Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Mandailing 7.6, Jawa 7.6, Nias 3.3, dan yang paling sedikit adalah suku Dairi 2.2. Hal ini hampir sama dengan Nasution yang mendapatkan suku Batak sebagai yang paling banyak 56,3, diikuti Jawa 29,2, Aceh 6,3, Melayu 4,2, Minang 3,1, dan yang paling sedikit Cina 1,0. Suku Batak sebagai suku terbanyak menderita KNF mungkin dikarenakan RSUP H. Adam Malik terletak di Kota Medan Provinsi Sumatra Utara yang mayoritas penduduknya adalah suku batak. Begitu juga dengan suku Aceh yang terbilang cukup dekat menuju RSUP H. Adam Malik. Data yang tidak teridentifikasi berjumlah 125 33.9. Dilihat dari pekerjaan, yang paling banyak menderita KNF adalah wiraswasta 32.8. Yang kedua paling banyak adalah adalah karyawanPNS29.5. Lalu diikuti ibu rumah tangga 16.8, petani 16.5, pelajar 3.3, dan yang paling sedikit adalah supir 1.1. Nasution 2008 mendapatkan penderita KNF paling banyak bekerja sebagai petani 32,3, lalu wiraswasta 19,8, ibu rumah tangga 17,7, pelajar 8,3, pedagang 5,2, buruh 4,2, montir 3,1, supir 3,1, nelayan 3,1, pegawai negeri sipil 2,1, dan yang paling sedikit guru 1,0. Belum diketahui hubungan pekerjaan dengan resiko menderita KNF. Hal ini mungkin lebih dipengaruhi gaya hidup. Tipe histopatologis yang paling sering ditemui adalah tipe 3 22.2. Tipe 2 adalah yang kedua paling sering ditemui 10 dan tipe 1 adalah yang paling sedikit ditemui 5.1. Munir 2008 mendapatkan tipe 3 yaitu karsinoma tanpa diferensiensi sebanyak 54,55, diikuti tipe 2 sebanyak 16,36 dan tipe 1 sebanyak 29,09. Nasution 2008 dari penelitiannya mendapatkan penderita KNF dengan jenis paling banyak yaitu karsinoma sel tanpa diferensiasi tipe 3 sebanyak 38,6, diikuti karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi sebanyak 33,3 tipe 2 dan karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi tipe 1 sebanyak 28,1. Sedangkan Kurniati 2013 dari penelitiannya mendapatkan Jenis histopatologi terbanyak adalah tipe 3 yaitu 70,8 dan tipe 2 yaitu 29,2. Belum diketahui penyebab tipe 3 paling sering terjadi sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Data yang tidak teridentifikasi berjumlah 211 62.6 . Keluhan utama yang paling banyak adalah benjolan di leher 38.2. Hal ini sesuai dengan penelitian Brennan pada tahun 2006. Yang kedua paling banyak adalah hidung tersumbat 22.2. Diikuti dengan telinga berdengung 18.4, hidung berdarah 12.5, dan yang paling sedikit sulit menelan 8.7. Munir 2008 mendapatkan adanya pembesaran kelenjar limfe sebanyak 43, keluhan pada telinga sebanyak 13 dan keluhan pada hidung sebanyak 20. Biasanya penderita datang tidak hanya dengan satu keluhan. Pasien biasanya terlambat memeriksakan diri karena gejala dini KNF tidak spesifik atau juga karena hanya gejala-gejala ringan. Hal inilah yang menyebabkan penderita KNF biasanya didiagnosis dan mendapat penanganan setelah stadium lanjut.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada penderita KNF mulai bulan Januari 2012 sampai bulan Desember 2013 didapatkan 369 penderita, dan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1 Jenis kelamin paling sering dijumpai adalah laki-laki 76.2 2 Kelompok usia yang paling sering dijumpai adalah usia produktif 77.8 3 Rassuku yang paling banyak dijumpaiadalah batak 24.1 4 Pekerjaan yang paling sering dijumpai adalah wiraswasta 32.8 5 tipe histopatologis yang paling banyak adalah tipe 3 22.2 6 keluhan utama yang paling sering dijumpai adalah benjolan di leher 38.2

6.2 Saran

1 diharapkan tenaga medis lebih memahami mengenai KNF agar KNF lebih cepat terdeteksi sehingga tidak berlanjut ke stadium yang lebih tinggi dan bisa memberikan prognosis yang lebih baik. 2 Kepada pihak rumah sakit diharapkan agar lebih melengkapi data rekam medis karena hal ini sangat berguna baik bagi penderita maupun peneliti. DAFTAR PUSTAKA American Cancer Society, 2013. Nasopharyngeal Cancer. Available from : http:www.cancer.orgacsgroupsciddocumentswebcontent003124-pdf.pdf [ Accesed 08 Mei 2014] Ariwibowo, H., 2013. Faktor Risiko Karsinoma Nasofaring. Available from : http:www.kalbemed.comPortals609_204Faktor20Risiko20Karsinoma 20Nasofaring.pdf [ Accesed 07 Mei 2014 ] Asroel, H.A., 2002. Penatalaksanaan Radioterapi pada Karsinoma Nasofaring. Available from : http:library.usu.ac.iddownloadfktht-hary2.pdf [Accesed 08 Mei 2014 ] Brennan, B., 2006. Nasopharynx Carcinoma, Orphanet Joural of Rare Diseases. Available from : http:www.ojrd.comcontentpdf1750-1172-1-23.pdf [ Accesed 08 Mei 2014 ] Chan, A. T. C., Teo. P. M. L., Johnson, P. J., 2002. Nasopharyngeal Carcinoma. Available from : http:annonc.oxfordjournals.orgcontent1371007.full.pdf [ Accesed 08 Mei 2014 ] El-Husseiny, G., et al, 2000. Nasopharyngeal Carcinoma in Children and Adolescents. Available from : http:www.researchgate.netprofileGamal_El- Husseinypublication242603660_Nasopharyngeal_Carcinoma_in_Children_ and_Adolescentsfile72e7e52d4e27127180.pdf [ Accesed 08 Mei 2014 ] Jemal, A., Bray, F., Center, M.M., Ferlay, J., Ward, E., Forman, D., 2011. Global Cancer Statistic. Available from : http:onlinelibrary.wiley.comstore10.3322caac.20107asset20107_ftp.pdf? v=1t=huy8l6ges=9f014226be7a19789c0d30daf481f7e02bd13469 [ Accesed 08 Mei 2014 ]