Pengaruh tekanan klien dan tekanan peran terhadap independensi auditor dengan kecerdasan spiritual sebagai variabel moderating

PENGARUH TEKANAN KLIEN DAN TEKANAN PERAN
TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI
VARIABEL MODERATING

Dsisusun Oleh:
Happy Triana
NIM: 105082002709

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M

Hari ini Jumat Tanggal 19 Februari Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Happy Triana NIM: 105082002709 dengan judul skripsi
PENGARUH TEKANAN KLIEN DAN TEKANAN PERAN TERHADAP
INDEPENDENSI AUDITOR
SEBAGAI


VARIABEL

DENGAN

MODERATING.

KECERDASAN

SPIRITUAL

Memperhatikan

penampilan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung. maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Januari 2010


Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM
Ketua

Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, CPA
Sekretaris

Amilin, SE, Ak, M.Si

Rini, SE, Ak, M.Si

Penguji Ahli I

Penguji Ahli II

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

IDENTITAS PRIBADI

1. Nama
2. Tempat & Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Telepon
5. Email

II. PENDIDIKAN
1. SD
2. SMP
3. SMU
4. S1

: Happy Triana
: Jakarta, 22 Juli 1987
: Kampung Batas Indah RT 007/001 No.28,
Tangerang, 15221
: 021-7374012 / 085925096777
: happy2sweet@gmail.com

: SD Negeri Pesanggrahan 04 Pagi

: SMP Negeri 177 Jakarta
: SMU Negeri 90 Jakarta
: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. SMA
: Teater, Rohis & English Club
2. S1
: LDK
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Supono
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Cilacap, 16 Desember 1944
3. Ibu
: Mahdafia
4. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 7 Juli 1958
5. Alamat

: Kampung Batas Indah RT 007/001 No.28,
Tangerang, 15221
6. Telepon
: 021 - 7374012

PENGARUH TEKANAN KLIEN DAN TEKANAN PERAN TERHADAP
INDEPENDENSI AUDITOR DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
oleh:
Happy Triana
105082002709

Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh tekanan klien dan tekanan peran terhadap
independensi auditor serta interaksinya dengan kecerdasan spiritual sebagai
variabel moderating.
Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel
penelitian ini adalah 79 auditor dari 11 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan

metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda
dan analisis regresi moderate.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan klien dan tekanan peran
secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap independensi auditor dan
kecerdasan spiritual bukanlah variabel moderating bagi tekanan klien, tetapi
merupakan variabel moderating bagi tekanan peran.
Kata kunci: tekanan klien, tekanan peran, kecerdasan spiritual, independensi
auditor

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT, sang pencipta, pemilik dan pemelihara
seluruh alam semesta beserta isinya. Berkat izin dan karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Rasullullah SAW sebagai suri tauladan dan pembawa kebebasan
dari peradaban jahiliyah ke peradaban yang terang benderang bagi kita semua.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Tekanan Klien dan Tekanan Peran
Terhadap Independensi Auditor Dengan Kecerdasan Spiritual Sebagai
Variabel Moderating” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan serta semangat sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan
penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Papa & Mama tercinta. Papaku sayang, terima kasih atas seluruh doa yang
selalu Papa panjatkan untuk Enon. My precious mother, thanks for being the
coolest mother on earth!!! Terima kasih Ma atas semua doa, perhatian dan cinta
yang tulus serta untuk telah menjadi sahabat terbaik buat Enon. Semoga Enon
bisa membahagiakan Papa & Mama. Untuk kedua kakakku, terima kasih atas
semua bantuan dan dukungannya buat Enon selama ini. Maafin ya kalau Enon
selalu jadi adik yang merepotkan hehehe….(La Hobby!!!)
Adikku Ting-Chan……makasih ya atas candaannya yang alay, aneh dan gaje,
tapi ampuh kok buat ngusir jenuh Ba’ Happy. Rajin belajar ya, GAMBATE!!!
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs.
Abdul Hamid Cebba, MBA, CPA selaku dosen pembimbing II. Terima kasih
atas ilmu yang telah diberikan dan waktu yang telah diluwangkan untuk
membimbing penulis.


3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yang telah memberikan jalan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu Yessi
Fitri SE, Ak, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi atas semua bantuan
yang diberikan.
5. Para dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Jurusan Akuntansi serta Fakultas
Ekonomi dan Bisnis atas ilmu, waktu dan bantuan yang telah diberikan.
6. To all my best friends (you know who you are!!!). Terima kasih teman sudah
menerima aku apa adanya dan membantu aku bangkit saat aku jatuh serta turut
tersenyum saat aku senang. Canda, tawa dan tangis yang telah kita bagi
bersama tidak akan pernah aku lupakan.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, terima kasih ya teman-teman atas
semua bantuan dan momen-momen manis yang telah kalian berikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini penulis memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta maaf dan mengharapkan
kritik serta saran untuk perbaikan bagi penulis. Semoga hasil dari skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak.
Wassalammualaikum, Wr. Wb.

Jakarta, 5 Maret 2010


Happy Triana
105082002709

DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................
ABSTRACT ....................................................................................
ABSTRAK .......................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................
B. Perumusan Masalah ................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
1. Tujuan Penelitian ................................................................
2. Manfaat Penelitian ..............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................

A. Tekanan Klien ........................................................................
B. Tekanan Peran ........................................................................
C. Kecerdasan Spiritual ...............................................................
D. Independensi Auditor .............................................................
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ...............................
F. Kerangka Pemikiran ................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................
C. Metode Pengumpulan Data .....................................................
D. Metode Analisis Data .............................................................
E. Operasional Variabel Penelitian ..............................................
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ...............................
A. Populasi dan Deskriptif Data Responden ................................
B. Penemuan dan Pembahasan ....................................................
1. Statistik Deskriptif ..............................................................
2. Uji Kualitas Data ................................................................
3. Uji Asumsi Klasik ...............................................................
4. Pengujian Hipotesis ............................................................
5. Pembahasan ........................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Implikasi ................................................................................
C. Keterbatasan ...........................................................................
D. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................

v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
xiv
1
1
8
8
8
9
10
10
12
15
17
20
23
24
24
24
25
27
40
42
42
43
43
45
49
52
57
59
59
60
61
62
63
66

DAFTAR TABEL
Nomor

Keterangan

Halaman

3.1

Operasional Variabel ...........................................................

40

4.1

Distribusi Kuesioner ...........................................................

43

4.2

Statistik Deskriptif ..............................................................

44

4.3

Uji Validitas Sebelum Di-Drop ...........................................

45

4.4

Uji Validitas Sesudah Di-Drop ...........................................

46

4.5

Uji Reliabilitas ...................................................................

47

4.6

Uji Multikolinieritas ...........................................................

52

4.7

2

Uji Koefisien Determinasi (R )............................................

52

4.8

Uji ANOVA Y, X1 dan X3 .........................................................................

53

4.9

Uji t.....................................................................................

53

4.10

Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................

54

4.11

Uji ANOVA Y, X2 dan X3 .........................................................................

54

4.12

Uji t.....................................................................................

55

4.13

Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................

55

4.14

Uji ANOVA Y, X1 dan X2 .........................................................................

56

4.15

Uji t.....................................................................................

56

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Model Hipotesis 1 ..............................................................

21

2.2

Model Hipotesis 2 ..............................................................

22

2.3

Model Hipotesis 3 ..............................................................

22

2.4

Kerangka Pemikiran ...........................................................

23

4.1

Grafik Histogram ................................................................

49

4.2

Grafik P-Plot ......................................................................

50

4.3

Scatterplot ..........................................................................

51

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Keterangan

1

Kuesioner

2

Jawaban Responden

3

Uji Kualitas Data

4

Uji Asumsi Klasik

5

Uji Hipotesis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tekanan Klien
Dalam penelitian Siti Jamilah (2007) akuntan secara terus menerus
mengalami dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang
bertentangan, sehingga klien bisa saja mempengaruhi proses pemeriksaan
yang dilakukan auditor yakni dengan menekan auditor untuk mengambil
tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Apabila auditor memenuhi
tuntutan klien berarti auditor melanggar standar etika profesi, tetapi dengan
tidak memenuhi tuntutan klien auditor bisa kehilangan klien.
Tekanan klien adalah suatu hal yang sudah menjadi resiko dari profesi
akuntan publik, maka pertimbangan profesional seorang auditor yang
berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu serta kesadaran moral
memainkan peranan penting dalam setiap keputusan auditor dalam
menghadapi tekanan klien. Auditor harus memiliki komitmen untuk menjaga
perilaku demi kehormatan profesi dengan cara apapun, bahkan dengan
mengorbankan keuntungan pribadi sekalipun.
Pendapat DeAngelo (1981) dalam penelitian Ahmed Ibrahim (2001):
“large auditors will have more clients than small auditors do and their total
fees will be allocated among those client unlike small auditors who depend on
one dominated client, therefore, large auditors will be more independent than
small auditors”.
Bagi KAP keberadaan klien sangatlah penting. Selain sebagai sumber
pendapatan, klien juga sebagai tolok ukur perkembangan karier KAP, tetapi

klien bagi KAP kecil yang belum banyak memiliki klien dan hanya memiliki
satu klien besar sebagai sumber pendapatan akan sangat mudah untuk ditekan
daripada KAP besar yang memiliki banyak klien.
Dalam penelitian Maulina (2008) terdapat tiga teori yang menjelaskan
tentang tekanan klien, yaitu antara lain:
1. Teori Keagenan
Menurut Lodovicus Sensi Wondabiu (2006) auditor independen
diperlukan dalam perspektif auditing dapat dikaitkan dengan dasar teori
keagenan, yaitu hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen
(agen).
Manajemen yang memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan
dengan kepentingan pemilik perusahaan akan menimbulkan masalah. Oleh
sebab itu, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai pihak
penengah untuk menangani konflik yang timbul.
2. Teori Kontrak
Teori ini menegaskan bahwa perusahaan merupakan kumpulan
kontrak-kontrak antara pihak ketiga, yaitu pemasok dan konsumen atau
klien dari faktor-faktor produksi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh
keyakinan

tentang

pertanggungjawaban

manajemen

dalam

bentuk

informasi keuangan yang telah disusun sesuai standar akuntansi para
stakeholder membutuhkan pihak independen untuk mengaudit laporan
keuangan tersebut.
3. Engagement Risk

Yaitu risiko yang muncul dari perikatan antara klien dengan KAP.
Upaya untuk menghambat resiko yang akan auditor hadapi dapat dilakukan
pada tahap perencanaan penugasan (audit planning) dimana dalam tahap ini
KAP melakukan manajemen resiko pada tahap keputusan untuk menerima
atau menolak klien, sehingga auditor bisa menghindari kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan di kemudian hari yang berkaitan dengan klien.

B. Tekanan Peran
Tekanan peran adalah situasi dimana individu memiliki lebih dari satu
peran dalam lingkungan kerja dan masyarakat dimana peran-peran tersebut
memiliki harapan atau tujuan yang saling bertolak belakang satu sama lain
serta bertentangan dengan kaidah atau nilai-nilai tertentu dari masing-masing
peran, sehingga menimbulkan konflik bagi yang mengalaminya.
Penelitian Kahn, Wolve, Snoeck dan Rosenthal (1964) dalam Eka
Murtiasri menyatakan bahwa tekanan peran atau role stress dalam pekerjaan
muncul karena adanya dua kondisi yang sering dihadapi auditor, yaitu:
1. Ambiguitas peran atau role ambiguity
Ambigu dapat diartikan sebagai keadaan yang mengandung hal yang
bias, rancu, samar dan tidak jelas. Role ambiguity atau ketidakjelasan
peran akan muncul jika tidak ada informasi memadai yang diperlukan
untuk menjalankan suatu peran dengan cara yang memuaskan. Oleh sebab
itu, pihak-pihak yang bersangkutan harus mengetahui dan memahami halhal yang menjadi hak dan kewajibannya serta memisahkan urusan

pekerjaan dengan masalah pribadi. Mereka harus mengerti fungsi dan
kedudukan mereka masing-masing dengan baik, sehingga dalam keadaan
apa pun juga mereka tidak akan mengalami kerancuan dalam peran yang
mereka miliki.
2. Konflik peran atau role conflict.
Dalam penelitian Wolve dan Snoeck (1962) dalam Eka Murtiasri
(2006) role conflict adalah kejadian yang simultan dari dua tekanan atau
lebih, seperti ketaatan pada suatu hal akan memunculkan dilema karena
sulit untuk mentaati lainnya. Menurut Puspa dan Riyanto (1999) dalam
Eka Rozanaturrizqie (2008) koflik peran adalah suatu gejala psikologis
yang dialami anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak aman
dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja.
Konflik akan terjadi adalah apabila seseorang mematuhi salah satu peran
saja, maka akan menimbulkan ketidakadilan dan dampak negatif bagi
peran yang lain serta dapat menurunkan integritas pekerja. Menurut
penelitian Baker (1977) dalam Eka Murtiasri (2006) profesi auditor adalah
salah satu profesi yang memiliki tingkat stress tinggi.
Tekanan peran yang melanda auditor dapat berasal dari lingkungan kerja
dan masalah pribadi yang terbawa ke dalam pekerjaan. Misalnya, auditor
dihadapkan pada atasan yang tidak independen, sehingga menekan auditor
untuk memberi opini yang tidak sesuai dengan bukti audit. Selain masalah
dengan atasan, auditor juga memiliki masalah financial yang pelik. Dalam
situasi ini auditor akan menghadapi tiga tekanan peran yang akan

menghasilkan tiga ambiguitas peran dan konflik. Pada peran pertama auditor
harus mentaati kode etik demi menjaga kehormatan profesi dan integritas,
pada peran kedua auditor memiliki atasan yang menekan dia untuk melakukan
kecurangan yang akan “dihadiahi” komisi yang menggiurkan dan peran yang
terakhir adalah auditor sebagai manusia biasa, yaitu manusia yang memiliki
tujuan hidup yang ingin dicapai dan tuntutan hidup yang harus dipenuhi.
Albrecht, Wernz & William (1999), menyebutkan dari hasil penelitiannya
bahwa 95 persen dari kasus fraud yang ada berasal dari tekanan finansial,
apakah karena kebutuhan akan uang, kebutuhan akan barang atau benda atau
properti untuk menunjang lingkungan/gaya hidup, keadaan ekonomi,
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan/atau perilaku yang berhubungan
dengan kebiasaan buruk tersebut, sehingga membutuhkan biaya yang jauh
lebih besar dari yang sewajarnya. Konflik yang akan muncul adalah apabila
auditor menuruti perintah atasan, maka hubungan kerja auditor dengan atasan
akan terancam. Atasan bisa saja memecat auditor, sehingga menyebabkan
auditor kehilangan pekerjaan. Di sisi lain terjadi dampak yang paling fatal dari
konflik ini, yaitu auditor telah melanggar kode etik profesinya, auditor telah
mencemarkan nama baik profesi dan kehilangan kehormatan serta menipu
banyak pihak.

C. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quetiont)
Terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai SQ, yaitu SQ religiusitas
dan SQ non religiusitas. Menurut Zohar dan Marshall (2002) dalam Ary

Ginanjar Agustian (2005:46) SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi
persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Ratna Eliyawati (2006) menyatakan bahwa SQ tidak mesti berhubungan
dengan agama, karena SQ adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu
seseorang membangun dirinya secara utuh dimana SQ tidak bergantung pada
budaya atau nilai. Tony Buzan dalam Bayu Adhi Satrio (2007) menyatakan
bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang memberi makna
pada kehidupan dimana orang yang memiliki SQ berciri-ciri:
1. Kerap berbuat baik
2. Menolong
3. Memaafkan
4. Mampu memilih kebahagiaan
5. Merasa memikul sebuah misi yang mulia
Berbeda dengan Ratna Eliyawati dan Bayu Adhi Satrio, SQ menurut
Fathul Huda Sufnawan (2007) dinamakan juga dengan Religius Quotient
(kecerdasan religius atau kecerdasan ruhaniah), karena dalam penerapannya
SQ tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan beragama seseorang walaupun
antar agama mempunyai konsep yang berbeda tentang bentuk SQ, akan tetapi
esensinya sama yaitu keyakinan akan keberadaan dan peran serta Tuhan dalam
setiap aktivitas kehidupan manusia.

Definisi dari Religious Quotient (RQ) adalah tingkat religiusitas atau
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME (Fathul Huda Sufnawan,
2007). Sumber Daya Manusia dengan tingkat RQ tinggi adalah tidak sekedar
beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Sumber Daya Manusia yang beriman adalah seorang yang percaya bahwa
Tuhan Maha Melihat, Mendengar dan Mengetahui apa-apa yang diucapkan,
diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia. Tanpa keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (SQ) sangat sulit bagi seorang auditor untuk dapat bertahan
dalam menghadapi tekanan klien, frustasi, stress, menyelesaikan konflik yang
sudah menjadi bagian atau resiko profesi, dan memikul tanggung jawab
sebagai seorang auditor. Selain itu, seorang akuntan yang memiliki kecerdasan
spiritual dan tingkat religiusitas yang tinggi akan mampu bertindak atau
berperilaku dengan etis dalam profesi dan organisasi menurut Ludigdo dan
Maryani (2001) dalam Ridwan Tikollah (2006).
Ary Ginanjar (2005:45) berpendapat bahwa IQ, EQ dan SQ adalah satu
kesatuan yang integral dan transendental. Berarti seorang auditor yang
profesional adalah auditor yang tidak hanya memiliki intelejensi, kompetensi
dan kematangan emosi, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual. Auditor
yang sukses pasti memiliki IQ, EQ dan SQ dalam dirinya sebagai satu
kesatuan yang selalu dia terapkan dalam setiap pekerjaannya.

D. Independensi

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik
untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang
bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas (Kode Etik Akuntan
Indonesia: 1994). Ada dua aspek independensi yang harus dimiliki auditor,
yaitu:
1. Independent in fact
Yaitu independensi dalam kenyataan yang merujuk pada sikap dan mental
auditor dalam menjalankan profesinya. Auditor harus bersikap profesional
selama berada dalam masa perikatan dengan klien dengan cara
mempertahankan integritasnya dalam kondisi apapun.
2. Independent in appearance
Yaitu independensi dalam penampilan auditor yang bersumber dari
penilaian pihak lain terhadap independensi auditor dalam menjalankan
tugasnya. Auditor harus menghindari situasi-situasi antara auditor dengan
klien yang dapat menimbulkan pandangan-pandangan jelek pihak lain
terhadap auditor, walaupun pada kenyataannya auditor tetap menjaga
independensinya.

Bahkan,

Ibnu

Subiyanto

(1995)

memberi

nama

independent auditor untuk nama lain akuntan publik, karena memang sudah
semestinya akuntan publik memiliki sikap independen dalam menjalankan
profesinya baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan.
Independensi menurut Arens & Loebeck (1997):
“independency in auditing means taking an unbiased area point in the
performance of audit test, the evaluation of the results and the issuance of the
audit reports”

Sekalipun seorang auditor memiliki keahlian, tetapi apabila dia tidak
memiliki keindependensian maka audit pun tidak akan memiliki kualitas,
karena kualitas suatu audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi
auditor (Christiawan, 2002) dalam Nizarul Alim (2007). Selain menurunkan
kualitas audit, tidak adanya independensi juga menurunkan keandalan
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan yang telah diaudit, sehingga
informasi tersebut tidak akan berguna bagi pengambilan keputusan oleh pihak
ketiga.
Supriyono (1988) dalam Nizarul Alim (2007) menyebutkan setidaknya
terdapat 6 faktor yang berpengaruh terhadap independensi, yaitu:
1. Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien.
2. Tingkat persaingan antara KAP.
3. Pemberian jasa lain selain jasa audit.
4. Lamanya penugasan audit pada klien yang sama.
5. Ukuran KAP
6. Besarnya audit fee
Berkaitan dengan independensi, AICPA memberikan prinsip-prinsip
berikut sebagai panduan:
1. Auditor dan perusahaan tidak boleh bergantung pada klien dalam hal
keuangan.
2. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak terlibat dalam konflik kepentingan
yang akan mengganggu objektifitas mereka berkenaan dengan cara-cara
yang mempengaruhi laporan keuangan.

3. Auditor dan perusahaan seharusnya tidak memiliki hubungan dengan klien
yang akan mengganggu objektifitas auditor.
Menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns (1996) dalam Wiwik
Yarmin (2007) independensi auditor dapat berkurang apabila:
1. Auditor memiliki kepentingan dalam perusahaan klien.
2. Auditor menjadi direktur atau pemegang hak suara di perusahaan yang
diaudit atau salah satu afiliasi klien.
3. Pengungkapan tidak memadai dan tidak wajar.
4. Opini auditor bergantung pada opini klien.
5. Auditor memiliki ikatan yang erat dengan akuntan lain yang memiliki
kepentingan dalam perusahaan klien.
6. Klien menjamin auditor terhadap kerugian.
7. Hubungan keluarga timbul antara auditor dengan pihak yang diaudit atau
dengan para karyawannya atau para pemiliknya.
8. Persentase terbesar dari pendapatan auditor diperoleh dari satu klien.
IAI Kompartemen Akuntan Publik memasukkan sikap independen sebagai
salah satu standar pengendalian mutu (SPM) dalam SPM Seksi 100 yang
mengatur sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik dimana semua
personil

auditor

harus mempertahankan

objektivitas dalam menjalankan tugasnya.

E. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

independensi,

integritas

dan

1. Interaksi

Tekanan

Klien

Dengan

Kecerdasan

Spiritual

dan

Pengaruhnya Terhadap Independensi Auditor
Tekanan klien adalah resiko inheren dari profesi auditor. Klien menekan
auditor untuk melanggar kode etik dengan ancaman dan suap. Apabila
auditor menuruti tekanan klien tersebut, maka auditor kehilangan
independensinya. Secara logika, semua bentuk tekanan klien itu dapat
diatasi dengan kecerdasan spiritual, karena auditor yang memiliki SQ pasti
menyadari betul misi profesinya yang utama, yaitu auditor ada untuk
kepentingan publik. Selain itu, auditor yang memiliki SQ pasti yakin bahwa
uang suap bukanlah uang yang diridhoi Tuhan, sehingga dia tidak akan
tergiur dengan uang “sogokan” yang ditawarkan berapa pun banyaknya.
Dengan memiliki SQ, auditor tidak akan kehilangan keindependensiannya
apapun tekanan yang dihadapi. Dengan demikian, hipotesis pertama adalah:
Ha1 : Interaksi tekanan klien dengan kecerdasan spiritual mempengaruhi
independensi auditor
Tekanan Klien
(X1)

Independensi
Auditor
(Y)
Kecerdasan
Spiritual
( X3 )
Gambar 2.1
Model Hipotesis Pertama

2. Interaksi

Tekanan

Peran

Dengan

Kecerdasan

Spiritual

dan

Pengaruhnya Terhadap Independensi Auditor
Profesi auditor adalah pekerjaan yang sering dikaitkan dengan kondisi
stres dan salah satu sumber stres yang dihadapi adalah tekanan peran
(Fisher, 2001). Peran-peran yang dimiliki terkadang mengharapkan hal yang
berbeda. Apabila salah satu peran dipenuhi harapannya, maka akan
mengganggu peran yang lain. Tekanan peran seperti ini bisa menghilangkan
independensi yang dimiliki oleh auditor, tetapi hal itu tidak akan terjadi
apabila auditor memiliki SQ. SQ akan membantu auditor untuk tidak
mencampuradukkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi, sehingga
auditor bisa tetap profesional menjalani pekerjaannya. Maka, hipotesis
kedua adalah:
Ha2 : Interaksi tekanan peran dengan kecerdasan spiritual mempengaruhi
independensi auditor
Tekanan Peran
(X2)

Independensi
Auditor
(Y)

Kecerdasan
Spiritual
(X3)
Gambar 2.2
Model Hipotesis Kedua

3. Pengaruh Tekanan Klien dan Tekanan Peran Terhadap Independensi
Auditor

Tekanan klien dan tekanan peran adalah dua resiko profesi yang harus
dihadapi oleh auditor dan berpotensi mengganggu sikap mental independen
yang dimiliki auditor. Oleh sebab itu, hipotesis ketiga adalah:
Ha3 : Tekanan klien dan tekanan peran berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap independensi auditor

Tekanan Klien
(X1)
Independensi
Auditor
(Y)

Tekanan Peran
(X2)

Gambar 2.3
Model Hipotesis 3
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka kerangka pemikiran penelitian
ini adalah:
Variabel Independen

Variabel Dependen

Tekanan Klien
(X1)

Independensi
(Y)
Tekanan Peran
(X2)

Kecerdasan
Spiritual
(X3)

Variabel Moderating

Gambar 2.4
Alur Kerangka Pemikiran

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh varibel independen, yaitu tekanan
klien dan tekanan peran terhadap variabel dependen, yaitu independensi
auditor dengan kecerdasan spiritual sebagai variabel moderating.

B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Metode yang digunakan peneliti
dalam memilih sampel penelitian adalah convenience sampling, yaitu metode
pemilihan sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh oleh
peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak
terbatas, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang
paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2006:130).
Penelitian ini dilakukan di DKI Jakarta karena DKI Jakarta adalah pusat
pemerintahan dan pusat perekonomian, sehingga di DKI Jakarta ada banyak
KAP. Selain itu, domisili peneliti berada berdekatan dengan DKI Jakarta
sehingga peneliti lebih mudah untuk menyebarkan kuesioner secara langsung,
karena pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode
personal survey dimana peneliti menyampaikan sendiri kuesioner penelitian

kepada pihak Kantor Akuntan Publik yang menjadi responden dalam
penelitian ini tanpa perantara.
Tujuan peneliti menyampaikan menggunakan metode personal survey dalam
penelitian ini, yakni:
1. Agar tingkat pengembalian (respons rate) kuesioner yang telah diisi
responden bisa lebih tinggi, sehingga memenuhi target sampel minimal,
yaitu sebanyak 60 kuesioner.
2. Agar peneliti dapat lebih mudah mencapai lokasi keberadaan KAP yang
menjadi obyek penelitian, yaitu KAP yang berdomisili di daerah DKI
Jakarta.
Jika lokasi antar responden berdekatan, misal dalam suatu perusahaan atau
tempat kerja, penggunaan teknik kuesioner disampaikan dan dikumpulkan
langsung peneliti merupakan cara yang sesuai (Indriantoro dan Supomo,
2006:154).

C. Metode Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang dikirim secara langsung kepada responden yang disebut
dengan personal survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
yang dibagikan secara langsung kepada para auditor yang bekerja di KAP di
DKI Jakarta yang terdaftar di IAPI. Auditor yang menjadi sampel, akan

dikirimi kuesioner yang berisi kumpulan pertanyaan tentang tekanan peran,
tekanan klien, kecerdasan spiritual dan independensi auditor.
Jangka waktu pengambilan kuesioner adalah 3 (tiga) minggu setelah
tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum pengambilan kuesioner sehari
sebelumnya peneliti menghubungi masing-masing KAP via telephone untuk
memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden telah diisi
sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil untuk selanjutnya
data tersebut diolah oleh peneliti.
2. Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) yang dikumpulkan secara khusus oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo,
2006: 147).
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang
bekerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian ini. Sumber data
dalam penelitian ini adalah skor masing- masing indikator variabel yang
diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang
bekerja pada KAP sebagai responden.

D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pada penelitian ini reliabilitas dapat diukur dengan One Shot atau
pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas
untuk mengukur reliabilitas tersebut dengan uji statistik Cronbach Alpha
( ). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0. 60.
b. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang
hendak kita ukur.
Pada penelitian ini validitas dapat diukur dengan melakukan
korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor
variabel. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner telah sesuai mengukur konsep yang
dimaksud dengan uji korelasi Pearson. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui signifikansi pengaruh tekanan peran dan tekanan klien
terhadap independensi auditor dengan kecerdasan spiritual sebagai
variabel moderating.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel independen dan variabel dependen atau keduanya memiliki
distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Dalam mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan menggunakan analisis grafik atau lebih dikenal di SPSS
yakni

Normal

Probability

Plots

(Normal

P-P

Plot).

Dengan

menggunakan Normal P-P Plot data yang garis diagonal, maka model
regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas

adalah

menggunakan

D

plot,

dengan

dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2005:105):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit)
maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah

angka

0

pada

sumbu

Y

maka

tidak

terjadi

heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan
dalam pembentukan model regresi linier. Jelas bahwa multikolinieritas
adalah suatu kondisi yang menyalahi asumsi regresi linier.
Ciri-ciri yang sering ditemui apabila model regresi linier kita
mengalami multikolinieritas adalah:
1. Terjadi perubahan yang berarti pada koefisien model regresi (misal
nilainya menjadi lebih besar atau

kecil)

apabila dilakukan

penambahan atau pengeluaran sebuah variabel bebas dari model
regresi.
2. Diperoleh nilai R2 yang besar, sedangkan koefisien regresi tidak
signifikan pada uji parsial.

3. Tanda (+ atau -) pada koefisien model regresi berlawanan dengan
yang disebutkan dalam teori (atau logika). Misal, pada teori (atau
logika) seharusnya b1 bertanda (+), namun yang diperoleh justru
bertanda (-).
4. Nilai standard error untuk koefisien regresi menjadi lebih besar dari
yang sebenarnya.
Untuk

mendeteksi

apakah

model

regresi

kita

mengalami

multikolinieritas, dapat diperiksa menggunakan VIF atau Variance
Inflation Factor. Nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinieritas
yang serius di dalam model regresi kita.
3. Pengujian Dengan Analisis Regresi Moderate (Moderated Regression
Analysis)
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi moderate Two Way
Interactions. Model ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah
ada interaksi dari perkalian X1 (variabel independen) dengan X2 (variabel
moderating) dan pengaruhnya terhadap Y (variabel dependen)
Persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 (X1X2) + e
Dimana:
Y

= Variabel dependen

a

= Konstanta

b

= Koefisien regresi

X

1

= Variabel independen

X

= Variabel moderating

2

X1 X2

= Variabel perkalian antara X1 dan X2 yang menggambarkan
pengaruh variabel moderating terhadap hubungan X1 dan Y

e

= error

a. Interaksi tekanan klien (X1) dan kecerdasan spiritual (X3)
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap independensi
auditor (Y)
= a + b1X1 + b2X3 + b3(X1X3) + e
Dimana:
X1

= Tekanan klien

X3

= Kecerdasan spiritual

X1X3 = Variabel perkalian antara tekanan klien dengan kecerdasan
spiritual yang menggambarkan pengaruh variabel moderating
kecerdasan spiritual terhadap hubungan tekanan klien dengan
independensi auditor
Y

= Independensi auditor
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar

kemampuan model atau interaksi antara tekanan klien (variabel
independen) dan kecerdasan spiritual (variabel moderating) dalam
menjelaskan independensi auditor (variabel dependen). Acuan yang
menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199: Sangat Rendah
0,20 – 0,399: Rendah

0,40 – 0,599: Sedang
0,60 – 0,799: Kuat
0,80 – 1,000: Sangat Kuat
Uji F dalam ANOVA variabel Y, X1 dan X2 dimaksudkan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Kriteria uji
koefisien regresi ganda dari variabel tekanan klien dan kecerdasan
spiritual terhadap independensi auditor adalah sebagai berikut:
Ho: Interaksi tekanan klien dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Ha: Interaksi tekanan klien dan kecerdasan spiritual berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ho: PYX1X2 = 0
Ha: PYX1X2 0
Perbandingan dalam regresi ganda antara nilai

(alpha) 0,05

dengan nilai probabilitas Sig adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai probabilitas
probabilitas Sig [

0,05 lebih kecil dari atau sama dengan nilai
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak signifikan.
2). Jika nilai probabilitas
probabilitas Sig [
signifikan.

0,05 lebih besar dari atau sama dengan nilai
Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

b. Interaksi tekanan peran (X2) dan kecerdasan spiritual (X3)
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap independensi
auditor (Y)
= a + b1X2 + b2X3 + b3(X2X3) + e
Dimana:
X2

= Tekanan peran

X3

= Kecerdasan spiritual

X2 X3

= Variabel perkalian antara tekanan peran dengan
kecerdasan spiritual yang menggambarkan pengaruh
variabel

moderating

kecerdasan

spiritual

terhadap

hubungan tekanan klien dengan independensi auditor
Y

= Independensi auditor
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menjelaskan seberapa besar

kemampuan model atau interaksi antara tekanan peran (variabel
independen) dan kecerdasan spiritual (variabel moderating) dalam
menjelaskan independensi auditor (variabel dependen). Acuan yang
menjadi ukuran seberapa besar penjelasan R2 adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199: Sangat Rendah
0,20 – 0,399: Rendah
0,40 – 0,599: Sedang
0,60 – 0,799: Kuat
0,80 – 1,000: Sangat Kuat

Uji F dalam ANOVA variabel Y, X1 dan X2 dimaksudkan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Kriteria uji
koefisien regresi ganda dari variabel tekanan peran dan kecerdasan
spiritual terhadap independensi auditor adalah sebagai berikut:
Ho: Interaksi tekanan peran dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Ha: Interaksi tekanan peran dan kecerdasan spiritual berpengaruh
secara signifikan terhadap independensi auditor
Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ho: PYX1X2 = 0
Ha: P YX1X2 0
Perbandingan dalam regresi ganda antara nilai

(alpha) 0,05

dengan nilai probabilitas Sig adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai probabilitas
probabilitas Sig [

0,05 lebih kecil dari atau sama dengan nilai

Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak signifikan.
2). Jika nilai probabilitas
probabilitas Sig [

0,05 lebih besar dari atau sama dengan nilai

Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan.
4. Pengujian Dengan Analisi Regresi Ganda
Uji regresei digunakan dalam penelitian untuk menguji pengaruh antar
variabel. Dalam penelitian ini digunakan uji regresi linier dan regresi ganda.
Persamaan regresi dirumuskan:

= a + bX

Dimana:
= (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang memiliki nilai tertentu untuk diprediksikan
a = Nilai konstanta Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu prediksi yang menujukkan nilai peningkatan
(+) atau penurunan (-) variabel Y
Persamaan regresi ganda dirumuskan:
= a + b1X1 + b 2X2
a. Tekanan klien (X1) dan tekanan peran (X2) berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap independensi auditor (Y)
= a + b1X1 + b2X2
Dimana:
X1 = Tekanan klien
X2 = Tekanan peran
Y= Independensi auditor
Uji F dalam ANOVA variabel Y, X1 dan X2 dimaksudkan untuk
menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Kriteria uji
koefisien regresi ganda dari variabel tekanan klien dan tekanan peran
terhadap independensi auditor adalah sebagai berikut:
Ho: Tekanan klien dan tekanan peran tidak berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap independensi auditor
Ha: Tekanan klien dan tekanan peran berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap independensi auditor

Hipotesis dalam bentuk statistik:
Ho: PYX1X2 = 0
Ha: P YX1X2 0
Perbandingan dalam regresi ganda antara nilai

(alpha) 0,05

dengan nilai probabilitas Sig adalah sebagai berikut:
1). Jika nilai probabilitas
probabilitas Sig [

0,05 lebih kecil dari atau sama dengan nilai

Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak signifikan.
2). Jika nilai probabilitas
probabilitas Sig [

0,05 lebih besar dari atau sama dengan nilai
Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan.

E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara
singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran.
Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing
variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert.
Kuesioner yang disebarkan menggunakan skala interval, yaitu suatu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari responden bersifat
kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5

(lima) point skala Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3
= netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju (Indriantoro dan Supomo, 2006: 41).
Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas (independen) yaitu tekanan
klien dan tekanan peran, satu variabel moderating yaitu kecerdasan spiritual
dan satu variabel terikat (dependen) yaitu independensi auditor. Secara
operasional variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tekanan Klien
Dalam penelitian Siti Jamilah (2007) akuntan secara terus menerus
mengalami dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang
bertentangan, sehingga klien bisa saja mempengaruhi proses pemeriksaan
yang dilakukan auditor yakni dengan menekan auditor untuk mengambil
tindakan yang melanggar standar pemeriksaan.
Menurut Defond (1993) dalam Ahmed Ibrahim (2001) perusahaan
mengganti atau memutuskan perikatan dengan auditor sebelum masa
perikatan usai, karena auditor tidak ingin membantu perusahaan melakukan
fraud, sehingga klien mengancam akan pindah ke KAP lain. Semua item
pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5.
2. Tekanan Peran
Penelitian Kahn, Wolve, Snoeck dan Rosenthal (1964) menyatakan bahwa
tekanan peran atau role stress dalam pekerjaan muncul karena adanya dua
kondisi yang sering dihadapi auditor, yaitu:
1. Ambiguitas peran atau role ambiguity

Role ambiguity atau ketidakjelasan peran akan muncul jika tidak ada
informasi memadai yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran
dengan cara yang memuaskan.
2. Konflik peran atau role conflict.
Dalam penelitian Wolve dan Snoeck (1962) role conflict didefinisikan
sebagai kejadian yang simultan dari dua tekanan atau lebih, seperti
ketaatan pada suatu hal akan memunculkan dilema karena sulit untuk
mentaati lainnya. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1
sampai 5.

3. Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Marshall (2002) SQ adalah kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan
hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan
dengan yang lain. Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritual menurut
Fathul Huda Sufnawan (2007) dinamakan juga dengan Religius Quotient
(kecerdasan religius atau kecerdasan ruhaniah), karena dalam penerapannya
SQ tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan beragama seseorang walaupun
antar agama mempunyai konsep yang berbeda tentang bentuk SQ, akan
tetapi esensinya sama yaitu keyakinan akan keberadaan dan peran serta
Tuhan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia. Semua item pertanyaan
diukur pada skala Likert 1 sampai 5.

4. Independensi Auditor
Menurut Arens dan Loebbecke (1996), independensi adalah cara pandang
yang tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil
pemeriksaan dan penyusunan laporan audit perusahaan. Ibnu Subiyanto
(1995) memberi nama independent auditor untuk nama lain akuntan publik,
karena memang sudah semestinya akuntan publik memiliki sikap
independen dalam menjalankan profesinya baik dalam kenyataan maupun
dalam penampilan. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert 1
sampai 5.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel

Sub Variabel

A. Variabel Independen
1. Tekanan Klien X1 a. Teori Agensi
( Maulina
b. Teori Kontrak
Dyah
c. Engagement
Permatasari,
Risk
2008)

Indikator

Skala
Likert

1. Kemampuan
mengontrak dan
menyewa akuntan
publik
2. Pemberian jasa
manajemen
3. Kemampuan
menentukan fee
4. Kemampuan
mengendalikan
situasi kerja
5. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
opinion shopping
6. Jenjang akuntan
publik dalam
struktur
organisasional
profesi
7. Pengaruh rekan
sesama akuntan
publik

Interval

2. Tekanan Peran
(Eka
Rozanaturrizqi,
2008)

X2

a. Role ambigous
b. Role conflict

B.Variabel Moderating
3. Kecerdasan
X2 a. Religius
Spiritual
b. Eksistensi Diri
(Afria Lisda,
c. Berpikir Positif
2009)

8. Auditor mematuhi
etika profesi
1. Konflik peran adalah
kejadian yang
simultan
2. Konflik peran
mempengaruhi turn
over auditor
3. Konflik peran
mempengaruhi
kinerja auditor
4. Konflik peran
mengakibatkan job
insecurity yang
berdampak pada job
outcomes auditor
5. Ambiguitas peran
disebabkan tidak
adanya informasi
bagi auditor untuk
menjalankan peran
6. Ambiguitas peran
mempengaruhi turn
over auditor
7. Ambiguitas peran
mempengaruhi
komitmen organisasi
auditor
8. Ambiguitas peran
menyebabkan
ketidaknyamanan
kerja yang berakibat
pada job insecurity
auditor
1. Rajin ibadah
2. Merasa dekat dengan
Tuhan
3. Selalu berbuat baik
4. Menghargai hidup
dengan baik
5. Menerima hal baik
atau buruk dengan
lapang dada
6. Mengambil
pengalaman hidup

Interval

Interval

sebagai pelajaran
7. Objektif
C. Variabel Dependen
4. Independensi
Y a. Independent In
Auditor
Fact
(Dika Mira
b. Independent In
Unchasari,
Appearance
2008)

1. Ikatan keuangan
dengan klien
2. Persaingan antar
KAP
3. Hubungan pribadi
dengan klien
4. Jasa-jasa non audit
5. Lamanya penugasan
audit
6. Ukuran kantor KAP
7. Besarnya audit fee

Interval

BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Populasi dan Deskriptif Data Responden
Populasi dalam penelitian adalah para akuntan publik yang bekerja pada
kantor akuntan publik (KAP) yang berada di propinsi DKI Jakarta. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP. Metode yang
digunakan peneliti dalam memilih sampel penelitian adalah convenience
sampling, yaitu metode pemilihan sampel dari elemen populasi yang datanya
mudah diperoleh oleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek
sampel adalah tidak terbatas, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk
memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo,
2006:130).
Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner secara
langsung kepada responden, yaitu para auditor di KAP di DKI Jakarta. Peneliti
terlebih dahulu mengkonfirmasi pihak KAP tentang kesediaan mereka menjadi
responden penelitian ini melalui telepon sehari sebelum kuesioner disebarkan.
Kuesioner yang dikirimkan sebanyak 100 kuesioner kepada 14 KAP.
Penyebaran kuesioner mulai dilakukan pada minggu ketiga bulan Juli 2009
sampai akhir Agustus 2009.
Dari 14 KAP yang menjadi sampel penelitian, 11 KAP telah mengisi dan
mengembalikan kuesioner penelitian dan hanya 3 yang KAP tidak
mengembalikan kuesioner penelitian sama sekali. Dari 100 kuesioner yang

dikirimkan, hanya 81 kuesioner yang kembali atau 81% dari total kuesioner
yang dikirimkan. Kemudian, kuesioner yang diisi lengkap dan dapat d

Dokumen yang terkait

ANALISA PENGARUH PENTINGNYA KLIEN BAGI KAP, TEKANAN KETAATAN, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGALAMAN AUDITOR DAN INDEPENDENSI TERHADAP AUDIT JUDGEMENT.

1 3 36

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Preferensi Klien Terhadap Audit Judgment Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Auditor KA

0 2 14

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Preferensi Klien Terhadap Audit Judgment Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Auditor KA

0 2 17

PENDAHULUAN Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating.

0 1 10

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating.

1 17 19

PENGARUH INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN PROFESIONAL AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 0 9

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN TEKANAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta).

5 27 201

PENGARUH INDEPENDENSI, TEKANAN ANGGARAN WAKTU, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 0 14

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR MENDETEKSI FRAUD DENGAN SKEPTISME PROFESIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING - Perbanas Institutional Repository

0 0 27

A. Pengantar - PENGARUH TEKANAN KETAATAN,KOMPLEKSITAS TUGAS DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP AUDIT JUDGEMENT DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERATING - Unika Repository

0 0 8