Stimulasl Pertumbuhan dan Perkembangan Beberapa Kultivar Lily (Lilium Longifforum) dengan Aplikasi GA3 dan Paclobutrazol

STlMULASl PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BEBERAPA KULTIVAR LILY (Lilium longiflorum)
DENGAN APLlKASl GA3 DAN PACLOBUTRAZOL

Oleh
ENDAH WAHYURINI

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
ENDAH WAHYURINI. Stirnulasi Perturnbuhan dan Perkernbangan Beberapa
Kukivar Lily (Lilium longiflomm) dengan Aplikasi GAs dan Paciobutrazol. Dibirnbino
"
oleh NURHAYATI ANSORI MASTJIK AGUS PURWITO dan DARLIAH.
Lily rnerupakan tanarnan berurnbi yang ditanarn sebagai bunga potong dan
rnernpunyai nilai ekonornis. Perbanyakan tanarnan lily dapat dilakukan secara kukur
jaringan untuk mendapatkar: tanarnan yang genotipe sarna dan dalarn waktu yang
relatii singkat. Salah satu kendala penanarnan lily yang berasal dari planlet adalah
rnernerlukan waktu yang lama untuk berbunga karena lily rnengalarni perturnbuhan

yang larnbat (rosette) yaitu pernendekan batang dengan terbentuknya sisik-sisik
daun pada batang. Salah satu faktor yang rnernpengaruhi pernbungaan adalah
adanya beberapa zat pengatur turnbuh (ZPT) yang mengatur pernbungaan.
GA, yang diberikan pada urnur
Dalarn penelitian ini pernberian ZPT b e ~ p a
10 dan 12 rninggu (0. 25, 50. dan 75 rngfl). paclobutrazol diberikan pada urnur 20
dan 22 rninggu (0. 200. 300 dan 400 rngll) diujikan pada lily kultivar Avignon, Snow
Queen. Casablanca dan Stargazer untuk rnengetahui respon perturnbuhan dan
perkernbangan yang dapat rnengatasi rosette dan rnerangsang pernbungaan
tanarnan. Percobaan ini rnenggunakan rancangan perlakuan Split Split Plot yang
disusun dalarn rancangan acak kelornpok. Pada petak utarna diletakkan faktor
kultivar lily, sedangkan pada anak petak diternpatkan GA3 dan anak-anak petak yaitu
paclobutrazol. Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang berbeda nyata rnaka akan
dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%.
Respon tiap kultivar lily terhadap aplikasi GA3 dan paclobutrazol pada
konsentrasi yang sarna terhadap peubah yang diarnati berbeda-beda. Pernberian 75
moll GA?.daoat rnenaatasi rosette oada lilv kultivar Snow Queen. Pernberian 400
m i l l paciob;trazol
rnenghasilkan perturnbuhan dan perkernbangan lily yang paling
baik. Terdaoat interaksi antara kultivar, GA3 dan paclobutrazol terhadap tinmi

tanarnan d i n jurnlah daun yang diarnati pada seland waktu 14-34 rninggu'setelah
tanarn (MST), serta panjang akar, jurnlah akar besar dan akar kecil, panjang urnbi,
diameter urnbi dan bobot urnbi pada 34 MST.
Pernberian paclobutrazol tidak dapat rnerangsang pernbungaan tanarnan,
tetapi pada perlakuan G3P3 (75 rngll GA3+400 rngll paclobutrazol) satu tanarnan
dari kultivar Snow Queen dapat berbunga pada 24 MST. Aplikasi perlakuan GA3 dan
paclobutrazol pada sernua kukivar lily tidak berbeda nyata terhadap jurnlah anakan,
terdapat sedikit perbedaan warna pada akar, batang, dan urnbi berdasarkan colour
chart. Warna akar, terrnasuk daiarn White Group (WG 158) dan warna urnbi, batang
dalarn WG 155. Sedangkan daun terrnasuk kelornpok Green Group (GG 137).
Paclobutrazol rnernpengaruhi kandungan klorofil a dan b serta warna daun, dirnana
sernakin besar kandungan klorofil rnaka warna daun lebih hijau.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
STlMULASl PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA
KULTIVAR LILY (Lilium longifforum) DENGAN APLlKASl GAB DAN
PACLOBUTRAZOL
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas

dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 3 Juni 2002

Endah Wahyurini
AGR 99705

STlMULASl PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
BEBERAPA KULTIVAR LILY (Lilium longiflorum)
DENGAN APLlKASl GA3 DAN PACLOBUTRAZOL

ENDAH WAHYURINI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Agronorni

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2002

Judul Tesis

: STlMULASl PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA

KULTIVAR LILY (Lilium Longifforum) DENGAN APLIKASI GA3 DAN
PACLOBUTRAZOL
: Endah Wahyurini
Nama
: 99705
NRP
Program Studi : Agronomi

Menyetujui.
1. Komisi Pembimbing

,-.

Dr. Ir. Nurhavati Ansori Mattiik. MS

Ketua

Dr. Ir. Aqus ~u'wito.MSC
Anggota

2. Ketua Program Studi Agronomi

Dr. Ir. Hairial Aswidinnoor. MSc.

Tanggal Lulus : 31 Mei 2002

Ir. Darliah. MS
Anggota

Penulis dilahirkan di Juwana, Kabupaten Pati pada tanggal 20 Juli 1970
sebagai putri bungsu dari pasangan H.Muhammad Yasin dan Hj.Aisyah. Pendidikan
sarjana ditempuh di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian UPN "Veteran"
Yogyakarta, lulus pada tahun 1995. Pada tahun 1999. penulis diterima di Program
Studi Agronomi. Sub Program Studi Pemuliaan Tanaman II (non konvensional) pada
Program Pascasarjana IPB.

Beasiswa pendidikan pascasajana diperoleh dari Beas~swaProgram Pasca
Sarjana (BPPS) pada tahun ajaran 2000/2001. Penulis bekerja sebagai Staf
Pengajar di Fakultas Pertanian, Jurusan Agronomi UPN "Veteran" Yogyakarta sejak
tahun 1996 sampai sekarang.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalarn penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Januari sampai Desernber 2001 di Cipanas ini ialah
lily, dengan judul "Stirnulasi Perturnbuhan dan Perkembangan Beberapa Kultivar Lily
(Liliurn longiflorurn) dengan Aplikasi GA3 dan Paclobutrazol".
Terirna kasih penulis ucapkan kepada lbu Dr. Ir. Nurhayati Ansori Mattjik,
MS, Bapak Dr. Ir. Agus Punvito. MSc dan lbu lr. Darliah. MS selaku pernbirnbing,
yang dengan kesabaran telah rnernberikan bimbingan dan berbagi ilrnu. Disarnping
itu, penghargaan penulis sarnpaikan kepada seluruh staf lnstalasi Penelitian
Tanarnan Hias di Cipanas teristirnewa, te Nina Rosana, te Dedeh Kurniasih, Pak
Marja dan Pak H.Ucup, seluruh staf Laboratorium Enzim di Balitbio Bogor, temanternan Pascasarjana IPB yang telah membantu selarna pelaksaan penelitian.
Ucapan terirna kasih penulis juga kepada Beasiswa Program Pasca Sarjana (BPPS)
yang telah rnernberi bantuan beasiswa.
Akhirnya ungkapan terima kasih yang setulusnya kepada ayahnda

H.Muharnrnad Yasin dan ibunda Hj.Aisyah, mas Agus Tri Hascaryo, ST SS, serta
seluruh saudara, atas segala doa, dukungan rnoril dan kasih sayangnya.
Sernoga tesis ini bermanfaat.
Bogor, 3 Juni 2002

Endah Wahyurini

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ......................................................................

Halarnan
IX

DAFTAR GAMBAR..................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
PENDAHULUAN......................................................................
Latar Belakang...............................................................
Tujuan..........................................................................
Hipotesa.......................................................................

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
Tanaman Lily.................................................................
Asarn Giberelin...............................................................
Retardan.......................................................................
BAHAN DAN METODE..............................................................
Tempat dan WaMu Penelitian............................................
Bahan dan Alat ...............................................................
Metode..........................................................................
. . .....................................................
Pelaksanaan Penel~t~an
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
Hasil..............................................................................
Tinggi Tanaman
Jumlah Daun....
Umur Berbunga
Wama Berbunga....................................................
Kandungan Klorofil..................................................
Panjang Akar .........................................................
Jumlah Akar Besar dan Akar Kecil .............................
Panjang Umbi........................................................

Diameter Umbi........................................:. ............
Jumlah Anakan ......................................................
Bobot Umbi...........................................................
Wama Akar, Umbi Daun dan Batang.........................
Pembahasan...................................................................

.

KESIMPULAN DAN SARAN...................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
LAMPIRAN..............................................................................

xiii

DAFTAR TABEL

. . .

1. Beberapa jen~sIlly....................................................................


Halarnan
8

2. Pengaruh kultivar dan GA3 dan terhadap tinggi tanarnan (crn) pada
tanarnan urnur 14 MST, 18 MST, 22 MST, 26 MST, 30 MST
dan 34 MST............................................................................

23

3. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanarnan (crn) tanarnan
pada urnur 22 MST. 26 MST, 30 MST dan 34 MST..........................

24

4. lnteraksi perlakuan kultivar, GA3dan paclobutrazol terhadap
tinggi tanarnan (crn) pada tanarnan urnur 34 MST..............
5. Pengaruh kukivar dan GA3terhadap jurnlah daun (helai) pada
tanarnan urnur 14 MST, 18 MST, 22 MST, 26 MST, 30 MST
dan 34 MST.............................................................................


31

6. Pengaruh paclobutrazol terhadap jurnlah daun (helai) pada tanarnan
urnur 22 MST, 26 MST, 30 MST dan 34 MST..................................

31

7. lnteraksi perlakuan kultivar, GA3 dan paclobutrazol terhadap jurnlah
daun (helai) pada tanarnan urnur 34 MST......................................

32

8. Hasil analisis klorofil a dan b (rng@) pada daun lily urnur 26 MST.......

35

9. lnteraksi perlakuan kukivar. GA3 dan paclobutrazol terhadap panjang
akar (crn) pada tanarnan urnur 34 MST..........................................

36

10. lnteraksi perlakuan kukivar, GA3dan paclobutrazol terhadap jurnlah
akar besar pada tanarnan urnur 34 MST.......................................

38

~ paclobutrazol terhadap jurnlah
11. lnteraksi perlakuan kultivar. G A dan
akar keul pada tanarnan umur 34 MST.........................................

40

12. lnteraksi perlakuan kukivar, GA3dan paclobutrazol terhadap panjang
.....
.....
urnbi (crn) besar pada tanarnan urnur 34 MST...................

41

13. lnteraksi perlakuan kukivar, GA3 dan paclobutrazol terhadap
diameter urnbi (crn) besar pada tanarnan urnur 34 MST....................

43

14. Pengaruh kukivar, GA3 dan paclobutrazol terhadap jurnlah anakan
pada tanarnan urnur 34 MST.......................................................

44

15. lnteraksi perlakuan kultivar, GA3dan paclobutrazol terhadap bobot
urnbi (g) besar pada tanarnan urnur 34 MST..................................

47

.

16. Pengaruh kultivar GA3 dan paclobutrazoi terhadap warna akar pada
tanarnan umur 34 MST ..........................................................
17. Pengaruh kultivar. GA3 dan paclobutrazol terhadap warna umbi
pada tanarnan umur 34 MST ..................................................
18. Pengaruh kultivar. GA3 dan paclobutrazol terhadap warna batang

pada tanaman urnur 34 MST .................................................
19. Pengaruh kuitivar. GA?dan pac!obutrazoi terhadap wama daun
pada tanarnan umur 34 MST ................................................

DAFTAR GAMBAR

1. Rumus bangun GA3... ......................................................
2. Rumus bangun paclobutrazol...........................................
3. Posisi penghambatan sintesis giberelin oleh paclobutrazol.....
4. Perbanyakan lily Stargazer. Avignon, Casablanca dan Snow Queen
secara in vitro dalam media MS+O.I mgll NAA pada
umur 4 minggu ....................................................................
5. Aklimatisasi lily Avignon dan Casablanca di bak persemaian pada
media arang sekam dan kompos daun bambu 1:l pada
umur 4 minggu....................................................................
6. Penanaman lily di pot dengan media arang sekam dan kompos

daun bambu 1:l pada rumah kaca setelah perlakuan GA3
dan paclobutrazol............................................................
7. Lily kultivar Snow Queen perlakuan 25 mgll GA3 dengan kombinasi
perlakuan 0. 200, 300 dan 400 mgll paclobutrazol
(GIPO. G I P I . G1P2 dan GlP3) pada umur 34 MST..................
8. Pengaruh GA3terhadap tinggi tanaman pada kultivar Snow Queen
umur 14-34 MST................................................................
9.

Pengaruh GA3terhadap tinggi tanaman pada kultivar Avignon
umur 14-34 MST............................................................

10. Pengaruh GA3terhadap tinggi tanaman pada kultivar Stargazer
umur 14-34 MST..............................................................
11. Pengaruh GA3terhadap tinggi tanaman pada kultivar Casablanca
umur 14-34 MST..............................................................

12. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanaman pada kultivar
Avignon umur 22-34 MST..................................................
13. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanaman pada kultivar
Snow Queen umur 22-34 MST...........................................
14. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanaman pada kultivar
Stargazer umur 22-34 MST.................................................

Halaman
11

15. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanaman pada kultivar
Casablanca umur 22-34 MST.................................................

29

16. lnisiasi bunga lily Snow Queen pada umur 22 MST....................

33

17. Bunga lily Snow Queen G3P3 (75 mgil GA3+400 mgil paclobutrazol)
yang masih kuncup pada umur 24 MST (A) dan yang telah mekar pada
umur 28 MST (B)................................................................

33

18. Lily kultijvar Star~azerperlakuan 25 mgll GA3 + 0, 200, 300 dan

400 mgll paclobutrazol (GIPO. G I P I . G1P2 dan GlP3) pada
umur 34 MST.....................................................................

39

19. Pengaruh GA3terhadap jumlah anakan pada kultivar Avignon
Snow Queen. Stargazer dan Casablanca umur 34 MST.............

45

20. Pengaruh padobutrazol terhadap jumlah anakan pada kukivar Avignon
Snow Queen. Stargazer dan Casablanca umur 34 MST.............

46

21. (A) Umbi lily yang mempunyai anakan dan (B) yang tidak mempunyai
anakan..............................................................................

46

DAFTAR LAMPIRAN

Halarnan

1. Hasil uji F pengaruh perlakuan pada berbagai peubah...................

65

2. Hasil analisa ragarn terhadap peubah tinggi tanaman....................

66

3 . Hasil analisa ragarn terhadap peubah jurnlah daun......................

68

4 . Hasil analisa ragarn terhadap peubah panen......................

70

......

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lily (Lilium sp) rnerupakan tanarnan berurnbi dan urnumnya dibudidayakan
sebagai bunga potong di Jepang. Arnerika dan Belanda. Di lndonesia tanarnan lily
rnerupakan salah satu kornoditas bunga potong potensial untuk dibudidayakan oleh
petani. Tanarnan ini dapat ditanarn pada lahan yang sempit, lily dapat diusahakan
sebagai bunga potong, tanarnan hias pot, rnateri lansekap dan merniliki nilai
ekonom~ tinggi. Warna

bunga yang dirnilikinya sangat rnenarik sehingga

rnenernpatkan bunga tersebut sebagai hiasan yang rnernikat bagi penggernarnya.
Berdasarkan hasil suwei KPMG Management Consuiting, di tahun 1996 total
produksi bunga potong petani-petani di sekitar Jakarta dan Jawa Barat adalah
51,300 juta tangkai dengan perkiraan produksi di tahun 2000 sekiar 65,926 juta
tangkai. Sedangkan produksi bunga lily sarnpai tahun 1998 sekitar 17,922 juta
tangkai dan diperkirakan akan terus rneningkat 7% hingga tahun 2003.
Dibandingkan dengan Malaysia, lndonesia jauh tertinggal, total produksi bunga
potong subtropis di Malaysia pada tahun 1996 kurang lebih 180 juta tangkai dengan
harga grosir US$ 36 juta (Supari, 1999). Prospek pasar yang cerah ternyata juga
dialarni oleh berbagai negara rnaju, seperti Arnerika Serikat, Canada, Uni Eropa dan
Jepang. Proyeksi permintaan bunga lily di negara-negara tersebut sampai dengan
tahun 2003 diperkirakan meningkat sekitar 18,1% dari perrnintaan tahun 1995, yaitu
senilai 614.907.000 US$ (Floricuitura, 1997).
Di lndonesia tanarnan lily dibudidayakan oleh para petani di dataran tinggi
dan dapat ditanarn sepanjang tahun (Suardi. 1999). Tanarnan ini diduga berasal dari

Asia Tirnur yang dibawa ke lndonesia oleh para penjajah dari Eropa barat. Berbagai
kultivar telah diintroduksikan ke lndonesia, narnun hanya kultivar yang berbunga
putih dan berbentuk terornpet yang rnarnpu beradaptasi. Daerah penghasil bunga lily
yang potensial saat ini adalah : Cipanas-Puncak, Sukaburni, Lernbang, Bogor,
Brastagi dan Batu. Produksi bunga lily di PT Kebun Ciputri Molek di Cipanas adalah
6200 tangkailbulan, dengan harga Rp 80001kunturn, dirnana 1 tangkai ada 3-4
kunturn tergantung kultivarnya. Harga bunga lily yang rata-rata sebesar Rp 8.000,jauh leb~htinggi dibandingkan harga bunga potong lainnya.
Tuntutan akan kebutuhan bunga potong lily sernakin rneningkat, tetapi
kebutuhan tersebut belurn dapat dipenuhi oleh para produsen bunga potong dl
Indonesia. Untuk dapat rnenghasilkan kualitas bunga yang baik dibutuhkan kualitas
bibit yang baik, serta teknik budidaya yang tepat pula. Sarnpai saat ini bibit lily rnasih
diirnpor dari negeri Belanda dengan harga yang cukup rnahal, karena bibit lily belurn
banyak diproduksi di lndonesia. Untuk rnengirnpor bibit, rnernerlukan biaya yang
tinggi untuk rnernbayar royalti dan biaya transportasi. Besarnya biaya disesuaikan
dengan kenaikan nilai dolar US tergantung kondisi perekonornian di lndonesia.
Ketergantungan terhadap bibit irnpor ini yang rnenyebabkan penurunan daya saing
di pasar luar negri dan keterbatasan bunga lily terhadap perrnintaan pasar dalarn
negri.
Keuntungan lndonesia sebagai negara tropis yang rnernpunyai dua rnusirn
yaitu rnusirn kernarau dan rnusirn penghujan rnenjadikan tanarnan lily sebagai
tanarnan hari panjang dapat ditanarn sepanjang tahun. Kendala yang dihadapi
dalarn pengusahaan tanarnan lily adalah ketergantungan terhadap bibit irnpor dan
pernbungaan yang larnbat di lapang. Lily yang ditanarn dengan rnenggunakan urnbi
berukuran 12-14 crn akan berbunga 13 rninggu sejak tanam. Urnbi rnengalarni

dormansi selama 2 buian, untuk menginduksi pernbungaan disimpan dalam ruang
pendingin dengan suhu 0°C (32°F) sampai 2°C (35°F) selama 2 bulan (Larson,
1980).
Perbanyakan tanaman lily yang umum dilakukan dari umbi. Namun umbi
yang digunakan sebagai bahan perbanyakan memerlukan tehnik vernalisasi untuk
mengatasi dormansi. Oleh karena itu dicari alternatif lain untuk perbanyakan yaitu
melalui tehnik kultur jaringan. Dengan tehnik kultur jaringan dapat diambil bagian
meristem dari tanaman lily untuk menghasilkan planlet yang memiliki genotipe sama
dengan induknya, seragam dan menghasilkan tanaman jumlah banyak dalam waktu
yang relatif singkat.
Perbanyakan tanaman dari satu umbi umumnya akan rnenghasilkan satu
tanaman. Pada lily kultivar Avignon dalam satu umbi terdapat 20-30 sisik. Jika
dilakukan perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan maka dari satu sisik
menghasilkan 11 tanaman selama 2 bulan, sehingga idealnya selama 1 tahun akan
dihasilkan 116 tanaman (Darliah et al, 2001 b)
Salah satu kendala penanaman lily yang berasal dari planlet adalah
memerlukan waktu yang lama untuk berbunga karena lily mengalami pertumbuhan
yang lambat (rosette) yaitu pemendekan batang dengan terbentuknya sisik-sisik
daun pada batang. Masa lily mengalami pertumbuhan yang lambat pada fase
vegetatif sekiiar 3 bulan, dan

setelah melewati masa tersebut tanaman akan

memasuki masa generatif yang ditandai dengan pembentukan bunga.
Pembungaan merupakan suatu peristiwa yang menandai telah terjadinya
perubahan pola pertumbuhan dan perkembangan dari proses-proses vegetatif
menjadi reproduktif ( Noggle dan Fritz, 1986). Peralihan fase ini dipengaruhi dan
dikendalikan oleh faktor genetik, lingkungan serta interaksi antara genetik dan faktor

lingkungan. Tanarnan akan rnenghasilkan bunga bila tanarnan tersebut telah
rnelewati rnasa vegetatii dirnana terjadi pertarnbahan besar, berat dan rnenirnbun zat
cadangan lebih banyak, terutarna karbohidrat sebagai bahan utarna pernbentukan
bunga. Tanarnan akan berbunga setelah rnencapai tingkat kernatangan tertentu
yang disebut ripe to flower.
Beberapa faktor yang rnernpengaruhi pernbungaan (Wattirnena, 1990) adalah
1. Genotipe rnenentukan pola pernbungaan

2. Tanarnan harus rnencapai stadia rnatang untuk berbunga baru respon terhadap
perlakuan pernbungaan.
3. Adanya beberapa zat pengatur turnbuh yang rnengatur pernbungaan itu. Zat

pengatur turnbuh (ZPT) yang berperan adalah GA, auksin, etilen dan retardan
Zat Pengatur Turnbuh adalah suatu senyawa organik yang rnarnpu rnenghambat
pernanjangan batang, rneningkatkan warna hijau daun dan secara tidak langsung
rnernpengaruhi pernbungaan, rnengharnbat pernbelahan dan pernbesaran sel sub
apikal tanpa rnenyebabkan perturnbuhan yang abnormal (Weaver, 1972).
Telah diketahui bahwa pada tanaman Spinacia pernberian giberelin secara
exogenous akan rnernperpendek rosette rnelalui pengulangan perpanjangan batang
(Metzger, 1995). Rosette akan rnuncul pada tanarnan yang berbunga pada hari
panjang sebagai waktu peralihan pada tanarnan yang rnasa generatifnya ditanarn
pada hari pendek. Rosette ini dapat diatasi dengan aplikasi giberelin (Mohr dan
Schopfer, 1995).
Giberelin rnendorong peiturnbuhan tanarnan dengan cara merangsang
pernbelahan dan pernbesaran sel. Aplikasi GA akan rnenyebabkan tanarnan lebih
tinggi karena internodia (ruas) yang lebih panjang, narnun biasanya batang juga
rnenjadi lebih lernah dan daun rnenjadi hijau rnuda.

Pada lily pemberian GA exogenous akan menginduksi pematahan dormansi
(Lin dan Wilkins,l980) dan dapat menggantikan perlakuan suhu dingin. Pemberian
tiga kali 25 mgn GA, pada tanaman krisan meningkatkan tinggi tanaman sampai
dengan minggu ke-12 dan produksi bunga dengan panjang tangkai lebih 60 cm
serta kesegaran bunga 5 hari (Wuryaningsih dan Sutater, 1993).
Paclobutrazol merupakan jenis retardan yang banyak digunakan untuk
mempercepat pembungaan pada tanaman hias. Retardan menghambat bisintesis
giberelin, yang menyebabkan penurunan laju pembelahan sel

sehingga

menghambat pertumbuhan vegetatii dan mendorong pertumbuhan reproduktif
seperti pembentukan bunga dan buah (Weaver, 1972). Jenis-jenis retardan yang
telah banyak digunakan dan beredar di pasaran antara lain adalah Paclobutrazol
(CutarjBonzi), SADH (alar), Cycocel (CCC), dan Uniconazole (5-3307 D).
Pada tanaman Azalea penggunaan retardan berupa Phosfon D, CCC dan
SADH, akan menekan tunas vegetatif dan mempercepat pembungaan tanaman.
Pemberian 5000 mg/l CCC yang diberikan 31 hari setelah tanam pada tanaman
Geranium kultivar Carefree scarlet akan mempercepat pembungaan 8-16 hari
dibanding kontrol (Weaver, 1972). Pada easier lily aplikasi penggunaan
paclobutrazol berkisar 200-400 mgll (Bonzi), dan 10-20 mgll Sumagic (Herlina dan
Tjia, 2000).

TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Kuliivar lily yang menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

2. Pengaruh penggunaan GA3 terhadap pertumbuhan dan
tanaman lily.

perkembangan

3. Pengaruh penggunaan paclobutrazol terhadap induksi pernbungaan tanarnan lily.

4. Pengaruh interaksi penggunaan GA3 dan paclobutrazol terhadap perturnbuhan
dan perkembangan beberapa kultivar lily.

HIPOTESA
1. Terdapat kuk~varlily yang rnernpunyai pertumbuhan dan perkernbangan yang
baik.

,

2. Terdapat pengaruh konsentrasi GA, yang tepat dalarn rnengatasi pertumbuhan
yang larnbat (roseffe) pada tanaman lily.
3. Terdapat pengaruh konsentrasi paclobutrazol yang tepat dalarn rnenginduksi

pernbungaan tanaman lily.
4.

Terdapat interaksi perlakuan GA, dan paclobutrazol yang berpengaruh baik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan beberapa kultivar lily.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Lily ( Lilium longiflorum )
Tanarnan lily ( Lilium longit9o~m) sudah cukup lama dikenal rnasyarakat
sebagai bunga potong dan tanaman hias yang mernpunyai nilai komersial.
Klasifikasi botani tanarnan lily adalah sebagai berikut :
Divisi

: Sperrnatophyta

Sub divisi

: Angiosperrna

Klas

: Monocotyledone

Ordo

: Liliales

Farnili

: Liliaceae

Genus

: Lilium

Species

: Lilium sp

Tanarnan lily terrnasuk diploid dengan 24 krornosorn (Suardi dalam Supari. 1999)
Lily rnerupakan tanarnan yang rnerniliki umbi sejati (bulb), bentuknya cawan
yang dikelilingi oleh sisik (scale), sebagai cadangan makanan berisi zat tepung, gula
dan protein. Scale ini rnenyerupai lernbaran yang berdaging tipis, dan dapat
dipisahkan dengan rnudah yang kernudian dapat diturnbuhkan rnenjadi tunas
(tanarnan baru). Cara seperti ini adalah salah satu jalan rnernperbanyak tanarnan lily
(Crocket, 1973).
Perbanyakan lily

dapat

juga

dengan

benih,

yaitu

dengan

cara

rnenyernaikannya dalarn kotak perkecarnbahan. Perturnbuhan benih lily larnbat
karena memerlukan periode panas untuk rnernbuat benih berkecarnbah dan suhu
dingin untuk kesegaran. Lily yang diturnbuhkan dari benih akan berbunga 18 bulan

sarnpai 4 tahun, tergantung speciesnya. Ada juga rnetode lain untuk rnernpercepat
yaitu dengan meletakkan biji di refrigerator (Sirnpson, 1985)
Bunga lily berbentuk seperti terornpet, seringkali lily harum baunya dan
beraneka warna seperti putih, rnerah, kuning, pink dan orange. Bunga lily
rnernpunyai 6 benangsari dan 6 putik. Terdapat 80-90 species lily dan 100 kultivar
(Hanks. 1997)
Tanaman lily dikelompokkan rnenjadi tiga kelornpok yaitu : lily asiatik, lily
oriental dan lily longiflorum. Beberapa contoh jenis lily dan warna bunga ditarnpilkan
dalam Tabel 1
Tabel 1. Beberapa jenis lily.

/

Jenis

-- ---

Warna
Asiatik hibrida
Putih
Kuning
Orange
Pink Muda
Pink Tua
Salem

Navonna
Pollyanna, Romano. Dreamland
Elite. Colombo. Brunello
Marseille, Vivaldi. Magento
Latoya, Toronto, Minstreel
Kansas, Bangalore, Cannes

Oriental hibrida
Putih
Merah
Pink tua
Pink Muda
Ungu
Dua warna

Casablanca, Ernpoli
Stargazer, Cascade. Starfighter
Barbaresco, Solaia, Acapulco
Sourbonne, Lornbardia
Monte Christo
Arena, Nippon. Galilei, Venere. Cordoba

Longiflorum
Snow Queen, White Forest, Lorina, Gelria.
Putih
Sumber : Miller, 1959.
Lily asiatik rnerniliki diameter umbi 10-14 cm. Batang tanarnan tegar, dengan
panjang berkisar antara 50-100 crn. Daunnya melekat pada batang dan turnbuh
berselang-seling, bentuk daunnya lanset meruncing dan tidak bertangkai daun.
Tandan bunga berada di ujung batang, terdiri dari 4-15 kunturn bunga per batang.

Bunga lily asiatik berrnacarn-rnacam warnanya, sesuai dengan jenisnya

(Suardi

dalam Supari, 1999).
Lily oriental rnerniliki ukuran lingkar urnbi 14-18 crn. Tinggi tanaman bisa
rnencapai antara 50-85 crn. Daun lily oriental lebih besar dari lily asiatik. Setiap
batang rnernpunyai 2-6 kuntum bunga. Bunganya berbentuk seperti rnangkuk, dan
bila sudah rnekar baunya harurn (Suardi dalam Supari. 1999).
Lily longiflorum rnernpunyai ukuran lingkar urnbi 12-14 crn dan 14-16 crn.
Batang tanarnan tegar. tingginya antara 50-100 crn. Daunnya rnelengkung, lebih
panjang dan lebih besar daripada lily asiatik. Bunganya seperti terornpet, dengan
jurnlah bunga 2-5 kunturn per tangkai (Suardi dalam Supari. 1999).
Lily dapat turnbuh secara optimal pada dataran tinggi antara 400-1500 rn
diatas permukaan laut. Tanarnan turnbuh dengan baik pada tanah yang subur dan
gembur yang rnengandung banyak bahan organik sehingga aerasi dan drainase
tanah baik. Dapat dilakukan dengan pernberian pupuk alarni atau kornpos sebulan
sebelurn penanarnan. Keasarnan tanah yang optimal adalah rnerniliki pH antara 5.57, dengan ternperatur udara antara 20-25%

pada slang hari dan 10-15°C pada

rnalarn hari. Penanarnan lily dapat juga dilakukan di pot atau polybag dengan media
kornpos dan arang sekarn agar terjaga kelernbabannya (Suardi dalam Supari, 1999).
Penyirarnan dilakukan sekali saat pertumbuhan awal, dan selanjutnya
secukupnya, karena pemberian air yang berlebihan rnengakibatkan akar dan urnbi
rusak akibat serangan jarnur. Pernupukan dilakukan untuk perakaran urnbi.
Penggunaan fungisida dilakukan untuk rnenghindari serangan Aphids yang
rnenyebabkan penyakit Fusariurn (Hanks, 1997).
Dalam pemeliharaannya dapat digunakan lampu sebagai pengganti
penyinaran sinar matahari, karena tanarnan lily merupakan tanaman hari panjang.

Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa pernberian larnpu 30 W per rn2 selarna 6
rninggu, akan rnernpercepat pernbungaan 3-4 rninggu. Aplikasi pernberian larnpu 6
jam dengan ketinggian 1 m di atas tanarnan (Larson, 1980).
Lily berbunga antara akhir rnusirn semi dan rnusirn gugur, dengan waktu
berbunga yang berbeda-beda tergantung specjes, iklirn dan larnanya tanarnan
bertahan. Bunga yang telah rnekar dapat diambil dengan rneninggalkan batang
tanarnan. Selanjutnya tanarnan dibiarkan sarnpai rnati, jika tanarnan berwarna
kuning segera dibuang, sarnpai tanarnan yang rnati akan turnbuh kernbali secara
alarni dan urnbi telah rnernbesar (Hanks. 1997)

Asam Giberelin
Giberelin

adalah sernua senyawa tetrasiklik diterpenoid dengan sistern

cincin ent-giberelan. Diternukan pada tahun 1926 oleh E. Kurosawa, ilrnuwan
Jepang yang rnenernukan cendawan penyebab elongasi pada batang padi.
selanjutnya cendawan tersebut diberi narna Gibberella fujikumi (Sponsel, 1995).
Sernua giberelin bersifat asarn dan dinarnakan GA (asarn giberelat) yang dinornori
untuk rnernbeda-bedakannya. Ada dua tipe giberelin yaitu CZ0GA yang rnernpunyai
20 atom karbon dan C19 yang kehilangan atom karbon ke-20 oleh rnetabolisrne.
Biosintesis giberelin rnenggunakan prekursor asetil CoA dari respirasi (Taiz dan
Zeiger, 1991).
Giberelin

rnerupakan salah satu produk rnetabolisrne giberelin dalarn

Gibberella fujikuroi telah tersedia secara kornersil untuk penggunaan giberelin
secara eksogen (Sponsel, 1995). Asam giberelat yang dikenal dengan narna GA3
diiranslokasikan rnelalui xylem dan phloem, tidak polar.

CH3
Garnbar 1. Rurnus bangun GA3 (Sponsel. 1995)
Giberelin rnerupakan zat pengatur tumbuh endogen, terdapat pada berbagai
organ dan jaringan turnbuhan seperti akar, tunas, rnata tunas, daun

. bunga, bintil

akar, buah dan jaringan halus. Giberelin berpengaruh terhadap perlambahan
panjang batang, rnernperbesar luas daun dari berbagai jenis tanarnan dan juga
besar bunga dan buah. Selain itu giberelin juga dapat mengganti pengaruh suhu
dingin dan dapat rnendorong terjadinya pernbungaan. Proses donansi dari
berbagai

biji dan rnata tunas dapat dihilangkan dengan pernberian giberelin

(Wattirnena, 1988).
Giberelin rnernpunyai kernampuan khusus rnernacu perturnbuhan tumbuhan
utuh pada banyak species terutarna turnbuhan kerdll atau tumbuhan dwitahunan
yang berada dalarn fase rosette. Kubis dan species lainnya yang berbentuk rosette,
artinya yang rnernpunyai ruas pendek, kadang turnbuh sarnpai setinggi 2 rn dan
kernudian berbunga setelah diberi GA3, sedangkan tumbuhan yang tidak diberi
perlakuan tetap pendek dan vegetati (Salisbury dan Ross, 1995).
Pada tanarnan Spinacia yang rnerupakan tanarnan hari panjang jika ditanam
pada hari pendek rnengalarni rosette. Pernberian 10 pg GA3 pada tanarnan Spinacia
ternyata lebih cepat perpanjangan petiole dan batang, perturnbuhan tanaman
Spinacia lebih cepat 10 hari dibanding kontrol (Davies, 1995).

Herlina et a1 (1995) dari hasil penelitiannya dengan menggunakan ethepon,
benomyl. IBA, GA3 dan NAA untuk menginduksi pertunasan umbi gladiol kukivar Dr.
Mansoer, diperoleh bahwa GA3 merupakan zat pengatur tumbuh yang paling efektif
rnenginduksi pertunasan umbi gladiol tersebut.

Retardan
Retardan tidak terdapat secara alarni dalarn tanaman. Jenis-jenis retardan
yang diketahui sampai saat ini adalah : Paclobutrazol (cultar, bonzi); BAS 0660:
Mepiquat; Piprocianil; Nicotiniums; 2.4 DNC; AM0 1618. Cycocel (CCC); Q64; AMH:
Phosphon D; SADH (Alar); Ancyrnidol (Arest); dan Uniconazole (S-3307). Di
Indonesia saat ini baru tersedia 3 jenis retardan yaitu paclobutrazol (cultar, bonzi).
alar (B9), dan Cyclocel (CCC). Translokasi dari retardan di dalarn tanarnan dapat
rnelalui xylem dan phloem (Wattimena, 1999).

.

Peran fisiologis dari retardan adalah : menekan perpanjangan batang.
rnernpertebal batang, rnendorong pernbungaan, rnendorong pernbentukan pigmen
(klorofil, xantofil, antocyanin), mencegah etiolasi, rnernpertinggi perakaran setek.
mengharnbat senescence, rnemperpanjang umur panen bahan segar (bunga, buah,
sayur), tahan terhadap stress dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh
polutan udara seperti O3 (ozon) dan SO2. (Cathey, 1975). Pada beberapa jenis
retardan seperti paclobutrazol pernberian dalam konsentrasi rendah rnempertinggi
ketahanan tanaman terhadap penyakit (Wattimena, 1999).
Paclobutrazol adalah salah satu jenis zat pengharnbat turnbuh yang telah
dikenal luas dan banyak digunakan. Paclobutrazol rnerupakan turunan pirimidin
yang rnernpunyai rumus empiris C,sHmCIN30 dengan rumus kirnia (2RS, 3RS)-1-(4-

chloropheny1)-4,4-dimethyl-2-(I,2,4-triazol-I-yl)-pentan-3-01

(Sponsel,

1995)

(Gambar 2)

Gambar 2. Rumus bangun paclobutrazol (Sponsel. 1995)
Paclobutrazol pertarna kali dikembangkan oleh ICI (Imperial Chemical
Industries) Arnerika Serikat sebagai suatu zat pengharnbat turnbuh yang potensial
untuk tanaman ornamental dan agronomi. Cara aplikasi paclobutrazol harus
rnempertahankan sistern budidaya. tipe tanah dan iklim (ICI, 1986).
Pemakaian paclobutrazol rnernungkinkan adanya suatu pendekatan secara
langsung pada pengendalian perturnbuhan dengan rnengharnbat biosintesis
giberelin. Paclobutrazol rnengharnbat sintesis giberelin pada oksidasi ent kaurene
(Garnbar 3) (Sponsel, 1995).
Paclobutrazol dan uniconazole terrnasuk dalarn triazole dan rnempunyai
hubungan struktur kimia yang aktif. Pertumbuhan triazole sebagai regulatori yang
aktif rnengharnbat pernanjangan batang daripada antigiberelin lain seperti ancymidol
dan darninozide yang telah diteliti, dan urnumnya lebih efektif pertumbuhannya jika
diberikan melalui tanah daripada secara langsung melalui daun, karena diserap oleh
akar dan ditranslokasikan ke titik turnbuh rnelalui xylem yang membawa air dari akar
ke atas (Voon, 1992).

HMGCOA

-+ MVA-

IPP -GPP
GGPP

-+
FPP

4
Ent-kaurena sintetase A

4
1

Ent-kaurena sintetase B
7

p ' h a r n b a t a n- oleh paclobjlrazol
.

Asarn ent-kaurenat

.

Asarn ent-7a-hidroksi kaurenoat

4

Giberelin
Keterangan :
HMGCoA
MVA
IPP
GPP
FPP
GGPP
CPP

=
=
=
=
=
=
=

Hidroksirnetilglutaril Coenzim A
Asam rnevalonat
Isopentenil pirofosfat
Geranil pirofosfat
Farnesil pirofosfat
Geranil-geranil pirofosfat
Copalipirofosfat

Garnbar 3. Posisi pengharnbatan sintesis giberelin oleh paclobutrazol (Sponsel,
1995).
Paclobutrazol diserap oleh tanarnan rnelalui daun, pernbuluh batang atau
akar, kernudian ditranslokasikan secara akropetal melalui xylem ke bagian tanarnan
yang lain (ICI. 1984). Pada meristem sub apical senyawa ini akan menghambat
biosintesis giberelin, yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan laju
pembelahan sel sehingga menghambat pertumbuhan vegetatii dan secara tidak
langsung akan mengalihkan fotosintat ke pertumbuhan reproduktii yang diperlukan
untuk membentuk bunga, buah dan perkembangan buah (Weaver, 1972).

Hasil penelitian Starman dan Williams

(2000)

menyatakan bahwa

penggunaan paclobutrazol pada tanaman Scaevola aemula dan Scaevola albida
dengan konsentrasi 80

mgll secara penyemprotan melalui daun mampu

meningkatkan tinggi tanaman,

panjang tangkai bunga dan

mempercepat

pembungaan dibandingkan kontrol, perlakuan dengan Dominozide. Uniconazole.
dan Ancymidol.

BAHAN DAN METODE

1. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan lnstalasi Penelitian Tanarnan
Hias Cipanas. Dilaksanakan selarna sebelas bulan dari bulan Januari 2001 sarnpai
Desernber 2001.

2. Bahan dan Alat
Bahan
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah planlet empat
kultivar lily dari Belanda yaitu : Avignon, Snow Queen, Stargazer dan Casablanca.
Bahan kirnia yang digunakan adalah : GA3, Paclobutrazol, Aquades dan bahan
analisis kandungan klorofil. Bahan lain adalah : Benlate, Confidor 200 SL, Previcur

N, arang sekam, kompos daun barnbu, pupuk lengkap makro dan rnikro : Joro A dan
B mix, Gandasil D.NPK.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah : bak plastik, tutup kaca.
bambu, pot, pisau, ember, gelas ukur, rneteran, penggaris, alat ukur, tirnbangan.
larnpu pijar, light meter, timer.

3. Metode
Perwbaan ini menggunakan rancangan perlakuan Split Split Plot yang
disusun dalarn rancangan acak kelornpok. Pada petak utama diternpatkan faktor
kultivar lily, sedangkan pada anak petak diternpatkan kornbinasi faktor kedua yaitu

GA3 dan faktor ketiga sebagai anak-anak petak yaitu paclobutrazol. Faktor utarna

adalah kultivar tanaman lily yang terdiri dari :
L1

: Avignon

L2

: Snow Queen

L3

: Stargazer

L4

: Casablanca

Faktor kedua adalah pernberian GA, yang terdiri dari :
GO

: tanpa pernberian GA, (kontrol)

GI

: pernberian 25 rngll GA,

G2

: pernberian 50 mgll GA,

G3

: pernberian 75 rngll GA,

Faktor ketiga adalah pemberian paclobutrazol
PO

: tanpa pemberian paclobutrazol (kontrol)

PI

: pemberian 200 rngll paclobutrazol

P2

: pemberian 300 mgll paclobutrazol

P3

: pemberian 400 mgll paclobutrazol

Kornbinasi perlakuan terdiri atas 4 taraf kultivar lily, 4 taraf pernberian GA3, dan 4
taraf pemberian paclobutrazol dengan 3 ulangan sehingga percobaan terdiri dari 192
satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 2 tanaman sehingga
keseluruhan percobaan rneliputi 384 tanarnan.
Model linier aditif yang digunakan adalah sebagai berikut :

=

YlJk~

+ A,+ el+ B, + (AB), + 6,),+ Ck + (AC)* + (BC),, + (ABC),,I, + e,.

Keterangan :

Y,,w

= respon pengarnatan kultivar ke-i, pernberian GA3 ke-j, pernberian
paclobutrazol ke-k dan ulangan ke-I.

P

= nilai tengah pengarnatan

Ai

= pengaruh kultivar ke-i

ei~

= pengaruh galat pada kultivar ke-i ulangan ke-l

(AB),

= pengaruh interaksi pada kultivar ke-i, pernberian GA3 ke-j

6ij1

= pengaruh galat pada kultivar ke-i, pemberian GA3 ke-j, ulangan ke-1

Ck

= pengaruh pemberian paclobutrazol ke-k

(AC),,

= pengaruh interaksi pada kultivar ke-i, pernberian paclobutrazol ke-k

(BC),,

= pengaruh interaksi pemberian GA3ke-j, pemberian paclobutrazol ke-k

(ABC),,, = pengaruh interaksi pada kultivar ke-i, pemberian GA3ke-j, dan pernberian
paclobutrazol ke-k
e,,,

= pengaruh galat pada kultivar ke-i, pernberian GA,

ke-j, pemberian

paclobutrazol ke-k dan ulangan ke-l
Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang berbeda rnaka akan dilanjutkan dengan
uji DMRT taraf 5%.

4. Pelaksanaan Penelitian

Aklimatisasi Planlet
Aklirnatisasi planlet lily dilakukan dalarn bak plastik yang diatasnya ditutup
dengan kaca selama 3 minggu untuk daya adaptasi. Media aklirnatisasi berupa
kornpos daun barnbu dan arang sekam steril dengan rasio perbandingan 1:l
Persiapan media tanam
Media tanah berupa arang sekarn dan kompos daun bambu dengan rasio
perbandingan 1:l yang telah disterilkan untuk menghindari serangan hama dan
'penyakit. Pot yang berdiameter 20 cm diisi dengan media tanam tersebut.

Penanaman
Penanarnan dilakukan setelah aklirnatisasi planlet dalarn pot berdiarneter 20
crn yang telah diisi dengan media tanarn. Selanjutnya pot diletakkan dalarn rumah
kaca.
Pemberian GA3 dan Paclobutrazol
Pernberian GA3 dilakukan 2 kali yaitu pada saat tanarnan berurnur 10
rninggu dan -12 rninggu setelah tanarn, disernprotkan 50 rnlltnrn rnelalui daun.
Konsentrasi pemberian sesuai dengan perlakuan. Paclobutrazol diberikan rnelalui
tanah 100 mlltanarnan pada saat tanarnan berurnur 20 rntnggu dan 22 rninggu
setelah tanarn, dan konsentrasi pernberian paclobutrazol sesuai perlakuan.
Pemeliharaan
1.

Pernupukan diberikan saat tanarnan berumur 3 rninggu setelah tanam di pot
berupa pupuk Gandasil D sebanyak 0.5 grarnlliter. Pemberian pupuk
dilakukan dengan cara disirarn ke medium tanarn yang diberikan seminggu
sekali. Pernberian pupuk Joro A dan B mix sebanyak 50 rnl Joro A dan 50 ml
Joro B dalarn 10 liter air, diberikan 10 rninggu setelah pernberian pupuk
gandasil D. Dilanjutkan dengan pernberian pupuk NPK 20 gram110 liter,
diberikan 1 rninggu setelah Joro A dan B mix

2.

Penyiraman dilakukan tiga hari sekali atau tergantung dari kondisi tanah.

3.

Penyulaman dilakukan paling larnbat satu rninggu setelah tanarn.

4.

Penyiangan dilakukan jika terdapat gulrna selarna penelitian berlangsung

5.

Pengendalian harna dan penyaki dilakukan dengan rnernberikan pestisida
dan fungisida tergantung serangan harna dan penyakinya.

Pengamatan
Peubah yang diarnati pada penelitian ini adalah :

1.

Tinggi tanaman (cm), diukur dari leher akar sarnpai titik turnbuh Pengukuran
dilakukan setiap dua rninggu sekali.

2.

Jurnlah daun (helai), dihitung pada daun yang telah rnernbuka sempurna.
Penghitungan dilakukan setiap dua rninggu sekali.

3.

Urnur berbunga (hari), bentuk bunga, rnorfologi bunga dan warna bunga.

4.

Kandungan klorofil a dan b (rnglg daun segar), kandungan klorofil diukur
dengan rnenggunakan alat spektrofotorneter. Pengukuran dilakukan 2
rninggu setelah pemberian paclobutrazol.

5.

Panjang akar (crn), diukur akar yang terpanjang setelah dibersihkan dari
kotoran dan dilakukan pada saat panen.

6.

Jumlah akar besar dan akar kecil,

akar dihitung jumlahnya setelah

dibersihkan dari kotoran dan dilakukan setelah panen.

7.

Panjang umbi (crn), Panjang urnbi diukur pada bagian terpanjang dan
dilakukan pada saat panen.

8.

Diameter urnbi (cm). Diameter umbi diukur dengan rnenggunakan jangka
sorong dan dilakukan pada saat panen.

9.

Jumlah anakan. Jurnlah anakan diukur dengan rnenghitung jurnlah anakan
yang muncul dan dilakukan setelah panen.

10.

Bobot urnbi (g), umbi ditirnbang setelah dibersihkan dari kotoran.
Penimbangan dilakukan pada saat panen.

11.

Warna akar, umbi, daun dan batang tanarnan berdasarkan colour chart Royal
Horticulture Society.

HASlL DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan
Pelaksanaan penelitian lily kultivar Avignon, Snow Queen, Casablanca dan
Stargazer diawali dengan perbanyakan lily secara in vitro dalam media pertunasan
(MS + I mg/l BAP) (Darliah et al, 2001 a) dan media perakaran (MS + 0,1 mg/l
NAA), selama 4 minggu (Gambar 4)

(Darliah et al, 2001 b). Prosentase

keberhasilan pertumbuhan lily secara in vitro dalam botol kultur adalah 90% hidup.

Gambar 4. Perbanyakan lily Stargazer, Avignon, Casablanca
dan Snow Queen secara in vitm dalam media
MS + 0 , l rngll NAA pada umur 4 minggu.

Gambar 5. Aklimatisasi lily Avignon dan Casablanca di bak persemaian
pada media arang sekam dan kompos daun bambu 1:l pada
urnur 4 minggu.

Aklimatisasi lily di bak persernaian pada media arang sekam dan kompos
daun bambu steril dengan perbandingan 1:l selama 4 minggu dalam rumah plastik
(Gambar 5). Pada umur 2 minggu di bak persemaian, tutup kaca dibuka untuk
menjaga kelembaban, penyiraman diberikan secukupnya. Prosentase keberhasilan
pertumbuhan lily dalam bak persemaian adalah: 100% (Avignon), 50% (Snow
Queen) dan 75% (Stargazer dan Casablanca).

Gambar 6. Penanaman lily di pot dengan media arang sekam dan
kompos daun bambu 1:l pada rumah kaca setelah
perlakuan GASdan paclobutrazol.
Penanaman lily di pot dengan media arang sekam dan kompos daun bambu
1:l di rumah plastik. Penyiraman dilakukan secukupnya dan setelah tanaman
berumur 2 minggu dipindahkan ke rumah kaca untuk memperoleh sinar matahari
langsung. Pertumbuhan lily setelah perlakuan GASdan paclobutrazol berlangsung
normal (Gambar 6). Pada 26 MST tanaman terserang penyakit Fusariurn dengan
gejala daun menguning. Sebagian lily layu dan mati pada umur 32 MST, khususnya
kultivar Avignon dan Snow Queen.

1. Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanarnan rnerupakan indeks suatu perturnbuhan, dan
untuk rnengetahui respon tanarnan terhadap iingkungannya. Hasil analisis ragarn
rnenunjukkan bahwa perlakuan kultivar dan GA3 berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanarnan lily pada urnur 14 MST - 34 MST (Tabel 2). Pada urnur 20 MST - 34 MST
iterdapat interaksi diantara ketiga perlakuan terhadap tinggi tanarnan (Tabel
Lampiran 1).

Tabel 2 Pengaruh kult~vardan GA, terhadap tlngg~tanarnan (crn) pada tanarnan
urnur I 4 MST. 18 MST. 22 MST, 26 MST, 30 MST dan 34 MST.

1
1

Perlakuan
Kultivar

- Casablanca

/

14 MST

/

Tinggi Tanarnan (crn)
18 MST / 22 MST 1 26 MST

/

30 MST

/

34 MST

7.26 b

1 GA3
i - 0 (rngll)
i - 25 (rngll)

19.33 d
14.1 1 d
17.87 d
16.15 d
18.73 d
12.05 c
1 5 . 6 3 ~ 18.81b
19.81~ 20.27~ 20.44~
13.63b
21.46 b
18.00 c
20.49 b
21.30 b
- 50 (rngll)
14.58 a
16.23 b
23.10 a
22.18 a
22.92 a
20.11 a
17.20 a
- 75 (rngll)
15.24 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolorn dan
perlakuan yang sarna tidak berbeda nyata pada 5% uji Duncan.
Pada selang waktu 14 MST - 18 MST kultivar Avignon dan Snow Queen
rnernpunyai tinggi tanarnan yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan
kultivar Stargazer dan Casablanca (Tabel 2). Pada 22 MST - 34 MST rnenunjukkan
bahwa kultivar Snow Queen rnenghasilkan tinggi tanarnan paling tinggi dan berbeda
nyata dibandingkan kultivar lain (Tabel 2). Kenaikan tinggi tanarnan pada sernua
kultivar minggu ke 26 MST - 34 MST relatif sedikit

Pengaruh GA3 pada urnur 14 MST rnenunjukkan bahwa pernberian 50 rngll
GA3 dan 75 rngll GA3 rnenghasilkan tinggi tanarnan yang tinggi dan berbeda nyata
dibanding perlakuan lain. Pada selang waktu 18 MST-34 MST perlakuan 75 rngll
GA3 rnenghasilkan tinggi tanarnan yang paling tinggi dan berbeda nyata dibanding
perlakuan 0.25 dan 50 rngll GA,.

Tabel 3. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanarnan (cm) pada tanarnan urnur
22 MST, 26 MST, 30 MST dan 34 MST
-.
Tinggi-Tanarnan (crn)
Paclobutrazol
30 MST
34 MST
22
. 26 MST
16.78 c
- 0 rngll
i
18.96 c
20.59 b
20.19 b
- 200 rngll
18.18 b
20.41 b
20.52 b
20.00 b
- 300 rngll
20.01 b
18.67 ab
20.76 b
20.58 b
19.45 a
- 400 rngll
21.38 a
22.05 a
22.46 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolorn dan
perlakuan yang sarna tidak berbeda nyata pada 5% uji Duncan.

WIT..!

Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanarnan pada 22 MST (Tabel 3)
rnenunjukkan bahwa pernberian 300 rngll paclobutrazol rnenghasilkan tinggi
tanarnan yang tidak berbeda nyata dengan 400 mgll paclobutrazol. Perlakuan 300
rngll paclobutrazol berbeda nyata dengan kontrol. Sedangkan pada selang waktu 26
MST

-

34 MST pernberian 400 rngll paclobutrazol rnenghasilkan tinggi tanarnan

paling tinggi dan berbeda nyata dibanding perlakuan lain (Tabel 3). Paclobutrazol
tidak berpengaruh terhadap tinggi tanarnan, karena sernakin besar konsentrasi
paclobutrazol yang diberikan rnenyebabkan tinggi tanarnan rneningkat

Tabel 4. lnteraksi perlakuan kultivar, GA, dan paclobutrazol terhadap tinggi tanarnan
(crn) pada tanarnan urnur 34 MST.

KULTIVAR
PACLOBUTRAZOL (P)

Avignon

GA3 = GO (0 rngll)
PO (0 rngll)
P I (200 rngll)
P2 (300 rngll)
P3 (400 rngll)

28.17
29.33
24.67
25.50

ab
a
c
bc

36.67
29.00
30.67
31.83

a
b
b
b

GA, = GI (25 rngll)
PO (0 rngll)
P I (200 rngll)
P2 (300 rngll)
P3 (400 rngll)

26.33
27.33
25.17
30.33

b
ab
b
a

28.00
40.67
32.50
36.33

GA3 = G2 (50 rngll)
PO (0 rngll)
P I (200 rngll)
P2 (300 rngll)
P3 (400 rngll)

29.67
26.17
25.33
24.67

a
b
b
b

39.33
29.33
36.67
35.67

GA, = G3 (75 rngll)
PO (0 rngll)
P I (200 rngll)
P2 (300 rngll)
P3 (400 rngll)

26.00
27.83
31.83
32.00

b
b
a
a

Rata-rata

27.52 q

Snow Queen

Stargazer

Casablanca

Rata-rata

a
a
a
a

10.00 a
8.50 a
10.50 a
8.00 a

20.96
18.96
18.79
18.63

d
a
c
b

10.17 ab
7.50 b
12.33 a
11.83 a

7.33 a
8.50 a
9.00 a
10.50 a

17.96
21.00
19.75
22.25

a
c
ab
b

11.33
13.00
12.50
12.33

a
a
a
a

8.67
12.33
12.00
12.33

b
a
a
a

35.33 b
34.83 b
35.67b
45.67 a

11.67
10.33
12.17
17.67

b
b
b
a

11.83
12.17
11.17
13.50

a
a
a
a

34.89 p

11.21 r

10.40 r

9.00
9.00
9.33
9.17

22.25
20.21
21.63
21.25
21.21
21.29
22.71
27.21
21 .OO

Keterangan : - Angka-angka setiap kolorn di bawah GA, yang diikuti huruf yang
sarna tidak berbeda nyata pada 5% uji Duncan.
- Angka-angka pada baris rata-rata yang diikuti huruf yang sarna tidak
berbeda nyata pada 5% uji Duncan.

Dari hasil pengujian interaksi

kultivar, GA3 dan paclobutrazol, terlihat

berbeda nyata terhadap tinggi tanarnan pada urnur 34 MST (Tabel 4). Kultivar Snow
Queen rnenghasilkan rata-rata tinggi tanarnan yang paling tinggi (34.89 crn) dan
berbeda nyata dibanding kultivar lain. Pada berbagai kultivar yang diarnati respon

kultivar terhadap GA3 dan paclobutrazol tidak tampak pada kultivar Casablanca,
meskipun ada yang nampak pada kelompok G2, dimana perlakuan 50 mgll GA,
dengan kombinasi perlakuan 200, 300 dan 400 mgll paclobutrazol berbeda nyata
dengan kontrol. Pada kultivar Snow Queen menunjukkan bahwa perlakuan 25 mgll
GA3 + 200 mgll paclobutrazol, menghasilkan tinggi tanaman yang paling tinggi
(40.67 cm) dan berbeda nyata dibanding perlakuan 25 mgll GA3 dengan kombinasi
0, 300 dan 400 mgll paclobutrazol (Gambar 7)

Gambar 7. Lily kultivar Snow Queen periakuan 25 mgll GA,
dengan kombinasi perlakuan 0, 200, 300 dan 400
mgll paclobutrazol (GIPO, G I P I , G1P2 dan
GlP3) pada umur 34 MST

Gambar 8. Pengaruh GA, terhadap tinggi tanaman pada
kultivar Snow Queen umur 14 - 34 MST.

Garnbar 9. Pengaruh GA, terhadap tinggi tanarnan pada
kultivar Avignon urnur 14 - 34 MST.

Garnbar 10. Pengaruh GA, terhadap tinggi tanarnan pada
kukivar Stargazer umur 14 - 34 MST.

Garnbar 11. Pengaruh GA, terhadap tinggi tanarnan pada
kukivar Casablanca umur 14 - 34 MST.

Gambar 12. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanaman
pada kultivar Avignon umur 22 - 34 MST.

Gambar 13. Pengaruh paclobutrazol terhadap tinggi tanaman
pada kultivar Snow Queen umur 22 - 34 M