mempertemukan antara penjual dan pembeli.
2. Alat pengukur nilai. Digunakan sebagai alat yang dapat menunjukan nilai
barang dan jasa yang diperjual belikan, besarnya kekayaan seseorang.
3. Standar pembayaran masa depan yaitu digunakan sebagi pencicil utang.
4. Alat penimbun kekayaan atau daya beli. Uang sebagai salah satu alat penimbun
kekayaan karena keyakinan bahwa bila uang digunakan pada masa kini akan
memiliki nilai masa kini dan bila digunakan pada masa depan akan
memiliki nilai pada masa depan.
1. Agen of trust kepercayaan. Kepercayaan baik dalam hal menghimpun dana maupun penyalur
dana. 2. Agen of development mobilisasi dana untuk
pembanguann ekonomi. Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter
dan di sektor rill tidak dapat dipisahkan. 3. Agent of services mobilisasi dana untuk
pembanguann ekonomi. Di samping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur
dana, bank juga memberikan jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa tersebut
antara lain berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank dan penyelesaian tagihan.
a. Pengalihan asset. Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang
membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
b. Transaksi. Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi
untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk-produk yang dikeluarkan: giro, tabungan, deposito, saham dan
sebaginya. Merupakan pengganti uang sebagai alat pembayaran.
c. Likuiditas. Produk-produk yang dikeluarkan oleh bank masing- masing memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk
kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan.
d. Efisiensi. Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan.
• Fungsi utama perbankan pada masa penjajahan adalah:
1. Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan-perusahaan besar milik
kolonial. 2. Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan
besar milik kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana dan lain-lain.
3. Membatu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial ke negara penjajah.
4. Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak, baik pajak dari perusahaan-perusahan maupun dari masyarakat pribumi,
untuk kemudian dikirim ke negara penjajah. 5. Mengadminitrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai
kegiatan pemerintah kolonial.
Setelah Kemerdekaan
1 Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal
kerja perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah dan swasta.
2 Memberikan jasa-jasa keuangan kepada perusahaan-perusahaan besar.
3 Mengadminitrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah.
4 Meyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor-sektor yang ingin
dikembangkan pemerintah.
• Paket 1 Juni 1983: penghapusan pagu kredit dan pembatasan aktiva, pengurangan KLBI maupun kebebasan bank menetapkan suku bunga
simpanan dan pinjaman. • Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI
• Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan
SBPU dan fasilitas diskonto oleh BI. • Paket 27 Oktober 1988: penerahan dana masyarakat, efisiensi
lembaga keuangan, pengendalian kenijakan moneter, pengembangan pasar modal
• Paket 20 Desember 1988 Paket 25 Maret 1989: aturan penyelenggaraan baru efek oleh swasta, alternatif sumber
pembiayaan ,Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat melakukan kegiatan perdagangan surat berharga, kartu kredit anjak
piutang dan pembiayaan konsumen maupun kesempatan pendirian perusahaan asuransi kerugian, asuransi jiwa, reasuransi, broker
asuransi, adjuster asuranis dan aktuaria.
• Paket 25 Maret 1989: penyempurnaan paket sebelumnya maupun Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat
memiliki net open position maksimum sebesar 25 dari modal sendiri.
• Paket 29 Januari 1990: penyempurnaan program perkreditan kepada usaha kecil agar dilakukan secara luas oleh semua bank.
• Paket 28 Februari 1991: penyempurnaan paket sebelumnya menuju penyelenggaraan lembaga keuangan dengan prinsip
kehati-hatian, sehingga dapat tetep mempertahankan keoercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan.
• UU Nomer 7 Tahun 1992 tentang perbankan. • Paket 29 Mei 1993 berisi tentang penyempurnaan aturan
kesehatan bank
setelah diregulasi
1. Peraturan yang memberikan kepastian hukum. 2. Jumlah bank swasta bertambah banyak.
3. Tingkat persaingan bank yang semakin kuat 4. Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar
Modal. Merupakan salah satu sumber alternatif penghimpun dana dan penyalura dana.
5. Kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat.
6. Mobilisasi dana melalui sektor perbankan yang semakin besar.
akhir tahun 1990-an
1 Tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan di
Indonesia menurun drastis.
2 Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat
3 Adanya spread negatif 4 Munculnya penggunaan peraturan
perundangan yang baru
5 Jumlah bank menurun.
• Undang-undang Nomer 3 Tahun 2004 tentang Perubahaan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
• Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. • Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. • Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3233KEPDIR tanggal 12 Mei
1999 tentang Bank Umum. • Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3234KEPDIR tanggal 12 Mei
1999 tentang Bank Umum Berdasarkan prinsip Syariah. • Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3235KEPDIR tanggal 12 Mei
1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat. • Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3236KEPDIR tanggal 12 Mei
1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat prinsip Syariah.
Kator Cabang Pembantu, dan Kantor Perwakilan dari Bank Yang Berkedudukan di Luar Negeri.
• Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3250KEPDIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pembelian Saham Bank Umum.
• Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3251KEPDIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Persyaratan dab Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank
Umum. • Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3252KEPDIR tanggal 14 Mei 1999
tentang Persyaratan dab Tata Cara Merger, Konsolidasi dan Akusisi Bank Perkreditan Rakyat.
• Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3253KEPDIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi
Bank Umum. • Surat Keputusan Direksi BI Nomor 3253KEPDIR tanggal 14 Mei 1999
tentang Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Perkreditan Rakyat.
1. Selesainya penyusutan Arsitektur Pernbankan Indonesia API.
2. Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR dan Bank Indonesia untuk membentuk atau menyusun: lembaga
penjamin simpanan, lembaga pengawas perbankan yang idependen dan Otoritas jasa keuangan
3. Kinerja perbankan yang lebih menunjukan kondisi masa peralihan
4. Penyaluran dana masyarakat kearah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara keuangan dengan
tetap berlandaskan prinsip kehati-hatian.