Efektifitas Surat Edaran Bupati No 451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi Pns Dalam Pengumpulan Zakat Profesi Di Bazda Kabupaten Karawang
EFEKTIFITAS SURAT EDARAN BUPATI NO 451/12/32/2/KESRA TAHUN 2006
TENTANG PELAKSANAAN ZAKAT PROFESI PNS DALAM PENGUMPULAN
ZAKAT PROFESI DI BAZDA KABUPATEN KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
HANI TAHLIANI
1110046300002
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ABSTRAK
Hani Tahliani, NIM : 1110046300002. Efektifitas Surat Edaran Bupati No
451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS Dalam
Pengumpulan Zakat Profesi di BAZDA Kabupaten Karawang. Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF),
Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
1435 H/2014 M.
Isi: viii + 82 halaman + 46 lampiran, 26 literatur (1957-2011).
Penelitian ini untuk menganalisis kefektifitasan setelah adanya surat edaran
Bupati No.451/12/31/2/kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS
dalam Pengumpulan Zakat Profesi di BAZDA Kabupaten Karawang, yang bertujuan
untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penghimpunan dana
zakat profesi di BAZDA Kabupaten Karawang dan memberikan solusi untuk
mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana zakat profesi di BAZDA Kabupaten
Karawang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis metode
deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan
atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
Teknik Pengumpulan Datanya dengan cara, Penelitian Lapangan/Survey, sedangkan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara,
dokumentasi dan angket. analisis data yang dipergunakan adalah analisis data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dengan membuat persentase
untuk mencari kesimpulan dengan menggunakan tabulasi distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan pertama, penghimpunan dana zakat profesi
PNS yang diperoleh dari 31 dinas instansi pemerintah daerah Kabupaten Karawang
dari berdirinya BAZDA Kabupaten Karawang tahun 2004 hingga saat ini cukuf
efektif karena setiap tahunnya penghimpunan dana zakat profesi setelah adanya surat
edaran Bupati No.432/12/32/2/kesra tentang pelaksanaan zakat profesi PNS selalu
meningkat mencapai target hanya pada tahun 2011 pendapatan BAZDA Kabupaten
Karawang tidak sesuai target. Kedua, Keefektifitasan surat edaran bupati no
451/12/32/2/kesra tahun 2006 tentang pelaksanaan zakat profesi PNS dapat dikatakan
cukup efektif , berdasarkan banyaknya frekuensi yang selalu menjawab sangat efektif
dan efektif. Sangat efektif sebesar 34,77%, efektif sebesar 51,81%, tidak efektif
sebesar 13,13% dan sangat tidak efektif sebesar 0,29% dari 77 responden.
Kata Kunci: Efektifitas surat edaran Bupati No.451/12/32/2/kesra Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS, BAZDA Kabupaten Karawang.
Pembingbing: Kushardanta Susilabudi SE, MM
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena atas ridha dan rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam
rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam
Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat, dan juga umatnya.
Yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari Bahwa
dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Mu’min Rouf, M.A, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah
membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
3. Bapak Arip Purkon, SHI, MA sebagai Pembimbing Akademik yang juga
senantiasa mengingatkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Kushardanta Susilabudi SE, MM. Sebagai dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran, perhatiannya kepada penulis dan
memberikan pengarahannya.
ii
5. Orang Tuaku tersayang H. Ahmad Ulung dan Hj Ai Nuroh yang tak pernah
lelah setiap harinya selalu memberikan semangat, motivasi dan do’anya
sehingga dapat menyelesaikan penulisan ini. Barakallahu Fikum Daiman
Abadaa.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak
ternilai, yang tidak pernah lelah membimbing saya sehingga saya dapat
menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada sahabat seperjuang ZISWAF Angkatan Tahun 2010 yang selalu
mengarahkan dan memberikan masukan-masukannya dan memberikan
semangat kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar ZISWAF, yang selalu mengarahkan dan memberikan
masukan-masukannya.
9. Kepada sahabat Bascampe Tasya Geby Amdini, Dede Aisyah, Dede Zea,
Ahmad Ara, Ahmad Haidir, Ahmad Firdaus, Ahmad Heri, Ahmad Zuhair,
Husni Mubarok, Dedat Saddam Al-haqque, Lutfhi Hidayat, Taher dan sahabat
terbaikku Fajrul Islamy AB yang selalu mengingatkan, selalu sabar
mendengarkan keluhan dan memberikan solusi dalam pembuatan skripsi .
10. Segenap pengurus BAZDA Kabupaten Karawang yang telah membantu
penulis, khususnya kepada Bapak H. Slamet Imam Santoso, BA dan Kepada
semua Ketua UPZ Dinas Intansi Kabupaten Karawang yang telah membantu
informasi dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.
iii
11. KKN Kinopera yang tak pernah letih, untuk memberikan motivasi, dorongan
dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan tementeman seperjuangan dari Pondok Pesantren Asshidiqiah Jakarta Angkatan
2010 terutama yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu
memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis menyelesaikan
skripsi ini.
12. Segenap Staf Akademik dan Staf Perpusatakaan Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Dan Staf Perpustakaan
Utama yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
13. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
”Tak ada gading yang tak retak.” Penulis merasa skripsi ini masih
banyak kekurangan, tapi penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
siapa saja yang membutuhkannya, baik sebagai rujukan penulisan skripsi,
penulisan makalah dan lainnya. Akhirnya penulis berharap semoga Allah swt,
senantiasa meridoi semua langkah kita. Amin!
Jakarta, 29 April 2014
HANI TAHLIANI
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………...
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan dan Rerumusan Masalah ................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
E. Review Terdahulu ................................................................. 9
F. Metode Penelitian.................................................................. 16
G. Teknik Penulisan Skripsi ...................................................... 19
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 20
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Teoritis Tentang Efektifitas ..................................... 22
1. Pengertian Efektifitas Menurut Para Ahli ....................... 22
2. Indikator Efektifitas ........................................................ 24
3. Mekanisme Efektifitas .................................................... 26
4. Perencanaan yang Efektif ................................................ 27
v
B. Konsep Zakat Profesi ............................................................ 28
1. Pengertian Zakat Profesi ................................................. 28
2. Landasan Hukum Wajib Zakat Profesi ........................... 31
3. Pendapat Ulama Tentang Kewajiban Zakat Profesi........ 36
4. Menghitung Zakat Profesi ............................................... 39
5. Tujuan Dan Hikmah Zakat .............................................. 42
C. Pengertian Dan Fungsi Surat Edaran .................................... 44
D. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ........................................... 45
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZDA KAB. KARAWANG
A. Sejarah Berdirinya BAZDA Kabupaten Karawang .............. 46
B. Landasan Hukum BAZDA Kabupaten Karawang ................ 47
C. Dasar Pembentukan BAZDA Kabupaten Karawang ............... 48
D. Visi Dan Misi BAZDA Kabupaten Karawang...................... 48
E. Struktur Organisasi BAZDA Kabupaten Karawang ............. 50
F. Program Kerja BAZDA Kabupaten Karawang 2014-2017 .. 52
G. Program Unggulan BAZDA Kabupaten Karawang.............. 55
H. Rekening Bank BAZDA Kabupaten Karawang ................... 55
vi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam
Penghimpunan Dana Zakat Profesi PNS............................... 56
B. Analisis Efektifitas Penghimpunan Dana Zakat Profesi Oleh
PNS Setelah Diberlakukannya Surat Edaran Bupati Tentang
Pelaksanaan Zakat Profesi PNS ............................................ 58
C. Solusi Untuk Mengatasi Kendala-kendala Penghimpunan
Zakat Profesi di BAZDA Kabupaten Karawang ................... 74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 77
B. Saran ...................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 80
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah PNS Kabupaten Karawang ............................... 4
Tabel 4.1 Pembentukan Badan Amil Zakat di Kabupaten Karawang ................... 61
Tabel 4.2 Sosialisasi Perda No 10 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Zakat,
Infaq, Sedekah dan Surat Edaran Bupati No 451/12/32/2/kesra Tahun
2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS ...................................... 62
Tabel 4.3 Pelaksanaan Zakat Profesi PNS dalam Memotivasi PNS Membayar
Zakat Profesi ........................................................................................... 63
Tabel 4.4 Kepatuhan PNS Kabupaten Karawang dalam Mematuhi Surat Edaran
Bupati No.451/12/32/2/kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat
Profesi PNS ........................................................................................... 63
Tabel 4.5 Sosialisi ZIS Melalui Tokoh Agama dan Masyarakat ............................ 64
Tabel 4.6 Penyaluran Zakat melalui Lembaga atau Menyalurkan Sendiri Kepada
Mustahik ................................................................................................. 65
Tabel 4.7 Peran Pemerintah .................................................................................... 66
Tabel 4.8 Perkembangan Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang....................... 66
Tabel 4.9 Ekonomis ................................................................................................ 67
Tabel 4.10 Hasil Tabulasi Distribusi Frekuensi ...................................................... 68
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat adalah ibadah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,
dan sangat menentukan, baik dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan
ekonomi umat. Sebagai suatu ibadah wajib, zakat termasuk salah satu rukun Islam
yang lima, sehingga keberadaannya dianggap sebagai sesuatu hal yang diketahui
secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang
dan zakat merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah.1 Suatu kewajiban
bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-quran, Sunnah Nabi, dan Ijma
para ulama. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu di disebutkan
sejajar dengan Shalat.2 Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap
muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang
berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber
dana potensial yang dapat di manfaatkan untuk memajukan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat.3 Salah satu sunnatullah yang sudah menjadi ketentuan Yang
Maha Kuasa adalah perbedaan yang terdapat pada setiap diri manusia. Setiap
orang lahir dan hidup di dunia memiliki kondisi tersendiri yang berbeda dengan
orang lain. Perbedaan ini mencakup semua aspek, mulai dari budaya, sosial,
1
M. Arifin Purwakananta dan Noor Aflah, ed., Southeast Zakat Movement, (Jakarta:
Diterbitkan atas Kerjasama Forum Zakat, DD, Pemkot Padang, 2008), h. 94.
2
Abdul Al-hamid Mahmud Al-baly, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan
Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 1.
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tengtang Pengelolaan Zakat, h. 20.
1
2
kultur, dan lain sebagainya. Salah satu perbedaan yang mudah diidentifikasi
adalah perbedaan kondisi ekonomi.4 Disisi lain perbedaan tersebut dalam banyak
hal sering menjadi masalah dan problem bagi manusia. Kewajiban zakat ini,
dilakukan untuk mengurangi kemiskinan khususnya umat Islam yang didukung
oleh peraturan hukum yang dibuat pemerintah dan pengetahuan agama. Salah satu
bukti bahwa zakat belum berkembang dapat dilihat dari kondisi masyarakat Islam
yang padat dan miskin.
Hal tersebut sangat perlu diciptakan dan menjadi tuntutan masyarakat
karena
merupakan
kebutuhan
mutlak
bagi
umat
Islam
dalam
mengimplementasikan rukun Islam yang ketiga, serta kesadaran masyarakat
untuk berbagi dengan sesama dapat semakin meningkat dan terpercaya untuk
menerima dan menyalurkan zakat, tidak hanya zakat tetapi juga dana-dana sosial
lain seperti infaq dan sedekah.5
Sistem pengelolaan zakat sendiri sudah diatur oleh pemerintah, dimulai
dengan regulasi zakat pertama di Indonesia yaitu Surat Edaran Kementerian
Agama No.A/V11/17367 Tahun 1951 yang menyatakan bahwa negara tidak
mencampuri urusan pemungutan dan pembagian zakat, tetapi hanya melakukan
pengawasan. Tetapi ini menjadikan pengelolaan zakat di Indonesia menjadi
lambat. Selanjutnya Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan
4
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi 1, h.
5
Subki Risya, Zakat Untuk Pengentasan Kemiskinan, (Jakarta: PP. LAZIS NU, 2009), Cet. 1,
55.
h. 62.
3
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 dan 47 Tahun 1991 Tentang
Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedekah. Dan diikuti dengan Intruksi
Menteri Agama No 5 tahun 1991 tentang Pembinaan Teknis Badan Amil Zakat,
Infaq dan Sedekah.
Seiring dengan keluarnya berbagai intruksi dan keputusan menteri dan
perkembangan BAZIS DKI, maka mendorong pertumbuhan BAZIS maupun
lembaga amil zakat yang dikelola masyarakat, puncaknya adalah ketika pada
Tahun 1999, pemerintah bersama DPR menyetujui lahirnya Undang-Undang No
581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 38 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Agama (KMA) No 373 tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 38
Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291
Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Undang-Undang No.38
tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat sudah direvisi dengan Undang-Undang
No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Setelah disahkannya UndangUndang
pengelolaan
zakat
tersebut,
Indonesia
telah
memasuki
tahap
institusionalisasi pengelolaan zakat dalam wilayah formal kenegaraan, meskipun
masih sangat terbatas. Lembaga-lembaga pengelola zakat mulai berkembang,
termasuk pendirian lembaga zakat yang dikelola oleh pemerintah yaitu BAZNAS
(Badan Amil Zakat Nasional), BAZDA (Badan Amil Zakat Daerah) dan LAZ
(Lembaga Amil Zakat) yang dikelola masyarakat dengan manajeman yang lebih
baik dan modern. Setidaknya dengan Undang-Undang zakat tersebut telah
4
mendorong upaya pembentukan lembaga pengelola zakat yang amanah, kuat dan
dipercaya masyarakat.
Kabupaten Karawang merupakan daerah strategis bagi pengembangan
sosial ekonomi dan sosial keagamaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Data statistik menunjukan jumlah penduduk Karawang 2.124.565
juta jiwa. 551.261 jiwa terdiri dari 58.328 jiwa penduduk miskin perkotaan dan
492.933 jiwa penduduk miskin pedesaan.6 Untuk umat Islam jalan keluar bagi
upaya peningkatan kesejahteraan salah satunya memaksimalkan potensi zakat.
Potensi zakat di Karawang saat ini, BAZDA Kabupaten Karawang pada tahun
2013 mengelola zakat profesi sebesar Rp.80 juta per bulan, atau sekitar Rp.900
juta per tahun yang hanya dikumpulkan dari PNS7
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah PNS Kabupaten Karawang8
TAHUN
2010
2011
2012
14.536 PNS
14.267 PNS
13.865 PNS
dan jumlah angka diatas tidak sebanding dengan jumlah PNS yang ada di
Kabupaten Karawang, seharusnya BAZDA Kabupaten Karawang harus
mengelola jumlah zakat profesi yang lebih besar
6
Di akses pada 10 Oktober 2013 https://sites.google.com/site/pemdakarawangcc/profilpemda-karawang.
7
Slamet Imam, Wakil Ketua BAZ Karawang, Wawancara Pribadi, Karawang, 30 Januari
2014.
8
Di akses pada tgl 4 Mei 2014 https://sites.google.com/site/pemdakarawangcc/profil-pemdakarawang.
5
Karawang yang sudah mempunyai peraturan Daerah No.10 Tahun 2002
Tentang Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah dan diperkuat dengan
Intruksi Bupati Karawang No.04 Tahun 2004 tentang Pengumpulan Zakat, Infaq,
Sedekah di lingkungan Dinas/instansi, BUMN/BUMD Kabupaten Karawang, dan
beberapa surat edaran, yaitu:
1. Edaran Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Karawang Nomor MI06/HK.004/215/2004 Tentang Pengumpulan Zakat, Infaq, Sedekah di
lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Karawang.
2. Edaran Pengurus Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang Nomor: 09/BAZKRW/X11/2004 Tentang Pengumpuan Zakat Pendapatan Profesi.
3. Surat Edaran Bupati Nomor 451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan Zakat profesi PNS.
Para PNS sesungguhnya sudah mempunyai gaji yang tetap
dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak tentu penghasilannya. Sedangkan
bagi PNS yang belum bisa menyadari akan kewajiban zakat maka bisa
dikatakan mereka terpaksa karena zakat tersebut sudah termasuk dalam
potongan gaji yang diterima. Disamping saat ini sudah banyak potongan gaji
PNS, namun ada juga sebagian PNS zakatnya tidak diserahkan ke lembaga
pengelola zakat. Melainkan diserahkan langsung kepada pihak yang berhak
menerima zakat.
Permasalahan zakat secara umum hanya terfokus kepada dua hal
pokok, yakni mengenai pengelolaan dan mengenai kesadaran para wajib
6
zakat.Untuk pengelolaan zakat sesungguhnya sudah diatur oleh UndangUndang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, dan di Kabupaten
Karawang sudah ada beberapa surat edaran mengenai zakat profesi hanya
pelaksanaannya yang masih kurang konsisten.
Dari kasus di atas Penulis ingin memaparkan dan meneliti efektifitas
surat edaran Bupati No.451/12/32/2/kesra tahun 2006 tentang pelaksanaan
zakat profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di bazda Kabupaten
Karawang.
Untuk itu kiranya penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan
judul:
“EFEKTIFITAS
451/12/32/2/KESRA
SURAT
TAHUN
2006
EDARAN
TENTANG
BUPATI
NO.
PELAKSANAAN
ZAKAT PROFESI PNS DALAM PENGUMPULAN ZAKAT PROFESI
DI BAZDA KABUPATEN KARAWANG.”
B. Identifikasi Masalah
Sebelum dirumuskannya masalah penelitian perlu dibuat identifikasi
masalah. Berikut ini dikemukakan masalah-masalah yang ada pada obyek yang
diteliti, antara lain:
1. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Karawang.
2. Banyaknya potensi dana ZIS di Kabupaten Karawang yang belum tergarap
oleh lembaga zakat.
3. Rendahnya kepercayaan masyarakat menyalurkan dana ZIS nya melalui
lembaga.
7
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penyusun paparkan diatas
supaya lebih fokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasannya,
maka penyusun membatasi permasalahan mengenai efektifitas surat edaran
Bupati No.451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi
PNS dalam pengumpulan zakat profesi di BAZDA Kabupaten Karawang.
Adapun pokok masalah yang dapat diidentifikasikan agar mempermudah
dalam menyusun skripsi ini adalah:
1. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penghimpunan dana zakat
profesi PNS di BAZDA Kabupaten Karawang?
2. Bagaimana tingkat efektifitas penghimpunan dana zakat profesi oleh PNS
setelah di berlakukannya surat edaran bupati tentang pelaksanaan zakat
profesi PNS?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana zakat
profesi di BAZDA Kabupaten Karawang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan surat
edaran zakat profesi PNS di Kabupaten Karawang.
8
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penghimpunan dana zakat profesi setelah
diberlakukannya surat edaran bupati tentang pelaksanaan zakat profesi PNS di
BAZDA Kabupaten Karawang.
3. Untuk mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana zakat profesi di
BAZDA Kabupaten Karawang.
Adapun tujuan akhir dan manfaat dari penelitian ini diharapkan akan
berguna :
1. Bagi Penulis
Membuka wawasan keilmuan yang dapat menstimulus penulis untuk
terus menggali pengetahuan mengenai efektifitas surat edaran bupati tentang
pelaksanaan zakat profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di BAZDA
Kabupaten Karawang.
2. Bagi Praktisi
Bagi Praktisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
positif dan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi BAZDA Kabupaten
Karawang dalam meningkatkan penghimpunan dan pengelolaan zakat agar
penerimaan zakat, infaq dan sedekah bisa maksimal dan dapat mengurangi
jumlah kemiskinan yang ada di Kabupaten Karawang.
3. Bagi Akademisi
Menambah khazanah pengetahuan, melengkapi dan memberikan
informasi yang berharga mengenai efektifitas surat edaran bupati tentang
9
pelaksanaan zakat profesi PNS dalam pengumpulan dana zakat profesi di
BAZDA Kabupaten Karawang.
4. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat serta memberikan informasi yang
bermanfaat dalam bidang ekonomi syariah khususnya tentang zakat profesi.
Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat
memperkarya wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan
khususnya memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang
diteliti serta memperoleh pengetahuan tentang efektifitas surat edaran bupati
tentang pelaksanaan zakat profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di
BAZDA Kabupaten Karawang.
E. Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan
kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka
yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai pembanding dari skripsi
ini, anrata lain sebagai berikut :
No
1
Aspek Perbandingan
a. Judul
Studi Terdahulu
Jurnal
yang
Efektifitas
Skripsi
berjudul Efektifitas Surat Edaran
Pengelolaan BupatiNo.451/12/32/2/Ke
Zakat di BAZDA Kota sra Tahun 2006 Tentang
Blitar di Tinjau Dari UU Pelaksanaan
Zakat
10
No
38
Penulis
Tahun
1999. Profesi
Abdul
Kadir Pengumpulan
Fakultas
Syariah UIN Profesi
Maliki Malang 2010.
b. Fokus
Jurnal
ini
Dalam
Zakat
Di
BAZDA
Kabupaten Karawang.
membahas Skripsi
mekanisme
PNS
ini
membahas
mengenai keefektifitasan
pengorganisasian
dana Surat
edaran
Bupati
ZIS yang dilakukan oleh No.451/12/32/2/Kesra
BAZDA
Kota
Blitar Tahun
2006
terkait dengan keberadaan Pelaksanaan
UU No. 38 Tahun 1999 Profesi
tentang
Zakat
PNS
Pengelolaan Pengumpulan
dan
Keputusan Profesi
Di
Tentang
Zakat
Dalam
Zakat
BAZDA
Menteri Agama RI. No Kabupaten Karawang.
581 Tahun 1999 tentang
Pelaksanaan
Undang-
undang No 38 Tahun
1999 dan pola manajeman
penegolaan zakat.
c. Metode
Penelitian
Metode
menggunakan
penelitian Menggunakan
Metode
metode pendekatan
kualitatif
11
penelitian
Kualitatif dengan
pengambilan
penelitian
jenis
metode
data deksriptif, dan analisis
kepustakaaan data
dan lapangan.
yang
bersifat
kualitatif dan kuantitatif
dengan
menggunakan
tabulasi
distribusi
frekuensi
d. Waktu/Tempat
Peneltian
jurnal
dilakukan
pada
ini Penelitian
skripsi
tahun dilakukan
di
ini
BAZDA
2010 di BAZDA kota Kabupaten Karawang.
Blitar.
2
a. Judul
Efektifitas
Penggunaan Efektifitas Surat Edaran
Mobile Banking dalam BupatiNo.451/12/32/2/Ke
menghimpun
dana sra Tahun 2006 Tentang
(fundraising).
Fitrotul
Penulis Pelaksanaan
Faizah
Syarif
(UIN Profesi
PNS
Hidayatullah Pengumpulan
Jakarta, 2012)
Profesi
Zakat
Di
Dalam
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
b. Fokus
Skripsi
ini
membahas Skripsi
ini
membahas
keefektifitasan pelayanan mengenai keefektifitasan
12
yang terbaik dan juga Surat
Edaran
Bupati
cepat bagi muzakki dan No.451/12/32/2/Kesra
donatur yang tidak punya Tahun
banyak
waktu
2006
untuk Pelaksanaan
menunaikan ZIS dengan Profesi
menggunakan
Penelitian
PNS
dalam Profesi
menghimpun dana.
Metode
Zakat
Di
penelitian Menggunakan
kualitatif dan kuantitatif dengan
segi
data
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
menggunakan perpaduan pendekatan
dari
Dalam
Mobile Pengumpulan
Banking
c. Metode
Tentang
Metode
kualitatif
jenis
metode
yang deksriptif, dan analisis
dikumpulkan, diolah dan data
dianalisis.
yang
bersifat
kualitatif dan kuantitatif
dengan
menggunakan
tabulasi
distribusi
frekuensi.
d. Waktu/Tempat
Peneltian
skripsi
dilakukan
pada
ini Penelitian
tahun dilakukan
2012 di Dompet Dhuafa.
3
a. Judul
skripsi
di
ini
BAZDA
Kabupaten Karawang.
Efektifitas Iklan ”Zakat Efektifitas Surat Edaran
13
memang ajib” Dompet BupatiNo.451/12/32/2/Ke
Dhuafa Republika Tahun sra Tahun 2006 Tentang
1430 H dalam proses Pelaksanaan
Fundraising.
Penulis Profesi
Zakat
PNS
Ahmad Zaki (UIN Syarif Pengumpulan
Hidayatullah
Jakarta, Profesi
2010).
b. Fokus
Dalam
Zakat
Di
BAZDA
Kabupaten Karawang.
Skripsi
ini
membahas Skripsi
ini
membahas
keefektifitasan
iklan mengenai keefektifitasan
”Zakat
Ajib” Surat
Memang
Edaran
dalam proses fundraising, BupatiNo.451/12/32/2/Ke
dilihat
dari
pemasukan
perolehan sra Tahun 2006 Tentang
ZISWAF Pelaksanaan
setiap tahunnya.
Profesi
PNS
Pengumpulan
Profesi
Di
Zakat
Dalam
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
c. Metode
Penelitian
Metode
Penelitian MenggunakanMetode
menggunakan
metode pendekatan
Deskriftif Kualitatif, yang dengan
dilakukan
dengan
jenis
kualitatif
metode
cara deksriptif, dan analisis
14
meneliti langsung objek data
yang
bersifat
penelitian yakni Dompet kualitatif dan kuantitatif
Dhuafa Republika dalam dengan
menghimpun
menggunakan
dan tabulasi
mendayagunakan
dana frekuensi.
zakat
serta
mendomentasikan
data-
distribusi
data yang dimilikinya.
d. Waktu/Tempat
Penelitian dilakukan pada Penelitian
skripsi
tahun 2010 di Dompet dilakukan
di
Dhuafa Republika.
4
a. Judul
Efektifitas
Social
ini
BAZDA
Kabupaten Karawang
Corporate Efektifitas Surat Edaran
Responsibility BupatiNo.451/12/32/2/Ke
(CSR) pada Bank Syariah sra Tahun 2006 Tentang
Mandiri Cabang Bogor. Pelaksanaan
Penulis Mayasari (UIN Profesi
Syarif
PNS
Hidayatullah Pengumpulan
Jakarta, 2011).
Profesi
Zakat
Di
Dalam
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
b. Fokus
Skripsi
mengenai
ini
membahas Skripsi
konsep
ini
membahas
dan mengenai keefektifitasan
15
implementasi CSR pada Surat
Bank
Edaran
Mandiri
Syariah BupatiNo.451/12/32/2/Ke
Cabanng Bogor.
sra Tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan
Profesi
Zakat
PNS
Dalam
Pengumpulan
Profesi
Di
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
c. Metode
Penelitian
Menggunakan
Metode Menggunakan
penelitian kualitatif dan pendekatan
Metode
kualitatif
kuantitatif
dengan dengan
menggunakan
metode deksriptif, dan analisis
deskriptif.
data
jenis
yang
metode
bersifat
kualitatif dan kuantitatif
dengan
menggunakan
tabulasi
distribusi
frekuensi.
d. Waktu/Tempat
Penelitian
Skripsi
dilakukan
pada
ini Penelitian
tahun dilakukan
skripsi
di
BAZDA
2011 di Bank Syariah Kabupaten Karawang,
Mandiri Cabang Bogor.
ini
16
F. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Kualitatif
dengan jenis metode deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti
untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam.9 Teknik Pengumpulan Datanya dengan cara,
Penelitian
Lapangan/Survey,
sedangkan
alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data adalah:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan
pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini penulis
gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif mengenai
objek penelitian.
b. Interview (wawancara)
Interview (wawancara) dalam hal ini adalah teknik tanya jawab secara
lisan yang diarahkan pada masalah tertentu untuk mendapatkan informasi
yang selengkap-lengkapnya tanpa unsur paksaan kepada para informan yang
mengetahui dan berkecipung langsung pada BAZDA Kabupaten Karawang
dan pengurusnya.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,
2009), Cetakan ke-8, h. 205
17
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokume dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.10
d. Angket (Kuesioner)
Angket (Kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.11 Angket disini diberikan kepada
PNS Dinas instansi di Kabupatem Karawang yang bertujuan untuk
mengetahui keefektifitasan surat edaran Bupati No.451/12/32/2/kesra Tahun
2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 sampai 31 Maret
2014 bertempat di BAZDA Kabupaten Karawang Jl. Jend. A. Yani No.10
Gedung Islamic Center Telp: 0267-400043.
3. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, maupun tulisantulisan yang didapat melalui internet kemudian diklasifikasikan untuk
dimasukkan ke masing-masing variabel dan kemudian diinterprestasikan.
Begitu pula data yang diperoleh dari hasil lapangan maka setiap point
10
11
Ibid.,h. 240
Ibid.,h. 142
18
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari wawancara, dimasukkan ke variabel
yang tepat untuk dapat diinterperstasikan.
Oleh karena itu, analisis data yang dipergunakan adalah analisis data
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis Kualitatif yaitu suatu bentuk
analisis data dengan menggunakan tolak ukur (values) norma dan kaedah
tertentu dengan tidak menyandarkan pada angka-angka semata, tetapi juga
dari wawancara sebagai salah satu metode penelitian.
Selanjutnya, analisis kuantitatif yakni analisis data yang akan
dibuktikan dengan menggunakan angka-angka terhadap variabel tertentu,12
kemudian
membuat
persentase
untuk
mencari
kesimpulan
dengan
menggunakan tabulasi distribusi frekuensi, dengan memakai rumus:
f
P = ----------- x 100%
n
P
: Persentasi
F
: Frekuensi
n
: Jumlah Responden
100% : Angka Pembulat
4. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber
data, yaitu:
12
Ibid., h. 205.
19
a. Data Primer
Data Primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil
wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan
data sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada tujuan
penelitian.13 Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dengan tanya
jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan
menggunakan panduan wawancara.14 Dengan penelitian langsung melalui
pihak yang terkait dengan pembahasan guna memperoleh data-data
mengenai efektifitas surat edaran bupati tentang pelaksanaan
zakat
profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di BAZDA Kabupaten
Karawang.
b. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau informasi yang
diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, artikel, atau data-data yang
dikeluarkan oleh BAZDA Kabupaten Karawang, juga diperoleh dari
literature-literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-kitab serta
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
G. Teknis penulisan skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
13
14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet.1,(Yogyakarta: Andi, 2004), h. 193.
Moh. Nazir, Metode Penelitian, cet.1, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003), h. 193.
20
Hidayatullah Jakarta, 2012”, yang merupakan sandaran dari penulisan karya
ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya, khususnya
mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
H. Sistematika Penulisan
Di dalam pembuatan penelitian penulis akan memberikan gambaran
mengenai hal apa saja yang akan dilakukan, maka secara garis besar gambaran
tersebut dapat dilihat dalam sistematika skripsi dibawah ini :
BAB 1:
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi
terdahulu, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika
penulisan.
BAB II:
LANDASAN TEORITIS
Landasan teoritis, bab ini berisi pembahasan tentang: konsep teoritis
tentang efektifitas, yang meliputi: pengertian efektifitas menurut para
ahli, indikator efektifitas, mekanisme efektifitas, perencanaan yang
efektif, pembahasan mengenai konsep zakat profesi, yang meliputi:
pengertian zakat profesi, pendapat ulama tentang kewajiban zakat
profesi, menghitung zakat profesi, tujuan dan hikmah zakat, pengertian
dan fungsi surat edaran, pengertian PNS.
21
BAB III:
GAMBARAN UMUM BAZDA KABUPATEN KARAWANG
Bab ini membahas tentang: gambaran umum BAZDA Kabupaten
Karawang yang meliputi: sejarah BAZDA Kabupaten Karawang,
landasan hukum BAZDA Kabupaten Karawang, dasar pembentukan
BAZDA Kabupaten Karawang, visi dan misi BAZDA Kabupaten
Karawang, struktur organisasi BAZDA Kabupaten Karawang,
program kerja BAZDA Kabupaten Karawang, program unggulan
BAZDA Kabupaten Karawang dan rekening bank BAZDA Kabupaten
Karawang.
BAB IV:
HASIL PENELITIAN
Berisi tentang analisis faktor pendukung dan penghambat dalam
penghimpunan zakat profesi PNS di Kabupaten Karawang, analisis
efektifitas
setelah
diberlakukannya
surat
edaran
bupati
no.451/12/32/2/kesra tahun 2006 entang pelaksanaan zakat profesi
PNS, solusi untuk mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana
zakat profesi di BAZDA Kabupaten Karawang.
BAB V:
PENUTUP
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
22
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Teoritis Tentang Efektifitas
Secara bahasa efektifitas dari kata efektif yang berarti ada efeknya,
akibatnya, keadaan berpengaruhnya, kesannya, dapat berhasil dan berhasil guna.15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektifitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu effective yang bermakna; 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya), 2) manjur atau mujarab, 3) dapat membawa hasil, berhasil guna
(tentang usaha dan tindakan).16
1. Pengertian Efektifitas Menurut Para Ahli
a. Menurut Badudu
Efektifitas bermakna: 1) mempunyai efek, pengaruh atau akibat, 2)
memberikan hasil yang memuaskan, 3) memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya, bekerja dengan sebaik-baikya, 4) mulai berlaku tentang
undang-undang, 5) berhasil guna dan mangkus.17
b. Menurut Ety Rochaey dan Ratih Tresnawati
Efektifitas adalah sesuatu angka untuk menunjukan samapai seberapa jauh
sasaran (target) tercapai.18
15
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), Cet.1, Edisi III, h. 286.
16
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, h. 250.
17
Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), h. 371.
18
Ety Rochaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.
71.
22
23
c. Menurut Ahli Manajeman Peter F. Drucker
Efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right
things). Sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan yang benar
(doing thing right). Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih
tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.19
d. Menurut Hasan Sadili dalam Ensiklopedia Bahasa Indonesia
Efektifitas bermakna menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.
Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara
ideal efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti.
Misalnya usaha X 60% efektif dalam pencapaian tujuan Y.20
e. Menurut E. Mulyasa
Efektifitas
adalah
adanya
kesesuaian
antara
orang
yang
melaksanakan tugas yang dituju. Selanjutnya dijelaskan bahwa efektifitas
adalah berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian
tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan
hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.21
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila
pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah
19
20
T. Hani Handoko, Manajeman, (Yogyakarta: BPFE, 1993) Edisi II, h. 7.
Hasan Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve), Jilid 2, h.
833.
21
E. Mulyasa, Manajeman Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 82.
24
direncanakan. Dan efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pencapaian hasil pendapatan zakat profesi yang terkumpul di BAZDA
Kabupaten Karawang dengan memperhatikan berbagai macam peraturan
yang ada, baik itu aturan yang berasal dari agama maupun pemerintah.
2. Indikator Efektifitas
Sumaryadi berpendapat bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila
organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Efektifitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif
dan operasional.22
Dalam buku Sujadi F.X disebutkan bahwa untuk mencapai efektifitas
dan efesiensi kerja haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Berhasil guna, yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan
dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian
efektif itu maka biaya, tenaga kerja material, peralatan, waktu, ruangan
dan lain-lainnya telah dipergunakan dengan setepatnya sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak adanya pemborosan serta
penyelewengan.
22
Sumaryadi, Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, (Bandung: Pustaka Setia,
2005). h. 35.
25
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggungjawab, yakni untuk membuktikan
bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan
dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksankan dengan bertanggungjawab
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yaitu pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan
beban kerja, kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalis, wewenang dan tanggungjawab artinya wewenang haruslah
seimbang dengan tanggungjawab dan harus dihindari dengan adanya
dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak yang lainnya.
f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu untuk menegaskan bahwa kegiatan kerja
adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,
pelaksanaan kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan operasional
yang dapat dilaksanakan dengan lancar.23
Suatu usaha dapat dikatakan efisien jika usaha tersebut dapat
memberikan hasil terbaik. Artinya usaha tersebut mencapai hasil yang
diinginkan baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitas. Dengan kata
lain, suatu usaha dapat dikatakan efisien apabila usaha yang dijalankan dapat
mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan pemikiran, ketenangan
jasmani, penghematan waktu dan uang. Pencapaian hasil akhir yang sesuai
dengan target yang telah ditentukan baik ukuran maupun standar yang berlaku
23
Sujadi F.X, O & M Penunjang Keberhasilan Proses Management, (Jakarta: CV. Masagung,
1990), Cet Ke-3, h. 13.
26
mencerminkan bahwa suatu perusahaan telah memperhatikan efektifitas
operasionalnya.24
3. Mekanisme Efektifitas
Di dalam mekanisme efektifitas terhadap beberapa komponen
pendukung suatu kerja, ada beberapa pendapat menurut para ahli, yaitu:
Menurut Georgopoulus mekanisme efektifitas terhadap dalam kerja
komponen25 yaitu:
a. Produktivitas adalah sama artinya dengan efisien.
b. Luwes artinya mematuhi norma-norma, memuaskan anggota dan konsep
daya sual. Maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam menyesuaikan
diri pada perubahan didalam maupun perubahan diluar organisasi.
c. Ketegangan adalah konflik dan pertentangan diantara anggota-anggota
organisasi, yang erat kaitannya dengan peningkatan (kalau terkendali) dan
penurunan (kalau dibiarkan berlarur-larut).
Menurut Paul E. Mott26 mekanisme dalam pencapaian suatu kerja
yang efektif adalah merumuskan dan mengembangkan sarana mengukur
efektifitas organisasi yang mempengaruhi tingkat efektifitas itu berkaitan
langsung dengan:
24
Stephen P. Obis, et.al, Management, (Jakarta: Prenhallindo, 1999), Edisi Ke-6, h. 9.
Basir S. Georgopoulus dan Arnold S. Tannembaun, “A. Study OF Organisation
Effectiveness”,( America: Sociological Review, 1957), 1957), Vol. 22, h. 534.
26
Paul E. Mott, “The Characteristics of Effektivitas Organization”, (New York: Halper and
Row, 1972), h. 20.
25
27
a. Kemampuan menyesuaikan diri, keluwesan
b. Produktifitas dikaitkan dengan kuantitas, kualitas dan efesiensi
c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan berniaga
e. Pencarian sumber dana.
4. Perencanaan yang Efektif
Untuk membuat strategi/perencanaan yang baik, pada dasarnya
melalui empat tahap berikut ini:
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, tanpa rumusan tujuan yang
jelas, suatu perusahaan akan menggunakan sumber daya-sumber dayanya
secara tidak efektif.
b. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi organisasi
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya
yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena
tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan organisasi saat ini di analisa, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.
c. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan, segala kekuatan
dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasiksan
untuk mengukur kemampuan suatu organisasi dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan
28
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah.
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan, tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatifalternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik paling memuaskan di
antara berbagai alternatif yang ada.
B. Konsep Zakat Profesi
1. Pengertian Zakat Profesi
Zakat profesi tidak banyak dikenal pada masa generasi terdahulu,
berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan, dan
perdagangan, namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari
zakat, karena zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaaan
golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya. Zakat profesi adalah langkah maju dalam perekonomian
muslim untuk menghapus kemiskinan.
Adapun profesi yang dimaksud adalah segala bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya).
Profesional
adalah
yang
bersangkutan
dengan
profesi,
memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Akan tetapi, pekerja profesi mempunyai pengertian yang luas, karena
semua orang bekerja dengan kemampuan yang dengan kata lain mereka
29
bekerja karena profesinya. Dalam pembahasan secara global bahwa pekerjaan
yang menghasilkan uang ada dua hal, pertama pekerjaan yang dikerjakan
sendirinya disertai dengan keahlian yang dimiliki tanpa berpihak dengan
orang lain, maka penghasilan dengan metode ini selayaknya penghasilan
dokter, advokat, dosen dan sebagainya, kedua pekerjaan yang dikerjakan
seseorang buat pihak lain baik di instansi pemerintah, perusahaan dan
lembaga-lembaga swasta lainnya yang mana mendatangkan penghasilan uang
(honorarium). Menurut Fachrudin: Profesi adalah segala usaha yang halal
yang mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak dengan cara mudah, baik
melalui suatu keahlian tertentu atau tidak.27 Dengan demikian, dari definisi
tersebut diatas maka diperoleh rumusan, zakat profesi adalah zakat yang
dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang mendatangkan hasil (uang) yang
relatif banyak dengan cara yang mudah, melalui suatu keahlian tertentu. Dari
definisi diatas jelas ada point-point yang perlu digaris bawahi berkaitan
dengan pekerja profesi yang dimaksud, yaitu:
a. Jenis usaha yang halal
b. Menghasilkan uang relatif banyak
c. Melalui suatu keahlian tertentu
27
Muhammad, Zakat Profesi, Wacana Pemikiran Dalam Fiqih Kontemporer, (Jakarta:
Penertbit Salemba diniyah 2002), h. 58.
30
Sehingga, dari kriteria tersebut dapat diuraikan jenis-jenis usaha yang
berhubungan dengan profesi seseorang. Apabila ditinjau dari bentuknya,
usaha profesi tersebut bisa berupa:
a. Usaha fisik, seperti pegawai dan artis.
b. Usaha pikiran, seperti konsultan, desainer dan dokter.
c. Usaha kedudukan, seperti komisi dan tunjangan jabatan.
d. Usaha modal, seperti investasi.
Sedangkan apabila ditinjau dari hasil usahanya profesi itu berupa:
a. Hasil yang teratur dan pasti, baik setiap bulan, minggu atau hari, seperti
upah pekerja dan gaji pegawai.
b. Hasil yang tidak tetap dan tidak dapat diperkirakan secara pasti, seperti
kontraktor, pengacara, konsultan dan artis.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk pekerja
profesi itu, seperti konsultan, pengacara, komisaris, kontraktor, investor,
dokter, pegawai pemerintah, artis dan sebagainya. Bentuk-bentuk usaha
tersebut, jelas tidak ada pada era pra-industrialis. Karena, jenis profesi
masyarakat pada masa Nabi SAW dan pada masa ulama dahulu masih sangat
sederhana. Jadi, berbeda dengan zaman modern sekarang, yang berbagai
profesi bermunculan sesuai dengan perkembangan kehidupan modern, yang
kiranya tidak pernah terbayangkan oleh para ulama zaman dahulu, profesi
yang dapat mendatangkan rizki secara gampang dan melimpah dewasa ini
jumlahnya relatif sangat banyak.
31
Oleh karena itu, ada persoalan dengan maksud ”relatif banyak” seperti
tersebut di atas, yang harus mendapat ketegasan ukuran, mengingat akan
timbul perbedaan persepsi sesuai dengan kondisi, waktu dan tempat.
Menurut Yusuf Al-Qardhawi, seperti dikutip oleh Didin Hafiduddin
yakni zakat profesi adalah zakat yang dikenakan kepada penghasilan para
pekerja karena profesinya baik itu dilakukan sendirian maupun bersama
dengan
pihak/lembaga
lain
yang
mana
mendatangkan
penghasilan
(honorarium) yang memenuhi nishab.28 Dapat disimpulkan bahwa zakat
profesi adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan karena profesinya dan
dilandasi dengan jiwa yang bersih, dengan begitu zakat akan mensucikan.
2. Landasan Hukum Wajib Zakat Profesi
Sebagaimana telah diketahui bahwa persoalan zakat profesi adalah
persoalan fikih kontemporer, sehingga akan sulit mencari pijakan/dalil
langsung, baik dari Al-quran maupun Sunnah Nabi. Singkatnya, untuk
mendapatkan kepastian tentang hukum zakat profesi, maka zakat profesi itu
perlu dibandingkan untuk selanjutnya dianalogikan dengan salah satu dari
lima jenis zakat yang sudah dikenal dan dipraktekkan pada zaman Rasulullah
SAW. Metode perbandingan (analogi) inilah yang dalam ilmu ushul fiqih
disebut qiyas. Tetapi dengan metode qiyas inipun, ternyata tidak mudah untuk
28
Didin, Hafiduddin. Panduan Tentang Zakat, Infaq, Sedekah, (Jakarta: Gema Insani Press
1998), h. 103.
32
secara tegas menentukan padanan hukum zakat profesi ini dengan jenis zakat
al-maal al-mustafad.
Karena memang tidak ada dalil langsung dari Al-quran maupun
Sunnah Nabi yang membahas soal zakat profesi, maka qiyas adalah satusatunya jalan yang ditempuh. Qiyas ini antara lain akan menentukan berapa
nilai (persentase) zakat untuk masing-masing lima jenis zakat maal yang
berbeda-beda. Emas misalnya, nilai zakatnya 2,5% terhadap modal dan
keuntungan pertahun, sementara zakat pertanian dan hasil pertanian tadah
hujan sebesar 10%, dan 5% untuk hasil pertanian yang dikelola dan digarap
dengan irigasi. Adapun nilai tambang adalah 20%.
a. Dasar hukum zakat profesi
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 267
yang berbunyi:
TENTANG PELAKSANAAN ZAKAT PROFESI PNS DALAM PENGUMPULAN
ZAKAT PROFESI DI BAZDA KABUPATEN KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
HANI TAHLIANI
1110046300002
KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ABSTRAK
Hani Tahliani, NIM : 1110046300002. Efektifitas Surat Edaran Bupati No
451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS Dalam
Pengumpulan Zakat Profesi di BAZDA Kabupaten Karawang. Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF),
Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
1435 H/2014 M.
Isi: viii + 82 halaman + 46 lampiran, 26 literatur (1957-2011).
Penelitian ini untuk menganalisis kefektifitasan setelah adanya surat edaran
Bupati No.451/12/31/2/kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS
dalam Pengumpulan Zakat Profesi di BAZDA Kabupaten Karawang, yang bertujuan
untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penghimpunan dana
zakat profesi di BAZDA Kabupaten Karawang dan memberikan solusi untuk
mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana zakat profesi di BAZDA Kabupaten
Karawang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis metode
deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan
atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
Teknik Pengumpulan Datanya dengan cara, Penelitian Lapangan/Survey, sedangkan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara,
dokumentasi dan angket. analisis data yang dipergunakan adalah analisis data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif, analisis kuantitatif dengan membuat persentase
untuk mencari kesimpulan dengan menggunakan tabulasi distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan pertama, penghimpunan dana zakat profesi
PNS yang diperoleh dari 31 dinas instansi pemerintah daerah Kabupaten Karawang
dari berdirinya BAZDA Kabupaten Karawang tahun 2004 hingga saat ini cukuf
efektif karena setiap tahunnya penghimpunan dana zakat profesi setelah adanya surat
edaran Bupati No.432/12/32/2/kesra tentang pelaksanaan zakat profesi PNS selalu
meningkat mencapai target hanya pada tahun 2011 pendapatan BAZDA Kabupaten
Karawang tidak sesuai target. Kedua, Keefektifitasan surat edaran bupati no
451/12/32/2/kesra tahun 2006 tentang pelaksanaan zakat profesi PNS dapat dikatakan
cukup efektif , berdasarkan banyaknya frekuensi yang selalu menjawab sangat efektif
dan efektif. Sangat efektif sebesar 34,77%, efektif sebesar 51,81%, tidak efektif
sebesar 13,13% dan sangat tidak efektif sebesar 0,29% dari 77 responden.
Kata Kunci: Efektifitas surat edaran Bupati No.451/12/32/2/kesra Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS, BAZDA Kabupaten Karawang.
Pembingbing: Kushardanta Susilabudi SE, MM
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena atas ridha dan rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam
rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam
Nabi Muhammad SAW, beserta segenap keluarga, sahabat, dan juga umatnya.
Yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis sangat menyadari Bahwa
dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak
Mu’min Rouf, M.A, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah
membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
3. Bapak Arip Purkon, SHI, MA sebagai Pembimbing Akademik yang juga
senantiasa mengingatkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Kushardanta Susilabudi SE, MM. Sebagai dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran, perhatiannya kepada penulis dan
memberikan pengarahannya.
ii
5. Orang Tuaku tersayang H. Ahmad Ulung dan Hj Ai Nuroh yang tak pernah
lelah setiap harinya selalu memberikan semangat, motivasi dan do’anya
sehingga dapat menyelesaikan penulisan ini. Barakallahu Fikum Daiman
Abadaa.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak
ternilai, yang tidak pernah lelah membimbing saya sehingga saya dapat
menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada sahabat seperjuang ZISWAF Angkatan Tahun 2010 yang selalu
mengarahkan dan memberikan masukan-masukannya dan memberikan
semangat kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar ZISWAF, yang selalu mengarahkan dan memberikan
masukan-masukannya.
9. Kepada sahabat Bascampe Tasya Geby Amdini, Dede Aisyah, Dede Zea,
Ahmad Ara, Ahmad Haidir, Ahmad Firdaus, Ahmad Heri, Ahmad Zuhair,
Husni Mubarok, Dedat Saddam Al-haqque, Lutfhi Hidayat, Taher dan sahabat
terbaikku Fajrul Islamy AB yang selalu mengingatkan, selalu sabar
mendengarkan keluhan dan memberikan solusi dalam pembuatan skripsi .
10. Segenap pengurus BAZDA Kabupaten Karawang yang telah membantu
penulis, khususnya kepada Bapak H. Slamet Imam Santoso, BA dan Kepada
semua Ketua UPZ Dinas Intansi Kabupaten Karawang yang telah membantu
informasi dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.
iii
11. KKN Kinopera yang tak pernah letih, untuk memberikan motivasi, dorongan
dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan tementeman seperjuangan dari Pondok Pesantren Asshidiqiah Jakarta Angkatan
2010 terutama yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu
memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis menyelesaikan
skripsi ini.
12. Segenap Staf Akademik dan Staf Perpusatakaan Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Dan Staf Perpustakaan
Utama yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
13. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
”Tak ada gading yang tak retak.” Penulis merasa skripsi ini masih
banyak kekurangan, tapi penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
siapa saja yang membutuhkannya, baik sebagai rujukan penulisan skripsi,
penulisan makalah dan lainnya. Akhirnya penulis berharap semoga Allah swt,
senantiasa meridoi semua langkah kita. Amin!
Jakarta, 29 April 2014
HANI TAHLIANI
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………...
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan dan Rerumusan Masalah ................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
E. Review Terdahulu ................................................................. 9
F. Metode Penelitian.................................................................. 16
G. Teknik Penulisan Skripsi ...................................................... 19
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 20
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Teoritis Tentang Efektifitas ..................................... 22
1. Pengertian Efektifitas Menurut Para Ahli ....................... 22
2. Indikator Efektifitas ........................................................ 24
3. Mekanisme Efektifitas .................................................... 26
4. Perencanaan yang Efektif ................................................ 27
v
B. Konsep Zakat Profesi ............................................................ 28
1. Pengertian Zakat Profesi ................................................. 28
2. Landasan Hukum Wajib Zakat Profesi ........................... 31
3. Pendapat Ulama Tentang Kewajiban Zakat Profesi........ 36
4. Menghitung Zakat Profesi ............................................... 39
5. Tujuan Dan Hikmah Zakat .............................................. 42
C. Pengertian Dan Fungsi Surat Edaran .................................... 44
D. Pengertian Pegawai Negeri Sipil ........................................... 45
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZDA KAB. KARAWANG
A. Sejarah Berdirinya BAZDA Kabupaten Karawang .............. 46
B. Landasan Hukum BAZDA Kabupaten Karawang ................ 47
C. Dasar Pembentukan BAZDA Kabupaten Karawang ............... 48
D. Visi Dan Misi BAZDA Kabupaten Karawang...................... 48
E. Struktur Organisasi BAZDA Kabupaten Karawang ............. 50
F. Program Kerja BAZDA Kabupaten Karawang 2014-2017 .. 52
G. Program Unggulan BAZDA Kabupaten Karawang.............. 55
H. Rekening Bank BAZDA Kabupaten Karawang ................... 55
vi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam
Penghimpunan Dana Zakat Profesi PNS............................... 56
B. Analisis Efektifitas Penghimpunan Dana Zakat Profesi Oleh
PNS Setelah Diberlakukannya Surat Edaran Bupati Tentang
Pelaksanaan Zakat Profesi PNS ............................................ 58
C. Solusi Untuk Mengatasi Kendala-kendala Penghimpunan
Zakat Profesi di BAZDA Kabupaten Karawang ................... 74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 77
B. Saran ...................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 80
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah PNS Kabupaten Karawang ............................... 4
Tabel 4.1 Pembentukan Badan Amil Zakat di Kabupaten Karawang ................... 61
Tabel 4.2 Sosialisasi Perda No 10 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Zakat,
Infaq, Sedekah dan Surat Edaran Bupati No 451/12/32/2/kesra Tahun
2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS ...................................... 62
Tabel 4.3 Pelaksanaan Zakat Profesi PNS dalam Memotivasi PNS Membayar
Zakat Profesi ........................................................................................... 63
Tabel 4.4 Kepatuhan PNS Kabupaten Karawang dalam Mematuhi Surat Edaran
Bupati No.451/12/32/2/kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat
Profesi PNS ........................................................................................... 63
Tabel 4.5 Sosialisi ZIS Melalui Tokoh Agama dan Masyarakat ............................ 64
Tabel 4.6 Penyaluran Zakat melalui Lembaga atau Menyalurkan Sendiri Kepada
Mustahik ................................................................................................. 65
Tabel 4.7 Peran Pemerintah .................................................................................... 66
Tabel 4.8 Perkembangan Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang....................... 66
Tabel 4.9 Ekonomis ................................................................................................ 67
Tabel 4.10 Hasil Tabulasi Distribusi Frekuensi ...................................................... 68
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat adalah ibadah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis,
dan sangat menentukan, baik dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan
ekonomi umat. Sebagai suatu ibadah wajib, zakat termasuk salah satu rukun Islam
yang lima, sehingga keberadaannya dianggap sebagai sesuatu hal yang diketahui
secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang
dan zakat merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah.1 Suatu kewajiban
bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al-quran, Sunnah Nabi, dan Ijma
para ulama. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu di disebutkan
sejajar dengan Shalat.2 Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap
muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang
berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber
dana potensial yang dapat di manfaatkan untuk memajukan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat.3 Salah satu sunnatullah yang sudah menjadi ketentuan Yang
Maha Kuasa adalah perbedaan yang terdapat pada setiap diri manusia. Setiap
orang lahir dan hidup di dunia memiliki kondisi tersendiri yang berbeda dengan
orang lain. Perbedaan ini mencakup semua aspek, mulai dari budaya, sosial,
1
M. Arifin Purwakananta dan Noor Aflah, ed., Southeast Zakat Movement, (Jakarta:
Diterbitkan atas Kerjasama Forum Zakat, DD, Pemkot Padang, 2008), h. 94.
2
Abdul Al-hamid Mahmud Al-baly, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan
Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 1.
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tengtang Pengelolaan Zakat, h. 20.
1
2
kultur, dan lain sebagainya. Salah satu perbedaan yang mudah diidentifikasi
adalah perbedaan kondisi ekonomi.4 Disisi lain perbedaan tersebut dalam banyak
hal sering menjadi masalah dan problem bagi manusia. Kewajiban zakat ini,
dilakukan untuk mengurangi kemiskinan khususnya umat Islam yang didukung
oleh peraturan hukum yang dibuat pemerintah dan pengetahuan agama. Salah satu
bukti bahwa zakat belum berkembang dapat dilihat dari kondisi masyarakat Islam
yang padat dan miskin.
Hal tersebut sangat perlu diciptakan dan menjadi tuntutan masyarakat
karena
merupakan
kebutuhan
mutlak
bagi
umat
Islam
dalam
mengimplementasikan rukun Islam yang ketiga, serta kesadaran masyarakat
untuk berbagi dengan sesama dapat semakin meningkat dan terpercaya untuk
menerima dan menyalurkan zakat, tidak hanya zakat tetapi juga dana-dana sosial
lain seperti infaq dan sedekah.5
Sistem pengelolaan zakat sendiri sudah diatur oleh pemerintah, dimulai
dengan regulasi zakat pertama di Indonesia yaitu Surat Edaran Kementerian
Agama No.A/V11/17367 Tahun 1951 yang menyatakan bahwa negara tidak
mencampuri urusan pemungutan dan pembagian zakat, tetapi hanya melakukan
pengawasan. Tetapi ini menjadikan pengelolaan zakat di Indonesia menjadi
lambat. Selanjutnya Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan
4
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi 1, h.
5
Subki Risya, Zakat Untuk Pengentasan Kemiskinan, (Jakarta: PP. LAZIS NU, 2009), Cet. 1,
55.
h. 62.
3
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 dan 47 Tahun 1991 Tentang
Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedekah. Dan diikuti dengan Intruksi
Menteri Agama No 5 tahun 1991 tentang Pembinaan Teknis Badan Amil Zakat,
Infaq dan Sedekah.
Seiring dengan keluarnya berbagai intruksi dan keputusan menteri dan
perkembangan BAZIS DKI, maka mendorong pertumbuhan BAZIS maupun
lembaga amil zakat yang dikelola masyarakat, puncaknya adalah ketika pada
Tahun 1999, pemerintah bersama DPR menyetujui lahirnya Undang-Undang No
581 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 38 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Agama (KMA) No 373 tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No 38
Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291
Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Undang-Undang No.38
tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat sudah direvisi dengan Undang-Undang
No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat. Setelah disahkannya UndangUndang
pengelolaan
zakat
tersebut,
Indonesia
telah
memasuki
tahap
institusionalisasi pengelolaan zakat dalam wilayah formal kenegaraan, meskipun
masih sangat terbatas. Lembaga-lembaga pengelola zakat mulai berkembang,
termasuk pendirian lembaga zakat yang dikelola oleh pemerintah yaitu BAZNAS
(Badan Amil Zakat Nasional), BAZDA (Badan Amil Zakat Daerah) dan LAZ
(Lembaga Amil Zakat) yang dikelola masyarakat dengan manajeman yang lebih
baik dan modern. Setidaknya dengan Undang-Undang zakat tersebut telah
4
mendorong upaya pembentukan lembaga pengelola zakat yang amanah, kuat dan
dipercaya masyarakat.
Kabupaten Karawang merupakan daerah strategis bagi pengembangan
sosial ekonomi dan sosial keagamaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Data statistik menunjukan jumlah penduduk Karawang 2.124.565
juta jiwa. 551.261 jiwa terdiri dari 58.328 jiwa penduduk miskin perkotaan dan
492.933 jiwa penduduk miskin pedesaan.6 Untuk umat Islam jalan keluar bagi
upaya peningkatan kesejahteraan salah satunya memaksimalkan potensi zakat.
Potensi zakat di Karawang saat ini, BAZDA Kabupaten Karawang pada tahun
2013 mengelola zakat profesi sebesar Rp.80 juta per bulan, atau sekitar Rp.900
juta per tahun yang hanya dikumpulkan dari PNS7
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah PNS Kabupaten Karawang8
TAHUN
2010
2011
2012
14.536 PNS
14.267 PNS
13.865 PNS
dan jumlah angka diatas tidak sebanding dengan jumlah PNS yang ada di
Kabupaten Karawang, seharusnya BAZDA Kabupaten Karawang harus
mengelola jumlah zakat profesi yang lebih besar
6
Di akses pada 10 Oktober 2013 https://sites.google.com/site/pemdakarawangcc/profilpemda-karawang.
7
Slamet Imam, Wakil Ketua BAZ Karawang, Wawancara Pribadi, Karawang, 30 Januari
2014.
8
Di akses pada tgl 4 Mei 2014 https://sites.google.com/site/pemdakarawangcc/profil-pemdakarawang.
5
Karawang yang sudah mempunyai peraturan Daerah No.10 Tahun 2002
Tentang Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah dan diperkuat dengan
Intruksi Bupati Karawang No.04 Tahun 2004 tentang Pengumpulan Zakat, Infaq,
Sedekah di lingkungan Dinas/instansi, BUMN/BUMD Kabupaten Karawang, dan
beberapa surat edaran, yaitu:
1. Edaran Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Karawang Nomor MI06/HK.004/215/2004 Tentang Pengumpulan Zakat, Infaq, Sedekah di
lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Karawang.
2. Edaran Pengurus Badan Amil Zakat Kabupaten Karawang Nomor: 09/BAZKRW/X11/2004 Tentang Pengumpuan Zakat Pendapatan Profesi.
3. Surat Edaran Bupati Nomor 451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan Zakat profesi PNS.
Para PNS sesungguhnya sudah mempunyai gaji yang tetap
dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak tentu penghasilannya. Sedangkan
bagi PNS yang belum bisa menyadari akan kewajiban zakat maka bisa
dikatakan mereka terpaksa karena zakat tersebut sudah termasuk dalam
potongan gaji yang diterima. Disamping saat ini sudah banyak potongan gaji
PNS, namun ada juga sebagian PNS zakatnya tidak diserahkan ke lembaga
pengelola zakat. Melainkan diserahkan langsung kepada pihak yang berhak
menerima zakat.
Permasalahan zakat secara umum hanya terfokus kepada dua hal
pokok, yakni mengenai pengelolaan dan mengenai kesadaran para wajib
6
zakat.Untuk pengelolaan zakat sesungguhnya sudah diatur oleh UndangUndang No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, dan di Kabupaten
Karawang sudah ada beberapa surat edaran mengenai zakat profesi hanya
pelaksanaannya yang masih kurang konsisten.
Dari kasus di atas Penulis ingin memaparkan dan meneliti efektifitas
surat edaran Bupati No.451/12/32/2/kesra tahun 2006 tentang pelaksanaan
zakat profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di bazda Kabupaten
Karawang.
Untuk itu kiranya penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan
judul:
“EFEKTIFITAS
451/12/32/2/KESRA
SURAT
TAHUN
2006
EDARAN
TENTANG
BUPATI
NO.
PELAKSANAAN
ZAKAT PROFESI PNS DALAM PENGUMPULAN ZAKAT PROFESI
DI BAZDA KABUPATEN KARAWANG.”
B. Identifikasi Masalah
Sebelum dirumuskannya masalah penelitian perlu dibuat identifikasi
masalah. Berikut ini dikemukakan masalah-masalah yang ada pada obyek yang
diteliti, antara lain:
1. Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Karawang.
2. Banyaknya potensi dana ZIS di Kabupaten Karawang yang belum tergarap
oleh lembaga zakat.
3. Rendahnya kepercayaan masyarakat menyalurkan dana ZIS nya melalui
lembaga.
7
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penyusun paparkan diatas
supaya lebih fokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasannya,
maka penyusun membatasi permasalahan mengenai efektifitas surat edaran
Bupati No.451/12/32/2/Kesra Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi
PNS dalam pengumpulan zakat profesi di BAZDA Kabupaten Karawang.
Adapun pokok masalah yang dapat diidentifikasikan agar mempermudah
dalam menyusun skripsi ini adalah:
1. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penghimpunan dana zakat
profesi PNS di BAZDA Kabupaten Karawang?
2. Bagaimana tingkat efektifitas penghimpunan dana zakat profesi oleh PNS
setelah di berlakukannya surat edaran bupati tentang pelaksanaan zakat
profesi PNS?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana zakat
profesi di BAZDA Kabupaten Karawang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan surat
edaran zakat profesi PNS di Kabupaten Karawang.
8
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penghimpunan dana zakat profesi setelah
diberlakukannya surat edaran bupati tentang pelaksanaan zakat profesi PNS di
BAZDA Kabupaten Karawang.
3. Untuk mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana zakat profesi di
BAZDA Kabupaten Karawang.
Adapun tujuan akhir dan manfaat dari penelitian ini diharapkan akan
berguna :
1. Bagi Penulis
Membuka wawasan keilmuan yang dapat menstimulus penulis untuk
terus menggali pengetahuan mengenai efektifitas surat edaran bupati tentang
pelaksanaan zakat profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di BAZDA
Kabupaten Karawang.
2. Bagi Praktisi
Bagi Praktisi penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
positif dan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi BAZDA Kabupaten
Karawang dalam meningkatkan penghimpunan dan pengelolaan zakat agar
penerimaan zakat, infaq dan sedekah bisa maksimal dan dapat mengurangi
jumlah kemiskinan yang ada di Kabupaten Karawang.
3. Bagi Akademisi
Menambah khazanah pengetahuan, melengkapi dan memberikan
informasi yang berharga mengenai efektifitas surat edaran bupati tentang
9
pelaksanaan zakat profesi PNS dalam pengumpulan dana zakat profesi di
BAZDA Kabupaten Karawang.
4. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat serta memberikan informasi yang
bermanfaat dalam bidang ekonomi syariah khususnya tentang zakat profesi.
Harapan utama penulis dengan adanya penulisan ini, dapat
memperkarya wawasan dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan
khususnya memperoleh bukti yang sangat signifikan terhadap masalah yang
diteliti serta memperoleh pengetahuan tentang efektifitas surat edaran bupati
tentang pelaksanaan zakat profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di
BAZDA Kabupaten Karawang.
E. Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan
kajian terdahulu. Sebelum membuat skripsi ini penulis melakukan kajian pustaka
yang berupa judul-judul skripsi yang telah ada sebagai pembanding dari skripsi
ini, anrata lain sebagai berikut :
No
1
Aspek Perbandingan
a. Judul
Studi Terdahulu
Jurnal
yang
Efektifitas
Skripsi
berjudul Efektifitas Surat Edaran
Pengelolaan BupatiNo.451/12/32/2/Ke
Zakat di BAZDA Kota sra Tahun 2006 Tentang
Blitar di Tinjau Dari UU Pelaksanaan
Zakat
10
No
38
Penulis
Tahun
1999. Profesi
Abdul
Kadir Pengumpulan
Fakultas
Syariah UIN Profesi
Maliki Malang 2010.
b. Fokus
Jurnal
ini
Dalam
Zakat
Di
BAZDA
Kabupaten Karawang.
membahas Skripsi
mekanisme
PNS
ini
membahas
mengenai keefektifitasan
pengorganisasian
dana Surat
edaran
Bupati
ZIS yang dilakukan oleh No.451/12/32/2/Kesra
BAZDA
Kota
Blitar Tahun
2006
terkait dengan keberadaan Pelaksanaan
UU No. 38 Tahun 1999 Profesi
tentang
Zakat
PNS
Pengelolaan Pengumpulan
dan
Keputusan Profesi
Di
Tentang
Zakat
Dalam
Zakat
BAZDA
Menteri Agama RI. No Kabupaten Karawang.
581 Tahun 1999 tentang
Pelaksanaan
Undang-
undang No 38 Tahun
1999 dan pola manajeman
penegolaan zakat.
c. Metode
Penelitian
Metode
menggunakan
penelitian Menggunakan
Metode
metode pendekatan
kualitatif
11
penelitian
Kualitatif dengan
pengambilan
penelitian
jenis
metode
data deksriptif, dan analisis
kepustakaaan data
dan lapangan.
yang
bersifat
kualitatif dan kuantitatif
dengan
menggunakan
tabulasi
distribusi
frekuensi
d. Waktu/Tempat
Peneltian
jurnal
dilakukan
pada
ini Penelitian
skripsi
tahun dilakukan
di
ini
BAZDA
2010 di BAZDA kota Kabupaten Karawang.
Blitar.
2
a. Judul
Efektifitas
Penggunaan Efektifitas Surat Edaran
Mobile Banking dalam BupatiNo.451/12/32/2/Ke
menghimpun
dana sra Tahun 2006 Tentang
(fundraising).
Fitrotul
Penulis Pelaksanaan
Faizah
Syarif
(UIN Profesi
PNS
Hidayatullah Pengumpulan
Jakarta, 2012)
Profesi
Zakat
Di
Dalam
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
b. Fokus
Skripsi
ini
membahas Skripsi
ini
membahas
keefektifitasan pelayanan mengenai keefektifitasan
12
yang terbaik dan juga Surat
Edaran
Bupati
cepat bagi muzakki dan No.451/12/32/2/Kesra
donatur yang tidak punya Tahun
banyak
waktu
2006
untuk Pelaksanaan
menunaikan ZIS dengan Profesi
menggunakan
Penelitian
PNS
dalam Profesi
menghimpun dana.
Metode
Zakat
Di
penelitian Menggunakan
kualitatif dan kuantitatif dengan
segi
data
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
menggunakan perpaduan pendekatan
dari
Dalam
Mobile Pengumpulan
Banking
c. Metode
Tentang
Metode
kualitatif
jenis
metode
yang deksriptif, dan analisis
dikumpulkan, diolah dan data
dianalisis.
yang
bersifat
kualitatif dan kuantitatif
dengan
menggunakan
tabulasi
distribusi
frekuensi.
d. Waktu/Tempat
Peneltian
skripsi
dilakukan
pada
ini Penelitian
tahun dilakukan
2012 di Dompet Dhuafa.
3
a. Judul
skripsi
di
ini
BAZDA
Kabupaten Karawang.
Efektifitas Iklan ”Zakat Efektifitas Surat Edaran
13
memang ajib” Dompet BupatiNo.451/12/32/2/Ke
Dhuafa Republika Tahun sra Tahun 2006 Tentang
1430 H dalam proses Pelaksanaan
Fundraising.
Penulis Profesi
Zakat
PNS
Ahmad Zaki (UIN Syarif Pengumpulan
Hidayatullah
Jakarta, Profesi
2010).
b. Fokus
Dalam
Zakat
Di
BAZDA
Kabupaten Karawang.
Skripsi
ini
membahas Skripsi
ini
membahas
keefektifitasan
iklan mengenai keefektifitasan
”Zakat
Ajib” Surat
Memang
Edaran
dalam proses fundraising, BupatiNo.451/12/32/2/Ke
dilihat
dari
pemasukan
perolehan sra Tahun 2006 Tentang
ZISWAF Pelaksanaan
setiap tahunnya.
Profesi
PNS
Pengumpulan
Profesi
Di
Zakat
Dalam
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
c. Metode
Penelitian
Metode
Penelitian MenggunakanMetode
menggunakan
metode pendekatan
Deskriftif Kualitatif, yang dengan
dilakukan
dengan
jenis
kualitatif
metode
cara deksriptif, dan analisis
14
meneliti langsung objek data
yang
bersifat
penelitian yakni Dompet kualitatif dan kuantitatif
Dhuafa Republika dalam dengan
menghimpun
menggunakan
dan tabulasi
mendayagunakan
dana frekuensi.
zakat
serta
mendomentasikan
data-
distribusi
data yang dimilikinya.
d. Waktu/Tempat
Penelitian dilakukan pada Penelitian
skripsi
tahun 2010 di Dompet dilakukan
di
Dhuafa Republika.
4
a. Judul
Efektifitas
Social
ini
BAZDA
Kabupaten Karawang
Corporate Efektifitas Surat Edaran
Responsibility BupatiNo.451/12/32/2/Ke
(CSR) pada Bank Syariah sra Tahun 2006 Tentang
Mandiri Cabang Bogor. Pelaksanaan
Penulis Mayasari (UIN Profesi
Syarif
PNS
Hidayatullah Pengumpulan
Jakarta, 2011).
Profesi
Zakat
Di
Dalam
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
b. Fokus
Skripsi
mengenai
ini
membahas Skripsi
konsep
ini
membahas
dan mengenai keefektifitasan
15
implementasi CSR pada Surat
Bank
Edaran
Mandiri
Syariah BupatiNo.451/12/32/2/Ke
Cabanng Bogor.
sra Tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan
Profesi
Zakat
PNS
Dalam
Pengumpulan
Profesi
Di
Zakat
BAZDA
Kabupaten Karawang.
c. Metode
Penelitian
Menggunakan
Metode Menggunakan
penelitian kualitatif dan pendekatan
Metode
kualitatif
kuantitatif
dengan dengan
menggunakan
metode deksriptif, dan analisis
deskriptif.
data
jenis
yang
metode
bersifat
kualitatif dan kuantitatif
dengan
menggunakan
tabulasi
distribusi
frekuensi.
d. Waktu/Tempat
Penelitian
Skripsi
dilakukan
pada
ini Penelitian
tahun dilakukan
skripsi
di
BAZDA
2011 di Bank Syariah Kabupaten Karawang,
Mandiri Cabang Bogor.
ini
16
F. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari:
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan Kualitatif
dengan jenis metode deksriptif, yaitu metode masalah yang memandu peneliti
untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam.9 Teknik Pengumpulan Datanya dengan cara,
Penelitian
Lapangan/Survey,
sedangkan
alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data adalah:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan
pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini penulis
gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif mengenai
objek penelitian.
b. Interview (wawancara)
Interview (wawancara) dalam hal ini adalah teknik tanya jawab secara
lisan yang diarahkan pada masalah tertentu untuk mendapatkan informasi
yang selengkap-lengkapnya tanpa unsur paksaan kepada para informan yang
mengetahui dan berkecipung langsung pada BAZDA Kabupaten Karawang
dan pengurusnya.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,
2009), Cetakan ke-8, h. 205
17
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokume dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang.10
d. Angket (Kuesioner)
Angket (Kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.11 Angket disini diberikan kepada
PNS Dinas instansi di Kabupatem Karawang yang bertujuan untuk
mengetahui keefektifitasan surat edaran Bupati No.451/12/32/2/kesra Tahun
2006 Tentang Pelaksanaan Zakat Profesi PNS.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 sampai 31 Maret
2014 bertempat di BAZDA Kabupaten Karawang Jl. Jend. A. Yani No.10
Gedung Islamic Center Telp: 0267-400043.
3. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, maupun tulisantulisan yang didapat melalui internet kemudian diklasifikasikan untuk
dimasukkan ke masing-masing variabel dan kemudian diinterprestasikan.
Begitu pula data yang diperoleh dari hasil lapangan maka setiap point
10
11
Ibid.,h. 240
Ibid.,h. 142
18
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari wawancara, dimasukkan ke variabel
yang tepat untuk dapat diinterperstasikan.
Oleh karena itu, analisis data yang dipergunakan adalah analisis data
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis Kualitatif yaitu suatu bentuk
analisis data dengan menggunakan tolak ukur (values) norma dan kaedah
tertentu dengan tidak menyandarkan pada angka-angka semata, tetapi juga
dari wawancara sebagai salah satu metode penelitian.
Selanjutnya, analisis kuantitatif yakni analisis data yang akan
dibuktikan dengan menggunakan angka-angka terhadap variabel tertentu,12
kemudian
membuat
persentase
untuk
mencari
kesimpulan
dengan
menggunakan tabulasi distribusi frekuensi, dengan memakai rumus:
f
P = ----------- x 100%
n
P
: Persentasi
F
: Frekuensi
n
: Jumlah Responden
100% : Angka Pembulat
4. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber
data, yaitu:
12
Ibid., h. 205.
19
a. Data Primer
Data Primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil
wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan
data sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada tujuan
penelitian.13 Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dengan tanya
jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan
menggunakan panduan wawancara.14 Dengan penelitian langsung melalui
pihak yang terkait dengan pembahasan guna memperoleh data-data
mengenai efektifitas surat edaran bupati tentang pelaksanaan
zakat
profesi PNS dalam pengumpulan zakat profesi di BAZDA Kabupaten
Karawang.
b. Data Sekunder
Sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau informasi yang
diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, artikel, atau data-data yang
dikeluarkan oleh BAZDA Kabupaten Karawang, juga diperoleh dari
literature-literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-kitab serta
sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
G. Teknis penulisan skripsi
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
13
14
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet.1,(Yogyakarta: Andi, 2004), h. 193.
Moh. Nazir, Metode Penelitian, cet.1, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003), h. 193.
20
Hidayatullah Jakarta, 2012”, yang merupakan sandaran dari penulisan karya
ilmiah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya, khususnya
mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.
H. Sistematika Penulisan
Di dalam pembuatan penelitian penulis akan memberikan gambaran
mengenai hal apa saja yang akan dilakukan, maka secara garis besar gambaran
tersebut dapat dilihat dalam sistematika skripsi dibawah ini :
BAB 1:
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi
terdahulu, metode penelitian dan teknik penulisan serta sistematika
penulisan.
BAB II:
LANDASAN TEORITIS
Landasan teoritis, bab ini berisi pembahasan tentang: konsep teoritis
tentang efektifitas, yang meliputi: pengertian efektifitas menurut para
ahli, indikator efektifitas, mekanisme efektifitas, perencanaan yang
efektif, pembahasan mengenai konsep zakat profesi, yang meliputi:
pengertian zakat profesi, pendapat ulama tentang kewajiban zakat
profesi, menghitung zakat profesi, tujuan dan hikmah zakat, pengertian
dan fungsi surat edaran, pengertian PNS.
21
BAB III:
GAMBARAN UMUM BAZDA KABUPATEN KARAWANG
Bab ini membahas tentang: gambaran umum BAZDA Kabupaten
Karawang yang meliputi: sejarah BAZDA Kabupaten Karawang,
landasan hukum BAZDA Kabupaten Karawang, dasar pembentukan
BAZDA Kabupaten Karawang, visi dan misi BAZDA Kabupaten
Karawang, struktur organisasi BAZDA Kabupaten Karawang,
program kerja BAZDA Kabupaten Karawang, program unggulan
BAZDA Kabupaten Karawang dan rekening bank BAZDA Kabupaten
Karawang.
BAB IV:
HASIL PENELITIAN
Berisi tentang analisis faktor pendukung dan penghambat dalam
penghimpunan zakat profesi PNS di Kabupaten Karawang, analisis
efektifitas
setelah
diberlakukannya
surat
edaran
bupati
no.451/12/32/2/kesra tahun 2006 entang pelaksanaan zakat profesi
PNS, solusi untuk mengatasi kendala-kendala penghimpunan dana
zakat profesi di BAZDA Kabupaten Karawang.
BAB V:
PENUTUP
Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
22
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Teoritis Tentang Efektifitas
Secara bahasa efektifitas dari kata efektif yang berarti ada efeknya,
akibatnya, keadaan berpengaruhnya, kesannya, dapat berhasil dan berhasil guna.15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektifitas berasal dari bahasa
Inggris yaitu effective yang bermakna; 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya), 2) manjur atau mujarab, 3) dapat membawa hasil, berhasil guna
(tentang usaha dan tindakan).16
1. Pengertian Efektifitas Menurut Para Ahli
a. Menurut Badudu
Efektifitas bermakna: 1) mempunyai efek, pengaruh atau akibat, 2)
memberikan hasil yang memuaskan, 3) memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya, bekerja dengan sebaik-baikya, 4) mulai berlaku tentang
undang-undang, 5) berhasil guna dan mangkus.17
b. Menurut Ety Rochaey dan Ratih Tresnawati
Efektifitas adalah sesuatu angka untuk menunjukan samapai seberapa jauh
sasaran (target) tercapai.18
15
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), Cet.1, Edisi III, h. 286.
16
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, h. 250.
17
Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), h. 371.
18
Ety Rochaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.
71.
22
23
c. Menurut Ahli Manajeman Peter F. Drucker
Efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right
things). Sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan yang benar
(doing thing right). Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih
tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.19
d. Menurut Hasan Sadili dalam Ensiklopedia Bahasa Indonesia
Efektifitas bermakna menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.
Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara
ideal efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti.
Misalnya usaha X 60% efektif dalam pencapaian tujuan Y.20
e. Menurut E. Mulyasa
Efektifitas
adalah
adanya
kesesuaian
antara
orang
yang
melaksanakan tugas yang dituju. Selanjutnya dijelaskan bahwa efektifitas
adalah berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian
tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan
hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.21
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila
pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah
19
20
T. Hani Handoko, Manajeman, (Yogyakarta: BPFE, 1993) Edisi II, h. 7.
Hasan Sadili, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve), Jilid 2, h.
833.
21
E. Mulyasa, Manajeman Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 82.
24
direncanakan. Dan efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pencapaian hasil pendapatan zakat profesi yang terkumpul di BAZDA
Kabupaten Karawang dengan memperhatikan berbagai macam peraturan
yang ada, baik itu aturan yang berasal dari agama maupun pemerintah.
2. Indikator Efektifitas
Sumaryadi berpendapat bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila
organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Efektifitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif
dan operasional.22
Dalam buku Sujadi F.X disebutkan bahwa untuk mencapai efektifitas
dan efesiensi kerja haruslah dipenuhi syarat-syarat ataupun unsur-unsur
sebagai berikut :
a. Berhasil guna, yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan
dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian
efektif itu maka biaya, tenaga kerja material, peralatan, waktu, ruangan
dan lain-lainnya telah dipergunakan dengan setepatnya sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak adanya pemborosan serta
penyelewengan.
22
Sumaryadi, Efektifitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, (Bandung: Pustaka Setia,
2005). h. 35.
25
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggungjawab, yakni untuk membuktikan
bahwa dalam pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan
dengan setepat-tepatnya haruslah dilaksankan dengan bertanggungjawab
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yaitu pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan
beban kerja, kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalis, wewenang dan tanggungjawab artinya wewenang haruslah
seimbang dengan tanggungjawab dan harus dihindari dengan adanya
dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak yang lainnya.
f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu untuk menegaskan bahwa kegiatan kerja
adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,
pelaksanaan kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan operasional
yang dapat dilaksanakan dengan lancar.23
Suatu usaha dapat dikatakan efisien jika usaha tersebut dapat
memberikan hasil terbaik. Artinya usaha tersebut mencapai hasil yang
diinginkan baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitas. Dengan kata
lain, suatu usaha dapat dikatakan efisien apabila usaha yang dijalankan dapat
mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan pemikiran, ketenangan
jasmani, penghematan waktu dan uang. Pencapaian hasil akhir yang sesuai
dengan target yang telah ditentukan baik ukuran maupun standar yang berlaku
23
Sujadi F.X, O & M Penunjang Keberhasilan Proses Management, (Jakarta: CV. Masagung,
1990), Cet Ke-3, h. 13.
26
mencerminkan bahwa suatu perusahaan telah memperhatikan efektifitas
operasionalnya.24
3. Mekanisme Efektifitas
Di dalam mekanisme efektifitas terhadap beberapa komponen
pendukung suatu kerja, ada beberapa pendapat menurut para ahli, yaitu:
Menurut Georgopoulus mekanisme efektifitas terhadap dalam kerja
komponen25 yaitu:
a. Produktivitas adalah sama artinya dengan efisien.
b. Luwes artinya mematuhi norma-norma, memuaskan anggota dan konsep
daya sual. Maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam menyesuaikan
diri pada perubahan didalam maupun perubahan diluar organisasi.
c. Ketegangan adalah konflik dan pertentangan diantara anggota-anggota
organisasi, yang erat kaitannya dengan peningkatan (kalau terkendali) dan
penurunan (kalau dibiarkan berlarur-larut).
Menurut Paul E. Mott26 mekanisme dalam pencapaian suatu kerja
yang efektif adalah merumuskan dan mengembangkan sarana mengukur
efektifitas organisasi yang mempengaruhi tingkat efektifitas itu berkaitan
langsung dengan:
24
Stephen P. Obis, et.al, Management, (Jakarta: Prenhallindo, 1999), Edisi Ke-6, h. 9.
Basir S. Georgopoulus dan Arnold S. Tannembaun, “A. Study OF Organisation
Effectiveness”,( America: Sociological Review, 1957), 1957), Vol. 22, h. 534.
26
Paul E. Mott, “The Characteristics of Effektivitas Organization”, (New York: Halper and
Row, 1972), h. 20.
25
27
a. Kemampuan menyesuaikan diri, keluwesan
b. Produktifitas dikaitkan dengan kuantitas, kualitas dan efesiensi
c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan berniaga
e. Pencarian sumber dana.
4. Perencanaan yang Efektif
Untuk membuat strategi/perencanaan yang baik, pada dasarnya
melalui empat tahap berikut ini:
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, tanpa rumusan tujuan yang
jelas, suatu perusahaan akan menggunakan sumber daya-sumber dayanya
secara tidak efektif.
b. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan posisi organisasi
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya
yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena
tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan organisasi saat ini di analisa, rencana dapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.
c. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan, segala kekuatan
dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasiksan
untuk mengukur kemampuan suatu organisasi dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan
28
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah.
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan, tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatifalternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik paling memuaskan di
antara berbagai alternatif yang ada.
B. Konsep Zakat Profesi
1. Pengertian Zakat Profesi
Zakat profesi tidak banyak dikenal pada masa generasi terdahulu,
berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan, dan
perdagangan, namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari
zakat, karena zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaaan
golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya. Zakat profesi adalah langkah maju dalam perekonomian
muslim untuk menghapus kemiskinan.
Adapun profesi yang dimaksud adalah segala bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya).
Profesional
adalah
yang
bersangkutan
dengan
profesi,
memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Akan tetapi, pekerja profesi mempunyai pengertian yang luas, karena
semua orang bekerja dengan kemampuan yang dengan kata lain mereka
29
bekerja karena profesinya. Dalam pembahasan secara global bahwa pekerjaan
yang menghasilkan uang ada dua hal, pertama pekerjaan yang dikerjakan
sendirinya disertai dengan keahlian yang dimiliki tanpa berpihak dengan
orang lain, maka penghasilan dengan metode ini selayaknya penghasilan
dokter, advokat, dosen dan sebagainya, kedua pekerjaan yang dikerjakan
seseorang buat pihak lain baik di instansi pemerintah, perusahaan dan
lembaga-lembaga swasta lainnya yang mana mendatangkan penghasilan uang
(honorarium). Menurut Fachrudin: Profesi adalah segala usaha yang halal
yang mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak dengan cara mudah, baik
melalui suatu keahlian tertentu atau tidak.27 Dengan demikian, dari definisi
tersebut diatas maka diperoleh rumusan, zakat profesi adalah zakat yang
dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang mendatangkan hasil (uang) yang
relatif banyak dengan cara yang mudah, melalui suatu keahlian tertentu. Dari
definisi diatas jelas ada point-point yang perlu digaris bawahi berkaitan
dengan pekerja profesi yang dimaksud, yaitu:
a. Jenis usaha yang halal
b. Menghasilkan uang relatif banyak
c. Melalui suatu keahlian tertentu
27
Muhammad, Zakat Profesi, Wacana Pemikiran Dalam Fiqih Kontemporer, (Jakarta:
Penertbit Salemba diniyah 2002), h. 58.
30
Sehingga, dari kriteria tersebut dapat diuraikan jenis-jenis usaha yang
berhubungan dengan profesi seseorang. Apabila ditinjau dari bentuknya,
usaha profesi tersebut bisa berupa:
a. Usaha fisik, seperti pegawai dan artis.
b. Usaha pikiran, seperti konsultan, desainer dan dokter.
c. Usaha kedudukan, seperti komisi dan tunjangan jabatan.
d. Usaha modal, seperti investasi.
Sedangkan apabila ditinjau dari hasil usahanya profesi itu berupa:
a. Hasil yang teratur dan pasti, baik setiap bulan, minggu atau hari, seperti
upah pekerja dan gaji pegawai.
b. Hasil yang tidak tetap dan tidak dapat diperkirakan secara pasti, seperti
kontraktor, pengacara, konsultan dan artis.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk pekerja
profesi itu, seperti konsultan, pengacara, komisaris, kontraktor, investor,
dokter, pegawai pemerintah, artis dan sebagainya. Bentuk-bentuk usaha
tersebut, jelas tidak ada pada era pra-industrialis. Karena, jenis profesi
masyarakat pada masa Nabi SAW dan pada masa ulama dahulu masih sangat
sederhana. Jadi, berbeda dengan zaman modern sekarang, yang berbagai
profesi bermunculan sesuai dengan perkembangan kehidupan modern, yang
kiranya tidak pernah terbayangkan oleh para ulama zaman dahulu, profesi
yang dapat mendatangkan rizki secara gampang dan melimpah dewasa ini
jumlahnya relatif sangat banyak.
31
Oleh karena itu, ada persoalan dengan maksud ”relatif banyak” seperti
tersebut di atas, yang harus mendapat ketegasan ukuran, mengingat akan
timbul perbedaan persepsi sesuai dengan kondisi, waktu dan tempat.
Menurut Yusuf Al-Qardhawi, seperti dikutip oleh Didin Hafiduddin
yakni zakat profesi adalah zakat yang dikenakan kepada penghasilan para
pekerja karena profesinya baik itu dilakukan sendirian maupun bersama
dengan
pihak/lembaga
lain
yang
mana
mendatangkan
penghasilan
(honorarium) yang memenuhi nishab.28 Dapat disimpulkan bahwa zakat
profesi adalah zakat yang dikenakan pada penghasilan karena profesinya dan
dilandasi dengan jiwa yang bersih, dengan begitu zakat akan mensucikan.
2. Landasan Hukum Wajib Zakat Profesi
Sebagaimana telah diketahui bahwa persoalan zakat profesi adalah
persoalan fikih kontemporer, sehingga akan sulit mencari pijakan/dalil
langsung, baik dari Al-quran maupun Sunnah Nabi. Singkatnya, untuk
mendapatkan kepastian tentang hukum zakat profesi, maka zakat profesi itu
perlu dibandingkan untuk selanjutnya dianalogikan dengan salah satu dari
lima jenis zakat yang sudah dikenal dan dipraktekkan pada zaman Rasulullah
SAW. Metode perbandingan (analogi) inilah yang dalam ilmu ushul fiqih
disebut qiyas. Tetapi dengan metode qiyas inipun, ternyata tidak mudah untuk
28
Didin, Hafiduddin. Panduan Tentang Zakat, Infaq, Sedekah, (Jakarta: Gema Insani Press
1998), h. 103.
32
secara tegas menentukan padanan hukum zakat profesi ini dengan jenis zakat
al-maal al-mustafad.
Karena memang tidak ada dalil langsung dari Al-quran maupun
Sunnah Nabi yang membahas soal zakat profesi, maka qiyas adalah satusatunya jalan yang ditempuh. Qiyas ini antara lain akan menentukan berapa
nilai (persentase) zakat untuk masing-masing lima jenis zakat maal yang
berbeda-beda. Emas misalnya, nilai zakatnya 2,5% terhadap modal dan
keuntungan pertahun, sementara zakat pertanian dan hasil pertanian tadah
hujan sebesar 10%, dan 5% untuk hasil pertanian yang dikelola dan digarap
dengan irigasi. Adapun nilai tambang adalah 20%.
a. Dasar hukum zakat profesi
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 267
yang berbunyi: