PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, PELAYANAN FISKUS, KEMUDAHAN DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA UKM DI KOTA MOJOKERTO

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN, PELAYANAN FISKUS, KEMUDAHAN DAN KETEGASAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA UKM DI KOTA MOJOKERTO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rizki Kholidatur Rosyidah 201110170311037

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

v

KATA PENGANTAR Assalamualaikum, wr, wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Pemahaman, Kesadaran, Pelayanan Fiskus, Kemudahan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada UKM di Kota Mojokerto”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Dan penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua tercinta, Ayahanda Giri Soesilo dan Ibunda Masrufah yang senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, ketulusan do’a tanpa batas, dan perjuangan untuk menjadikan seorang anak yang berguna.

Ungkapan terima kasih juga penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr.Masiyah Kholmi, MM, Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Setu Setyawan, MM selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas bimbingan dan kesabaran yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini hingga terselesaikan.

3. Ibu Dra. Siti Zubaidah, MM., Ak selaku Dosen Wali kelas A dan selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas dukungan dan do’anya.

4. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan saya.

5. Kepada kakek dan nenek yang selalu memberikan kasih sayang, cinta kasih, do’a, dorongan, semangat, serta perhatian hingga sekarang. Serta seluruh keluarga besar di Gresik.

6. Kepada Sepupu tersayang Nuril Lailatul Maghfiroh yang telah membantu dan memberikan do’a, motivasi. Serta para sepupu kecil yang selalu memotivasi secara Moril.

7. Kepada Angga Sistya Darma (si endut) yang selalu menemani, mendengar keluh kesah, memberikan cinta kasih, semangat dan do’a dalam penyelesaian skripsi ini.


(3)

vi

8. Untuk sahabat terbaik saya (Ira Puspita, Radja Putri, Intan Astari, Dewi Murtiningsih, Soraya Putri Pertiwi, Sekar Ayu Damayanti) yang selalu bersama-sama berjuang dari awal sampai akhir selama penyelesaian penelitian ini.

9. Untuk teman jalan yang selalu bikin rame (Miftakhul Jannah Sakka, Sry Wahyuni Laga, Fitria Rahayu Muslimah, Denty Arista, Sofia Dinil Qoyyimah)

10.Kepada teman-teman seperjuangan akuntansi-A dan anak-anak jurusan akuntansi angkatan 2011 yang selalu memberi dukungan dalam penyelesaian penelitian ini. 11.Keluarga BCT blok D 10 yang selalu menyematkan do’a dan menjadi keluarga

selama keberadaan saya di Malang.

12.Kepada pemilik UKM di Kota Mojokerto yang telah memberikan ijin pada saya, sehingga dapat melakukan penelitian dengan lancar.

13.Serta semua pihak yang telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini dengan tulus dan ikhlas, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 19 Agustus 2015

Penulis


(4)

vii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguran Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 19 Agustus 2015

Mahasiswa

Rizki Kholidatur Rosyidah 201110170311037


(5)

viii DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ORISINALITAS SKRIPSI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT... xiv

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

II. KAJIAN PUSTAKA A.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 7

B.Landasan Teori ... 9

1. Pengertian dan Fungsi Perpajakan ... 9

2. Tingkat Pemahaman ... 11

3. Tingkat Kesadaran ... 13

4. Tingkat Pelayanan Fiskus ... 14

5. Tingkat Kemudahan ... 15

6. Ketegasan Sanksi Perpajakan ... 16

7. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ... 16

8. Pengusaha dan Kriteria Usaha Kecil Menengah (UKM) ... 17

C.Kerangka Pemikiran ... 19

D.Pengembangan Hipotesis ... 20

III. METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian ... 26

B.Jenis Penelitian ... 26

C.Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26

D.Populasi dan Sampel ... 31

E. Jenis dan Sumber Data ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G.Teknik Analisis Data ... 33

1. Statistik Deskriptif ... 33


(6)

ix

3. Uji Hipotesis ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A.Obyek Penelitian ... 37

1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

2. Karakteristik Profil Responden ... 38

B.Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 41

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 41

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 42

3. Uji Hipotesis ... 45

4. Hasil Uji Hipotesis ... 46

C.Pembahasan ... 50

1. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak ... 50

2. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak ... 51

3. Pengaruh Pelayanan Fiskus ... 51

4. Pengaruh Kemudahan Membayar Pajak ... 52

5. Pengaruh Ketegasan Sanksi Perpajakan ... 52

6. Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kesadaran, Pelayanan Fiskus, Kemudahan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UKM ... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 54

B.Keterbatasan Masalah ... 54

C.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1. : Kriteria Industri Usaha Kecil dan Menengah ... 18

Tabel 3.1. : Operasionalisasi Variabel ... 33

Tabel 4.1. : Populasi dan Sampel ... 37

Tabel 4.2. : Jenis Usaha Kecil dan Menengah ... 37

Tabel 4.3. : Data Sampel Penelitian ... 38

Tabel 4.4. : Profil Responden Berdasarkan Umur ... 38

Tabel 4.5. : Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.6. : Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 40

Tabel 4.7. : Profil Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 40

Tabel 4.8. : Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 41

Tabel 4.9. : Hasil Uji Statistik Multikolonieritas ... 42

Tabel 4.10. : Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 45

Tabel 4.11. : Hasil Uji t Statistik ... 46


(8)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1. : Kerangka Pemikiran ... 19 Gambar 4.1. : Hasil Uji Normalitas ... 43 Gambar 4.2. : Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 44


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 60 Lampiran II Skor Jawaban Penelitian ... 66 Lampiran III Hasil Uji Regresi Berganda ... 68


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Amilin dan Anisah Nina, 2008. Pengaruh Persepsi Peran Account Representative pada Tingkat Kepatuhan Wajin Pajak. Jurnal Trikonomika 7 (2) Desember.

Anonime. 2005. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.

Arum, Harjanti Puspa. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi ssyang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Universitas Diponegoro, Semarang.

Farid, Syahril. 2012. Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak PPh Orang Pribadi (Studi empiris pada KPP Pratama Kota Solok). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Semarang Candisari). Skripsi, Univeristas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. UNDIP, Semarang.

Halena. 2012. Faktor-Faktor yang Menmpengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku UKM (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP PRATAMA BOYOLALI). Skripsi, Univeristas Diponegoro, Semarang.

Humairah Lisa, David P.E. Saerang dan Ventje Ilat, 2012. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pemeriksanaan Pajak dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ternate. Jurnal Penelitian.


(11)

xiv

Hutagaol, Jhon. 2006. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Penerapan Strategi Pelayanan dan Penegakan Hukum. Jurnal Perpajakan Indonesia, Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2004. Metodologi Penelitian dan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta.

Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.

Mulyodiwarno, Nuryadi. 2007. Catatan Tentang Kebijakan Sanksi Perpajakan sejak Undang-Undang KUP 1983 hingga Undang-Undang KUP 2007. Inside Tax. Jakarta.

Nugroho, Rahman Adi dan Zulaikha. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Yang Terdaftar Di KPP Pratama Semarang Tengah Satu). Diponegoro Journal Of Accounting, 1 (2) : 1 11, Univeristas Diponegoro, Semarang.

Prasetyo, Ferry Dwi. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilik Usaha Kecil Menengah dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan Di Daerah Jogjakarta. Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Rahman. 2011. Pengaruh Persepsi tentang sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak dan Pelayanan Fiskus pada Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, 12 (2).

Rachmat Nur. 2014 Pemahaman Wajib Pajak terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak UKM (Studi Kasus Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat) Jurnal Perpajakan.


(12)

xv

Rahmatika, Muffi. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Kewajiban Perpajakan pada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berada di Wilayah Jakarta Timur. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sasmita, Sentya Arum. 2011. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pemilik Usaha Kecil Menengah dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan di Semarang (Studi UMKM di Kota Semarang). Skripsi, UNDIP, Semarang.

Sartika dan Rini. 2008. Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kinerja Pelayanan Pajak dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & B. Edisi 5, CV. Alfabeta, Jakarta.

Susanta Gatut, Syamsudin Azrin. 2009. Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola UMKM. Raih Asa Sukses, Depok

Tiraada, Tryana A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3 September.

Ulandari, Yanuar. 2011. Strategi Optimalisasi Pajak Di Sektor UKM Sebagai Upaya Penguatan Penerimaan Pajak (Studi di KPP Pratama Malang Selatan, Kota Malang). Jurnal Perpajakan.

Utami Sri Rizki, Andi dan Ayu Soerono Ayu Noorida, 2012. Pengaruh Faktor-faktor eksternal terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. Jurnal Penelitian.

Widodo, Widi. 2010. Moralitas Budaya dan Kepatuhan Pajak. CV.Alfabeta, Bandung.


(13)

xvi

http://www.pajak.go.id/content/news/pemerintah-memberikan-insentif-pajak-bagipengusaha-ukm

Zahidah, Choiriyatuz. 2010. Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kepatuhan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kewajiban Perpajakan Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Wilayah Jakarta Selatan. Skripsi, UIN Syarif Hidatullah, Jakarta.


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak negara ini tidak dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber penerimaan negara yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak dan realisasi penerimaan perpajakan Tahun 2011 adalah Rp 872,6 triliun atau mencapai 99,3% (UU APBN 2011) dari total penerimaan negara yang bersumber dari penerimaan pajak (Halena, 2012). Pajak merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap wajib pajak. Penguasaan terhadap peraturan perpajakan bagi wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan agar terhindar dari sanksi-sanksi yang berlaku dalam ketentuan umum perpajakan. Sebagaimana dimaklumi, suatu kebijakan berupa pengenaan sanksi dapat dipergunakan untuk 2 (dua) maksud, yang pertama adalah untuk mendidik dan yang kedua adalah menghukum. Maksud yang kedua adalah pengenaan sanksi menghukum, sehingga pihak yang terhukum akan menjadi jera (Mulyodiwarno, 2007).

Perkembangan administrasi perpajakan saat ini lebih berfokus pada kebutuhan wajib pajak, karena mereka merasa sebagai pihak diatas yang dibutuhkan aparat pajak, maka sudah sewajarnya mereka menuntut pelayanan dari petugas pajak (fiskus). Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari patuh tidaknya seorang wajib pajak dalam mendaftarkan dirinya, kepatuhan dalam menyetorkan kembali surat pemberitahuan pajak, kepatuhan wajib pajak dalam penghitungan


(15)

2

dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam membayar tunggakan. Ketidakpatuhan wajib pajak akan berakibat pada berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas Negara (Sasmita, 2011). Kepatuhan pajak merupakan persoalan yang sudah biasa sejak dulu ada di perpajakan. Di dalam negeri, rasio kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya dari tahun ke tahun masih menunjukkan persentase yang tidak mengalami peningkatan secara berarti. Hal ini didasarkan jika kita melihat perbandingan jumlah wajib pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah total wajib pajak terdaftar. Jika tingkat kepatuhan pajak rendah, maka secara otomatis akan berdampak rendah terhadap penerimaan pajak, sehingga menurunkan tingkat penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), (Widodo, 70:2010).

Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut UU No 20 Tahun 2008 terbagi dalam dua pengertian, yakni : (1) Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (2) Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta emiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta


(16)

3

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu memperhatikan usaha kecil dan menengah (UKM) secara serius. Dengan tumbuh kembangnya UKM membuat kinerja usaha lebih baik sehingga mampu menyediakan tenaga kerja yang produktif dan meningkatkan produktivitas. Adanya UKM ini dapat menjadi pendorong dan pendukung hidupnya perusahaan-perusahaan besar (Susanta dan Syamsudin, 4:2009).

Kemudahan yang dapat dilakukan oleh wajib pajak dalam melakukan pembayaran perpajakan, selain pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB), kini pembayaran Pajak Penghasilan (Pph) untuk usaha dengan omset di bawah Rp 4,8 miliar per tahun dapat dilakukan melalui mesin anjungan Tunai mandiri (ATM). Pengusaha UKM mendapatkan insentif Pajak Penghasilan dengan terbitnya PP 46/2013 yang mulai berlaku 1 Juli 2013. Tarif PPh UKM yang beromset sampai dengan 4,8 M sebesar 1% dari Omset, disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Penghitungan PPh menjadi sangat sederhana dan dapat dilaksanakan oleh seluruh pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Kebijakan ini dinilai dapat memudahkan para pengusaha usaha kecil menengah (UKM) dapat membayar pajak tanpa perlu mendatangi kantor pajak (Ulandari, 2013).

Kesadaran wajib pajak tidak tergantung dari penyuluhan dan pelayanan pajak yang optimal, namun tergantung dari sistem data yang akurat. Agar aparat pajak menyadari perannya sebagai petugas pajak yang harus memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan memberikan kemudahan dan mendorong wajib


(17)

4

pajak agar lebih baik lagi dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga negara yang baik (Sasmita, 2011).

Kegiatan penegakan hukum terdiri dari tiga pilar yaitu, pemeriksaan pajak, penyidikan pajak dan penagihan pajak. Kegiatan penegakan hukum bertujuan mendorong wajib pajak untuk mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan demikian, penyuluhan maupun penegakan hukum merupakan bentuk lain dari pelayanan pajak (Hutagaol, 2006). Dalam sistem ini diharapkan wajib pajak memiliki kesadaran terhadap pemenuhan kewajibannya, kejujuran dalam menghitung pajaknya, memiliki hasrat atau keinginan yang baik untuk membayar pajak, dan disiplin dalam menjalankan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zahidah (2010) mengindikasikan bahwa tingkat pemahaman, kepatuhan dan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kewajiban perpajakan pengusaha UKM baik secara bersama maupun terpisah.

Selanjutnya penelitian Halena (2012) menunjukan bahwa: (1) kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. (2) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. (3) Persepsi positif atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. (4) Kualitas pelayanan terhadap wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2010) menunjukkan bahwa pemahaman self assessment dan tingkat penghasilan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran kewajiban


(18)

5

perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Sedangkan variabel lain seperti pengetahuan wajib pajak dan tingkat kemudahan dalam melakukan system pembayaran perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel berpengaruh secara signifikan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu terdapat pada objek penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan diwilayah Jakarta dan Boyolali sedangkan penelitian ini dilakukan di Kota Mojokerto. Selain itu, perbedaan yang lain juga terdapat pada jumlah responden yang digunakan. Pada penelitian Halena terdapat 75 responden sedangkan penelitian Zahidah dan Rahmatika terdapat 100 responden. Namun, penelitian ini menggunakan 50 responden. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel pengusaha UKM yang telah memiliki NPWP dan bergerak diberbagai jenis bidang usaha yang berada di Kota Mojokerto, di fokuskan kepada satu macam bidang usaha saja yaitu perdagangan, peneliti menggunakan sampel sebanyak 50 perusahaan yang berada di Kota Mojokerto.

Mengingat banyak ditemukannya pelaku UKM yang tidak memahami kewajiban pajak, atau tidak mengetahui apabila UKM memiliki kewajiban dalam bidang perpajakan, seperti halnya perusahaan-perusahaan yang ada. Saat ini sudah waktunya para pelaku UKM khususnya pengusaha memahami aspek-aspek perpajakan yang terkait usahanya, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kesadaran, Pelayanan Fiskus, Kemudahan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada UKM di Kota Mojokerto”.


(19)

6

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah tingkat pemahaman, kesadaran,

pelayanan fiskus, kemudahan dan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada UKM di Kota Mojokerto ?” C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari masalah yang ingin dibahas dalam penulisan ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen, maka tujuan penelitian adalah menemukan bukti empiris pengaruh tingkat pemahaman, kesadaran, pelayanan fiskus, kemudahan dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak wajib pajak pada UKM di Kota Mojokerto.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Pengusaha UKM, agar memahami dan mematuhi peraturan perpajakan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.

2. Pemerintah, sebagai masukan untuk perbaikan sistem pelayanan pajak yang lebih baik lagi.

3. Masyarakat wajib pajak, yaitu sebagai sarana informasi mengenai masalah yang berkenaan dengan perpajakan.

4. Peneliti selanjutnya, yaitu sebagai referensi ilmiah mengenai masalah perpajakan yang akan diteliti.


(1)

1

Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak negara ini tidak dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber penerimaan negara yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak dan realisasi penerimaan perpajakan Tahun 2011 adalah Rp 872,6 triliun atau mencapai 99,3% (UU APBN 2011) dari total penerimaan negara yang bersumber dari penerimaan pajak (Halena, 2012). Pajak merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap wajib pajak. Penguasaan terhadap peraturan perpajakan bagi wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan agar terhindar dari sanksi-sanksi yang berlaku dalam ketentuan umum perpajakan. Sebagaimana dimaklumi, suatu kebijakan berupa pengenaan sanksi dapat dipergunakan untuk 2 (dua) maksud, yang pertama adalah untuk mendidik dan yang kedua adalah menghukum. Maksud yang kedua adalah pengenaan sanksi menghukum, sehingga pihak yang terhukum akan menjadi jera (Mulyodiwarno, 2007).

Perkembangan administrasi perpajakan saat ini lebih berfokus pada kebutuhan wajib pajak, karena mereka merasa sebagai pihak diatas yang dibutuhkan aparat pajak, maka sudah sewajarnya mereka menuntut pelayanan dari petugas pajak (fiskus). Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari patuh tidaknya seorang wajib pajak dalam mendaftarkan dirinya, kepatuhan dalam menyetorkan kembali surat pemberitahuan pajak, kepatuhan wajib pajak dalam penghitungan


(2)

dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam membayar tunggakan. Ketidakpatuhan wajib pajak akan berakibat pada berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas Negara (Sasmita, 2011). Kepatuhan pajak merupakan persoalan yang sudah biasa sejak dulu ada di perpajakan. Di dalam negeri, rasio kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya dari tahun ke tahun masih menunjukkan persentase yang tidak mengalami peningkatan secara berarti. Hal ini didasarkan jika kita melihat perbandingan jumlah wajib pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah total wajib pajak terdaftar. Jika tingkat kepatuhan pajak rendah, maka secara otomatis akan berdampak rendah terhadap penerimaan pajak, sehingga menurunkan tingkat penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), (Widodo, 70:2010).

Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut UU No 20 Tahun 2008 terbagi dalam dua pengertian, yakni : (1) Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (2) Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta emiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta


(3)

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu memperhatikan usaha kecil dan menengah (UKM) secara serius. Dengan tumbuh kembangnya UKM membuat kinerja usaha lebih baik sehingga mampu menyediakan tenaga kerja yang produktif dan meningkatkan produktivitas. Adanya UKM ini dapat menjadi pendorong dan pendukung hidupnya perusahaan-perusahaan besar (Susanta dan Syamsudin, 4:2009).

Kemudahan yang dapat dilakukan oleh wajib pajak dalam melakukan pembayaran perpajakan, selain pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB), kini pembayaran Pajak Penghasilan (Pph) untuk usaha dengan omset di bawah Rp 4,8 miliar per tahun dapat dilakukan melalui mesin anjungan Tunai mandiri (ATM). Pengusaha UKM mendapatkan insentif Pajak Penghasilan dengan terbitnya PP 46/2013 yang mulai berlaku 1 Juli 2013. Tarif PPh UKM yang beromset sampai dengan 4,8 M sebesar 1% dari Omset, disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya. Penghitungan PPh menjadi sangat sederhana dan dapat dilaksanakan oleh seluruh pengusaha Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Kebijakan ini dinilai dapat memudahkan para pengusaha usaha kecil menengah (UKM) dapat membayar pajak tanpa perlu mendatangi kantor pajak (Ulandari, 2013).

Kesadaran wajib pajak tidak tergantung dari penyuluhan dan pelayanan pajak yang optimal, namun tergantung dari sistem data yang akurat. Agar aparat pajak menyadari perannya sebagai petugas pajak yang harus memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan memberikan kemudahan dan mendorong wajib


(4)

pajak agar lebih baik lagi dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga negara yang baik (Sasmita, 2011).

Kegiatan penegakan hukum terdiri dari tiga pilar yaitu, pemeriksaan pajak, penyidikan pajak dan penagihan pajak. Kegiatan penegakan hukum bertujuan mendorong wajib pajak untuk mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan demikian, penyuluhan maupun penegakan hukum merupakan bentuk lain dari pelayanan pajak (Hutagaol, 2006). Dalam sistem ini diharapkan wajib pajak memiliki kesadaran terhadap pemenuhan kewajibannya, kejujuran dalam menghitung pajaknya, memiliki hasrat atau keinginan yang baik untuk membayar pajak, dan disiplin dalam menjalankan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zahidah (2010) mengindikasikan bahwa tingkat pemahaman, kepatuhan dan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kewajiban perpajakan pengusaha UKM baik secara bersama maupun terpisah.

Selanjutnya penelitian Halena (2012) menunjukan bahwa: (1) kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. (2) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. (3) Persepsi positif atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. (4) Kualitas pelayanan terhadap wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika (2010) menunjukkan bahwa pemahaman self assessment dan tingkat penghasilan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran kewajiban


(5)

perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Sedangkan variabel lain seperti pengetahuan wajib pajak dan tingkat kemudahan dalam melakukan system pembayaran perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran kewajiban perpajakan pada sektor usaha kecil dan menengah. Akan tetapi ketika dilakukan pengujian secara bersama-sama, semua variabel berpengaruh secara signifikan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu terdapat pada objek penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan diwilayah Jakarta dan Boyolali sedangkan penelitian ini dilakukan di Kota Mojokerto. Selain itu, perbedaan yang lain juga terdapat pada jumlah responden yang digunakan. Pada penelitian Halena terdapat 75 responden sedangkan penelitian Zahidah dan Rahmatika terdapat 100 responden. Namun, penelitian ini menggunakan 50 responden. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel pengusaha UKM yang telah memiliki NPWP dan bergerak diberbagai jenis bidang usaha yang berada di Kota Mojokerto, di fokuskan kepada satu macam bidang usaha saja yaitu perdagangan, peneliti menggunakan sampel sebanyak 50 perusahaan yang berada di Kota Mojokerto.

Mengingat banyak ditemukannya pelaku UKM yang tidak memahami kewajiban pajak, atau tidak mengetahui apabila UKM memiliki kewajiban dalam bidang perpajakan, seperti halnya perusahaan-perusahaan yang ada. Saat ini sudah waktunya para pelaku UKM khususnya pengusaha memahami aspek-aspek perpajakan yang terkait usahanya, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Tingkat Pemahaman, Kesadaran, Pelayanan Fiskus, Kemudahan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada


(6)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah tingkat pemahaman, kesadaran, pelayanan fiskus, kemudahan dan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada UKM di Kota Mojokerto ?” C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari masalah yang ingin dibahas dalam penulisan ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen, maka tujuan penelitian adalah menemukan bukti empiris pengaruh tingkat pemahaman, kesadaran, pelayanan fiskus, kemudahan dan ketegasan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak wajib pajak pada UKM di Kota Mojokerto.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Pengusaha UKM, agar memahami dan mematuhi peraturan perpajakan yang telah di tetapkan oleh pemerintah.

2. Pemerintah, sebagai masukan untuk perbaikan sistem pelayanan pajak yang lebih baik lagi.

3. Masyarakat wajib pajak, yaitu sebagai sarana informasi mengenai masalah yang berkenaan dengan perpajakan.

4. Peneliti selanjutnya, yaitu sebagai referensi ilmiah mengenai masalah perpajakan yang akan diteliti.


Dokumen yang terkait

The Influence of Tax Consciousness, Service Tax Authorities and Tax Sanctions on Tax Compliance (Survey On Individual Taxpayer Conducting Business Operations and Professional Service in Jakarta)

0 4 137

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK

0 5 13

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, SANKSI WAJIB PAJAK, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Stu

0 8 16

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku Umkm Sesudah Penerapan PP No 46 Tahun 2013

0 4 24

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN, DAN LINGKUNGAN Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan dan Lingkungan Wajib Pajak terhadap Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Or

0 6 14

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KUALITASPELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN, DAN LINGKUNGAN Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan dan Lingkungan Wajib Pajak terhadap Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Ora

0 3 16

PENGARUH PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU UKM SESUDAH Pengaruh Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UKM Sesudah Penerapan Pe

1 2 15

PENGARUH PELAYANAN FISKUS, SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PELAKU UKM SESUDAH Pengaruh Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pelaku UKM Sesudah Penerapan Pe

0 2 17

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS PADA KEPATUHAN Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pelayanan Fiskus Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak P

0 1 16

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12