terdapat lapisan kulit ketiga yaitu lemak subkutan. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi Price dan Wilson, 1986. pH permukaan kulit memiliki peranan penting pada fisiologi kulit.
Keasaman kulit telah diteliti oleh Heuss pada tahun 1892 dan divalidasi oleh Schade dan Marchonini pada tahun 1928, yang menekankan bahwa tingkat
keasaman sebagai fungsi protektif dan menyebutnya sebagai ”mantel asam” Barel, et al, 2009.
Marchionini 1929 menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai
“mantel asam kulit” sauremantel. pH umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5. Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu :
1. Sebagai penyangga buffer yang berusaha menetralisir bahan kimia yang
terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit. 2.
Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit.
3. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit
Tranggono dan Latifah, 2007.
2.5 Bibir
Bibir memiliki ciri yang berbeda dari kulit bagian lain, karena lapisan jangatnya sangat tipis. Stratum germinatum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat dibawah permukaan kulit. Sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir hampir
bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat
Universitas Sumatera Utara
akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum Ditjen POM, 1985.
Bibir berfungsi untuk membantu proses berbicara dan makan. Hal ini menyebabkan bibir harus ditarik, berbelok, dan berkontraksi ke berbagai arah
yang berbeda. Untuk melaksanakan tugasnya, bibir memiliki permukaan kulit
transisi yang dikenal dengan nama vermillion Draelos and Thaman, 2006
Daerah vermillion adalah bingkai merah bibir, merupakan daerah transisi dimana kulit bibir bergabung kedalam membran mukosa. Ini merupakan daerah
dimana wanita sering mengaplikasikan lipstik. Secara eksternal dibatasi oleh persimpangan mukokutan, persimpangan antara kulit wajah dan bingkai
vermillion bibir. Dalam mulut, Vermillion dibatasi oleh garis basah dimana mucosa bibir dimulai. Garis basah atau garis kering-basah adalah perbatasan
antara bagian merah luar bingkai vermillion yang biasanya kering, dan bagian dalam mukosa yang lembut dan lembab. Pada beberapa orang, bibir berwarna
merah kecoklatan, hal ini disebabkan oleh adanya pigmen melanin coklat Woelfel and Scheild, 2002.
2.6 Kosmetik
Kata kosmetik berasal dari bahasa Yunani ”kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.445 MenKesPermenkes1998 adalah sebagai berikut: ”Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada
bagian luar badan epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar, gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.”
Penggolongan kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, dibagi ke dalam 13 kelompok :
1. Preparat untuk bayi, misalnya: minyak bayi, bedak bayi, dll.
2. Preparat untuk mandi, misalnya: sabun mandi, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya: maskara, eye shadow, dll.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya: parfum, colognes, dll.
5. Preparat untuk rambut, misalnya: sampo, hair spray, dll.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya: cat rambut, dll.
7. Preparat make-up kecuali mata, misalnya: bedak, lipstick, dll.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya: pasta gigi, mouth washes, dll.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya: deodorant, dll.
10. Preparat kuku, misalnya: cat kuku, losion kuku, dll.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya: pembersih, pelembab, pelindung kulit,
dll. 12.
Preparat cukur, misalnya: sabun cukur, dll. 13.
Preparat untuk suntan dan suncreen, misalnya suncreen foundation, dll Tranggono dan Latifah, 2007
Kosmetik umumnya mengandung bahan-bahan seperti lemak, minyak, ester lilin, minyak ester, humektan, pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih bahan baku kosmetika salah satunya adalah sangat baik dan aman untuk digunakan serta stabil terhadap pengaruh oksidasi dan
pengaruh luar lainnya Mitsui, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan kosmetik yang tidak selektif dapat menyebabkan timbulnya berbagai efek samping dari bahan yang digunakan dalam kosmetik. Oleh karena
itu dilakukan usaha untuk menanggulangi kemungkinan efek samping kosmetik tersebut dengan berhati-hati dan selektif dalam memilih kosmetik yang akan
digunakan. Salah satu penyebab resiko efek samping dari kosmetik adalah zat warna yang digunakan Wasitaatmadja, 1997.
2.7 Kosmetik Dekoratif