Viskositas Akhir VA Kajian Pengaruh Hidrokoloid dan CaCl2 Terhadap Profil Gelatinisasi Bahan Baku Serta Aplikasinya Pada Bihun Sukun

57

d. Viskositas Akhir VA

Nilai VA yang dihasilkan akibat interaksi tepung, hidrokoloid dan CaCl 2 dapat dilihat pada Tabel 19. Hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis tepung, jenis dan konsentrasi hidrokoloid serta konsentrasi CaCl 2 memberikan pengaruh yang berbeda nyata P0.05 terhadap VA, meskipun tidak terdapat interaksi yang nyata di antara ketiga faktor tersebut terhadap nilai VA Lampiran 3. Tabel 19 Viskositas akhir hasil interaksi tepung, hidrokoloid dan CaCl 2 dalam cP Konsentrasi CaCl 2 Tepung sukun 100 Tepung sukun 85 + tepung beras 15 Guar gum Iles-iles Guar gum Iles-iles 1 0.5 1 0.5 1 0.5 1 0.5 3951.5 3518.5 3891.0 3435.5 3989.0 3270.0 3496.0 3201.0 1 3149.5 2849.5 3177.0 2901.0 2875.0 2716.5 2915.0 2559.0 2 3462.5 3031.0 3408.0 3081.0 3239.0 2839.0 2868.5 2596.5 Kontrol 3019.50 Keterangan: Kontrol = tepung sukun 100 Secara umum, VA yang dihasilkan oleh tepung sukun lebih tinggi dibandingkan VA dari campuran tepung sukun dan tepung beras, kecuali pada perlakuan penambahan guar gum 1 dan CaCl 2 0. Penambahan guar gum pada sistem menghasilkan VA yang lebih tinggi dibandingkan iles-iles. VA yang dihasilkan oleh penambahan hidrokoloid pada konsentrasi yang lebih tinggi menunjukkan nilai yang lebih tinggi, hal ini berlaku untuk kedua jenis hidrokoloid. Peningkatan konsentrasi CaCl 2 dari 0 menjadi 1 menyebabkan penurunan VA, sementara peningkatan konsentrasi CaCl 2 dari 1 menjadi 2 mengakibatkan peningkatan nilai VA. Pada konsentrasi CaCl 2 0, peningkatan VA tepung sukun akibat penambahan hidrokoloid pada sistem berpati dapat terjadi karena adanya interaksi antara material yang keluar dari granula selama proses gelatinisasi, seperti amilosa dan amilopektin berbobot molekul rendah, dengan hidrokoloid tersebut. Alloncle et al . 1989 dalam hasil penelitiannya mengenai karakteristik reologi dari campuran pati sereal dan galaktomanan menyatakan bahwa penambahan hidrokoloid menyebabkan gaya yang diberikan pada area ini jauh lebih besar daripada gaya di dalam suspensi pati-air pada konsentrasi pati yang setara. 58 Peningkatan gaya ini secara signifikan mempengaruhi pemecahan granula dan jumlah material yang dikeluarkan ke sistem. Peningkatan nilai viskositas akhir menunjukkan bahwa pasta semakin resisten terhadap gaya geser yang terjadi pada proses pengadukan. Penurunan VA pada penambahan CaCl 2 1 dapat terjadi karena CaCl 2 menurunkan kemampuan hidrasi dari hidrokoloid. Menurut Sudhakar et al. 1996, penurunan kemampuan hidrasi kemungkinan menjadi penyebab terjadinya penurunan interaksi sinergis antara pati dengan hidrokoloid, sehingga menurunkan viskositas akhir dari sistem. Bila dibandingkan dengan kontrol, penambahan tepung beras pada sistem mengakibatkan penurunan nilai VA. Hal ini menunjukkan bahwa tepung beras memiliki efek signifikan dalam menurunkan daya tahan sistem terhadap gaya geser yang timbul selama proses agitasi.

e. Viskositas Setback VS