Portofolio Portfolios Penilaian Diri-Sendiri Student Self-Assessment

4 Penggunaan penilaian otentik secara tidak langsung akan merubah bahan- bahan pembelajaran. Sebagai contoh, kita tidak dapat menggunakan portofolio tanpa merubah filosofi pengajaran dan pusat pembelajarannya pusatnya siswa. Dalam pembelajaran ini, siswa tidak hanya mendapatkan masukan dari yang mereka pelajari tetapi juga bagaimana mereka menilainya. 5 Pelaksanaan penilaian otentik tidak lagi menggunakan format-format penilaian tradisional multiple-choice, matching, true-false, dan paper and pencil test, tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi dalam memecahkan suatu masalah. Format penilaian ini dapat berupa: - tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli ke hadapan siswa hands- on penilaian, - tugas tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana dan tugas investigasi terintegrasi, - format rekaman kegiatan belajar siswa misalnya: portofolio, interview, daftar cek, presentasi oral, dan debat. Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah sebagai berikut. 1 Melibatkan siswa dalam tugas yang penting, menarik, bermanfaat, dan relevan dengan kehidupan nyata siswa. 2 Tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar bukan tes tradisional. 3 Melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas. 4 Menyadarkan siswa tentang apa yang harus dikerjakannya. 5 Merupakan alat penilaian dengan latar standar standard setting, bukan alat penilaian yang distandarisasikan. 6 Berpusat pada siswa student centered bukan berpusat pada guru teacher centered. 7 Dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar, dan latar belakang kulturalnya.

f. Penilaian Tertulis

Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan Kemendikbud, 2013. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. 1 Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. 2 Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. - Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. - Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar. 1 Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka extended-response atau jawaban terbatas restricted-response. Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. 2 Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Daftar Pustaka Aiken, Lewis R. 1976. Psichological Testing And Assessment. America: CIP Amir Daien Indrakusuma. 1998. Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-hasil Belajar. jilid 1 Terbitan Sendiri. Anas Sidijono, 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Anas Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Anonymous. 2009. Aspek Penilaian dalam KTSP Bag 1 Aspek Kognitif ”. Online http:massofa.wordpress.comfeed. Diakses Tanggal 11 Januari 2014 Anonymous. 2009. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. Online http:akhmadsudrajat.wordpress.com20080815pengertian-fungsi-dan- mekanisme-penetapan-kriteria-ketuntasan-minimal-kkm. Diakses Tanggal 11 Januari 2014 Anonymous. 2009. Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Online http:hadirukiyah.blogspot.com200908pengukuran-ranah-kognitif-afektif-dan.html. Diakses Tanggal 11 Januari 2014 Anonymous. 2009. Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa. Online http:delapanratus.blogspot.com200904penilaian-ranah-psikomotorik-siswa.html. Diakses Tanggal 11 Januari 2014 Anonymous. 2009. Sistem Penilaian. Online http:smak.yski.info. Diakses Tanggal 11 Januari 2014 Anonimus .2008. Perangkat Penilaiaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktor Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. . Anonimus. 1983. Penilaian dalam Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Dikti. Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Atwi Suparman. 1997. Desain Instruksional, Jakarta: PAU. Azwar, S. 1986. Reliabilitasi dan Validitas. Yogyakarta: Liberty. _______. 1996. Tes Prestasi. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Pelajar Offset. 1996. Bistok Sirait. 1985. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang Press, Daryanto, H. 2001. Evaluasi Pendidikan. Cetakan II. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. Muljono, Pudji. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan .Jakarta : Penertbit PT Grasindo.