Physical avtivity, physical fitness, and academic achievement in normal and overweight elementary school children in Bogor

AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN, DAN PRESTASI
BELAJAR PADA ANAK SEKOLAH DASAR NORMAL DAN
KEGEMUKAN DI BOGOR

IMA KARIMAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Aktivitas Fisik,
Kebugaran, dan Prestasi Belajar pada Anak Sekolah Dasar Normal dan
Kegemukan di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014
Ima Karimah
NIM I151114091

RINGKASAN
IMA KARIMAH. Aktivitas fisik, kebugaran, dan prestasi belajar pada anak
sekolah dasar normal dan kegemukan di Bogor. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN
dan BUDI SETIAWAN.
Peningkatan perilaku sedentary pada anak menyebabkan penurunan
aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kejadian obesitas atau overweight.
Obesitas merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan massa lemak baik pada
bagian-bagian tertentu atau seluruh bagian tubuh (Mahan & Escott-Stump 2004),
atau kelebihan berat badan yang melebihi 20% dari berat badan normal (Siagian
2004). Aktivitas fisik merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan
perkembangan anak. Aktivitas fisik memiliki peranan penting dalam
pengembangan fisik, psikososial, serta mental pada anak. Penurunan aktivitas
fisik pada anak terutama yang mengalami kegemukan dapat menyebabkan ruang
gerak anak menjadi sempit sehingga memungkinkan terjadinya penurunan kondisi

fisik atau kebugaran. Kebugaran pada anak penting dalam mendukung prestasi
belajarnya di sekolah.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas fisik,
kebugaran, dan prestasi belajar pada anak sekolah dasar yang berstatus gizi
normal dan kegemukan. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu 1)
Mengkaji tingkat aktivitas fisik, kebugaran, dan prestasi belajar anak kegemukan
dan normal di Bogor; 2) Menganalisis konsumsi anak dan tingkat kecukupan zat
gizi anak sekolah dasar kegemukan dan normal di Bogor; 3) Menganalisis
hubungan antara konsumsi zat gizi dengan status gizi anak sekolah dasar di
Bogor; dan 4) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kebugaran dan
prestasi belajar anak.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan
menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Bogor,
berlangsung selama 3 bulan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 5 di 2 Sekolah
Dasar swasta favorit yang ada di Kota Bogor, yaitu SD Bina Insani dan SD Insan
Kamil. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan
pertimbangan bahwa kondisi sosial ekonomi menengah ke atas sehingga jumlah
anak yang mengalami kegemukan cukup banyak.
Sampel dalam penelitian ini adalah anak kegemukan (gemuk dan obes)

dan anak yang berstatus gizi normal. Penentuan status gizi mengacu pada standar
WHO. Anak dikategorikan kegemukan apabila IMT/U +1 SD < Z ≤ +2 SD dan
IMT/U >+2 SD, dan normal apabila IMT/U -2 SD < Z ≤ +1 SD. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 108, terdiri dari 52 laki-laki dan 56 perempuan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data karakteristik
anak, status gizi, tingkat aktivitas fisik, kebugaran, serta prestasi belajar.
Karakteristik anak meliputi umur dan jenis kelamin. Data tingkat aktivitas fisik
meliputi jenis kegiatan dan alokasi waktu setiap kegiatan tersebut selama 2x24
jam (hari libur dan hari sekolah). Tingkat aktivitas anak dinyatakan dalam
Physical Activity Level (PAL). Nilai PAL diperoleh dengan mengalikan alokasi
waktu jenis aktivitas tertentu dengan nilai PAR (jumlah energi yang dikeluarkan
untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu). Nilai tingkat aktivitas fisik

dikategorikan menjadi tiga, yaitu ringan (1.40-1.69), sedang (1.70-1.99), serta
berat (2.00-2.40).
Data kebugaran (physical fitness) diukur dengan melakukan observasi
menggunakan panduan TKJI (Tes Kesegaran Jasmani Indonesia), meliputi lari
cepat 40 meter, tes angkat tubuh (pull up) 30 detik, tes baring duduk (sit up) 30
detik, loncat tegak, dan lari 600 meter. Masing-masing tes diberi skor 1-5. Status
kebugaran dinyatakan dengan jumlah skor yang diperoleh dari masing-masing tes.

Kebugarannya dikategorikan baik sekali apabila skor total tes 22-25, baik 18-21,
sedang 14-17, kurang 10-13, dan kurang sekali apabila skonya 5-9. Selanjutnya
kebugaran dikelompokkan menjadi bugar dan tidak bugar, dengan dasar
pertimbangan bahwa kebugaran anak dalam penelitian ini hanya berada pada
kisaran sedang, kurang, dan kurang sekali. Kebugaran sedang dikategorikan
menjadi bugar (14-17) sedangkan tingkat kebugaran kurang dan kurang sekali
dikategorikan menjadi tidak bugar (5-13). Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial.
Analisis statistika inferensial yang digunakan adalah uji Chi Square, uji beda
(independen t tes), dan regresi berganda.
Tingkat aktivitas fisik anak lebih banyak tergolong katergori ringan baik
pada anak yang berstatus gizi normal maupun kegemukan. Hasil uji beda
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik antar anak
yang berstatus gizi normal dan kegemukan (p>0.05). Kebugaran antara anak yang
berstatus gizi normal dan kegemukan berbeda nyata (p0.05).
Rata-rata konsumsi energi dan zat gizi anak kegemukan lebih tinggi
dibandingkan anak yang berstatus gizi normal. Tingkat kecukupan energi dan
protein lebih tinggi pada anak yang berstatus gizi normal. Rata-rata tingkat
kecukupan kalsium anak tergolong kategori berlebih (>120%). Rata-rata tingkat
kecukupan besi pada anak yang berstatus gizi normal lebih rendah dibandingkan

dengan anak yang mengalami kegemukan. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi
lainnya tidak berhubungan dengan status gizi anak.
Prestasi belajar pada anak yang berstatus gizi normal dan kegemukan tidak
berbeda (p>0.05). Status gizi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap kebugaran anak (p0.05). Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
adalah kebugaran dan status gizi (p +2 SD,
and normal if BMI/age -2 SD < Z ≤ +1 SD (Indonesia Ministry of Health
2011).The sample in this research are 108 children, consists of 52 male and 56
female aged 10-11 years old.
Data collected includes children characteristics, nutritional status, physical
activity level, physical fitness, and academic achievement. Children
characteristics consist of age and gender. Children activity level expressed in
physical activity level (PAL). PAL obtained by interviewing students about the
activities done on school days and holidays. Data on physical activity including
the duration and type of the activities. PAL values obtained by multiplying the
time allocation of certain types of activity with PAR value (energy expenditure for
this kind of activity per unit time). Physical activity values were categorized into
three level, those are light (1.40-1.69), moderate (1.70-1.99), and severe (2:00 to
2:40) (FAO/WHO/UNU 2001).
Physical fitness was measured by observation with physical fitness test of

Indonesia Elementary School Children (Nurhasan & Cholil 2007). Those physical
tests were sprint of 40 meters, pull up, sit up, jump up, and 600 meters run. Each

test was given score 1-5. Physical fitness was determined by the sum of score of
each test. The categories were excellent (22-25 point), good (18-21 point),
moderate (14-17 point), less (10-13 point), and poor (5-9). Futhermore, physical
fitness was grouped into fit and non fit. The consideration of this classification
was physical fitness of children in this research only range from moderate to poor,
there were no excellent or good score. Fit physical fitness score was 14-17 point
and non fit score was 5-13 point. In this research, measurement of physical test
was helped by sport teacher with consideration they have skill to measure those
test. Statistic analysis is used are descriptive and inferential. Inferentia statistic are
Chi Square test, independent t test, and regression.
Most children had light physical activity level, both in normal and
overweight. This research showed that physical activity level between normal and
overweight children was not different (p>0.05). The result in this research showed
that normal children had better physical fitness than overweight children.
Independent t-test showed that physical fitness between normal and overweight
children was different (p0.05).
Average of energy intake and other nutrients on overweight was higher than

normal. Nutrient adequacy level (energy and protein) was higher on normal than
overweight. Most of calcium adequacy level on children were high. Average of
iron adequacy level on normal children was lower than overweight. Nutrient
adequacy level (energy, protein, calcium, and iron) had not relationship with
nutritional status.
Academic achievement of normal and overweight childrens were not
different (p>0.05). Regression analysis showed that nutritional status had
significant impact on physical fitness (p0.05). Factors that affect academic achievement
were physical fitness and nutritional status (p