pada tahun 2012 juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Sedayu dipersepsikan sangat baik dan baik oleh para guru
sebesar 87,5. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma Riswanti dengan judul ”Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat” pada tahun
2013 menunjukkan hasil bahwa kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badiklatda Provinsi Jawa Barat termasuk dalam kategori sangat baik
dengan skor rata-rata sebesar 4,18.
4.4.3. Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu
terhadap Kinerja Pegawai
Sistem manajemen mutu diterapkan oleh organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi pemerintah dengan tujuan untuk menghasilkan
produk barang danatau jasa yang bermutu. Menurut Hadiwiardjo Wibisono 2000:27, inti dari sistem manajemen mutu adalah tentang
bagaimana suatu organisasi dapat menghasilkan produk atau jasa yang bermutu, yang diberikan kepada konsumen dengan mutu yang konsisten.
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dibutuhkan dukungan dari semua aspek yang ada di dalam organisasi seperti pegawai, alat, bahan,
uang, dll. Dalam hal aspek pegawai, produk yang bermutu dapat diwujudkan dari kinerja yang baik. Menurut Sunu 1999:26, salah satu
kriteria keberhasilan penerapan sistem manajemen mutu yaitu bermanfaat atau tidaknya terhadap personel atau pegawai yang menerapkan.
Universitas Sumatera Utara
Korelasi antara sistem manajemen mutu dengan kinerja dapat dilihat melalui nilai probabilitasnya. Berdasarkan tabel hasil uji korelasi
dapat dilihat bahwa nilai probabilitas yang di hitung sebesar 0,000 α0,05.
Artinya, terdapat hubungan atau pengaruh antara sistem manajemen mutu dengan kinerja pegawai. Korelasi antara sistem manajemen mutu dengan
kinerja adalah sebesar 0,426. Angka yang positif menunjukkan bahwa hubungan antara sistem manajemen mutu dengan kinerja adalah searah,
yang artinya semakin tinggi penerapan sistem manajemen mutu maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai.
Berdasarkan analisis regresi linear sederhana yang dilakukan penulis, maka didapat model persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 32,363 + 0,417X Dari persamaan regresi tersebut, didapat konstanta sebesar 32,363. Nilai
konstanta tersebut adalah harga matematis perubahan variabel terikat kinerja pada saat variabel bebasnya Sistem Manajemen Mutu bernilai
nol 0. Koefisien regresi variabel Sistem Manajemen Mutu adalah sebesar 0,417. Artinya, Sistem Manajemen Mutu memiliki hubungan yang searah
dengan kinerja. Melalui analisis uji T dapat dilihat bahwa nilai probabilitas yang
dihitung sebesar 0,000 ≤ taraf signifikan sebesar 0,05. Atas dasar tersebut
maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Mutu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT
Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan.
Universitas Sumatera Utara
Nilai R sebesar 0,426 pada tabel hasil analisis R-Square menunjukkan bahwa hubungan antara sistem manajemen mutu dengan
kinerja tidak terlalu kuat, karena nilai R tersebut masih lebih kecil dari 0,5. Nilai R-Square pada tabel tersebut sebesar 0,182. Artinya, 18,2 variasi
kinerja ditentukan oleh peran dari Sistem Manajemen Mutu, sementara 81,8 sisanya dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eko Supriyadi dan
Sumarjo H dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul”
pada tahun 2012 juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu hipotesis yang berbunyi“Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara SMM
ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru di SMK 1 Sedayu” ditolak, sehingga terdapatpengaruh yang positif dan signifikan antara SMM ISO 9001: 2008
terhadapkinerja guru di SMK 1 Sedayu. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma Riswanti dengan judul ”Pengaruh Penerapan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kualitas Kinerja Mengajar Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Provinsi Jawa Barat” pada tahun 2013 menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 dan kualitas kinerja mengajar widyaiswara di Badiklatda Provinsi Jawa Barat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan tergolong dalam kategori sangat baik.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah skor tanggapan responden mengenai variabel X Sistem Manajemen Mutu sebesar 86,8
yang berada dalam kategori sangat baik, yaitu antara 84,01 hingga 100.
2. Kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan tergolong dalam kategori baik. Hal ini bisa dilihat dari
jumlah skor tanggapan responden mengenai variabel Y kinerja sebesar 71,4 yang berada dalam kategori baik, yaitu antara
68,01 hingga 84. 3. Terdapat pengaruh antara penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada PT Asia Sakti Wahid Foods Manufacture Medan. Sebesar 18,2 kinerja
dipengaruhi oleh penerapan Sistem Manajemen Mutu, sementara 81,8 sisanya dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara