Pengaruh Keadilan terhadap Tax Avoidance Pengaruh Administrasi Perpajakan terhadap Tax Avoidance

2.9.2. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

2.9.2.1. Pengaruh Keadilan terhadap Tax Avoidance

Setiap wajib pajak mempunyai kewajiban dalam membayar pajaknya sesuai ketentuan yang berlaku. Menurut Prabowo 2002, dalam bukunya mengutarakan bahwa sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undang diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, sedangkan adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak. Pemikiran tentang pentingnya keadilan bagi seseorang termasuk dalam pembayaran pajak juga akan mempengaruhi sikap mereka dalam melakukan pembayaran pajak. Semakin rendahnya keadilan yang berlaku menurut pesepsi seorang wajib pajak maka tingkat kepatuhannya akan semakin menurun Rahman, 2013. Hal tersebut juga dijelaskan dalam penelitian Ardyaksa 2014, yang menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan perpajakan dalam suatu negara adalah fakor keadilan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis: H1: Keadilan berpengaruh negatif terhadap Tax Avoidance

2.9.2.2. Pengaruh Administrasi Perpajakan terhadap Tax Avoidance

Membayar pajak bukanlah merupakan tindakan yang semudah dan sesederhana membayar untuk mendapatkan sesuatu bagi masyarakat, tetapi dalam pelaksanaannya penuh dengan hal yang emosional. Kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya diindikasikan menjadi faktor yang mendorong orang pribadi maupun badan usaha untuk melakukan tindakan tax avoidance penghindaran pajak yang sering kali menjurus pada praktik tax evasion penggelapan pajak, yang merupakan salah satu tindakan kriminal dalam perpajakan. Umumnya setiap wajib pajak cenderung untuk meloloskan diri dari kewajibannya untuk menyetorkan pajak Mutia, 2014. Kepatuhan wajib pajak dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi pajak suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak yang merupakan faktor yang berasal dari pemerintah, sedangkan faktor yang berasal dari diri wajib pajak yaitu: tingkat pemahaman, pengalaman, penghasilan Muslim, 2007 dalam Mutia, 2014. Administrasi perpajakan dituntut bersifat dinamis sebagai upaya peningkatan penerapan kebijakan perpajakan yang efektif. Kriteria fisibilitas administrasi menuntut agar sistem pajak baru meminimalisasi biaya administrasi administrative cost dan biaya kepatuhan compliance cost serta menjadikan administrasi pajak sebagai bagian dari kebijakan pajak Sofyan, 2005 dalam Fasmi 2012. Hal- hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain pertama, adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat. Kedua, pembayaran melalui e-Banking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja. Ketiga, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar. Keempat adalah bahwa peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdatar. Kelima, adalah pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register dari website pajak. Hal ini akan memudahkan wajib pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat Widayati, 2010. Pelayanan fiskus sangat berpengaruh terhadap wajib pajak dalam membayar pajaknya. Jadi, fiskus dituntut untuk memberikan pelayanan yang ramah, adil, dan tegas setiap saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab membayar pajak. Pemberian jasa oleh aparat pajak kepada wajib pajak besar manfaatnya sehingga dapat menimbulkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kemampuan fiskus dalam berinteraksi yang baik dengan wajib pajak adalah dasar yang harus dimiliki fiskus dalam melayani wajib pajak sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam membayar pajaknya Fikrianingrum, 2012. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak selain pelayanan fiskus yang baik. Penegakan hukum perpajakan juga akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Undang-undang yang mengatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, agar peraturan perpajakan dipatuhi maka harus ada sanksi perpajakan bagi para pelanggarnya Muliari dan Setiawan, 2009:2 dalam Mutia 2014. Kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan fiskus yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib pajak. Keramah- tamahan petugas pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan termasuk dalam pelayanan perpajakan tersebut Mutia, 2014. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. H2: Administrasi Perpajakan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance

2.9.2.3. Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak terhadap Tax

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA SINGOSARI

3 23 106

PENGARUH KUALITAS SISTEM PERPAJAKAN, RESIKO AUDIT, AKUNTABILITAS, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

1 1 20

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN MODUL PENERIMAAN NEGARA (MPN) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA KEDATON (Study Kasus pada KPP Pratama Kedaton) Khomsiyah, Universitas Trisakti Rico Yanuar, Universitas Bandar Lampung Rosmiaty Tarmizy, Univ

0 0 14

PENGARUH ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KUALITAS LAYANAN FISKUS, TERHADAP PERILAKU WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada wajib pajak Badan di kantor pelayanan pajak Malang Selatan)

2 11 16

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG

0 3 14

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

PENGARUH TAX AMNESTY, PERTUMBUHAN EKONOMI, KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA PEKANBARU TAMPAN

0 0 10

PENGARUH PEMAHAMAN PERPAJAKAN, PENERAPAN E-SYSTEM PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMBAYAR PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KUDUS

0 1 18

PENGARUH SOSIALISASI, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN, PENERAPAN E-FILLING DAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kudus dan Pati)

1 1 19

PENGARUH PEMANFAATAN APLIKASI E-SPT MASA PPN DENGAN E-FAKTUR TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada KPP Pratama Jepara)

0 0 16