Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat
jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan reduksi terhadap data dalam penelitian kualitatif
‟. Peneliti akan mempersiapkan buku catatan untuk mencatat setiap kejadian dan peristiwa dalam memperoleh data di lapangan.
Selain itu untuk memperoleh data yang akurat, peneliti pun menggunakan studi dokumentasi yang merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Arikunto 1998, hlm.236 mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai
hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya
.” Data yang diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi referensi bagi peneliti selain wawancara dan observasi.
Seperti yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang sedang
diangkat mengenai sikap permisif maupun praktiktik protistusi. Penggunaan studi dokumentasi, studi litelatur, wawancara mendalam dan
observasi partisipatif membuat peneliti menjadi penentu utama bagaimana penelitian dapat berlangsung. Memudahkan peneliti dalam melaksanakan
penelitian dan memperoleh data yang akurat untuk di deskripsikan.
3.5. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, hal utama yang dilihat dari hasil data penelitian adalah valid. “valid merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti” Sugiyono,
2014, hlm. 363. Artinya data hasil penelitian dianggap valid jika data temuan peneliti sebagai instrument penelitian di lapanagn sesuai dengan laporan
penelitian. Menurut Gibbs Creswell, 2012, hlm. 285 bahwa: „validitas kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil
penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu, sementara reliabilitas kualitatif mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan
peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain dan untuk proyek-
proyek yang berbeda.‟ Untuk melakukan validitas terhadap data yang diperoleh dari informan, maka
peneliti melakukan cara-cara sebagai berikut: 1.
Perpanjangan Pengamatan
Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat
jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Perpanjangan pengamatan artinya peneliti turun kembali kelapangan untuk melakukan observasi dan wawancara kembali dengan sumber data yang pernah
ditemui. Dengan menggunakan perpanjangan pengamatan ini diharapkan hubungan peneliti dengan informan akan semakin dekat dan informan pun akan
semakin terbuka, adanya rasa saling percaya antara peneliti dengan narasumber, ada hubungan yang baik di dalamnya. Dengan demikian, diharapkan tidak ada
lagi data yang disembunyikan informan. Bungin 2007, hlm. 262 mengungkapkan pendapatnya dengan perpanjangan ini “ peneliti dapat melakukan
cek ulang setiap informasi yang didapatnya, sehingga kesalahan mendapat informasi, informan berdusta, bahkan kesanjangan informan untuk menipu akan
dapat dihindari…” memperoleh data yang memang sesuai dengan hasil yang diperoleh sebelumnya, tanpa ada setting atau rekayasa.
2. Meningkatkan Ketekunan
Mingkatkan ketekunan berarti peneliti melakukan kembali pengamatan secara lebih cermat, teliti, dan terorganisi. Dengan Meningkatkan ketekunan,
peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang terinci mengenai hasil pengamatan.
“meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek pengerjaan soal- soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada
yang salah atau tidak” Sugiyono, 2014, hlm. 368. 3.
Triangulasi Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid maka peneliti akan
melakukan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber yang berbeda. Triangulasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara maka peneliti akan menguji data tersebut dengan mengobservasi dan
mendokumentasikan data di lapangan. Bila dengan teknik tersebut menghasilkan data yang sama berarti data valid. kemudian jika menghasilkan data yang berbeda-
beda maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
4. Diskusi Dengan Teman
Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat
jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Diskusi ini dilakuakan dengan teman yang memahami masalah penelitian. dengan demikian, peneliti akan mendapatkan informasi yang berarti. Cara ini akan
dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil ahir untuk didiskusikan secara analisis. “diskusi secara analitis bertujuan untuk menyingkapkan kebenaran
hasil penelitian serta mencari kekeliruan interpretasi dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain” Bungin, 2010, hlm. 266.
5. Menggunakan Bahan Referensi
Menggunakan bahan referensi artinya adalah, adanya data pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Agar meningkatkan
kepercayaan akan kebenaran data, peneliti akan merekam hasil wawancara dengan tidak mengganggu perhatian informan, kemudian peneliti juga akan
mendokumentasikan foto-foto hasil wawancara dan temuan peneliti di lapangan. “alat-alat bantu perekam data seperti camera, handycam, alat rekam suara sangat
diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti”
Sugiyono, 2014, hlm. 375. 6.
Member Chek Member chek adalah proses mengecek data yang didapatkan dari sumber
data atau informan. Sugiyono 2014, hlm. 375 mengungkapkan: Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data, berarti data
tersebut valid, sehingga semakin kredibeldipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati
oleh pemberi data, maka perlu dilakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan
harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Demikian dapat dimaknai bahwa tujuan dari member chek adalah agar informasi yang diperoleh sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Salah satu hal
yang paling penting dalam penelitian adalah mealukan member chek kepada informan di akhir wawancara. Ini dilakukan dengan cara menyebutkan garis besar
hasil wawancara kepada informan dengan tujuan agar informan dapat memperbaiki jika terdapat kesalahan atau menambahkan data yang dianggap
masih kurang.
Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat
jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Teknik analisa data yang digunakan peneliti adalah teknik analisa data model interaktif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2014, hlm. 337
mengungkapkan bahwa “aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh”. Dalam penelitia ini, setelah pengumpulan data, akan dilakukan analisa
dengan menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data data reduction, penyajian data data display, dan penarikan kesimpulan verifikasi.
1. Data Reduction Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan memfokuskan pada hal-hal
yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari
hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan Sugiyono 2014, hlm. 337 bahwa: Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan
gambaran
yang jelas,
mempermudah peneliti
untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses analisis atas hasil yang diperoleh,
menggolongkan atau mengklasifikasikan hasil-hasil penelitian berdasarkan aspek- aspek permasalahan. Agar dapat dipahami oleh peneliti dalam mengelola hasil
penelitian, peneliti perlu menyaring atau memfilter hasil penelitian yang dianggap penting dan yang tidak.
2. Data Display Penyajian Data
Penyajian data data display adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan
data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Sugiyono 2014, hlm.
341 mengungkapkan bahwa “dalam penelitian kualitatif,
Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat
jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
penyajian data bisa digunakan dalam bentuk urain singkat, bagan, hubungan antara katagori, dan sejenisnya
”. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun
menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.
Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh. Dalam penelitian ini, data yang
diperoleh akan disajikan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Data yang diperoleh disaring dan dipilih lalu disajikan. Hasil yang dituangkan atau disajikan
sesuai dengan rumusan masalah yang dipertanyakan serta disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari adanya penelitian tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan Verification
Setelah penyajian, data maka tahap ketiga adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan upaya peneliti untuk mencari arti atau
memaknai data-data yang telah di analisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dengan mengacu kepada
tujuan penelitian. Demikian prosedur analsis data yang akan dilakukan oleh peneliti dalam
pelaksanaan penelitian. Dengan melakukan tahapan-tahapan ini diharapkan dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatu penelitian yaitu data yang valid,
kredibel, dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Delilah Nurzaidah, 2015 PERMISIVISME MASYARAKAT TERHADAP PRAKTEK PROSTITUSI Studi Kasus pada Masyarakat
jalan Stasiun Barat RW 02 Kecamatan Andir Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
5.1.1. Simpulan Umum
Masyarakat di jalan Stasiun Barat RW 02 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung menyadari bahwa praktek prostitusi yang ada di
lingkungannya merupakan salah satu bentuk dari perilaku menyimpang. Sikap yang diperlihatkan masyarakat jalan Stasiun Barat RW 02 terhadap keberadaan
praktek prostitusi adalah diam, cenderung serba membolehkan dan tidak peduli. Hal tersebut terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal tentunya. Faktor
internal yang menyebabkan masyarakat permisif adalah bertahan pada zona nyaman yang membiarkan sikap acuh hingga kontrol sosial yang lemah,
minimnya pendidikan mengenai hukum, serta adanya hubungan saling menguntungkan antara PSK dan masyarakat. Sementara faktor eksternal yang
menyebabkan masyarakat permisif adalah tidak ada upaya pemberantasan yang serius dari pemerintah dan kepolisian, adanya hubungan saling menguntungkan
antara PSK dan pihak kepolisian, serta ketidak percayaan masyarakat terhadap kebijakan maupun aparat keamanan yang bertugas.
Keberadaan praktek prostitusi yang terus berlangsung hingga saat ini memiliki dampak bagi masyarakat. Terlebih dampak tersebut didorong pula oleh
sikap permisif masyarakat yang membiarkan praktek prostitusi di lingkungannya berlangsung. Dampak negatif yang dirasakan dari adanya praktek prostitusi dan
didorong sikap permisif masyarakat adalah image atau citra jalan Stasiun Barat menjadi buruk, stereotipe negatif kepada masyarakat yang digeneralisasikan
seperti PSK Pekerja Seks Komersial maupun germo, psikologi anak terganggu, terimbas dosa dari perzinahan secara agama. Selain dampak negatif tersebut,
terdapat pula dampak positif atau yang menguntungkan bagi masyarakat tertentu. Dampak positif tersebut dirasakan dalam hal adanya keuntungan karena mendapat
penghasilan dari hasil membuka kios, biaya sewa kontrakan, upah ojeg bagi sebagian yang berprofesi sebagai ojeg pelacur, dan biaya perizinan kepada pihak
keamanan.