaran secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009:54).
3.2 Populasi Penelitian Menurut Sugiono (2006 :55), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas :obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun didalam penelitian saya ini tidak terdapat populasi dikarenakan penelitian ini bersifat studi kasus di satu perusahaan.
3.3 Jenis Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder yaitu data yang sudah
diolah oleh pihak perusahaan.
34

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diambil berdasarkan faktur tagihan biaya leasing, selama kontrak berjalan yaitu selama 2 tahun, dari tahun 2013 s/d 2014.Pola penelitian ini dilakukan dengan du