KESIMPULAN ANALISIS KINERJA JALAN DAN PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN RINGAN DENGAN KENDARAAN TIDAK BERMOTOR BERUPA BECAK (Studi kasus : Depan Pasar Prawirotaman, Jalan Parangtritis Yogyakarta).
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Jalan Parangtritis merupakan jalan perkotaan dengan tipe jalan dua-lajur dua-arah
tak terbagi (2/2 UD). Terletak di daerah komersial dengan kawasan perdagangan,
perniagaan dan aktivitas pasar di samping jalan yaitu depan pasar Prawirotaman.
Kondisi aktivitas pasar terutama disamping jalan ini menyebabkan volume arus lalu
lintas yang melewati ruas jalan ini cukup besar karena tercampurnya berbagai jenis
kendaraan baik kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Hal inilah yang
menyebabkan sering terjadinya kemacetan arus lalu lintas.
Dari analisis statistik regresi berganda dengan bantuan program SPSS 11.0 for
Windows diperoleh kesimpulan bahwa analisis persamaan regresi yang berlaku untuk
mencari nilai pengaruh keberadaan pejalan kaki terhadap kecepatan kendaraan ringan
adalah Y = 27,520 – 0,265.X1 artinya bahwa faktor pejalan kaki sangat berpengaruh
terhadap kecepatan kendaraan ringan. Jadi pada asumsi awal salah karena kendaraan
tidak bermotor (becak) bukan merupakan faktor terbesar yang berpengaruh terhadap
kecepatan perjalanan.
Perbandingan nilai kecepatan hasil persamaan regresi dengan kecepatan lapangan
mengalami perubahan rata-rata pada hari Rabu 21,28 km/jam turun menjadi 18,89
km/jam dan pada hari Minggu 21,91 km/jam naik menjadi 24,30 km/jam. Perbedaan
nilai kecepatan rerata dari persamaan regresi jika dibandingkan dengan nilai kecepatan
rerata lapangan untuk hari Rabu maupun Minggu ternyata cukup kecil, hal ini berarti
92
persamaan regresi untuk memperkirakan nilai kecepatan kendaraan ringan yang
dihasilkan dari analisis dengan program SPSS 11.0 for Windows cukup dapat
diandalkan.
Perbandingan hasil analisis MKJI’1997 pada kondisi saat ini dengan kondisi NO
PSV, NO EEV dan NO SMV :
1. Mengalami peningkatan nilai pada kecepatan arus bebas 31,09 km/jam
sampai 39,97 km/jam dan kapasitas antara 1962,58 smp/jam sampai 2472,35
smp/jam pada jam puncak.
2. Nilai derajat kejenuhan antara 0,32 sampai 0,74 jadi masih dibawah nilai
batas toleransi derajat kejenuhan (
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Jalan Parangtritis merupakan jalan perkotaan dengan tipe jalan dua-lajur dua-arah
tak terbagi (2/2 UD). Terletak di daerah komersial dengan kawasan perdagangan,
perniagaan dan aktivitas pasar di samping jalan yaitu depan pasar Prawirotaman.
Kondisi aktivitas pasar terutama disamping jalan ini menyebabkan volume arus lalu
lintas yang melewati ruas jalan ini cukup besar karena tercampurnya berbagai jenis
kendaraan baik kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Hal inilah yang
menyebabkan sering terjadinya kemacetan arus lalu lintas.
Dari analisis statistik regresi berganda dengan bantuan program SPSS 11.0 for
Windows diperoleh kesimpulan bahwa analisis persamaan regresi yang berlaku untuk
mencari nilai pengaruh keberadaan pejalan kaki terhadap kecepatan kendaraan ringan
adalah Y = 27,520 – 0,265.X1 artinya bahwa faktor pejalan kaki sangat berpengaruh
terhadap kecepatan kendaraan ringan. Jadi pada asumsi awal salah karena kendaraan
tidak bermotor (becak) bukan merupakan faktor terbesar yang berpengaruh terhadap
kecepatan perjalanan.
Perbandingan nilai kecepatan hasil persamaan regresi dengan kecepatan lapangan
mengalami perubahan rata-rata pada hari Rabu 21,28 km/jam turun menjadi 18,89
km/jam dan pada hari Minggu 21,91 km/jam naik menjadi 24,30 km/jam. Perbedaan
nilai kecepatan rerata dari persamaan regresi jika dibandingkan dengan nilai kecepatan
rerata lapangan untuk hari Rabu maupun Minggu ternyata cukup kecil, hal ini berarti
92
persamaan regresi untuk memperkirakan nilai kecepatan kendaraan ringan yang
dihasilkan dari analisis dengan program SPSS 11.0 for Windows cukup dapat
diandalkan.
Perbandingan hasil analisis MKJI’1997 pada kondisi saat ini dengan kondisi NO
PSV, NO EEV dan NO SMV :
1. Mengalami peningkatan nilai pada kecepatan arus bebas 31,09 km/jam
sampai 39,97 km/jam dan kapasitas antara 1962,58 smp/jam sampai 2472,35
smp/jam pada jam puncak.
2. Nilai derajat kejenuhan antara 0,32 sampai 0,74 jadi masih dibawah nilai
batas toleransi derajat kejenuhan (