Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilaksanakan di laboratorium dapat disimpulkan hal- Saran Dari hasil pengujian ini ada beberapa saran yang dianggap perlu antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilaksanakan di laboratorium dapat disimpulkan hal-

hal sebagai berikut: 1. Penambahan agregat pada campuran SCC sangat mempengaruhi terhadap kekuatan tekan beton dan kelecakan pada beton segar. Maka kekuatan tekan karakteristik balok I = 355 kgcm 2 , balok II = 292 kgcm 2 , balok III = 238 kgcm 2 2. Lendutan yang terjadi akibat penambahan agregat pada campuran SCC dapat mengakibatkan lendutan yang lebih besar dan mempengaruhi pula pada beban yang dipikul. Beban ultimate pada balok I = 15000 kg dengan lendutan maksimum = 14,78 mm, Balok II = 13000 kg dengan lendutan maksimum = 14,92 mm, dan Balok III = 12000 kg dengan lendutan maksimum = 15,12 mm. . 3. Regangan yang terjadi pada masing – masing balok akan bertambah besar dengan adanya penambahan kadar agregat pada campuran SCC. Balok I regangan maksimum yang terjadi = 0.008333, balok II regangan maksimum yang terjadi = 0.008443, dan balok III regangan beton maksimum yang terjadi = 0.00949. 4. Dari hasil pengujian regangan kita ketahui bahwa regangan pada beban ultimate melebihi regangan maksimum yang diizinkan dan regangan pada saat lendutan izin. Maka daripada itu adanya safety factor yang terdapat pada campuran SCC sebesar: a. Balok I, SF 1 = 1,45. SF 2 b. Balok II, SF =1,23. 1 = 1,6. SF 2 =1,24. Universitas Sumatera Utara c. Balok III, SF 1 = 1,94. SF 2 5. Peninjauan pola retak yang dilakukan menghasilkan suatu gambaran alur retakan pada balok yang terjadi selama pengujian yang menghasilkan: =1,2. a. Balok I menggambarkan pola retak yang terjadi berupa retak lentur. b. Balok II menggambarkan pola retak yang terjadi berupa retak lentur. c. Balok III menggambarkan pola retak yang terjadi berupa retak geser – lentur.

5.2 Saran Dari hasil pengujian ini ada beberapa saran yang dianggap perlu antara lain:

1. Untuk memperoleh hasil pengujian yang memuaskan perlu kiranya penambahan balok benda uji sebagai syarat statistik untuk mengambil kesimpulan yang lebih baik. 2. Agar mendapatkan nilai regangan yang lebih akurat, seharusnya pembacaan nilai regangan dilakukan di sepanjang balok. 3. Perlunya pembacaan yang lebih baik terhadap regangan yang terjadi pada saat beban maksimum. Sehingga beban tidak diberikan lagi agar regangan yang terjadi tidak terus bertambah besar. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA 1. Dipohusodo, Istimawan, 1994, “Strukutr Beton Bertulang”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2. Mulyono, Tri, 2003, “Teknologi Beton”, Penerbit ANDI Yogyakarta 3. McCormac, Jack C, 2001,”Desain Beton Bertulang”, Penerbit Erlangga, Jakarta 4. Murdock, L.J. Brook K.M, 1986, “Bahan dan Praktek Beton”, Penerbit Erlangga, Jakarta 5. Vis, W.C. Gideon H. Kusuma, 1997,”Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang”,Penerbit Erlangga,Jakarta 6. SK SNI 03-xxxx-2002, “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung”, Badan Standar Nasional 7. 1971,”Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971” Departemen Pekerjaan Umum Universitas Sumatera Utara DOKUMENTASI Gambar Kemasan SCC Gambar Cetakan Balok Dan Tulangan Universitas Sumatera Utara Gambar Proses Pengecoran Gambar Pengujian Slump Universitas Sumatera Utara Gambar Cetakan Silinder Gambar Cetakan Balok Universitas Sumatera Utara Gambar Pengujian Kuat Tekan Silinder Gambar Pengujian Balok Universitas Sumatera Utara Gambar Pengujian Regangan Balok Gambar Pengujian Lendutan Balok Universitas Sumatera Utara Gambar Pengujian Lebar Retak Balok Gambar strain meter Universitas Sumatera Utara Gambar mikroskop crack Universitas Sumatera Utara Gambar pen strain meter Gambar hydraulic jack Universitas Sumatera Utara