Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Pengajardan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap motivasi Belajar Santri/wati Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan istilah yang begitu populer dewasa ini. Komunikasi akan sangat diperlukan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas suatu masalah dan dalam mengambil suatu keputusan. Dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling nyata terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia. Belajar merupakan suatu proses yang terus-menerus yang tiada pernah berhenti sepanjang hayat. Keinginan untuk belajar merupakan suatu peristiwa alami.Hal ini sejalan dengan manusia yang selalu ingin mengetahui hal-hal baru, atau menggali hal baru dalam hidupnya, apakah itu pengetahuan, keterampilan dan lain-lain. Kegiatan belajar-mengajar atau proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat memengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan Sudjana Rivai, 1992: 1. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan- perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut, siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik secara efektif dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku peserta didik. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektivitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam mengajar, komunikasi salah satu aspek yang akan menentukan apakah cara yang dilakukan pada proses pembelajaran akan membosankan atau menjadi seorang guru yang akan ditunggu-tunggu oleh siswai. Kemampuan berkomunikasi merupakan kegiatan full contact, melibatkan semua aspek kepribadian manusia, meliputi: pikiran, perasaan, keyakinan, sikap dan bahasa tubuh. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran diharapkan memiliki kualifikasi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Salah satu kompetensi yang berkaitan langsung dengan tugas guru dalam mengajar, membimbing, dan mendidik siswa adalah kompetensi pedagogik.Kompetensi ini menuntut kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, mulai merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Mengajar pada prinsipnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar Djamarah, 2002: 44. Berdasarkan penjelasan tersebut, dipahami bahwa mengajar merupakan kegiatan mengorganisasikan lingkungan anak didik untuk menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada siswa. Dalam penyampaian pesan- pesan tersebut, secara tidak langsung tentunya guru harus menguasai tata cara berkomunikasi agar siswa mudah memahami materi yang sedang disampaikan. Oleh karena itu, seorang guru mesti menguasai proses komunikasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Komunikasi adalah memberikan informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, perasaan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain berpartisipasi yang pada akhirnya informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, dan perasaan tersebut menjadi milik bersama antara komunikator dan komunikan Soeharto, dkk. 1995: 11. Sementara itu, Adler Towne dalam Sugito Yuliani, 2005: 1.2 menyatakan bahwa komunikasi adalah transactional process in which participants create a relationship by simultaneously sending and receiving messages. Dari pengertian itu, dapat dikemukakan bahwa komunikasi adalah suatu proses transaksional. Dalam proses tersebut, pihak-pihak yang terlibat memberi dan menerima pesan secara simultan. Apabila dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran, dapat dikemukakan bahwa komunikasi adalah proses transaksional antara guru dan siswa. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya, pendidikan terdiri dari tiga jenis, meliputi pendidikan formal, informal, dan non formal.Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis bertingkatberjenjang, dimulai dari sekolah dasar, sampai keperguruan tinggi dan termasuk kedalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, spesialisasi dan latihan professional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan informal adalah sebuah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari. Pendidikan non formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya. Serangakaian kegiatan belajar yang akan dilakukan anak dalam menyelesaikan pendidikan formalnya tentu saja memerlukan motivasi. Motivasi akan menjadi suatu pendorong bagi anak untuk belajar. Hasil belajar akan optimal apabila adanya motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, maka akan semakin berhasil pula anak dalam pendidikan formalnya. Motivasi belajar adalah hasrat untuk menemukan, menciptakan, dan bekerja keras.Melalui strategi komunikasi yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa, motivasi belajar anak dapat ditingkatkan.Sangat penting bagi setiap anak untuk memiliki motivasi belajar, khususnya yang masih berstatus sebagai seorang siswa sekolah dan ditambah lagi ketika duduk dibangku kelas XI sederajat dengan Sekolah Menengah Atas SMA di sebuah Pesantren. Mereka harus mempersiapkan diri untuk UAS Ujian Akhir Sekolah dan tentunya UN Ujian Nasional sebagai syarat penentu kelulusan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi lagi yang akan mereka hadapi satu tahun kedepan lagi. Kegiatan belajar di sebuah pesantren sedikit berbeda bila kita melihat kegiatan belajar dijenjang SMA. Perbedaan yang sangat mencolok antara proses belajar di pesantren dan di jenjang SMA terletak pada apa yang dipelajari di pesantren. Di Medan, Sumatera Utara, ada beberapa pondok pesantren yang bisa menjadi pilihan siswa yang baru memasuki pendidikan SD Sekolah Dasar, siswa yang baru lulus baik itu dari SD Sekolah Dasar ataupun yang baru lulus dari SMP Sekolah Menengah Pertama untuk melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren. Tidak bisa dipungkiri bahwa sedikit Universitas Sumatera Utara banyaknya orang tua mempercayakan putrai mereka untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka ke pesantren dengan alasan utama agar putrai mereka tidak hanya memahami ilmu umum tetapi juga memahami ilmu agama. Dalam kaitannya dengan pembahasan penelitian ini peneliti lebih berfokus pada program Madrasah Aliyah yan sederajat dengan SMA Sekolah Menengah Atas. Sekolah sebagai sarana belajar tentunya selalu berupaya memberikan pendidikan yang maksimal untuk para peserta didik dan demikian juga halnya diterapkan oleh pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Hasanah Medan.Dilatar belakangi pengajian masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya, sejak tahun 1970-an, budaya pengajian membahas masalah-masalah keislaman dan pembacaan wirid yasin mingguan telah menjadi budaya rutin masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya. Saat itu, masyarakat yang tinggal di Paya Bundung masih sangat sedikit dan seperti yang kita ketahui sekarang masyarakat Paya Bundung mayoritas masyarakatnya adalah beragama non muslim. Ibadah pun dilakukan di rumah-rumah, tidak terkecuali ibadah yang dilaksanakan secara jamaah, seperti shalat tarawih dan lain-lain. Dengan kondisi dan kebutuhan akan tempat ibadah untuk menyatukan kebersamaan itu, adalah Bapak H. Ahkam Tarigan yang memulai mewakafkan tanahnya seluas 256,5 m2 pada tahun 1978. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Bapak H. Mahdian Tarigan juga mewakafkan tanahnya seluas 243 m2.Di atas tanah wakaf tersebut kemudian dibangun sebuah mushalla sederhana oleh masyarakat secara gotong royong, sebagai pusat kegiatan keagamaan masyarakat Paya Bundung dan sekitarnya, juga tempat membina dan mengaji bagi anak-anak mereka. Pada tahun 1977 H. Fakhruddin Tarigan mewakafkan tanahnya di jalan Binjai kepada Yayasan Keluarga Dukun Patah Pergendangan. Selanjutnya direncanakan akan didirikan sebuah Perguruan Islam di atas tanah wakaf tersebut.Pada tahun 1981, tanah tersebut dijual. Hasil penjualannya dibelikan tanah seluas 3.933 m2 di Paya Bundung sebagai ganti wakaf yang di jalan Binjai. Tanah wakaf yang baru ini disatukan dengan tanah wakaf dari H. Ahkam Tarigan dan H. Mahdian Tarigan, sehingga luasnya menjadi ± 4.432,5 m2 dengan memberikan nama pesantren ini dengan ‘Ar-Raudhatul Hasanah’ yang artinya taman surga yang indah. Universitas Sumatera Utara Setelah melalui proses yang panjang, pada tanggal 18 Oktober 1982, bertepatan dengan peringatan tahun baru Hijriah 1 Muharram 1403, dideklarasikanlah pendirian Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting km 11 Paya Bundung Medan atau Jl Setia Budi Simpang Selayang secara resmi dan sampai saat ini tetap berdiri dengan kokoh seperti yang kita ketahui saat ini masyarakat Paya Bundung dilihat dari letak geografis mayoritas masyarakatnya adalah beragama nasrani tetapi dapat mempertahankan Pesantren ini bahkan sudah menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi. Mata pelajaran yang disajikan di Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Hasanah Medan secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: Mata pelajaran yang bercirikan agama, dan mata pelajaran yang bercirikan umum. Mata pelajaran agama berbasis kepada pelajaran-pelajaran Kitab Kuning dan kitab-kitab sejenis lainnya. Sementara mata pelajaran umum pada hakikatnya sama dengan mata pelajaran yang diberikan di tingkat sekolah menengah atas SMA. Dan para santri diharuskan menjalani menetap di asrama pesantren untuk lebih mendalami lagi proses kegiatan pembelajaran di pesantren. Sedangkan pada jenjang pendidikan di SMA hanya berpusat pada mata pelajaran yang bercirikan umum saja.Sebagai pelayanan terhadap masyarakat, di samping membuka programKulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyah KMI dengan jenjang pendidikan selama 6 tahun, Pesantren juga membuka program Madrasah Tsanawiyah 1989sederajat SMP Sekolah Menengah Pertama dengan jenjang pendidikan selama 3 tahun dan Madrasah Aliyah 1990sederajat SMA Sekolah Menengah Atasdengan jenjang pendidikan selama 3 tahun. Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Hasanah Medan selalu berupaya menciptakan iklim belajar yang optimal untuk menunjang motivasi belajar para santri. Terbukti dalam rangka menghidupkan kembali tradisi dan sunnah pesantren dalam pengkajian kitab-kitab klasik kutub at-turats dan menumbuh kembangkan kecintaan para santri dalam melakukan kajian dan pendalaman terhadap ilmu-ilmu Agama Islam dari sumber kitab-kitab berbahasa arab. Baru-baru ini tepatnya tanggal 7 sampai 9 Februari 2014 di Bumi Wakaf Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menggelar Musabaqoh Qiraat al-Kutub MQK antar Pesantren se Sumbagut. Lomba membaca dan memahami kitab-kitab kuning ini. Universitas Sumatera Utara Bahasa Arab dan Inggris adalah dua bahasa yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan santri Ar-Raudlatul Hasanah Raudhah Medan.Hal ini bahwa dua bahasa tersebut menjadi alat komunikasi sehari-hari di pesantren. Demontrasi bahasa bertajuk languange expo yang digelar pada Rabu malam 2111 menambah kepercayaan tersendiri akan keseriusan dan kesungguhan santri dalam penguasaan bahasa asing. Kepala Biro pembimbing bahasa santri Ar-Raudlatul Hasanah, Rahmat Hidayat Lc, menyebutkan bahwa tujuan digelarnya kegiatan tersebut untuk menambah motivasi santri dalam berbahasa Arab dan Inggris. Menurutnya, kegiatan tersebut akan memberikan stimulus untuk menumbuhkan semangat berkompetisi pada setiap santri. sumber data: http:elraudhy.wordpress.comprofil-pesantren-ar-raudhatul-hasanah. Pencapaian seperti di atas menjadi salah satu indikator keberhasilan seluruh tenaga pengajar dalam menjalankan peran mereka di lingkungan pesantren. Bagaimana setiap tenaga pengajar memberikan stimulus-stimulus dengan berbagai cara pendekatan terhadap santri sehingga menumbuhkan rasa motivasi belajar yang tinggi terhadap para santri-santri di pesantren tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh strategi komunikasi pengajarguru terhadap motivasi belajar anak pada santri kelas XI sederajat SMA Sekolah Menengah Atas di Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : “Sejauh mana pengaruh strategi komunikasi pengajarguru terhadap motivasi belajar anak pada santriwati Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Hasanah Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Strategi Komunikasi Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Strategi Komunikasi Public Relations Officer Dalam Membangun Citra Perusahaan Grand Angkasa International Hotel Medan)

1 80 133

Strategi Komunikasi dan Efektivitas Belajar (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Strategi Komunikasi Orang tua Dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Pada Siswa Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan)

0 49 124

Komunikasi Antar Pribadi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru BP Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 7 Medan)

0 61 128

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

4 54 138

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

Pola Komunikasi Pengajar Kepada Anak Jalanan di Rumah Belajar Sahaja Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Pengajar Kepada Anak Jalanan di Rumah Belajar Sahaja Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar)

4 24 96

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18