secara beraturan Syamsuni, 2006. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya
penetesanpenampungan perkolat sampai diperoleh ekstrak Depkes, 2000. Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses penarikan zat
berkhasiat dari tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu yang lama dan peralatan yang digunakan mahal Agoes,
2007. 3.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan pelarut akan terdestilasi menuju pendingin dan akan kembali ke labu Depkes, 2000.
4. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet, dimana pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi
dan merendam sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet setelah pelarut mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulang-
ulang Depkes, 2000. 5.
Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit Depkes, 2000.
2.3 Sterilisasi
Steril merupakan keadaan suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang menimbulkan penyakit maupun tidak menimbulkan penyakit, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril Syamsuni,2006.
Peralatan yang dipergunakan dalam uji antibakteri harus dalam keadaan steril, artinya pada peralatan tersebut tidak didapatkan bakteri, baik yang akan
merusak media dan proses yang sedang berlangssung. Steril didapatkan melalui sterilisasi, cara sterilisasi yang umum dilakukan
antara lain : 1.
Sterilisasi secara fisik, misalnya dengan pemanasan menggunakan sinar gelombang pendek seperti sinar X, sinar gama dan sinar ultra violet.
2. Sterilisasi secara kimiawi, dengan menggunakan desinfektan dan larutan
alkohol Suriawira, 2005. Selain itu, ada beberapa macam sterilisasi yang dapat digunakan
Syamsuni, 2006 yaitu : 1.
Sterilisasi dengan pemanasan secara kering Pemanasan secara kering menggunakan alat yang dinamakan dengan oven,
yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dan dipanaskan dengan gas atau listrik
Depkes, 1979.Selain dengan oven, sterilisasi dengan pemanasan secara kering biasanya dilakukan dengan pemijaran. Pemijaran dilakukan dengan memakai api
gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spiritus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilisasi bahan atau alat yang disterilkan, tetapi
penggunaannya terbatas hanya untuk beberapa alat atau bahan saja.Biasanya alat- alat yang disterilkan dengan pemijaran ini antara lain benda-benda logam pinset,
penjepit krus, tabung reaksi, mulut wadah seperti erlemeyer, botol dan
Universitas Sumatera Utara
lainnya.Sedangkan mortar dan stamfer disiram dengan alkohol kemudian dibakar Syamsuni, 2006.
2. Sterilisasi dengan pemanasan secara basah
Sterilisasi dengan pemanasan secara basah menggunakan temperatur di atas 100°C dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklaf.Prinsip autoklaf
adalah terjadinya koagulasi protein yang cepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan kering Pratiwi, 2008.Siklus sterilisasi dengan pemanasan secara basah
meliputi fase pemanasan, pemaparan uap, pembuangan dan pengeringan Lukas, 2006.
Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk mensterilkan baju operasi dengan suhu 134°C selama 3 menit, sediaan injeksi dan suspensi dengan suhu 121°C
selama 15 menit Lukas, 2006.
2.4 Uji Efek Antibakteri