Tata Guna Tanah Kota Salatiga

59 Berdasarkan tabel 2 tersebut maka dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Argomulyo dengan luas wilayah 1.852,690 ha, dan kecamatan yang memiliki wilayah paling sempit adalah Kecamatan Tingkir dengan luas wilayah 1.054,850 ha. Sedangkan kelurahan yang memiliki wilayah paling luas adalah Kelurahan Kumpulrejo dengan luas wilayah 629,030 ha, dan kelurahan yang paling sempit wilayahnya adalah Kelurahan Gendongan dengan luas wilayah 68,900 ha.

3.2 Tata Guna Tanah Kota Salatiga

Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. 59 Penggunaan tanah adalah penggunaan untuk segala kegiatan baik untuk pertanian maupun untuk non pertanian. Penggunaan tanah merupakan proses yang selalu dinamis dan dapat mencerminkan aktivitas penduduk suatu wilayah atau daerah tertentu. Selain itu penggunaan tanah merupakan salah satu faktor utama aktivitas ekonomi penduduk untuk menunjang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 60 Penggunaan tanah di Kota Salatiga dilaksanakan dalam berbagai kegiatan, antara lain perumahan, jasa, perusahaan, perindustrian, pertanian meliputi 59 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah 60 Deny Catur Purnayudha, Permasalahan Hukum Pengadaan Tanah Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Di Kecamatan Sidomukti Salatiga, UNDIP, Semarang, 2010, hal. 82 60 sawah, tegalan, kebun campur, perkebunan dan lain-lain sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Luas Penggunaan Tanah Per Kecamatan Kota Salatiga Tahun 2011 Ha Argomulyo Tingkir Sidomukti Sidorejo Jumlah Perumahan Jasa Perusahaan Perindustrian Pertanian: a. Sawah b. Tegalan c. Kebun Campur d. Perkebunan Lain-lain 651,7138 16,1400 3,9300 42,8400 1.096,6462 39,7033 164,6270 793,9159 98,4000 41,4200 464,1930 14,6640 17,0400 7,5688 521,6042 295,6052 52,0860 173,9130 29,7800 330,4887 67,1400 13,8400 4,2100 560,2013 62,7287 73,4900 423,9826 39,9700 696,5508 52,7360 13,0800 0,2300 813,3332 427,6429 26,4150 211,5053 147,7700 48,7900 2.142,9463 150,6800 47,8900 54,8488 2,991,7849 825,6801 316,6108 1.603,3168 246,1700 159,9600 Sumber: Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012 Dari tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar wilayah Kota Salatiga digunakan untuk pemukiman yaitu 2.142,9463 ha atau sekitar 41,92 dari luas keseluruhan. Sedangkan penggunaan tanah yang paling kecil adalah untuk keperluan perusahaan yaitu 47,8900 ha atau sekitar 1,35 saja. 61 Kecamatan Sidorejo memiliki luas tanah untuk pemukiman terbanyak karena di daerah tersebut terdapat perumahan-perumahan seperti, Perumahan Lembah Hijau, 61 Taufik, Wawancara, Kasubsi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Seksi Pengaturan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, 10 Mei 2012 61 Perumahan Dliko Indah, Perumahan Domas, Perumahan Kemiri, Perumahan Cemara. Selain perumahan juga terdapat pusat pendidikan antara lain Universitas Kristen Satya Wacana, Sekolah Tinggi Bahasa Asing, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA, dimana disekitar perguruan tinggi tersebut terdapat perumahan yang digunakan sebagai kos bagi mahasiswa, contoh seperti yang terdapat di daerah Kemiri. Penggunaan tanah paling luas dibidang jasa terdapat di Kecamatan Sidomukti dimana terdapat hotel-hotel atau penginapan antara lain Hotel Beringin, Hotel Ngawen Indah, Hotel Slamet. Selain hotel juga terdapat rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum, dan Rumah Sakit Paru-Paru. Penggunaan tanah untuk keperluan perusahaan paling luas terdapat di Kecamatan Tingkir, antara lain di Kelurahan Gendongan dimana terdapat perusahaan pengolahan daging, serta perusahaan konveksi yang terdapat di Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Kalibening dan Kelurahan Tingkir Lor. Penggunaan tanah untuk perindustrian banyak terdapat di Kecamatan Argomulyo. karena terdapat pabrik-pabrik antara lain yaitu pabrik Damatex dan pabrik Timatex. Sedangkan penggunaan tanah untuk pertanian paling luas terdapat di Kecamatan Argomulyo yang berupa perkebunan baik dalam tanah pertanian maupun pekarangan, seperti kelapa, cengkeh, tembakau, tebu, salak dan perkebunan kopi banyak terdapat di daerah Ngawen, Bendosari dan Kumpulrejo. Jumlah penduduk Kota Salatiga pada tahun 2010 tercatat berjumlah 170.022 jiwa 62 , dan pada tahun 2011 jumlah penduduk meningkat mencapai 174.234 jiwa. 63 62 Buku Kerja Pemerintah Kota Salatiga, Humas Setda Kota Salatiga, 2010, hal. 15 63 Agenda Kerja Pemerintah Kota Salatiga, Humas Setda Kota Salatiga, 2011, hal. 21 62 Pertambahan jumlah penduduk tersebut memungkinkan permintaan akan tanah untuk perumahan meningkat. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan tersebut adalah dengan alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian.

3.3 Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian Kota