Teknik Analisis Data Instrumen Penelitian
66
b. Belu E’pa : Turun bekerja tetapi saat malam datang tetap bermalam di
kebun Dalam sistem bertani
Belu E’pa yakni saat tidak pulang atau bermalam mereka melakukan usaha pelebaran wilayah desa dalam hal ini berperang
melawan musuh-musuh. Hukum dalam berperang waktu itu adalah yang kalah mundur dan yang menang maju dalam artian menguasai wilayah yang
ditinggalkan oleh yang kalah. Masa peperangan ini oleh masyarakat Waipukangdikenal dengan masa
Perang Padji
Waipukang –
Demong
. Titik tempat bertempur dan masyarakat tradisional Waipukangberhasil mengusir
Demong
antara lain dari lokasi Waipukang,
Demong
yang kalah mundur menuju Kumanamang Bukit Wai Ara, dan sesudah itu dipukul mundur terus
sebagian dari mereka
Demong
menuju Lewokuma dekat Belang dan sebagian menuju Kolibuto sekarang dikenal dengan Merdeka =
wua koli buto, malu mara deka, hope go mala ga
Sistem bertani
Belu Bote dan Belu Epa
meninggalkan sebuah bukti sejarah, berupa tempat yang bernama
Hada Bler
. Tempat ini sebagai tempat istirahat yang berfungsi juga sebagai tempat menghitung jumlah anggota
masyarakat yang akan turun ke Riang One Watan Waipukangataupun yang akan kembali ke Wutung Riang One. Saat masa peperangan, wilayah ini berada
di bawah pemerintahan Raja Adonara yang bernama Arkian Kamba. Untuk mendamaikan pihak yang bertikai maka Raja Arkian Kamba turun melakukan
Lela Nuho-Padju Sabok
yakni memancangkan bendera kain putih sebagai tanda perdamaian.
67
Dalam masa pemerintahan Raja Arkian Kamba, untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat maka diperintahkan masyarakat
ribu ratu
yang berada di Wutung Riang One sekarang Dusun 1 Namatukan maka raja
meminta orang-orang tua yang berpengaruh atau sebagai penguasa memimpin masyarakat Wutung Riang One dalam hidup bermasyarakat, yang sekarang
dikenal sebagai tuan tanah Hada Nilan, Labi Hada : anak dari Hada Nilan, Osama Labi : meninggal dalam perang dan dikuburkan di Nahu Olla, Haru
Bala : anak dari Osama Labi, mempunyai anak Ola tokan, Lega haru, Luli, Ola Tokan : anak sulung dari Haru Bala dan Temukung Labi Ola untuk melakukan
He’de Kede
-
Ledan’ Kau
-
Pahang’Mahang’ di Riang One dusun 1 Namantukan.
Pahang Mahang-Mula Watu Nobo Tenobo
, adalah tempat
behing bau lolong
untuk kepentingan
lewotanah dan ribu ratu
yang dilakukan oleh tuan tanah. Dalam menjalankan fungsi sebagai penguasa, maka tuan
tanah menjalankan fungsinya sebagai pemimpin dibantu oleh orang-orang yang dipercaya dan menempati bagian-bagian tertentu dari kampung Riang One
yakni Werang bagian utara kampung, Lein bagian selatan kampung, Riang Timu bagian timur kampung, Riang Wara bagian barat kampung.
Mereka-mereka yang mendiami kampung Riang One yang sekarang disebut Laranwutun atau Waipukangantara lain :
a. Suku Atanila
b. Suku Tedemaking
c. Suku Lemaking
d. Suku Domaking