Temuan dan Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

11

3.2 Implikasi Hasil Analisis Kohesi Pada Lirik Lagu dalam Album Religi

Grup Band Gigi “Mohon Ampun” dalam Pembelajaran Menulis Puisi. Pendidikan yang efektif dapat diberikan dengan contoh materi-materi pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik. Materi pembelajaran adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang dimaksud dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan. Lagu adalah salah satu karya yang dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran dalam menulis puisi. Penciptaan sebuah lagu memiliki kesamaan dengan penciptaan puisi. Kesamaan tersebut seperti, dalam penciptaan lagu sering kali dijumpai pengacuan, pengulangan-pengulangan kata, bunyi, suku kata, sinonim, dan antonim. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian dari kohesi. Unsur-unsur kohesi tersebut sering juga dijumpai pada penciptaan sebuah puisi. Banyak pengarang puisi yang entah disengaja atau tidak menggunakan beberapa unsur kohesi tersebut dalam karyanya. Sehubungan dengan penelitian tentang “Kohesi Pada Lirik Lagu Grup Band Gigi dalam Album Religi “Mohon Ampun” dapat diimplikasikan pada dunia pendidikan, yaitu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Temuan penelitian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran menulis puisi, yaitu sebagai bahan pengajaran dalam proses belajar. Adanya penelitian ini diharapkan agar siswa mampu menulis karya puisi yang memperhatikan unsur kohesi. Hal tersebut sesuai dengan materi pembelajaran kelas X, pada KI-4 yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. KD 4.7 yaitu menulis puisi dengan memperhatikan bait, larik, rima, irama, imaji, dan isi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam praktiknya penciptaan sebuah lagu memiliki kesamaan dengan penciptaan puisi. Dengan demikian, melalui temuan hasil analisis penelitian ini guru dapat menjadikan hasil temuan penelitian ini menjadi contoh bahan pengajaran menulis puisi di SMA kelas X.

3.3 Temuan dan Pembahasan

Penelitian Rokhanah Qudus yang berkaitan dengan analisis kohesi leksikal dalam novel dom sumurup ing banyu karya suparto brata ditemukan adanya penanda kohesi leksikal yang mendukung keutuhan wacana dalam novel „Dom Sumurup Ing Banyu’ karya Suparto Brata tersebut, yang meliputi adanya repetisi, sinonim, antonim, kolokasi, dan hiponim. Pada kaitannya dengan aspek leksikal, analisis ini menemukan enam jenis repetisi, yaitu: repetisi epizeuksis, repetisi anadiplosis, repetisi mesodiplosis, repetisi anafora, repetisi epistrofa, dan repetisi tautotes. Pada penelitian ini juga ditemukan sinonim kata dengan kata, kata dengan frasa dan sebaliknya, dan klausa dengan klausa. Selain itu, ditemukan juga lima macam antonim, yaitu: antonim mutlak, antonim gradasi kutub, antonim hubungan, antonim hirarkial, dan antonim resiprokal. Penelitian 12 ini juga menemukan kolokasi sanding kata, dan hiponim hubungan atas- bawah yang melibatkan hipernim superordinat. Penelitian Abdullah Hasibuan yang berkaitan dengan analisis piranti kohesi dalam wacana tulis ilmiah tersebut ditemukan piranti kohesi yang meliputi pengacuan frasa dan kata kunci, pemarkah transisional, struktur gramatikal yang paralel, dan urutan informasi baru informasi lama. Pengulangan frasa dan kata kunci terdiri atas, subtitusi nominal, elipsis, pronominal, pengulangan penuh, dan pengulangan sebagian. Fungsi dari pengulangan itu adalah untuk menekankan ide dan menjaga konstinuitas topik. Dalam penelitian ini ditemukan tujuh bentuk pemarkah transisional, yaitu 1 sedangkan untuk menyatakan hubungan pertentangan, 2 tetapi untuk menyatakan hubungan perlawanan, 3 maka untuk menyatakan hubungan sebab-akibat, 4 dan untuk menyatakan hubungan penambahan, 5 atau untuk menyatakan hubungan pemilihan, 6 pemarkah untuk menyatakan hubungan ciri dan contoh, 7 variasi leksikal yang berupa antonim. Diantara ketujuh pemarkah transisional itu, pemarkah transisional sedangkan yang digunakan untuk menyatakan hubungan pertentangan lebih menonjol dibandingkan dengan pemarkah transisional lain. Penelitian Josephine B. Alarcon dan Katrina Ninfa S. Morales 2011 berjudul “Grammatical cohesion in students‟ argumentative essay”. Hasil dari penelitian Josephine B. Alarcon dan Katrina Ninfa S. Morales tersebut ditemukan bahwa penanda kohesi yang paling sering digunakan adalah perangkat kohesi referensi sebanyak 90,67 diikuti oleh konjungsi sebanyak 9,08 dan substitusi sebanyak 0,25. Sementara, untuk perangkat kohesi elipsis tidak ditemukan. Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara perangkat kohesif dan kualitas penulisan karangan siswa. Penelitian Philipp Sebastian Anger meyer 2002 berjudul “Lexical Cohesion in Multilingual C onversation”. Hasil dari penelitian Philipp Sebastian Angermeyer ini menunjukkan bahwa insersi perlu dianalisis dalam konteks urutan percakapan di mana masyarakat bahasa itu tinggal. Sama seperti intersentential alih kode, penyisipan dapat berhubungan dengan struktur percakapan, seperti yang ditunjukkan untuk memainkan peran penting dalam pembentukan hubungan kohesif dalam masyarakat multibahasa. Selanjutnya, penelitian ini telah menunjukkan bahwa kualitas kohesif sisipan mampu menjelaskan dua karakteristik umum, yaitu penyisipan dan pinjaman, yaitu preferensi umum untuk kata benda dan asimetri antara bahasa yang terlibat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah adalah sama- sama meneliti tentang aspek kohesi. Sedangkan perbedaannya penelitian ini juga menghubugkan manfaat dari analisis aspek kohesi dalam lagu dengan pembentukan karakter siswa berdasarkan penggunaan bahasa religius dalam lagu tersebut dan implikasinya dalam pembelajaran menu;lis puisi di SMA. 13

4. PENUTUP

Penelitian ini menganalisis kohesi yang terdapat pada lirik lagu Grup Band Gigi dalam Album Religi “Mohon Ampun”, hasilnya berupa munculnya penggunaan kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal, meliputi: referensi pengacuan, yang terdiri dari pengacuan persona pertama tunggal aku, kemudian pengacuan persona pertama tunggal bentuk lekat kiri ku- dan bentuk lekat kanan – ku. Pengacuan persona pertama jamak, kami, kita. Pengacuan persona kedua tunggal bentuk lekat kiri engkau-, kau-, dan bentuk lekat kanan – mu. Pengacuan persona ketiga tunggal bentuk lekat kiri dia, dan bentuk lekat kanan – nya. Pengacuan demonstratif temporal pagi, siang, sore, malam. Kohesi leksikal meliputi, repetisi repetisi epistrofa, repetisi anafora, repetisi mesodiplosis. Pengulangan jumlah suku kata, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 16 suku kata. Terdapat juga pengulangan kata dan pengulangan bunyi vokal “a”, :i”, dan “u”. Sinonim seperti, datang tiba . Antonim seperti damai perang . Kolokasi seperti penggunaan kata