Analisa Nilai Kalor Bahan Bakar Sesudah Dikeringkan

Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009

4.2 Analisa Nilai Kalor Bahan Bakar Sesudah Dikeringkan

Analisa yang dilakukan setelah bahan bakar dikeringkan berdasarkan waktu interval yang diberikan dan suhu dalam tungku pengering sekitar 120 ºC maka, dilakukan pengukuran kembali pada masing-masing bahan bakar yang meliputi kadar air dan nilai kalor. 4.2.1 Analisa Nilai Kalor Pada Serabut Kelapa Sawit Perhitungan pada 1 satu menit untuk pengujian pertama dan kedua Analisa nilai kalor pada serabut kelapa sawit pada pengujian pertama, dengan menggunakan persamaan 2.8 : T 1 = 28,81 ºC T 2 = 28,41 ºC HHV serabut = 26470,656 kJkg Tabel 4.7 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian untuk pengujian pertama No. pengujian T 1 ºC T 2 ºC HHV kJkg 1 28,41 28,81 26470,656 2 25,8 26,23 28676,544 3 26,41 26,84 28676,544 4 26,99 27,41 27941,248 5 27,56 27,96 26470,656 Untuk pengujian kedua dapat digunakan cara yang sama untuk menentukan nilai kalor dari serabut kelapa sawit. Menghitung nilai kalor tinggi HHV rata-rata pada masing-masing bahan bakar pada pengujian pertama dan kedua digunakan persamaan 2.9 : Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009 HHV rata - rata = 27647,13 kJkg Untuk nilai kalor pada pengujian pertama dan kedua dengan waktu pengeringan 1, 3, 5, 7.5, 10, 15, 20, 30, 40 menit, nilai kalor tinggi rata–rata HHV rata-rata dan kadar air serabut kelapa sawit dapat dilihat pada lampiran 1.

4.2.2 Analisa Nilai Kalor Pada Cangkang Kelapa Sawit

Perhitungan pada 1 satu menit untuk pengujian pertama dan kedua Analisa nilai kalor pada cangkang kelapa sawit pada pengujian pertama, dengan menggunakan persamaan 2.8 didapat nilai HHV : T 1 = 27,88 ºC T 2 = 28,27 ºC HHV cangkang = 25770,3636 kJkg Tabel 4.8 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian untuk pengujian pertama No. pengujian T 1 ºC T 2 ºC HHV kJkg 1 27,88 28,27 25770,36 2 25,48 25,92 29451,84 3 26 26,43 28715,544 4 26,52 26,92 26506,656 5 26,94 27,37 28715,544 Untuk pengujian kedua dapat digunakan cara yang sama untuk menentukan nilai kalor dari cangkang kelapa sawit. Menghitung nilai kalor tinggi Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009 HHV rata-rata pada masing-masing bahan bakar pada pengujian pertama dan kedua digunakan persamaan 2.9 : HHV rata - rata = 27831,99 kJkg Untuk nilai kalor pada pengujian pertama dan kedua dengan waktu pengeringan 1, 3, 5, 7.5, 10, 15, 20, 30, 40 menit, nilai kalor tinggi rata–rata HHV rata-rata dan kadar air cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada lampiran 2. 4.2.3 Analisa Nilai Kalor Pada Sekam Padi Perhitungan pada 1 satu menit untuk pengujian pertama dan kedua Analisa nilai kalor pada sekam padi pada pengujian pertama, dengan menggunakan persamaan 2.8 didapat nilai HHV : T 1 = 26,89 ºC T 2 = 27,21 ºC HHV sekam padi = 20588,29 kJkg Tabel 4.9 Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah pengujian untuk pengujian pertama No. pengujian T 1 ºC T 2 ºC HHV kJkg 1 26,89 27,21 20588,29 2 27,16 27,44 17647,1 3 27,45 27,71 16176,51 4 27,65 27,97 20588,29 5 27,89 28,22 21323,58 Untuk pengujian kedua dapat digunakan cara yang sama untuk menentukan nilai kalor dari sekam padi. Menghitung nilai kalor tinggi HHV rata- Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009 rata pada masing-masing bahan bakar pada pengujian pertama dan kedua digunakan persamaan 2.9 : HHV rata - rata = 19264,755 kJkg Untuk nilai kalor pada pengujian pertama dan kedua dengan waktu pengeringan 1, 3, 5, 7.5, 10, 15, 20, 30, 40 menit, nilai kalor tinggi rata–rata HHV rata-rata dan kadar air sekam padi dapat dilihat pada lampiran 3. Analisa yang didapat dari gambar 4.1 adalah bahwa pada kadar air 14,9 pada menit ke-1 terlihat nilai kalor HHV sebesar 27500.07 kJkg dan akan terus naik sampai 29558,9 kJkg ini terjadi pada kadar air 7,7 menit ke-10. Disini dapat dilihat bahwa nilai kalor tertinggi terjadi pada kadar air 7,7 menit ke-10 dengan nilai kalor 29558,9 kJkg. HHV vs kadar air 3500 7000 10500 14000 17500 21000 24500 28000 31500 2 4 6 8 10 12 14 16 kadar air H H V kJ kg Gambar 4.1 Grafik pengeringan kadar air terhadap nilai kalor pada serabut Hal ini disebabkan : • Lama waktu yang diberikan sehingga kadar air yang terkandung pada serabut sudah berkurang. Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009 • Bila secara teori kenaikan nilai kalor juga dipengaruhi oleh kandungan bahan yang mudah menguap volatile matter karena volatile matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan intensitas nyala api di dalam serabut. Selanjutnya pada kadar air 7,4 sampai 5 dapat dilihat pada gambar 4.1, grafik mulai menurun sedangkan kadar air berkurang ini terjadi pada menit ke-15 sampai menit ke-40. Hal ini disebabkan pada saat pengujian pengujian pengering berlangsung gas-gas yang terkandung atau meterial yang terdapat didalamnya menguap bersama dengan udara, dan pada saat pengujian bomb kalorimeter unsur kimia yang terdapat pada serabut tidak terbakar secara sempurna sehingga menyebabkan nilai kalor menurun. Analisa yang didapat dari gambar 4.2 bahwa kadar air 15,7 pada menit ke-1 terlihat nilai kalor HHV sebesar 27831,99 kJkg akan terus naik sampai 30482,65 kJkg ini terjadi pada kadar air 11,9 menit ke-7,5. Disini dapat dilihat bahwa nilai kalor tertinggi terjadi pada kadar air 11,9 menit ke-7,5 dengan nilai kalor 30482,65 kJkg. HHV vs kadar air 4000 8000 12000 16000 20000 24000 28000 32000 2 4 6 8 10 12 14 16 18 kadar air H H V kJ kg Gambar 4.2 Grafik pengeringan kadar air terhadap nilai kalor pada cangkang Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009 Hal ini disebabkan : • Lama waktu yang diberikan sehingga kadar air yang terkandung pada cangkang sudah berkurang. • Bila secara teori kenaikan nilai kalor juga dipengaruhi oleh kandungan bahan yang mudah menguap volatile matter karena volatile matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan intensitas nyala api di dalam cangkang. Selanjutnya pada kadar air 11,4 sampai 2,4 dapat dilihat pada gambar 4.2, grafik mulai menurun sedangkan kadar air berkurang ini terjadi pada menit ke-10 sampai menit ke-40. Hal ini disebabkan pada saat pengujian pengujian pengering berlangsung gas-gas yang terkandung atau meterial yang terdapat didalamnya menguap bersama dengan udara, dan pada saat pengujian bomb kalorimeter unsur kimia yang terdapat pada serabut tidak terbakar secara sempurna sehingga menyebabkan nilai kalor menurun. Analisa yang didapat dari gambar 4.3 bahwa pada kadar air 8,5 pada menit ke-1 terlihat nilai HHV sebesar 20441,23 kJkg dan akan terus naik sampai 25441,24 kJkg ini terjadi pada kadar air 7,7 menit ke-5. Disini dapat dilihat bahwa nilai kalor tertinggi terjadi pada kadar air 7,7 menit ke-10 dengan nilai kalor 25441,24 kJkg. Daniel Romatua : Kajian Eksperimental Pengaruh Pengurangan Kadar Air Terhadap Nilai Kalor Pada Bahan Bakar Padat, 2007. USU Repository © 2009 LHV vs kadar air 3500 7000 10500 14000 17500 21000 24500 28000 2 4 6 8 10 kadar air H H V kJ kg Gambar 4.3 Grafik pengeringan kadar air terhadap nilai kalor pada sekam padi Hal ini disebabkan : • Lama waktu yang diberikan sehingga kadar air yang terkandung pada sekam padi sudah berkurang. • Bila secara teori kenaikan nilai kalor juga dipengaruhi oleh kandungan bahan yang mudah menguap volatile matter karena volatile matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan intensitas nyala api di dalam sekam padi. Selanjutnya pada kadar air 7,4 sampai 4,3 dapat dilihat pada gambar 4.6, grafik mulai menurun sedangkan kadar air berkurang ini terjadi pada menit ke-7,5 sampai menit ke-40. Hal ini disebabkan pada saat pengujian pengering berlangsung gas-gas yang terkandung atau meterial yang terdapat didalamnya menguap bersama dengan udara, dan pada saat pengujian bomb kalorimeter unsur kimia yang terdapat pada serabut tidak terbakar secara sempurna sehingga menyebabkan nilai kalor menurun

4.3 Laju Pindahan Panas