Isolation and Selection of Endomycorrhizae Fungi and the Effect on Sorghum Growth and Yield

A-ITlVtt
).00\
0402-

ISOLASI DAN SELEKSI CENDAW AN ENDOMIKORIZA
SERTAPENGARUHNYATERHADAPPERTUMBUHAN
DAN BASIL SORGUM

Oleh :

.'

ASRIYAL
A04496006

PROGRAIVI STUDI ILMU TANAH S-l
JURUSAN TANAH
FAKULTASPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001


SUMMARY

ASRIYAL. Isolation and Selection 'of Endomycorrhizae Fungi and the Effect on
Sorghum Growth and Yield (supervised by ISWANDI ANAS).

The main problem of phosphorus (P) manure added in the most soil in
Indonesia is the low of mobility. Absorption of P in soil is very high, so the plant
would suffer because of P deficiency. Recently, the farmers have problem with the
cost and supply of P manure. Many efforts have been done, for instance by using
biological

manure

with

inoculation

of

Endomycorrhizae


fungi.

The

Endomycorrhizae fungi has been reported that it could enhance the plant in uptaking
phosphorus in the host.
The aim of this research is to isolate and select the Endomycorrhizae fungi
from the transmigration area Kuamang Kuning, Kabupaten Muara Bungo, Propinsi
Jambi and its effect on sorghum growth and yield.
This research has been done in Greenhouse of Department of Soil Science,
Faculty of Agriculture, IPB. Isolation, Endomycorrhizae

isolate purifYing, and

measurement of several parameters were conducted in Soil Biology Laboratory,
Faculty of Agriculture, IPB. This research has been carried out since Mei 2000 until
June 2001.
The spores ofEndomycorrhizae was isolated from three unit settlement (SP9,
SPIO and SP14), which each of them was cultivated by cassava, eupathorium and

chili. On the other hand, four soil samples that cultivated by yambean, soybean,

peanut and rambutan and one composite soil sample (SPI4) were taken, so there were
14

isolated soil samples. Then, the isolated Endomycorrhizae

was purified by

separating the spores based on size and colour. The purifying resulted 20 group of
spores, then they were multiplied to be isolate which will be inoculated in soil which
cult,ivated with sorghum. The selection criteria based on growth, wet and dry
biomass, and the amount ofEndomycorrhizae spores. This selection resulted the three
best isolate, they were 3.B-I, 6.A-1, and 7.B-l (local isolate). Afterwards, they effect
on growth and sorghum yield were examined gathered with three introduce isolate (11,41-3, and 78-1) belongs to Soil Biology Laboratory, Department of Soil Science,

IPB. The parameters that observed in isolate Endomycorrhizae testing are growth,
wet and dry biomass, wet and dry grain of sorghum, root colonized percentage, and
the amount of spores.
The experiment design that used in sorghum inoculation test is completely

randomize design with seven treatments, they were control, three local selected
isolate (3.B-I, 6.A-I, and 7.B-I), and three introduce isolate (1-1, 41-3, and 78-1).
Each treatments was replicated three times, then obtained 21 experiments unit.
The 56 group of spores were obtained by isolation Endomycorrhizae spore
which can be differed based on size and colour. The Endomycorrhizae isolate can be
selected based on the amount of Endomycorrhizae spores increasing and its capability
in increasing the growth at the time of isolate multiplication. The selection resulted
the three best isolate, they were 3.B-l, 6.A-l, and 7.B-1.
On the examined of Endomycorrhizae, the plant height was increased by
inoculating, but the increasing of local isolate was lower than introduce isolate,

whereas isolate 41-3 gave the biggest effect. The Endomycorrhizae inoculation did
not significantly increase wet and dry mass and the increasing by local isolate was
lower than introduce isolate (41-3 and 78-1). Endomycorrhizae inoculation increased
wet and dry grain, which the highest isolate was 41-3 with 55% and 72%,
respectively. The local isolate (3.B-I, 6.A-I and 7.B-I) increased the dry mass gram
of38%, 33% and 62%, respectively. The increasing of dry mass grain by local isolate
was higher than two introduce isolate (I-I and 78-1). The highest root colonized
percentage was 64% at isolate I-I, while 3.B-I, 6.A-I and 7.B-I were 8%, 42% and
16%, respectively. Isolate 6.A-I has the highest root colonized percentage than

isolate 41-3 and 78-1 which the root colonized percentage were II % and 39%. Isolate
I-I had the highest amount of spores, followed by 6.A-I, 41-3, 78-1, 3.B-l and
7.B-1. Spore amount oflocal isolate 6.A-l was higher than introduce isolate 41-3 and
78-1. While local isolate 3.B-l and 7.B-I had a few spores.

RINGKASAN

ASRIYAL. Isolasi dan Seleksi Cendawan Endomikoriza serta Pengarulmya terhadap

Peliu1l1buhan dan Basil Sorgum. (Dibawah bimbingan ISWANDI ANAS).
Masalah utama pemberian pupuk fosfor (P) di sebagian besar tanah di
Indonesia adalah 1l1obilitas ion tersebut yang sangat rendah. P terikat dala1l1 tanah
sangat tinggi, sehingga kemungkinan tanaman kekurangan unsur terse but sangat
besar. Saat ini petani mengala1l1i masalah terhadap pupuk karena harganya sangat
1l1ahal dan kesulitan untuk mendapatkan pupuk tersebut. Berbagai usaha telah
dilakukan, salah satunya adalah

penggunaan pupuk hayati dengan inokulasi

cendawan endomikoriza. Cendawan endomikoriza banyak dilaporkan memberikan

kemudahan bagi tanaman untuk menyerap hara P dan unsur-unsur lain.
Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan menyeleksi cendawan
endomikoriza dari daerah transmigrasi Kuamang Kuning, Kabupaten Muara Bnngo,
Propinsi Jambi serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Isolasi, pe1l1umian isolat endomikoriza dan penghitungan
beberapa parameter dilakukan di laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Penclitian berlangsung dari bulan Mei 2000 sampai Juni
2001.
sーセイ。@

endomikoriza diisolasi dari tiga satuan pemukiman (SP9, SP I 0 dan

SPI4) yang masing-masing ditanami singkong, eupathorium dan cabe. Selain itu
diambil empat contoh tanah yang ditanami bangkuang, kedelai, kacang tanah dan

rambutan serta satu contoh tanah komposit pada SPI4, sehingga seluruhnya terdapat
14 sampel tanah. Endomikoriza hasil isolasi kemudian dimumikan dengan
memisahkan spora menurut uk:uran dan wamanya. Sebanyak 20 )cumpulan spora
hasil pemumian selanjutnya diperbanyak menjadi isolat yang akan diinokulasikan ke

media tanah yang ditanami sorgum. Kriteria seleksi berdasarkan tinggi tanaman,
bobot basah dan kering tanaman bagian atas serta jumlah spora endomikoriza. Dari
hasil seleksi diperoleh tiga isolat terbaik, yaitu: 3.B-l, 6.A-I dan 7.B-I (isolat lokal).
Selanjutnya isolat tersebut diuji pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil sorgum
bersama dengan tiga isolat

introduksi (1-1, 41-3 dan 78-1) milik Laboratorium

Biologi Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Pada pengujian isolat
endomikoriza, parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, bobot basah dan kering
tanaman bagian atas, bobot basah dan kering biji, derajat infeksi danjumlah spora.
Rancangan percobaan pada pengujian inokulum terhadap tanaman sorgum
adalah rancangan acak lengkap dengan tujuh perlakuan yaitu kontrol, tiga isolat lokal
hasil seleksi (3.B-I, 6.A-l dan 7.B-I) serta tiga isolat introduksi (I-I, 41-3 dan 78-1).
Masing-masing pedakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 21 satuan
percobaan.
Isolasi spora endomikoriza mendapatkan 56

kumpulan spora yang bisa


dibedakan berdasarkan ukuran dan wamanya. Isolat endomikoriza dapat diseleksi
berdasarkan perkembangan jnrnlah spora dan kemampuannya dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman pada saat perbanyakan isolat tersebut. Dari hasil seleksi
diperoleh 3 isolat terbaik yaitu 3.B-l, 6.A-l dan 7.B-1.

Pada pengujian endomikoriza, tinggi tanaman meningkat dengan inokulasi,
namun isolat lokal

peningkatannya lebih rendah dibandingkan isolat introduksi,

dengan isolat 41-3 yang memberikan pengaruh terbesar, Inokulasi endomikoriza tidak
nyata meningkatkan bobot basah dan kering tanaman dan peningkatan oleh isola!
lokal lebih rendah dibandingkan isolat introduksi (41-3 dan 78-1), Inokulasi
endomikoriza meningkatkan bobot basah dan kering biji dengan peningkatan terbesar
pada isolat 41-3 yaitu 55% dan 72% berturut-turut, Isolat lokal (3,B-l, 6,A-l dan 7,B1) meningkatkan bobot kering biji sebesar

28%, 33% dan 62% berturut-turut.

Peningkatan bobot kering bij i oleh isolat lokal terse but lebih besar dibandingkan dua
isolat introduksi (1-1 dan 78-1), Derajat infeksi tertinggi terdapat pada isolat I-I

sebesar 64%, sedangkan 3,B-l, 6,A-l dan 7,B-I berturut-turut sebesar 8%, 42% dan
16%, Temyata isolat 6,A-l derajat infeksinya lebih tinggi dibandingkan isolat 41-3
dan 78-1 yang memiliki infeksi sebesar 11 % dan 39% berturut-turut, Sedangkan
urutanjumlah spora terbanyak setelah panen adalah isolat I-I kemudian diikuti isolal
6,A-I, 41-3,78-1, 3.B-I dan 7.B-1. Isolat lokal 6.A-I jumlah sporanya lebih banyak
dibandingkan isolat introduksi 41-3 dan 78-1. Sedangkan Isolat lokaI3.B-I dan 7.B-I
ditemukan sangat sedikit spora.

ISOLASI DAN SELEKSI CENDAWAN ENDOMIKORIZA
SERTAPENGARUHNYATERHADAPPERTUMBUHAN
DAN HASIL SORGUM

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoeh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh:

ASRIYAL
A04496006


Program Studi IImu Tanah S-1
Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian
Iustitut Pertanian Bogor
2001

Judul Penelitian

Isolasi dan Seleksi Cendawan Endomikoriza serta
Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sorgum

Nama Mahasiswa

Asriyal

NomorPokok

A04496006

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr Ir Iswandi Anas, M.Sc
NIP. 130607613

san Tanah

Tanggal Lulus: 29 Agustus 2001

RIWAYATHIDUP

ASRIYAL dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Juni 1978

sebagai anak ke-3 di antara 4 bersaudara dari keluarga Bapak
Djaliasrin dan Ibu Dahminar.
Penulis memulai pendidikan pada tahun 1984 di SD Negeri
Bojongsari 01, dan lulus tahun 1990. Pada tahun yang sarna penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Ciputat. Setelah lulus pada tahun 1993, penulis langsung
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Ciputat dan menyelesaikan pendidikan
tersebut di tahun 1996. Pada tahun tersebut penulis diterima menjadi mahasiswa IPB
melalui undangan seleksi masuk IPB (USMJ).
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjabat sebagai koordinator biro
olahraga di organisasi kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT)
periode tahun 1998/1999 dan sebagai ketua biro lingkungan hidup HMlT (AzimuthIPB) periode tahun 1999/2000. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten mata
kuliah Biologi Tanah pada tahun ajaran 1999/2000 serta mat a kuliah Bioteknologi
Tanah dan Dasar-Dasar llmu Tanah pada tahun ajaran 2000/2001.