Pariwisata dan Pembangunan Partisipasi

komponen sediaan adalah daya tarik wisata, serta perangkutan, informasi dan promosi, dan pelayanan. Berdasarkan pengertian daya tarik wisata di atas dan bertolak dari pendekatan Gunn, elemen kepariwisataan dikelompokkan menjadi elemen: 19 1. Utama, yakni daya tarik, yang mengandung arti objek yang menjadi sasaran dan destinasi kunjungan wisata, adalah elemen yang menjadi bagian langsung dan menjadi pemicu pariwisata. Dan penduduk baik sebagai pelaku pariwisata, sebagai tuam rumah pariwisata maupun menjadi objek wisata 2. Prasyarat, yakni elemen yang merupakan prasyarat proses berlangsungnya kegiatan pariwisata, yakni pengangkutan 3. Penunjang, misalnya informasi dana promosi, yang membangun dan mendorong minat berwisata. Sarana pelayanan juga elemen penunjang, yakni elemen yang membuat proses kegiatan pariwisata menjadi lebih mudah, nyaman, aman dan menyenangkan berupa hotel, motel, penginapan, rumah makan, dan lain-lain.

1.5.3 Pariwisata dan Pembangunan Partisipasi

1.5.3.1 Prinsip Pembangunan Partisipatif

Perencanaan Pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia dalam pelaksanaannya sangat mensyratkan keterlibatan langsung dari masyarakat. Dengan Partisipasi masyarakat, maka tingkat keberhasilan pembangunan tersebut akan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyrakat itu sendiri. Partisipasi masyrakat atau 19 Ibid., hlm. 22 Universitas Sumatera Utara keterlibatan masyarakat yang berlaku universal adalah kerjasama seseorang ataupun suatu kelompok masyarakat secara aktif dalam berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung pada seluruh tahapan. Adapum tahapan dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan dapat dijabarkan sebagai berikut 20 1. Tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan : 2. Tahap partisipasi dalam perencanaan pembangunan 3. Tahap partipasi dalam pelaksanaan kegiatan 4. Tahap partispasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan 5. Tahapan partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan Partisipasi masyarakat merupakan hak dan kewajiban seorang warga Negara untuk memberikan kontribusi kepada pencapaian kelompok. Sehingga mereka diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan dengan menyumbangkan inisiatif dan kreatifitasnya. Sumbangan inisiatif dan kreatifitasnya dapat disampaikan dalam rapat kelompok masyarakat atau pertemuan-pertemuan baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal. Dalam rapat kelompok atau pertemuan itu akan saling memberi informasi antara pemerintah dengan masyarakat. Jadi dalam partisipasi terdapat komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dan antara sesama anggota masyarakat. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurut Slamet 1994 dapat dilakukan mulai dari proses perencanaan sampai pelaksanaan proyek 20 Ibid., hlm. 45. Universitas Sumatera Utara pembangunan tersebut. Partisipasi dalam perencanaan merupakan pelibatan masyarakat yang paling tinggi karena masyarakat turut serta dalam membuat keputusan. Bentuk- bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat sebagai berikut : 1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang sono, pertemuan atau rapat 2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaiakan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya. 3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang lain dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan berupa uang, makanan dan sebagainya ; 4. Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri ; 5. Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban. Dalam pembangunan kepariwisataan partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dalam perkembangan destinasi wisata, sebab sebagai salah satu faktor penentu serta sekaligus indikator keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan. Nilai modal sosial yang terkandung dalam partisipasi masyarakat merupakan salah satu yang membentuk pengembangan pariwisata. Peran serta masyarakat dapat di tumbuhkan dan digeraakan melalui usaha-usaha pariwisata serta pengembangan komunikasi soial yang sehat, yang dilakukan melalui dialog yang luas dan bersifat terbuka, terarah, jujur, bebas dan bertanggung jawab : baik antara pemerintah dan masyarakat maupun antar anggota masyarakat itu sendiri. Dialog yang demikian akan melahirkan gagasan serta pandangan Universitas Sumatera Utara dan pembangunan tetap berjalan. Untuk itu pembangunan dan pengembangan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat dan sekitanya secara langsung. 21

1.5.3.2 Partsispasi Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Pariwisata

Salah satu prinsip mendasar dalam pariwisata yang berpihak pada masyarakat miskin dan berpusat pada manusia adalah adalah partispasi masyarakat lokal dalam perencanaan pembangunan pariwisata dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat dicapai dengam melibatkan warga lokal dalam pengambilan keputusan Partisipasi juga merupakan upaya untuk memaksimalkan manfaat sosial ekonomi pariwisata bagi masyarakat lokal.partisipasi juga merupakan benteng untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif dari pariwisata. Partispasi juga meningkatkan keberdayaan komunitas sehingga mereka dapat menentukan arah pembangunan yang pasti akan memepengaruhi kehidupan mereka. Pembangunan sering diklaim sudah partisipatif, karena masyarakat sudah diundang untuk pertemuan. Namun proses partispasi yang sesungguhnya sering tidak terjadi. 21 Ibid., hlm. 46 Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2 Tingkatan Partisipasi 22 Level Tingkatan Uraian Kategori 1. Manipulasi manipulation Dominasi total pengambilan keputusan oleh pemerintah Tidak ada partisipasi 2. Terapi Therapy Sekedar agar masyarakat tidak marahsosialisasi 3. Pemberitahuan informing Sekedar pemberitahuan searahsosialisasi Tokenisme sekedar justifikasi agar mengiyakan 4. Konsultasi consultation Masyarakat didengar, tapi tidak selalu dipakai sarannya 5. Penentraman placation Saran masyarakat diterima tapi tidak selalu dilaksanakan 6. Kemitraan partnership Timbal balk dan dinegoisasikan Tingkat Kekuasaan ada di masyarakat 7 Pendelegasian kekuasaan delegated Power Masyarakat diberoi kekuasaan sebagian atau seluruh program 8. Kontrol Masyarakat Sepenuhnya dikuasai oleh masyarakat 22 Ibid., hlm. 52. Universitas Sumatera Utara

1.5.3.3 Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Dalam pengembangan pariwsta berbasi masyarakat dapat merujuk pada filosofi pembangunan pariwisata berkelanjutan yang menekankan bahwa membangun pariwisata bukan untuk kepentingan wisatawan, tetapi membangun pariwisata untuk kepentingan masyarakat yan dibutuhkan wisatawan. Dengan demikian, maka pendekatan pariwisata berbasi masyarakat dapat lebih memastikan kepentingan masyarakat. Pariwisata Berbasis masyarakat Community Based Tourism dikembangkan berdasarkan prisnsip keseimbangan dan keselarasan antara berbagai stakeholder pembangunan pariwisata termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. Secara ideal prisnsip pembangunan ini menekankan pada pembangunan dari masyrakat oleh masyrakat dan untuk msayrakat yang dimulai dari tahap pembangunan yaitu dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan pengembangan sampai pengawasan serta evaluasi yang harus melibatkan masyarakat setempat secara aktif. Pariwisata berbasis masyrakat merupakan aktivitas ekonomi yang jika dikembangkan dengan tepat dapat mengatasi sejumlah tantangan pembangunan, termasuk pengurangan kemiskinan, pengembangan ekonomi lokal, perdamaian, dan keselarasan masyrakat dan manajemen sumber daya alam dan lingkungan yang berekesinambungan. Pendekatan ini merupakan alternatif pengembangan pariwisata yang lebih menghuntungkan masyrakat lokal dan menjamin keberlanjutan pariwisata. Masyarakat lokal menjadi penerima manfaat utama dari kegiatan pariwisata lokal. Selain itu model CBT sangat cocok untuk pelestarian sumber daya lokal baik sumber daya alam maupun budaya. Universitas Sumatera Utara Untuk pengembangan pariwisata dengan pendekatan ini agar dapat dilaksanakan oleh masyrakat, maka berbagai pihak terutama pemerintah agar melakukam pendampingan dan menstimulus pengembangan pariwisata dalam skala lokal atau pada setiap daya tarik wisata hingga adanya kemandirian dalam pengelolaan. Hal ini untuk memastikam bahwa implementasi pengembangan pariqwisata berbasis masyrakat dapat berjalan sesuai prinsip pengembangan yaitu ramah lingkungan, ramah masyrakat dan dan ramah wisatawan. Sasaran prinsip ramah lingkungan ini adalah terpeliharanya ekosistem melalui pengendalian optimal jumlahbesaran pengunjung pada daya tarik tertentu, seperti daya tarik yang bernilai sakral. Termasuk rancangan ynag peka terhadap lingkungan, sistem pengendalian limbah, konservasi flora dan fauna serta habitatnya hingga mendorong cinderamata Prinsip ramah masyarakat adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat dan menerima manfaat langsung dari kegiatan pariwisata. Prinsip ini menitikberatkan pada aspek sosiologis, berorietasi pada hal-hal yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan sosial masyrakat, baik pada peningkatan kekerabatan sosial maupun peningkatan ekonomi. Orientasi aspek sosial yang lain adalah mendorong peningkatan peran masyrakat dalam mewujudkan rasa kepemilikan terhadap keberadaan usaha wisata yang ada di sekitarnya yang sekaligus mendorong keinginan-keinginan untuk ikut memelihara,merawat serta menjaga objek wisata. Prinsip ramah wisatawan , dimana pelayan prima dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan wisatawan, sehingga mereka akan melakukan kunjungan ulang. Prinsip ini menitikberatkan pada aspek pelayanan yang akan berdampak pada aspek ekonomi Universitas Sumatera Utara

1.6 Definisi Konsep