ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIFUNGI ISOLAT Streptomyces TERHADAP Candida albicans

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dengan kondisi udara panas dan lembab.
Keadaan tersebut menyebabkan mudah berkembangnya penyakit infeksi yang
disebabkan oleh jamur (fungi). Pada dasawarsa terakhir, terjadi peningkatan kasus
infeksi secara signifikan oleh jamur, terutama spesies Candida albicans
(C. albicans) (Tjay dan Rahardja, 2003).
C. albicans dapat menimbulkan berbagai penyakit, diantaranya yaitu
kandidiasis. Kandidiasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur
Candida terutama spesies C. albicans yang dapat menginfeksi vagina, mulut,
saluran pencernaan, dan kulit (Anonim, 2007).
Untuk mengobati penyakit akibat infeksi jamur digunakan obat antijamur,
namun obat antijamur yang beredar di masyarakat sangat toksik dan sedikit yang
tersedia tanpa resep (Sanjaya, 2007). Selain itu, obat antijamur sangat mahal
sehingga kurang terjangkau oleh masyarakat. Sebagai contoh, antijamur
flukonazol dengan berbagai merk dagang dijual seharga Rp 5.000 – Rp 12.000 per
kapsul (Anonim, 2007).
Keadaan di atas diperparah dengan pemberian antijamur yang tidak tepat,
tidak sesuai dosis, dan tanpa pengawasan dokter (Leman, 2004). Kesalahan
penggunaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergi mulai yang

ringan seperti ruam dan gatal hingga berat seperti pembengkakan bibir, kelopak
mata, gangguan napas, anaphylatic shock, serta kelainan hati (Sanjaya, 2007).
Dampak yang lebih berbahaya lagi adalah jamur dalam tubuh lama-kelamaan
dapat mengubah dirinya sehingga dapat bertahan terhadap antifungi yang
menyerangnya (Leman, 2004).
Penelitian yang dilakukan Kuntaman (2001) di dua rumah sakit besar di
Jawa Timur dan Jawa Tengah menunjukkan bahwa penggunaan antimikrobia
secara tidak bijak mencapai 80%. Kasus di RSU dr Soetomo, angka resistensi

10

terhadap antimikrobia lini pertama (penyakit infeksi ringan) bisa mencapai 90%
dan lini kedua (infeksi sedang) mendekati 50% (Sanjaya, 2007).
Melihat fenomena di atas, eksplorasi antijamur baru yang poten dan mampu
membunuh mikroorganisme yang telah resisten sangat diperlukan. Salah satu
mikroorganisme
antimikrobia

yang


yang

mempunyai

bermanfaat

kemampuan

adalah

memproduksi

Actinomycetes,

senyawa

terutama

genus


Streptomyces. Sebagai contoh, Streptomyces violaceusniger (Sembiring et al.,
2000) berperan antagonistik terhadap beberapa fungi patogen tanaman (TrejoEstrada et al., 1998; Al-Tai et al., 1999). Selain itu, Streptomyces isolat rizosfer
menunjukkan penghambatan terhadap jamur patogen (Atalan et al., 2000).
Ariningsih (2009) telah melakukan isolasi Streptomyces dari rizosfer
Familia Poaceae yaitu alang-alang (Imperata cylindrica L), rumput gajah
(Pennisetum

purpureum

Schumach)

dan

rumput

kembangan

(Digitaria

microbachne (Presl.) Henr) kemudian melakukan skrining primer. Hasilnya

diperoleh 2 isolat Streptomyces dengan kode strain GJSK 4 dan KBSK 11 yang
berpotensi ‘kuat” sebagai antifungi terhadap C. albicans sensitif antifungi dan
multiresisten antifungi. Isolat Streptomyces GJSK 4 menghambat pertumbuhan C.
albicans sensitif antifungi dengan diameter zona hambat 17 mm dan menghambat
pertumbuhan C. albicans multiresisten antifungi dengan diameter zona hambat 12
mm. Sedangkan isolat Streptomyces KBSK 11 menghambat pertumbuhan C.
albicans sensitif antifungi dengan diameter zona hambat 18 mm dan menghambat
pertumbuhan C. albicans multiresisten antifungi dengan diameter zona hambat 19
mm. Isolat Streptomyces GJSK 4 diperoleh dari rizosfer rumput gajah di daerah
Sukoharjo, sedangkan KBSK 11 diperoleh dari rizofer rumput kembangan di
daerah Sukoharjo. Dari isolat Streptomyces tersebut akan dilakukan penelitian
lanjutan untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM).

11

B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu:
1. Bagaimanakah aktivitas senyawa antifungi hasil ekstraksi dari isolat
Streptomyces dengan kode strain GJSK 4 dan KBSK 11 terhadap Candida

albicans?.
2. Berapakah Kadar Bunuh Minimum (KBM) isolat Streptomyces dengan kode
strain GJSK 4 dan KBSK 11 terhadap Candida albicans?.

12

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, S. K., Dennis, S., and Mary, J. N., 2004, Laboratory Exercise in
Organismal and Molecular Microbiology, Mc. Graw Hill Companies, New
York.
Al-tai, A., Kim, B., Kim S. B., Manfio, G. P., and Goodfellow, M., 1999,
Streptomyces malaystensis sp. nov., A New Streptomyces Species with
Rugose Ornamented Spores, International Journal of Systematic
Bacteriology, 49, 1395-1402.
Andra, 2007, Kandidiasis Vulvovagina, (online),
farmacia.com, diakses tanggal 16 Februari 2008).

(http://www.majalah-


Anonima, 2005, AntiBiotik, (online), (http://www-republika.com, diakses tanggal
16 Februari 2008).
Anonimb, 2005, Kandidiasis (Thrush), (online), (http://spiritia.or.ic/li/ bacali.php?
lino=516, diakses tanggal 2 Januari 2009)
Anonim, 2007, MIMS Indonesia, edisi 7, CMP Media, Jakarta.
Anonim, 2008, Streptomyces, (online), (http://www.wikipedia.org, diakses
tanggal 2 Januari 2009)
Ariningsih, R. I., 2009, Isolasi Streptomyces yang Berpotensi Antijamur terhadap
Candida albicans dari Rizosfer Familia Poaceae, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Atalan, E., Manfio, G. P., Ward, A. C., Kroppenstedt, R. M., and Goodfellow, M.,
2000, Biosystematic Studies an Novel Streptomyces from Soil, Antonie van
Leeuwenhoek, 77, 337-353.
Atlas, R. M., and Bartha, R., 1993, Microbial Ecology Fundamentals and
Applications, The Benjamin / Cummings Publishing Company, Inc.,
RedWood City.
DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey,
L. M., 2005, Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, 6th Edition,
The Mc Graw Hill Companies Inc, USA.
Frobisher, M., 1983, Microbiology in Health and Disease, Edisi XV, Ingkusoin /

Shounders International Edition.

28

Gould, D., dan Brooker, C., 2002, Mikrobiologi Terapan untuk Perawat,
diterjemahkan oleh Pendit, B. U., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hasim,
2003,
Menanam
Rumput,
Memanen
Antibiotik,
(http://www.kompas .co.id, diakses 23 Februari 2008).

(online),

Hugo, W. B., and Russell, A. D., 2004, Pharmaceutical Microbiology, 7th Edition,
Blackwell Science Ltd, USA.
Indriasari, V., 1999, Eksplorasi Actinomycetes dari Sedimen Air Hitam serta Uji
Daya Hambatnya terhadap S. aureus dan E. coli KCCM, (online),

(http://www.ic66.org/Indonesia/Penelitian/Penelitian05.htm).
Jawetz, E., Melnick, J. L., and Adelberg’s, E. A., 1996, Mikrobiologi kedokteran,
Edisi 20, diterjemahkan oleh Nugroho, E., Maulang, R. F., Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Leman, M., 2004, Hindari Penyalahgunaan Antibiotik, (online),
(http://leman.or.id/ medicastore/antibiotik.html, diakses 16 Februari 2008).
Lo, C. W., Lai, N. S., Cheah, H. Y., Wong, N. K. I., and Ho, C. C., 2002,
Actinomycetes Isolated from Soil Samples from the Crocker Range Sabah,
ASEAN Review of Biodiversity and Enviromental Conservation (ARBEC).
Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, J., 1997, Biology of
Microorganisms, 8th ed, Prentice Hall Int. Inc.
Moenandir, J., 1993, Pengantar Ilmu dan Pengendalian Obat, Cetakan ketiga, 910, Citra Niaga Rajawali Pers, Jakarta.
Pandey, B., Ghimire, P., and Agrawal V. P., 2003, Studies on Antibacterial
Activity of the Actinomycetes Isolated from the Khumu Region of Nepal,
Nepal Journal of Scince and Technology.
Rao, S. N. S., 1994, Mikrobiologi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman,
diterjemahkan oleh Herawati Susilo, PT Unilever Indonesia Press, Jakarta.
Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sanjaya, N., 2007, Bahaya Antibiotik, (online), (http://els.fk.umy.ac.id/mod/forum/
discuss.php?d=1648, diakses tanggal 16 Februari 2008).

Sastrapraja dan Afriastini, 1980, Jenis Rumput Dataran Rendah, LIPI, Bogor.
Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

29

Schlegel, H., dan Schmidt, K., 1994, Mikrobiologi Umum, UGM Press,
Yogyakarta.
Sembiring, L., 2000, Selective Isolation and Characterisation of Streptomyces
Associated with the Rhizosphere of the tropical Legume, Paraserianthes
flcataria (L) Nielsen, Thesis Doctor, University of Newcastle, Newcastle
upon, Tyne United Kingdom.
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal, Edisi Kedua, 109,
Airlangga University Press, Surabaya.
Sumarno, 2001, Kromatografi Teori Dasar dan Petunjuk Praktikum, Fakultas
Farmasi UGM, Yogyakarta.
Suprihatin, S. D., 1982, Candida dan Kandidiasis pada Manusia, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Suwandia, 2007, Fermentasi Antibiotik, Pusat Penelitian dan Pengembangan PT
Kalbe Farma, Jakarta.
Suwandib, 2007, Mekanisme Kerja Antibiotik,

Pengembangan PT Kalbe Farma, Jakarta.

Pusat

Penelitian

dan

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2003, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Sampingnya, Gramedia, Jakarta.
Trejo-Estrada, S. R., Paszcynski, A., and Crawford, D. L., 1998, Antibiotics and
Enzymes Produced by the Biocontrol Agent Streptomyces violaceusniger
YCED-9, Journal of Industrial Microbiology and Biotechnology, 21, 81-90.
Waksman, S. A., 1967, The Actinomycetes a Summary of Current Knowledge.
The Ronald Press Company, New York.
Windono, T., dan Sutarjadi, 2002, Penyebaran dalam Aneka Jenis Bahan Alami
serta Profil Struktur Kimia Senyawa Antifungi terhadap C. albicans dan T.
mentagrophyntes, Media Pharmaceutica Indonesiana.

30


LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIFUNGI
ISOLAT Streptomyces TERHADAP Candida albicans

Oleh:
Rima Munawaroh, S.Si., Apt.

DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN DOSEN MUDA
NOMOR KONTRAK : 008/O06.2/PP/SP/2010, TANGGAL 01 MARET 2010

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER 2010

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

2

RINGKASAN
ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIFUNGI
ISOLAT Streptomyces TERHADAP Candida albicans
Penggunaan antifungi sering menimbulkan resistensi dan kasus resistensi
terus meningkat dari tahun ke tahun. Tujuh puluh lima persen antimikrobia,
termasuk antifungi berasal dari genus Streptomyces. Ariningsih (2009) telah
melakukan skrining primer terhadap rizosfer alang-alang (Imperata cylindrica L),
rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dan rumput kembangan
(Digitaria microbachne (Presl.) Henr) sehingga diperoleh 2 isolat Streptomyces
GJSK 4 (berasal dari rizosfer rumput gajah di daerah Sukoharjo) dan KBSK 11
(berasal dari rizosfer rumput kembangan di daerah Sukoharjo) yang berpotensi
“kuat” sebagai antifungi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan penelitian
lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) dari
isolat Streptomyces tersebut.
Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 pada oatmeal agar diuji aktivitas
antifunginya terhadap Candida albicans sensitif dan multiresisten dengan metode
agar block (Tabel 1, Gambar 1). Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11
menghambat pertumbuhan C. albicans sensitif dengan diameter zona hambat
berturut-turut 16 mm dan 16,5 mm. Sedangkan pada C. albicans multiresisten
antifungi, diperoleh zona hambat radikal dengan diameter 15 mm untuk isolat
Streptomyces GJSK 4 dan zona hambat radikal dengan diameter 15,5 mm untuk
isolat Streptomyces KBSK 11.
Tabel 1. Hasil Uji Agar Block Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11

Organisme Uji

C albicans sensitif
antifungi
C. albicans multiresisten
antifungi

Kode Strain
Isolat
Streptomyces
GJSK 4
KBSK 11
GJSK 4
KBSK 11

Zona Hambat
Dimeter
Sifat
(mm)
16
Radikal
16,5
Radikal
15
Radikal
15,5
Radikal

Potensi
Antifungi
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat

3

b

a
GJSK 4

GJSK 4
KBSK 11

KBSK 11

Gambar 1. Hasil Uji Agar Block Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 terhadap
C. albicans sensitif (a) dan C. albicans multiresisten (b)

Hasil itu menunjukkan bahwa isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11
mempunyai potensi sebagai antifungi terhadap C. albicans sensitif dan C.
albicans multiresisten dengan diameter zona hambat pada C. albicans sensitif
lebih besar daripada C. albicans multiresisten.
Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 difermentasi, diekstraksi dengan
pelarut etil asetat menggunakan corong pisah, kemudian dipisahkan dari fase air
dan dievaporasi. Ekstrak etil asetat ditentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
nya melalui metode dilusi cair yang dilanjutkan dengan penggoresan pada media
padat/SDA (Tabel 2).
Ekstrak etil asetat GJSK 4 pada konsentrasi 0,125 % dan KBSK 11 pada
konsentrasi 0,0625 % sudah dapat menghambat pertumbuhan C. albicans sensitif
walaupun sampai pada konsentrasi 0,5 % belum dapat membunuh C. albicans
sensitif antifungi. Hal ini dapat diamati pada intensitas pertumbuhan jamur yang
semakin sedikit sebanding dengan naiknya konsentrasi ekstrak etil asetat.
Sedangkan pada C. albicans multiresisten, isolat Streptomyces GJSK 4 maupun
KBSK 11 sampai dengan konsentrasi 0,5% belum bisa menghambat dan
membunuh C. albicans multiresisten (Tabel 2).
Rendahnya potensi antifungi dari ekstrak etil asetat isolat GJSK 4 dan KBSK
11 tersebut dimungkinkan karena senyawa yang beraktivitas sebagai antifungi
tidak terekstraksi dengan sempurna pada pelarut etil asetat sehingga konsentrasi
senyawa antifungi dalam ekstrak kecil. Selain itu mungin juga disebabkan
fermentasi yg belum optimal, sehingga jumlah isolat yang dihasilkan belum
banyak. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

4

mendapatkan isolat yang lebih banyak dengan melakukan fermentasi yang
optimal, selanjutnya penyarian dengan penyari atau metode lain untuk mengambil
senyawa antifungi dalam isolat GJSK 4 dan KBSK 11 secara lebih optimal.
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etil Asetat GJSK 4 dan KBSK 11

Organisme
Uji

C. albicans
sensitif
antifungi

C. albicans
multiresisten
antifungi

Ekstrak
Etil Asetat

Konsentrasi
(%)
0,03125
0,0625
GJSK 4
0,125
0,25
0,5
0,03125
0,0625
KBSK 11
0,125
0,25
0,5
Kontrol ekstrak
Kontrol media
Kontrol jamur
Kontrol suspending agent
0,03125
0,0625
GJSK 4
0,125
0,25
0,5
0,03125
0,0625
KBSK 11
0,125
0,25
0,5
Kontrol ekstrak
Kontrol media
Kontrol jamur
Kontrol suspending agent

Pertumbuhan
C. albicans
++++
++++
+++
++
+
+++
++
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+++
+++
+++
+++
+++
+
+

Keterangan : + : terdapat pertumbuhan jamur
- : tidak terdapat pertumbuhan jamur
Jumlah tanda + menunjukkan intensitas pertumbuhan jamur
pada media.

5

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian dengan judul “Isolasi dan Penentuan
Aktivitas Antifungi Isolat Streptomyces terhadap Candida albicans” dapat kami
selesaikan dengan baik.
Peneliti melakukan penelitian ini karena dorongan ingin mengetahui
aktivitas antifungi senyawa hasil ekstraksi dari isolat Streptomyces GJSK 4 dan
KBSK 11 terhadap Candida albicans.
Penulis sangat menyadari bahwa dukungan, motivasi dan bantuan dari
semua pihak sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
3. Dr. Harun Joko Prayitno, selaku ketua Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Teman-teman staf pengajar Fakultas Farmasi UMS yang telah memberikan
dorongan dan bantuan selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian
ini.
5. Triastuti Rahayu, M.Si; Maryati, M.Si., Apt., dan Nurin Muarofah, S.Farm.
yang telah banyak membantu selama penelitian berlangsung.
6. Semua pihak yang telah mendorong dan membantu penelitian ini, yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan membalas kebaikan semua pihak
diatas.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan
masih perlu dikembangkan, sehingga kritik dan saran sangat kami perlukan.

6

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... 1
A. LAPORAN HASIL PENELITIAN .................................................................... 2
RINGKASAN ......................................................................................................

2

PRAKATA ........................................................................................................... 6
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 7
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 8
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

9

BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………......

10

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………......

13

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………………………......

18

BAB 4. METODE PENELITIAN .......................................................................

19

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

23

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

27

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

28

LAMPIRAN ........................................................................................................

31

B. DRAF ARTIKEL ILMIAH ............................................................................... 33
C. SINOPSIS PENELITIAN LANJUTAN ........................................................... 45

7

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Uji Agar Block Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 .....................

23

Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etil Asetat GJSK 4 dan KBSK 11 ........

25

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Uji Agar Block Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 terhadap
C. albicans sensitif (a) dan C. albicans multiresisten (b) ...........................

23

Gambar 2. Hasil Uji KBM Ekstrak Etil Asetat GJSK 4 (a). C. albicans sensitif, (c).
C. albicans multiresisten ) dan KBSK 11 (b). C. albicans sensitif, (d). C.
albicans multiresisten. Ekstrak etil asetat 0,5 % (1); 0,25 % (2); 0,125 %
(3); 0,0625 % (4); 0,03125 % (5) ................................................................ 26

9

RINGKASAN PENELITIAN DOSEN MUDA

ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIFUNGI
ISOLAT Streptomyces TERHADAP Candida albicans

Oleh:
Rima Munawaroh, S.Si., Apt.

DIBIAYAI OLEH KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN DOSEN MUDA
NOMOR KONTRAK : 008/O06.2/PP/SP/2010, TANGGAL 01 MARET 2010

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER 2010

RINGKASAN
ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIFUNGI
ISOLAT Streptomyces TERHADAP Candida albicans
Penggunaan antifungi sering menimbulkan resistensi dan kasus resistensi
terus meningkat dari tahun ke tahun. Tujuh puluh lima persen antimikrobia,
termasuk antifungi berasal dari genus Streptomyces. Ariningsih (2009) telah
melakukan skrining primer terhadap rizosfer alang-alang (Imperata cylindrica L),
rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dan rumput kembangan
(Digitaria microbachne (Presl.) Henr) sehingga diperoleh 2 isolat Streptomyces
GJSK 4 (berasal dari rizosfer rumput gajah di daerah Sukoharjo) dan KBSK 11
(berasal dari rizosfer rumput kembangan di daerah Sukoharjo) yang berpotensi
“kuat” sebagai antifungi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan penelitian
lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui Kadar Bunuh Minimum (KBM) dari
isolat Streptomyces tersebut.
Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 pada oatmeal agar diuji aktivitas
antifunginya terhadap Candida albicans sensitif dan multiresisten dengan metode
agar block (Tabel 1, Gambar 1). Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11
menghambat pertumbuhan C. albicans sensitif dengan diameter zona hambat
berturut-turut 16 mm dan 16,5 mm. Sedangkan pada C. albicans multiresisten
antifungi, diperoleh zona hambat radikal dengan diameter 15 mm untuk isolat
Streptomyces GJSK 4 dan zona hambat radikal dengan diameter 15,5 mm untuk
isolat Streptomyces KBSK 11.
Tabel 1. Hasil Uji Agar Block Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11

Organisme Uji

C albicans sensitif
antifungi
C. albicans multiresisten
antifungi

Kode Strain
Isolat
Streptomyces
GJSK 4
KBSK 11
GJSK 4
KBSK 11

Zona Hambat
Dimeter
Sifat
(mm)
16
Radikal
16,5
Radikal
15
Radikal
15,5
Radikal

Potensi
Antifungi
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat

b

a
GJSK 4

GJSK 4
KBSK 11

KBSK 11

Gambar 1. Hasil Uji Agar Block Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 terhadap
C. albicans sensitif (a) dan C. albicans multiresisten (b)

Hasil itu menunjukkan bahwa isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11
mempunyai potensi sebagai antifungi terhadap C. albicans sensitif dan C.
albicans multiresisten dengan diameter zona hambat pada C. albicans sensitif
lebih besar daripada C. albicans multiresisten.
Isolat Streptomyces GJSK 4 dan KBSK 11 difermentasi, diekstraksi dengan
pelarut etil asetat menggunakan corong pisah, kemudian dipisahkan dari fase air
dan dievaporasi. Ekstrak etil asetat ditentukan Kadar Bunuh Minimum (KBM)
nya melalui metode dilusi cair yang dilanjutkan dengan penggoresan pada media
padat/SDA (Tabel 2).
Ekstrak etil asetat GJSK 4 pada konsentrasi 0,125 % dan KBSK 11 pada
konsentrasi 0,0625 % sudah dapat menghambat pertumbuhan C. albicans sensitif
walaupun sampai pada konsentrasi 0,5 % belum dapat membunuh C. albicans
sensitif antifungi. Hal ini dapat diamati pada intensitas pertumbuhan jamur yang
semakin sedikit sebanding dengan naiknya konsentrasi ekstrak etil asetat.
Sedangkan pada C. albicans multiresisten, isolat Streptomyces GJSK 4 maupun
KBSK 11 sampai dengan konsentrasi 0,5% belum bisa menghambat dan
membunuh C. albicans multiresisten (Tabel 2).
Rendahnya potensi antifungi dari ekstrak etil asetat isolat GJSK 4 dan KBSK
11 tersebut dimungkinkan karena senyawa yang beraktivitas sebagai antifungi
tidak terekstraksi dengan sempurna pada pelarut etil asetat sehingga konsentrasi
senyawa antifungi dalam ekstrak kecil. Selain itu mungin juga disebabkan
fermentasi yg belum optimal, sehingga jumlah isolat yang dihasilkan belum
banyak. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mendapatkan isolat yang lebih banyak dengan melakukan fermentasi yang
optimal, selanjutnya penyarian dengan penyari atau metode lain untuk mengambil
senyawa antifungi dalam isolat GJSK 4 dan KBSK 11 secara lebih optimal.
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etil Asetat GJSK 4 dan KBSK 11

Organisme
Uji

C. albicans
sensitif
antifungi

C. albicans
multiresisten
antifungi

Ekstrak
Etil Asetat

Konsentrasi
(%)
0,03125
0,0625
GJSK 4
0,125
0,25
0,5
0,03125
0,0625
KBSK 11
0,125
0,25
0,5
Kontrol ekstrak
Kontrol media
Kontrol jamur
Kontrol suspending agent
0,03125
0,0625
GJSK 4
0,125
0,25
0,5
0,03125
0,0625
KBSK 11
0,125
0,25
0,5
Kontrol ekstrak
Kontrol media
Kontrol jamur
Kontrol suspending agent

Pertumbuhan
C. albicans
++++
++++
+++
++
+
+++
++
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+++
+++
+++
+++
+++
+
+

Keterangan : + : terdapat pertumbuhan jamur
- : tidak terdapat pertumbuhan jamur
Jumlah tanda + menunjukkan intensitas pertumbuhan jamur
pada media.