PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAPINANG T.A 2014/2015.
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL DIKELAS X SMANEGERI 1KOTAPINANG T.A. 2014/2015
Oleh :
Muhammad Alipta
NIM 4101311003
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ALLAH SWT, atas segala kasih dan
karunia-Nya yg telah memberikan kesehatah kepada penulis sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di
Kelas X SMA Negeri 1 Kotapinang T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan
Matematika Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Denny Haris. S.Si,
M.Pd, Bapak Drs. Syafari. M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Zul Amry, M.si, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Dr. Edy Surya,
M.Si selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua
Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor
UNIMED dan seluruh bapak dan ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1
Kotapinang Bapak Solichin, M.Pd, serta kepada Ibu Asmidah Noer, S.Pd selaku
guru matematika yang telah membantu penulis selama penelitan. Teristimewa
v
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tersayang Rasimah Harahap
dan Ayahanda Muhari L yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dorongan,
semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya
skripsi ini. Dan juga terima kasih kepada teman teristimewa saya Safrida Hayani
Harahap
yang
selalu
memberikan
dorongan
dan
semangat
sehingga
terselesaikannya skripsi ini, juga teman-teman seperjuangan di kelas matematika
Dik A 2010 yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat.
Medan,
Penulis
Februari 2015
Muhammad Alipta
NIM. 410131103
iii
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL DIKELAS X SMANEGERI 1KOTAPINANG T.A. 2014/2015
Muhammad Alipta
(4101311003)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah
matematika siswa SMA Negeri 1 Kotapinang T.A
2014/2015 dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dibagi ke dalam 2 sikulus, siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan
siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
X-1 SMA Negeri 1 Kotapinang T.A 2014/2015 dengan jumlah siswa 32 orang.
Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Cara pengambilan data dilakukan melalui
observasi dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM).
Untuk mengetahui kelemahan siswa dalam memecahkan masalah
matematika maka diberikan tes kemampuan awal dan diperoleh rata-rata 40 atau
dalam kategori sangat rendah. Dari hasil tes kemampuan masalah I diperoleh
ketuntasan klasikal 46,88% dengan rata – rata nilai tes 61,41 (kategori
kemampuan rendah). Karena persentase ketuntasan masalah belum tercapai
makadiberikan tindakan lanjutan pada siklus II, maka diberikan tes kemampuan
pemecahan masalah II. Dari hasil tes kemampuan masalah II diperoleh bahwa
ketuntasan klasikal 87,5% dengan rata – rata nilai tes 78,52 (kategori kemampuan
sedang). Ketuntasan klasikal meningkat 40,62% dari hasil tes kemampuan
pemecahan masalah I dan rata – rata nilai tes meningkat 17,11.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Kontekstual
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
materi SPLDV di SMA Negeri 1 Kotapinang. Disarankan agar penerapan
pendekatan kontekstual ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran
yang efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika.
1vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
4
4
5
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1
Pengertian Belajar
2.1.2
Pembelajaran Matematika
2.1.3
Masalah dalam Pembelajaran Matematika
2.1.4
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
2.1.5
Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
2.1.6
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
2.1.7
Teori-Teori yang Relevan dengan Pendekatan Kontekstual
2.1.8
Elemen dan Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
2.1.8.1 Tahapan Pembelajaran Kontekstual
2.2
Materi Pelajaran
2.3
Kerangka Konseptual
16
22
25
26
27
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
3.2.2. Objek Penelitian
3.2. Jenis Penelitian
3.3. Prosedur Penelitian
3.2.1
SIKLUS I
3.2.2
SIKLUS II
3.3
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1
Tes
3.3.2
Observasi
35
35
35
35
35
35
35vii
36
38
39
39
40
6
6
6
8
10
12
15
2
3.4
Teknik Analisis Data
3.4.1
Reduksi Data
3.4.2
Paparan Data
3.5
Simpulan Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif
Pemecahan Masalah I)
4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2
Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II53
4.1.2.1 Permasalahan
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif
Pemecahan Masalah II)
4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi Siklus II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
40
40
40
41
44
44
44
44
45
45
47
48
51
53
54
54
56
57
59
60
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
64
64
64
DAFTAR PUSTAKA
65
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
41
Tabel 3.2 Rata- rata Penilaian Akhir
43
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal
44
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Siklus I berdasarkan Pengamatan Guru Matematika
48
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus I
50
Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Siswa berdasarkan Aspek
Kemampuan Pemecahan Masalah I
54
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Siklus II berdasarkan Pengamatan Guru Matematika
57
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus II
58
Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Siswa berdasarkan Aspek
Kemampuan Pemecahan Masalah II
59
Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus
62
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Siklus I
Dan Siklus II berdasarkan Aspek Kemampuan
Pemecahan Masalah
62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Kesulitan Pemecahan Masalah
Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Gambar Dokumentasi
2
35
124
x
DAFTAR LAMPIRAN
Tes Kemampuan Awal
66
Alternatif Penyelesaian Tes Awal
68
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
71
Hasil Tes Awal
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I
74
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II
78
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III
82
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV
86
Lembar Aktivitas Siswa I (LAS-1)
90
Lembar Aktivitas Siswa II (LAS-II)
94
Lembar Aktivitas Siswa III (LAS-III)
97
Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS-IV)
98
Kisi –Kisi Test Kemampuan Pemecahan Masalah I
99
Kisi –Kisi Test Kemampuan Pemecahan Masalah II
100
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
101
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
103
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
105
Alternatif Peyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
109
Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
113
Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
115
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
119
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
121
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
123
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
125
Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I)
127
Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II)
128
Deskripsi Skor Hasil TKPM I dan TKPM II
129
Daftar Kode dan Nama Siswa
130
Dokumentasi Penelitian
131
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai
dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas untuk membekali siswa agar
memiliki kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah
kehidupan nyata.
Menurut US. Departement of Education the National School-to-Work
Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001 (Trianto, 2009):
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and
learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga
negara, dan tenaga kerja.
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan
mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah
dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga kerja (Trianto, 2009).
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang
erat dengan pengalaman sesungguhnya (Trianto, 2009).
Pandangan bahwa kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan
umum pembelajaran matematika, mengandung pengertian bahwa matematika
dapat membantu mengasah kemampuan memecahkan persoalan, baik dalam
pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya kemampuan
pemecahan masalah ini menjadi tujuan umum pembelajaran matematika.
Pandangan pemecahan masalah sebagai inti dan utama dalam kurikulum
matematika, berarti pemecahan lebih mengutamakan proses dan strategi yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan dari pada hanya sekedar hasil. Sehingga
1
2
keterampilan proses dan strategi dalam memecahkan masalah tersebut menjadi
kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar,
dapat menghambat kemampuan belajar matematika siswa dalam pemecahan
masalah, sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu pendekatan pembelajaran
untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menghendaki situasi belajar yang alamiah, yaitu siswa belajar
dengan sungguh-sungguh dengan cara mengalami dan menemukan sendiri
pengalaman belajarnya. Ketika siswa belajar matematika, maka yang dipelajari
adalah penerapan matematika yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi
pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran
kontekstual.
Siswa berperan sebagai self-regulated learner, artinya pembelajaran
pendekatan ini siswa harus dilibatkan dalam pengalaman nyata atau simulasi
sehingga dapat bertindak sebagai seorang ilmuwan atau orang dewasa.
Pendekatan ini tentu tidak dirancang agar guru memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada siswa, tetapi guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran
dengan upaya memberikan dorongan agar siswa bersedia melakukan sesuatu dan
mengungkapkannya secara verbal.
Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran
dilakukan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan
awal tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan bimbingan
guru agar siswa aktif dalam membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran
akan bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalamannya
yang telah dimiliki siswa.
Permasalahan rendahnya hasil belajar matematika dialami siswa di SMA
Negeri 1 Kotapinang. Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa orang
siswa kelas X-1, kurangnya minat siswa pada pelajaran matematika apalagi pada
3
saat mengerjakan latihan, disebabkan karena siswa menganggap sulit belajar
matimatika sehingga mengakibatkan mereka merasa jenuh dan bosan selama
proses pembelajaran berlangsung. Pandangan seperti ini akan mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah siswa. Polmer Panjaitan, selaku guru bidang
studi matematika di SMA Negeri 1 Kotapinang (dalam wawancara 13 Maret
2014) menyatakan bahwa : “Sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran
Matematika disebabkan pengetahuan dasarnya yang masih kurang dan karena
siswa tidak paham tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa merasa materi
tersebut adalah materi yang sulit. Mereka merasa sulit mengerjakan suatu soal
yang berbeda dengan contoh yang diberikan apalagi dalam bentuk soal cerita”.
Hal ini juga sejalan dengan hasil tes kemampuan awal yang diberikan
peneliti pada tanggal 13 Maret 2014 kepada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1
Kotapinang untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dan kemampuan pemecahan
masalah awal siswa.
Gambar 1.1 Contoh Kesulitan Pemecahan Masalah
Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan
masalah tentang materi Sistem Persamaan Dua Variabel kepada siswa SMA
Negeri 1 Kotapinang di kelas X-1 sebanyak 3 butir soal. Dari 32 siswa yang
mengikuti tes, diperoleh hanya 13 orang yang bisa menjawab 1 soal dengan benar.
Namun hanya 4 orang siswa yang tuntas (nilai ≥ 65). Skor rata-rata siswa 29,83.
Rata- rata kelas ini masuk ke dalam kategori sangat rendah.
4
Melihat
fenomena
tersebut,
maka
perlu
diterapkan
suatu
sistem
pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata dan melibatkan peran siswa secara aktif. Karena pembelajaran
yang bermakna membuat siswa selalu ingat pada pelajaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di Kelas X
SMA Negeri 1 Kotapinang T.A 2014/2015”
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, ada beberapa masalah
yang diidentifikasi dalam penelitian ini, yaitu :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sangat rendah.
2. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk cerita
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut perlu batasan masalah pada
penelitian ini untuk menghindari persepsi dan perluasan masalah, maka penelitian
ini ditekankan pada pembelajaran kontekstual dengan konsep masyarakat belajar
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika kelas X-1 SMA Negeri 1 Kotapinang. Pembatasan dilakukan peneliti
lebih fokus untuk membahas permasalahan materi SPLDV. Selain itu juga
dikarenakan keterbatasan pada kemampuan, dana dan waktu yang dimiliki oleh
peneliti.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-1 SMA
Negeri 1 Kotapinang?
5
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dilaksanakan peneliti ini adalah untuk
mengetahui apakah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1
Kotapinang T.A 2014/2015.
1.6
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti :
1. Bahan rujukan atau literatur yang memperkaya khasanah keilmuwan
dalam bidang pendidikan.
2. Bagi guru,
dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai teori
belajar dan pendekatan pembelajaran dalam membantu siswa guna
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Bagi siswa, melalui pendekatan kontekstual ini dapat membantu siswa
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
dan
mengembangkan kemampuan berpikir.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
keilmuan.
5. Menjadi referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X-1
SMA Negeri 1 Kotapinang T.A. 2014/2015. Masing – masing nilai rata –
rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah TKPM I sebesar 61,41
dan TKPM II sebesar 78,52. Peningkatan dari TKPM I ke TKPM II
sebesar 17,11. Dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang
diberikan kepada siswa diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebanyak
13 siswa, yaitu dari 15 siswa (46,88%) pada siklus I meningkat menjadi
28 siswa (87,5%) dan sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥
85% siswa yang mencapai tes kemampuan pemecahan masalah ≥ 65.
1.2
Saran
Adapun saran – saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, penerapan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dapat menjadi salah satu alternatif
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah
matematika dan perlu juga diujicobakan pada materi matematika lainnya.
2. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada skripsi ini, sehingga
penelitian yang dilakukan semakin baik.
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Jihad, A., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo,
Yokyakarta.
Kusnandar, (2007), Guru Profesional, Jakarta, Raja Grafindo.
Muslich, M., (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2005), Pembelajaran Dalam Impkementasi KBK, Penerbit Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sumiati dan asra, (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
Soedjadi, R.,(2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan
Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika
Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.
Tim dosen UNIMED., (2012), Strategi Belajar Mengajar Matematika, FMIPA
UNIMED, Medan
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Wena, M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, PT Bumi
Aksara, Jakarta.
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL DIKELAS X SMANEGERI 1KOTAPINANG T.A. 2014/2015
Oleh :
Muhammad Alipta
NIM 4101311003
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ALLAH SWT, atas segala kasih dan
karunia-Nya yg telah memberikan kesehatah kepada penulis sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di
Kelas X SMA Negeri 1 Kotapinang T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan
Matematika Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Denny Haris. S.Si,
M.Pd, Bapak Drs. Syafari. M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Zul Amry, M.si, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Dr. Edy Surya,
M.Si selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua
Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D
selaku Dekan FMIPA, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor
UNIMED dan seluruh bapak dan ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1
Kotapinang Bapak Solichin, M.Pd, serta kepada Ibu Asmidah Noer, S.Pd selaku
guru matematika yang telah membantu penulis selama penelitan. Teristimewa
v
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tersayang Rasimah Harahap
dan Ayahanda Muhari L yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dorongan,
semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya
skripsi ini. Dan juga terima kasih kepada teman teristimewa saya Safrida Hayani
Harahap
yang
selalu
memberikan
dorongan
dan
semangat
sehingga
terselesaikannya skripsi ini, juga teman-teman seperjuangan di kelas matematika
Dik A 2010 yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat.
Medan,
Penulis
Februari 2015
Muhammad Alipta
NIM. 410131103
iii
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL DIKELAS X SMANEGERI 1KOTAPINANG T.A. 2014/2015
Muhammad Alipta
(4101311003)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah
matematika siswa SMA Negeri 1 Kotapinang T.A
2014/2015 dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) yang dibagi ke dalam 2 sikulus, siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan
siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
X-1 SMA Negeri 1 Kotapinang T.A 2014/2015 dengan jumlah siswa 32 orang.
Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Cara pengambilan data dilakukan melalui
observasi dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM).
Untuk mengetahui kelemahan siswa dalam memecahkan masalah
matematika maka diberikan tes kemampuan awal dan diperoleh rata-rata 40 atau
dalam kategori sangat rendah. Dari hasil tes kemampuan masalah I diperoleh
ketuntasan klasikal 46,88% dengan rata – rata nilai tes 61,41 (kategori
kemampuan rendah). Karena persentase ketuntasan masalah belum tercapai
makadiberikan tindakan lanjutan pada siklus II, maka diberikan tes kemampuan
pemecahan masalah II. Dari hasil tes kemampuan masalah II diperoleh bahwa
ketuntasan klasikal 87,5% dengan rata – rata nilai tes 78,52 (kategori kemampuan
sedang). Ketuntasan klasikal meningkat 40,62% dari hasil tes kemampuan
pemecahan masalah I dan rata – rata nilai tes meningkat 17,11.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Kontekstual
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
materi SPLDV di SMA Negeri 1 Kotapinang. Disarankan agar penerapan
pendekatan kontekstual ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran
yang efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika.
1vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
4
4
5
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1
Pengertian Belajar
2.1.2
Pembelajaran Matematika
2.1.3
Masalah dalam Pembelajaran Matematika
2.1.4
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
2.1.5
Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual
2.1.6
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
2.1.7
Teori-Teori yang Relevan dengan Pendekatan Kontekstual
2.1.8
Elemen dan Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
2.1.8.1 Tahapan Pembelajaran Kontekstual
2.2
Materi Pelajaran
2.3
Kerangka Konseptual
16
22
25
26
27
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
3.2.2. Objek Penelitian
3.2. Jenis Penelitian
3.3. Prosedur Penelitian
3.2.1
SIKLUS I
3.2.2
SIKLUS II
3.3
Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1
Tes
3.3.2
Observasi
35
35
35
35
35
35
35vii
36
38
39
39
40
6
6
6
8
10
12
15
2
3.4
Teknik Analisis Data
3.4.1
Reduksi Data
3.4.2
Paparan Data
3.5
Simpulan Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif
Pemecahan Masalah I)
4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
4.1.1.5 Analisis Data I
4.1.1.6 Refleksi I
4.1.2
Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II53
4.1.2.1 Permasalahan
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif
Pemecahan Masalah II)
4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I
4.1.2.5 Analisis Data II
4.1.2.6 Refleksi Siklus II
4.2
Temuan Penelitian
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
40
40
40
41
44
44
44
44
45
45
47
48
51
53
54
54
56
57
59
60
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
64
64
64
DAFTAR PUSTAKA
65
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
41
Tabel 3.2 Rata- rata Penilaian Akhir
43
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal
44
Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Siklus I berdasarkan Pengamatan Guru Matematika
48
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus I
50
Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Siswa berdasarkan Aspek
Kemampuan Pemecahan Masalah I
54
Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran
Siklus II berdasarkan Pengamatan Guru Matematika
57
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus II
58
Tabel 4.7 Deskripsi Kemampuan Siswa berdasarkan Aspek
Kemampuan Pemecahan Masalah II
59
Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus
62
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Tes Pemecahan Masalah pada Siklus I
Dan Siklus II berdasarkan Aspek Kemampuan
Pemecahan Masalah
62
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Kesulitan Pemecahan Masalah
Gambar 3.1. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Gambar Dokumentasi
2
35
124
x
DAFTAR LAMPIRAN
Tes Kemampuan Awal
66
Alternatif Penyelesaian Tes Awal
68
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
71
Hasil Tes Awal
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I
74
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II
78
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III
82
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV
86
Lembar Aktivitas Siswa I (LAS-1)
90
Lembar Aktivitas Siswa II (LAS-II)
94
Lembar Aktivitas Siswa III (LAS-III)
97
Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS-IV)
98
Kisi –Kisi Test Kemampuan Pemecahan Masalah I
99
Kisi –Kisi Test Kemampuan Pemecahan Masalah II
100
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
101
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
103
Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
105
Alternatif Peyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
109
Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
113
Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
115
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
119
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
121
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
123
Lembar Observasi Kegiatan Guru I
125
Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I)
127
Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II)
128
Deskripsi Skor Hasil TKPM I dan TKPM II
129
Daftar Kode dan Nama Siswa
130
Dokumentasi Penelitian
131
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai
dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas untuk membekali siswa agar
memiliki kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah
kehidupan nyata.
Menurut US. Departement of Education the National School-to-Work
Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001 (Trianto, 2009):
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and
learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga
negara, dan tenaga kerja.
Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan
mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah
dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga kerja (Trianto, 2009).
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang
erat dengan pengalaman sesungguhnya (Trianto, 2009).
Pandangan bahwa kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan
umum pembelajaran matematika, mengandung pengertian bahwa matematika
dapat membantu mengasah kemampuan memecahkan persoalan, baik dalam
pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya kemampuan
pemecahan masalah ini menjadi tujuan umum pembelajaran matematika.
Pandangan pemecahan masalah sebagai inti dan utama dalam kurikulum
matematika, berarti pemecahan lebih mengutamakan proses dan strategi yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan dari pada hanya sekedar hasil. Sehingga
1
2
keterampilan proses dan strategi dalam memecahkan masalah tersebut menjadi
kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar,
dapat menghambat kemampuan belajar matematika siswa dalam pemecahan
masalah, sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu pendekatan pembelajaran
untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) menghendaki situasi belajar yang alamiah, yaitu siswa belajar
dengan sungguh-sungguh dengan cara mengalami dan menemukan sendiri
pengalaman belajarnya. Ketika siswa belajar matematika, maka yang dipelajari
adalah penerapan matematika yang dekat dengan kehidupan siswa. Situasi
pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang
autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran
kontekstual.
Siswa berperan sebagai self-regulated learner, artinya pembelajaran
pendekatan ini siswa harus dilibatkan dalam pengalaman nyata atau simulasi
sehingga dapat bertindak sebagai seorang ilmuwan atau orang dewasa.
Pendekatan ini tentu tidak dirancang agar guru memberikan informasi sebanyakbanyaknya kepada siswa, tetapi guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran
dengan upaya memberikan dorongan agar siswa bersedia melakukan sesuatu dan
mengungkapkannya secara verbal.
Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa, jika pembelajaran
dilakukan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Dari pengetahuan
awal tersebut, guru memberikan materi/sumber belajar yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang diinginkan, selanjutnya dikondisikan dengan bimbingan
guru agar siswa aktif dalam membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran
akan bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalamannya
yang telah dimiliki siswa.
Permasalahan rendahnya hasil belajar matematika dialami siswa di SMA
Negeri 1 Kotapinang. Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa orang
siswa kelas X-1, kurangnya minat siswa pada pelajaran matematika apalagi pada
3
saat mengerjakan latihan, disebabkan karena siswa menganggap sulit belajar
matimatika sehingga mengakibatkan mereka merasa jenuh dan bosan selama
proses pembelajaran berlangsung. Pandangan seperti ini akan mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah siswa. Polmer Panjaitan, selaku guru bidang
studi matematika di SMA Negeri 1 Kotapinang (dalam wawancara 13 Maret
2014) menyatakan bahwa : “Sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran
Matematika disebabkan pengetahuan dasarnya yang masih kurang dan karena
siswa tidak paham tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa merasa materi
tersebut adalah materi yang sulit. Mereka merasa sulit mengerjakan suatu soal
yang berbeda dengan contoh yang diberikan apalagi dalam bentuk soal cerita”.
Hal ini juga sejalan dengan hasil tes kemampuan awal yang diberikan
peneliti pada tanggal 13 Maret 2014 kepada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1
Kotapinang untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dan kemampuan pemecahan
masalah awal siswa.
Gambar 1.1 Contoh Kesulitan Pemecahan Masalah
Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan
masalah tentang materi Sistem Persamaan Dua Variabel kepada siswa SMA
Negeri 1 Kotapinang di kelas X-1 sebanyak 3 butir soal. Dari 32 siswa yang
mengikuti tes, diperoleh hanya 13 orang yang bisa menjawab 1 soal dengan benar.
Namun hanya 4 orang siswa yang tuntas (nilai ≥ 65). Skor rata-rata siswa 29,83.
Rata- rata kelas ini masuk ke dalam kategori sangat rendah.
4
Melihat
fenomena
tersebut,
maka
perlu
diterapkan
suatu
sistem
pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata dan melibatkan peran siswa secara aktif. Karena pembelajaran
yang bermakna membuat siswa selalu ingat pada pelajaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di Kelas X
SMA Negeri 1 Kotapinang T.A 2014/2015”
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, ada beberapa masalah
yang diidentifikasi dalam penelitian ini, yaitu :
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sangat rendah.
2. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk cerita
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut perlu batasan masalah pada
penelitian ini untuk menghindari persepsi dan perluasan masalah, maka penelitian
ini ditekankan pada pembelajaran kontekstual dengan konsep masyarakat belajar
untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika kelas X-1 SMA Negeri 1 Kotapinang. Pembatasan dilakukan peneliti
lebih fokus untuk membahas permasalahan materi SPLDV. Selain itu juga
dikarenakan keterbatasan pada kemampuan, dana dan waktu yang dimiliki oleh
peneliti.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-1 SMA
Negeri 1 Kotapinang?
5
1.5
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dilaksanakan peneliti ini adalah untuk
mengetahui apakah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1
Kotapinang T.A 2014/2015.
1.6
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti :
1. Bahan rujukan atau literatur yang memperkaya khasanah keilmuwan
dalam bidang pendidikan.
2. Bagi guru,
dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai teori
belajar dan pendekatan pembelajaran dalam membantu siswa guna
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Bagi siswa, melalui pendekatan kontekstual ini dapat membantu siswa
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
dan
mengembangkan kemampuan berpikir.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
keilmuan.
5. Menjadi referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi SPLDV di kelas X-1
SMA Negeri 1 Kotapinang T.A. 2014/2015. Masing – masing nilai rata –
rata tes kemampuan pemecahan masalah adalah TKPM I sebesar 61,41
dan TKPM II sebesar 78,52. Peningkatan dari TKPM I ke TKPM II
sebesar 17,11. Dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang
diberikan kepada siswa diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebanyak
13 siswa, yaitu dari 15 siswa (46,88%) pada siklus I meningkat menjadi
28 siswa (87,5%) dan sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu ≥
85% siswa yang mencapai tes kemampuan pemecahan masalah ≥ 65.
1.2
Saran
Adapun saran – saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, penerapan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dapat menjadi salah satu alternatif
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah
matematika dan perlu juga diujicobakan pada materi matematika lainnya.
2. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada skripsi ini, sehingga
penelitian yang dilakukan semakin baik.
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Jihad, A., (2008), Pengembangan Kurikulum Matematika, Multi Pressindo,
Yokyakarta.
Kusnandar, (2007), Guru Profesional, Jakarta, Raja Grafindo.
Muslich, M., (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2005), Pembelajaran Dalam Impkementasi KBK, Penerbit Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sumiati dan asra, (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
Soedjadi, R.,(2007), Seri Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Guru dan
Orang Tua Murid “Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika
Sekolah”. Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.
Tim dosen UNIMED., (2012), Strategi Belajar Mengajar Matematika, FMIPA
UNIMED, Medan
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Wena, M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, PT Bumi
Aksara, Jakarta.