Gambar 30 Hubungan [ln ]
2
dan energy gap pada suhu 850
o
C
Gambar 31 Hubungan [ln ]
2
dan energy gap pada suhu 900
o
C
Gambar 32 Hubungan energy gap dan suhu pada film BST
4.2 Karakterisasi Arus Tegangan
Karakterisasi tegangan dilakukan untuk melihat sifat dominan dari film BST, apakah
bersifat dioda,
fotodioda, resistor
atau fotoresistor [26].Pengukuran kurva arus-
tegangan I-V menggunakan alat I-V meter. Pengukuran tersebut dilakukan dengan dua
perlakuan yaitu pada kondisi gelap dan kondisi terang dengan intensitas cahaya 405 lux.
Tegangan yang pada sumbu horizontal merupakan variabel bebas. Pada perlakuan
yang dilakukan, tegangan yang diberikan dari - 10 V sampai 10 V.
Prinsip kerja
I-V meter
yaitu menghasilkan arus yang terjadi karena saat
film BSTmemiliki dua muatan yaitu positif dan negatif
yang diberikan
tegangan sehinggaelektron dan hole akan berekombinasi
dan pergerakan elektron akan menghasilkan arus [26], dengan banyaknya elektron bebas
pada film BST maka menyebabkan film BST menjadi lebih konduktif akibat pemberian
cahaya [27]. Terjadinya sifat konduktif pada film BST karena adanya energi foton yang
diserap
oleh elektron
sehingga mudah
menyebabkan elektron menjadi lebih banyak muncul [27] dari karakteristikI-V yang
dilakukan maka dapat diketahui bahwa film BST yang dibuat mempunyai sifat sebagai
dioda [27], selain itu dengan adanya perbedaan kurva ketika diberikan cahaya dan tanpa
cahaya, maka film BST yang dibuat juga mempunyai sifat sebagai fotodioda[27]. Hal ini
terlihat pada Gambar 33, bahwa terdapat pergeseran kurva terang dan gelap, hal ini
berarti BST sensitif terhadap cahaya yang datang.
Pada penelitian lebih lanjut, dilakukan karakterisasi
I-V dengan
memvariasikan spektrum sumber cahaya dengan menggunakan
filter warna hijau, kuning, dan merah hal ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan film
BST pada cahaya tampak yang datang. Pada Gambar 34 dapat disimpulkan bahwa pada
substrat A spektrum merah lebih sensitif dari spektrum lainnya karena lebih mendekati pada
kondisi terang dan spektrum hijau lebih lemah, sedangkan substrat B pada Gambar 35
spektrum yang lebih sentisitif yaitu spektrum hijau dan spektrum kuning karena spektrum
tersebut lebih peka terhadap intensitas cahaya yang datang. Pada Gambar 36 yaitu substrat C,
spektrum hijau lebih sensitif dari spektrum lainnya karena lebih mendekati pada kondisi
terang dan spektrum kuning lebih lemah, kepekaan spektrum cahaya kemungkinan
disebabkan oleh rekombinasi elektron dan hole yang terbentuk lebih banyak ketika film
diberikan intensitas cahaya[28].
Gambar 33 Hubungan arus I dan tegangan V BST pada kondisi terang dan
gelap
Film BST
Gambar 34 Hubungan arus I dan tegangan V pada substrat A
Gambar 35 Hubungan arus I dan tegangan V pada substrat B
Gambar 36 Hubungan arus I dan tegangan V pada substrat C
4.3 Karakterisasi Konduktivitas Listrik