50
4.2 Pembahasan
4.2.1 Keterampilan Proses Sains
Penerapan pendekatan contextual berbasis proyek dalam penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains
siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah merancang percobaan, mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan.
Pada siklus I pembelajaran yang disajikan dengan menerapkan pembelajaran contextual berbasis proyek, diperoleh nilai rata-rata hasil
keterampilan preoses sains siswa sebesar 62,14 dengan ketuntasan klasikal mencapai 62,86. Berdasarkan indikator keberhasilan pada penelitian ini, siklus I
belum memenuhi kategori keberhasilan. Hal ini disebabkan karena siswa baru mengenal metode proyek, sehingga siswa masih mengalami kebingungan ketika
proses pembelajaran berlangsung. Nilai terendah yang diperoleh dari siklus I menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan data awal, yaitu dari 52
menjadi 40, hal ini dikarenakan pada siklus I siswa masih banyak yang kebingungan dalam penyesuaian dengan metode pembelajaran, namun hal
tersebut dapat teratasi dalam siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil keterampilan proses sains siswa sebesar 85,57 dengan ketuntasan klasikal
mencapai 97,14. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai g = 0,62 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan untuk hasil keterampilan proses sains siswa
dari siklus I ke siklus II dengan kriteria peningkatan sedang karena 0,3 g 0,7. Peningkatan keterampilan proses sains yang diperoleh dalam kriteria
sedang yaitu 0,62, keberartian signifikansi dari peningkatan gain dalam
51
kriteria sedang tersebut dapat dikatakan bahwa pendekatan contextual berbasis proyek dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif. Menurut
Cahya 2009: 89 penerapan pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah serta
mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Sejalan dengan penelitian Cahya, Muadah 2011:59 juga mnyebutkan bahwa pembelajaran berbasis proyek
menunjukkan efektivisas yang signifikan dalam peningkatan kemampuan komunikasi ilmiah dan hasil belajar siswa.
Peningkatan keterampilan proses sains siswa merupakan akibat dari penerapan pembelajarn contextual berbasis proyek yang menyebabkan siswa aktif
dalam melaksanakan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat Wena 2009:144 yang menyatakan bahwa Project Based Learning merupakan model
pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam investigasi pemecahan masalah dan memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata. Anni 2006:157 juga menyatakan bahwa, jika dalam
belajar siswa diberikan pengalaman secara langsung maka motivasi siswa dalam belajar akan meningkat. Dalam penelitian ini siswa tidak lagi pasif dalam
pembelajaran, siswa tidak hanya menghafal informasi yang diberikan oleh guru, melainkan lebih aktif membangun pengetahuan mereka sendiri dengan
keterampilan-keterampilan yang mereka miliki, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa selama penelitian, pada aspek merancang percobaan, mengkomunikasikan
hasil ataupun dalam menyimpulkan. Dengan membangun pengetahuan mereka
52
secara mandiri akan membantu siswa mempermudah dalam memahami konsep dari suatu permasalahan.
4.2.2 Hasil Belajar Kognitif