DESAIN PENGERING KOPRA MENGGUNAKAN ALIRAN UDARA PANAS KAPASITAS 25 KG/SIKLUS.
DESAIN PENGERING KOPRA MENGGUNAKAN ALIRAN
UDARA PANAS KAPASITAS 25 KG/SIKLUS
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahlimadya Program Studi Teknik Mesin – D3
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
Oleh
SAMUEL KRISTIAWAN SAGALA
5123220026
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
Samuel Kristiawan Sagala : Desain Pengering Kopra Menggunakan Aliran Udara Panas Kapasitas 25 Kg/Siklus. Tugas Akhir. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015
Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Pembuatan kopra menjadi sangat menentukan dalam menentukan kualitas kopra, Karena kualitas hasil kopra akan berpengaruh terhadap harga, maka pengetahuan cara atau teknik pembuatan kopra mutlak diperhatikan oleh para petani pembuat kopra. Peningkatan kualitas dan kuantitas serta efisiensi dalam kegiatan produk kopra dinilai merupakan suatu hal yang harus dilakukan agar nilai ekspor kopra dapat terus ditingkatkan. sehingga dapat dijadikan sebagai sumber devisa tambahan bagi negara Indonesia.Mesin pengering kopra ini dirancang untuk mempermudah dalam pengeringan buah kelapa tanpa menggunakan cara tradisional. Seperti yang kita ketahui kopra juga mengandung nilai-nilai gizi yang bermanfaat bagi tubuh dan sangat disukai oleh konsumen. Sistem kerja model pengering kopra yang dirancang sangat sederhana, dimana sumber panas yang berasal dari kompor. Panas secara alami akan mengalir kecorong pembuangan udara beserta air yang telah menguapkan dari kopra, sehingga kandungan air yang ada pada kopra akan berkurang.
(5)
ABSTRACK
Samuel Kristiawan Sagala: Design Copra Drier Using Hot Air Flow Capacity 25 Kg/Cycle. Final Project. Faculty of Enginering, University of Medan. 2015
Copra is dried coconut meat. Copra is a coconut derivative products are very important, because it is the raw material for coconut oil and its derivatives. Pem-made copra be crucial in determining the quality of copra, copra Because the quality of the results will affect the price, then the knowledge of how or technique of making copra farmers absolute attention by copra makers. Improving the quality and quantity of the product as well as efficiency in conducting copra assessed is a matter that must be done so that the value of exports of copra can be improved. So it can be used as an additional source of foreign exchange for the country Indonesia.Copra dryer machine is designed to facilitate the drying coconuts without using traditional means. As we know copra also contain nutritional values that are beneficial for the body and highly favored by consumers. Working system models copra dryers are designed to be very simple, where the source of the heat coming from the stove. Heat will naturally flow along kecorong exhaust air that has been vaporize water from copra, so the existing water content in the copra will be reduced.
(6)
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk memenuhi mata kuliah tugas akhir pada Fakultas Teknik di Universitas Negeri Medan.
Pembahasan Tugas Akhir ini mencakup tentang “Desain Alat Pengering Kopra Menggunakan Aliran Udara Panas Kapasitas 25 Kg/Siklus”. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan dukungan serta bimbingan dari semua pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra.Hj. Rosnelli,M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED
2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Wakil Bidang Akademik Fakultas Teknik UNIMED.
3. Bapak Drs. Hidir Efendi,M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin UNIMED. 4. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.T selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin UNIMED. 5. Bapak Drs.RobertSilaban.MPd, selaku Ketua Prodi Teknik Mesin D-3 UNIMED.
6. Bapak Drs.RobertSilabanM.Pd,selaku pembimbingTugas Akhir penulis yang telah banyak memberikan masukan, motivasi, dan petunju-petunjuk dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Secara khusus buat keluarga yang telah memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis, sehingga terlaksananya Tugas Akhir ini.
8. Teman-teman yang juga banyak memberi dukungan, doa serta arahan. Terkhusus teman – teman D3 2012
(7)
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya, karena masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan, menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.
Medan, Oktober 2015 Penulis,
Samuel KristiawanSagala Nim. 5123220026
(8)
` DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Tujuan ... 3
D. Manfaat ... 4
E. Teknik Pengumpulan Data ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A.Kopra ... 6
B. Proses Pengeringan ... 8
C. Standar Mutu Kopra ... 12
D. Perhitungan Kadar Air ... 14
(9)
BAB III METODE PERANCANGAN... 19
A.Perancangan ... 19
B.Perhitungan ... 21
C.Perhitungan Kebutuhan Bahan Bakar ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Komponen Mesin ... 26
B. Data Hasil Pengujian ... 35
C.MetodePembuatan ... 39
BAB V PENUTUP ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kopra Hitam ... 6
Gambar 2. Kopra Putih ... 7
Gambar 3. Skema Sistem pengeringan Udara Panas ... 10
Gambar 4. Kelapa yang Dikeringkan ... 19
Gambar 5. Alat Pengering yang Dirancang ... 20
Gambar 6. Ruang Pemanas Kopra ... 27
Gambar 7. Tray ... 28
Gambar 8. Pipa Aliran Panas ... 30
Gambar 9. Tabung Gas ... 31
Gambar 10.Kompor Gas ... 31
Gambar 11.Pintu Pengering ... 33
Gambar 12.Alat Pengering yang Dirancang ... 34
Gambar 13.PengujianMesin Pengering Kopra ... 35
Gambar 14.Grafik Distribusi Suhu ... 37
Gambar 15.Grafik Kadar Air Kopra... 38
Gambar 16.Proses Pembuatan Rangka ... 40
Gambar 17.Pemasangan Dinding Pengering ... 42
Gambar 18.Pemasangan PipaPengering ... 44
Gambar 19.Pembuatan Tray ... 46
Gambar 20.Pelapisan Dinding Pengering Menggunakan Plat Aluminium . 48 Gambar 21.Pembuatan Pintu Pengering ... 50
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standar MutuKopra ... 12
Tabel 2.Kelas Mutu Kopra ... 13
Tabel 3. Spesifikasi Mutu Kopra... 13
Tabel 4.Berat Kopra Tiap Tray ... 36
Tabel 5.Kadar Air Kopra Kering Menggunakan Gas Elpiji... 38
Tabel 6.Nama Peralatan Untuk Pembuatan Rangka Alat………. .. 39
Tabel 7.Nama Peralatan Untuk Pemasangan Dinding Pengering ... 41
Tabel 8.Nama Peralatan Untuk Pemasangan Pipa ... 43
Tabel 9.Nama Peralatan Untuk Pembuatan Tray ... 44
Tabel 10.Nama Peralatan Untuk Pelapisan Dinding Pengering... 46
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1.Proses Pembuatan Rangka Pengering ... 55
Lampiran 2. Proses Pemasangan Dinding Pengering ... 56
Lampiran 3. Pemasangan Pipa Aliran Udara Panas ... 57
Lampiran 4. Pelapisan Dinding Pengering Menggunakan Plat Almunium ... 58
Lampiran 5. Pembuatan Rak atau Tray ... 59
Lampiran 6.Pembuatan Pintu Pengering ... 60
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan oleh tumbuhan ini. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
Kopra berasal dari proses pengeringan daging kelapa yang dapat dilakukan dengan cara dijemur atau diasapi. Standar mutu kopra yang digunakan Indonesia adalah kadar air maksimum 5%bb, kadar minyak minimum 65%bk, dan asam lemak bebas makasimu 2%. Kopra yang diolah di pabrik pada umumnya berasal dari kopra rakyat, dimana mutu yang dihasilkan tidak seragam mengakibatkan harga jual menjadi rendah sehingga belum layak untuk diekspor. Salah satu daerah penghasil kelapa di Indonesia adalah Kabupaten Asahan, Sumatera utara, dimana produksi kelapa pada tahun 2010 mencapai 21.075,71 ton.
(14)
2
Metode pengeringan kopra yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas metode penjemuran dan metode pengasapan. Hasil dari penelitian survey pembuatan kopra dapat diketahui bahwa kadar air kopra dengan metode penjemuran selama 3-5 hari rata-rata memenuhi Standar Kadar Air Kopra Indonesia dengan mutu B, sedangkan dengan metode pengasapan selama ±6 jam rata-rata belum memenuhi Standar Kadar Air Kopra Indonesia. Kadar minyak kopra metode penjemuran maupun metode pengasapan dengan varietas kelapa dalam dan kadar air awal daging kelapa di atas 54%bb telah memenuhi Standar Kadar Minyak Kopra Indonesia dengan mutu A, sedangkan pada metode yang sama, dengan kadar air awal daging kelapa berkisar 54%-63%bb memenuhi mutu B dan C. Kadar asam lemak bebas dengan metode penjemuran selama 3-5 hari dan metode pengasapan rata-rata memenuhi standar Asam Lemak Bebas Kopra Indonesia dengan mutu A.
Mesin pengering kopra di desain untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan kopra. Pengeringan kopra terbagi menjadi dua yaitu sun drying dan artifical drying. Sun drying memerlukan sinar matahari sebagai sumber energi, sumber panas dan sinar ultraviolet. Pengeringan ini di lakukan secar terbuka, membutuhkan embusan angin yang besar dari udara sehingga pengeringan berlangsung lambat. Namun pengeringan secara terbuka menyebabkan rawan kontaminasi dari udara, debu dan kerikil dari lingkungan sekitar. Selain itu pengeringan ini dilakukan hanya jika cuaca memungkinkan, jika tidak, proses pengeringan secara terbuka tidak efektif dilakukan sehingga sulit di kontrol laju aliran udara panas dan temperaturnya. Pengeringan buatan ( artificial drying ) menggunakan bahan bakar. Prinsip kerjanya adalah pemanasan secara konduksi
(15)
3
( penghantar panas ) atau konveksi ( pengliran panas ) yang bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan pangan. Dan alat ini mempunyai kelebihan dan mengontrol laju aliran udara panas dan temperatur ruang bakar dapat di atur.
Dengan adanya berbagai permasalahan , kelemahan dari cara tradisional, maka penulis merencanakan untuk membangun alat pengering kopra ini untuk mempermudah prosesnya. Mesin pengering kopra yang direncanakan ini dapat mengeringkan kopra lebih efesien dan efektif dibandingkan dengan cara tradisional. Dengan adanya mesin tersebut, penulis mengharapkan semoga mesin tersebut memberikan banyak manfaat.
B. Batasan Masalah
Topik bahasan atau permasalahan yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana mendesain mesin pengering kopra ini agar tidak mempersulit pengguna dalam mengoperasikannya?
2. Bagaimana perencanaan dan perhitungan-perhitungan pada komponen-komponen mesin pengering kopra agar mampu beroperasi dengan kapasitas maksimum dan kinerja yang maksimal?
(16)
4
C. Tujuan
Adapun tujuan desain dari pengering kopra menggunakan aliran udara panas kapasitas 25 kg/siklus adalah :
1. Mendesain mesin dan konstruksi rangka mesin pengering kopra dengan menggunakan aliran udara panas agar dapat membantu masyarakat dalammenjalankan usahanya
2. Pengujian dan proses pembuatan mesin pengering kopra ini agar dapat berfungsi secara maksimal dan mencapai kapasitas yang diharapkan.
3. Merencanakan sistem pemanasan dan pengatur suhu pada mesin pengering kopra dengan aliran udara panas kapasitas 25 kg/siklus.
D.Manfaat
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaaat bagi :
1. Memberi manfaat pada masyarakat khususnya pada pengusaha kopra dalam meningkatkan produksi kualitas kopra.
2. Mahasiswa dapat merumuskan masalah dibidang teknik mesin serta memberikansolusi atas masalah pengeringan kopra yang kurang efektif. 3. Sebagai sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi lulusan Universitas Negeri Medan khususnya untuk Program Studi D3 Teknik Mesin. 4. Untuk menambah perbendaharaan mesin-mesin di Universitas Negeri Medan yang nantinya dapat disalurkan kepada masyarakat.
5. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Diploma III Teknik Mesin di Universitas Negeri Medan.
(17)
5
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah :
1. Studi literatur dengan mencari buku – buku yang ada dalam perpustakaan Kampus Universitas Negeri Medan maupun sumber lain dari luar yang bekaitan dengan perancangan mesin tersebut.
2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing yang bersangkutan maupun Dari pihak – pihak profesional yang dapat membantu dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.
3. Melakukan studi lapangan dengan mengamati mesin rancangan yang sudah ada mengadakan diskusi dengan teman.
(18)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Mesin pengering kopra ini menggunakan kompor gas dengan suhu 65ºC,dan Sebagai pengatur suhu panas digunakan thermokopel dan thermokontrol 2. Sistem panas yang digunakan pada mesin pengering kopra kapasitas 25 kg/siklusini aman dan layak digunakan.
3. Hasil dari perhitungan perancangan ini didapat sebagai berikut:
a. Suhu : 65ºC,
b. kapasitasmaksimum per tray : 3,5 kg/ tray c. bahanbakar gas elpijinya : 3kg/jam
B. Saran
Setelah melihat kontruksi mesin yang didesain dan dibuat, penulis menyarankan beberapa hal tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi mesin, yaitu :
1. Pada alat ini perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terutama tentang kadar air kelapa yang sempurna.
2. Perlu pemikiran lebih lanjut tentang carapembersihan alat agar lebih mudah. 3. Perlu dilakukan pergantian pada tray karena bahan tray yang digunakan terlalu Tipis sehingga cepat rusak untuk menahan beban kopra.
(19)
52
DAFTAR PUSTAKA
JP. Holman. (1988). Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga
Khurmi RS dan J. K Gupta. (1980). A Text Book of Machine Design. NewDelhi: Euresia publishing hause.
MAPI. (2006). Teknologi Minyak Kelapa
(www.dekindo.com/content/teknologi/Proses_Pengolahan_Minyak_Kelapa.pdf) Moran, Michael J., Shapiro, Howard N. (2004). Termodinamika Teknik Jilid 1.
Erlangga. Edisi Keempat. Jakarta.
Singh, Paul. (2001). Introduction to Food Enginering
Sularso dan Kiyokatsu Suga. (2004). Dasar-dasar Pemilihan dan Perencanaan Elemen Mesin. Jakarta : PT. Pradya Paramita.
Suhardiyono, L.(1995). Tanaman Kelapa, Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta : Kanisius.
(1)
Metode pengeringan kopra yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas metode penjemuran dan metode pengasapan. Hasil dari penelitian survey pembuatan kopra dapat diketahui bahwa kadar air kopra dengan metode penjemuran selama 3-5 hari rata-rata memenuhi Standar Kadar Air Kopra Indonesia dengan mutu B, sedangkan dengan metode pengasapan selama ±6 jam rata-rata belum memenuhi Standar Kadar Air Kopra Indonesia. Kadar minyak kopra metode penjemuran maupun metode pengasapan dengan varietas kelapa dalam dan kadar air awal daging kelapa di atas 54%bb telah memenuhi Standar Kadar Minyak Kopra Indonesia dengan mutu A, sedangkan pada metode yang sama, dengan kadar air awal daging kelapa berkisar 54%-63%bb memenuhi mutu B dan C. Kadar asam lemak bebas dengan metode penjemuran selama 3-5 hari dan metode pengasapan rata-rata memenuhi standar Asam Lemak Bebas Kopra Indonesia dengan mutu A.
Mesin pengering kopra di desain untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan kopra. Pengeringan kopra terbagi menjadi dua yaitu sun drying dan artifical drying. Sun drying memerlukan sinar matahari sebagai sumber energi, sumber panas dan sinar ultraviolet. Pengeringan ini di lakukan secar terbuka, membutuhkan embusan angin yang besar dari udara sehingga pengeringan berlangsung lambat. Namun pengeringan secara terbuka menyebabkan rawan kontaminasi dari udara, debu dan kerikil dari lingkungan sekitar. Selain itu pengeringan ini dilakukan hanya jika cuaca memungkinkan, jika tidak, proses pengeringan secara terbuka tidak efektif dilakukan sehingga sulit di kontrol laju aliran udara panas dan temperaturnya. Pengeringan buatan ( artificial drying ) menggunakan bahan bakar. Prinsip kerjanya adalah pemanasan secara konduksi
(2)
3
( penghantar panas ) atau konveksi ( pengliran panas ) yang bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan pangan. Dan alat ini mempunyai kelebihan dan mengontrol laju aliran udara panas dan temperatur ruang bakar dapat di atur.
Dengan adanya berbagai permasalahan , kelemahan dari cara tradisional, maka penulis merencanakan untuk membangun alat pengering kopra ini untuk mempermudah prosesnya. Mesin pengering kopra yang direncanakan ini dapat mengeringkan kopra lebih efesien dan efektif dibandingkan dengan cara tradisional. Dengan adanya mesin tersebut, penulis mengharapkan semoga mesin tersebut memberikan banyak manfaat.
B. Batasan Masalah
Topik bahasan atau permasalahan yang akan dibahas dalam laporan tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana mendesain mesin pengering kopra ini agar tidak mempersulit pengguna dalam mengoperasikannya?
2. Bagaimana perencanaan dan perhitungan-perhitungan pada komponen-komponen mesin pengering kopra agar mampu beroperasi dengan kapasitas maksimum dan kinerja yang maksimal?
(3)
C. Tujuan
Adapun tujuan desain dari pengering kopra menggunakan aliran udara panas kapasitas 25 kg/siklus adalah :
1. Mendesain mesin dan konstruksi rangka mesin pengering kopra dengan menggunakan aliran udara panas agar dapat membantu masyarakat dalammenjalankan usahanya
2. Pengujian dan proses pembuatan mesin pengering kopra ini agar dapat berfungsi secara maksimal dan mencapai kapasitas yang diharapkan.
3. Merencanakan sistem pemanasan dan pengatur suhu pada mesin pengering kopra dengan aliran udara panas kapasitas 25 kg/siklus.
D.Manfaat
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaaat bagi :
1. Memberi manfaat pada masyarakat khususnya pada pengusaha kopra dalam meningkatkan produksi kualitas kopra.
2. Mahasiswa dapat merumuskan masalah dibidang teknik mesin serta memberikansolusi atas masalah pengeringan kopra yang kurang efektif. 3. Sebagai sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi lulusan Universitas Negeri Medan khususnya untuk Program Studi D3 Teknik Mesin. 4. Untuk menambah perbendaharaan mesin-mesin di Universitas Negeri Medan yang nantinya dapat disalurkan kepada masyarakat.
5. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Diploma III Teknik Mesin di Universitas Negeri Medan.
(4)
5
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan penulis dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah :
1. Studi literatur dengan mencari buku – buku yang ada dalam perpustakaan Kampus Universitas Negeri Medan maupun sumber lain dari luar yang bekaitan dengan perancangan mesin tersebut.
2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing yang bersangkutan maupun Dari pihak – pihak profesional yang dapat membantu dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.
3. Melakukan studi lapangan dengan mengamati mesin rancangan yang sudah ada mengadakan diskusi dengan teman.
(5)
51
Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Mesin pengering kopra ini menggunakan kompor gas dengan suhu 65ºC,dan Sebagai pengatur suhu panas digunakan thermokopel dan thermokontrol 2. Sistem panas yang digunakan pada mesin pengering kopra kapasitas 25 kg/siklusini aman dan layak digunakan.
3. Hasil dari perhitungan perancangan ini didapat sebagai berikut:
a. Suhu : 65ºC,
b. kapasitasmaksimum per tray : 3,5 kg/ tray c. bahanbakar gas elpijinya : 3kg/jam
B. Saran
Setelah melihat kontruksi mesin yang didesain dan dibuat, penulis menyarankan beberapa hal tindakan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi mesin, yaitu :
1. Pada alat ini perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terutama tentang kadar air kelapa yang sempurna.
2. Perlu pemikiran lebih lanjut tentang carapembersihan alat agar lebih mudah. 3. Perlu dilakukan pergantian pada tray karena bahan tray yang digunakan terlalu Tipis sehingga cepat rusak untuk menahan beban kopra.
(6)
52
DAFTAR PUSTAKA
JP. Holman. (1988). Perpindahan Kalor. Jakarta : Erlangga
Khurmi RS dan J. K Gupta. (1980). A Text Book of Machine Design. NewDelhi: Euresia publishing hause.
MAPI. (2006). Teknologi Minyak Kelapa
(www.dekindo.com/content/teknologi/Proses_Pengolahan_Minyak_Kelapa.pdf) Moran, Michael J., Shapiro, Howard N. (2004). Termodinamika Teknik Jilid 1.
Erlangga. Edisi Keempat. Jakarta.
Singh, Paul. (2001). Introduction to Food Enginering
Sularso dan Kiyokatsu Suga. (2004). Dasar-dasar Pemilihan dan Perencanaan Elemen Mesin. Jakarta : PT. Pradya Paramita.
Suhardiyono, L.(1995). Tanaman Kelapa, Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta : Kanisius.