monoksida, nitrogen oksida, hidrogen cianida, ammonia, acrolein, acetilen, benzoldehide, urethane, methanol, conmarin, 4-ethyl cathecol, orteresorperyline,
dan lain-lain. Berbagai bahan kimia tersebut dapat merangsang silia yaitu bulu- bulu halus yang terdapat pada permukaan saluran napas, sehingga sekret mukus
meningkat menjadi 30-50. Hal ini mengakibatkan silia tersebut akan mengalami kerusakan dan mengakibatkan menurunnya fungsi ventilasi paru Pradono dalam
Khatimah, 2006. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarni, dkk 2010 dalam penelitian Layuk 2010 yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sempor II.
2.1.3.4.11. Status imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal
, atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.
Anak kebal atau resisten tarhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit lain Notoatmodjo S, 2003.
Kekebalan terhadap suatu penyakit dapat
digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Kekebalan tidak spesifik non specific resistance adalah faktor-faktor non khusus pada sistem pertahanan tubuh manusia yang secara alamiah dapat
melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya: kulit dan air mata
b. Kekebalan spesifik specific resistance terdiri dari 2 sumber yaitu
kekebalan genetik dan kekebalan yang diperoleh acquaceid immunity.
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit untuk meningkatkan kualitas hidup.
imunisasi dapat mencegah kematian akibat infeksi saluran pernafasan akut sebesar 25 World Bank, 1999 dalam penelitian
Sadono 2005. Sadono 2005 juga menyebutkan bayi yang tidak mendapat
imunisasi sesuai dengan umurnya, mempunyai risiko menderita ISPA sebesar 2,6 kali.
Perkembangan dan efektivitas program imunisasi dapat dinilai dari penurunan
angka kesakitan dan kematian penyakit tersebut. Program imunisasi
nasional untuk bayi 0-11 bulan meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Campak. Dari kelima jenis program imunisasi
tersebut, penyakit ISPA dapat
dicegah dengan imunisasi campak, pertusis, difteri, dan tuberkulosis anak Tjitra E, dkk, 1996 dalam penelitian Tombili, 2006.
Imunisasi lengkap menyiapkan balita menghadapi lingkungan yang tidak selalu bisa dijamin kebersihan
udaranya sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit ISPA. Selain itu, asupan makanan yang kaya gizi tentu akan mempertahankan stamina balita itu sendiri.
Adapun jadwal imunisasi berdasarkan klasifikasi usia seperti yang disajikan dalam tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4: Jadwal Pemberian Imuniasi Usia
Vaksin Tempat
Bayi Lahir di Rumah: 0 bulan
1 bulan 2 bulan
3 bulan 4 bulan
9 bulan HB1
BCG, Polio 1 DPT, HB Kombo 1, Polio 2
DPT, HB Kombo 2, Polio 3 DPT, HB Kombo 3, Polio 4
Campak Rumah
Posyandu Posyandu
Posyandu Posyandu
Posyandu Bayi Lahir di Rumah SakitRumah BersalinBidan Praktek:
0 bulan 2 bulan
3 bulan 4 bulan
9 bulan HB1, BCG, Polio 1
DPT, HB Kombo 1, Polio 2 DPT, HB Kombo 2, Polio 3
DPT, HB Kombo 3, Polio 4 Campak
Sumber: Ditjen P2PL Depkes RI, 2005
2.1.3.4.12. Jenis Lantai Rumah