In vitro Fermentability and Digestibility of Ruminant Diets Suplemented with Organic Chromium and Lingzhi (Ganoderma lucidum)
FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN IN VITRO RANSUM
RUMINANSIA YANG DISUPLEMENTASI DENGAN
KROMIUM ORGANIK DAN LINGZHI
(Ganoderma lucidum)
SKRIPSI
DIAN ASTRIANA
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
DIAN ASTRIANA. D24050169. 2009. Fermentabilitas dan Kecernaan in vitro
Ransum Ruminansia yang Disuplementasi dengan Kromium Organik dan
Lingzhi (Ganoderma lucidum). Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Dwierra Evvyernie Amirroenas, MS, M.Sc
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Sumiati, M.Sc
Ternak ruminansia di daerah tropis umumnya rentan terhadap penyakit dan
mikroorganisme patogen. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah
melalui perbaikan pakan dengan suplementasi. Umumnya penambahan suplemen
bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh serta produktivitas ternak. Suplemen
dapat berupa tumbuhan, jamur dan juga mineral. Kromium merupakan salah satu
mineral mikro esensial bagi ternak. Defisiensi kromium dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan pada ternak. Kromium dalam bentuk organik lebih mudah
larut dan mudah diabsorbsi oleh tubuh. Kromium organik dapat dihasilkan dengan
memanfaatkan fungi Ganoderma lucidum untuk menginkorporasikan Cr ke dalam
fungi tersebut. Ganoderma lucidum merupakan jamur pendegradasi lignin yang
dapat berperan sebagai carrier bagi mineral. Ganoderma lucidum mengandung
senyawa aktif pada tubuh buah dan miseliumnya yang dapat berfungsi sebagai
stimulator kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
suplementasi kromium (Cr) organik dan Lingzhi dalam ransum ternak yang
dievaluasi dari kecernaan dan fermentabilitasnya di dalam rumen secara in vitro.
Ransum yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari ransum basal sapi
perah dan ransum basal domba. Ransum disuplementasi dengan Cr organik dan
Lingzhi sesuai dengan rancangan perlakuan yaitu R1 (Ransum Kontrol/Ransum
Basal), R2 (Ransum Kontrol + Cr Organik 3ppm), R3 (Ransum Kontrol + Cr
Anorganik 3 ppm), R4 (Ransum Kontrol + Lingzhi 5 g/kg BB), R5 (Ransum Kontrol
+ Lingzhi + Cr Organik 3 ppm). Rancangan Percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2 x 5 dengan 4 kelompok pengambilan
cairan rumen sapi berfistula rumen. Faktor A yaitu Ransum Sapi Perah dan Ransum
Domba dan faktor B yaitu lima susunan ransum perlakuan. Peubah yang diamati
adalah Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK), Koefisien Cerna Bahan Organik
(KCBO), produksi VFA total dan konsentrasi NH3. Analisis ragam (ANOVA)
digunakan untuk membandingkan rataan peubah yang diamati dan jika berbeda nyata
dilakukan uji lanjut kontras orthogonal.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suplementasi Cr organik dan
Lingzhi dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kecernaan, baik
Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) maupun Koefisien Cerna Bahan Organik
(KCBO), namun suplementasi Lingzhi menghasilkan nilai kecernaan yang cenderung
lebih tinggi dibandingkan dengan suplementasi Cr organik pada ransum sapi perah
(57,5 vs 55,5 %) dan ransum domba (60,2 vs 57,4 %). Suplementasi juga tidak
berpengaruh nyata terhadap konsentrasi NH3. Suplementasi Cr organik pada ransum
basal sapi perah sangat nyata (P
RUMINANSIA YANG DISUPLEMENTASI DENGAN
KROMIUM ORGANIK DAN LINGZHI
(Ganoderma lucidum)
SKRIPSI
DIAN ASTRIANA
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
DIAN ASTRIANA. D24050169. 2009. Fermentabilitas dan Kecernaan in vitro
Ransum Ruminansia yang Disuplementasi dengan Kromium Organik dan
Lingzhi (Ganoderma lucidum). Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Dwierra Evvyernie Amirroenas, MS, M.Sc
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Sumiati, M.Sc
Ternak ruminansia di daerah tropis umumnya rentan terhadap penyakit dan
mikroorganisme patogen. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah
melalui perbaikan pakan dengan suplementasi. Umumnya penambahan suplemen
bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh serta produktivitas ternak. Suplemen
dapat berupa tumbuhan, jamur dan juga mineral. Kromium merupakan salah satu
mineral mikro esensial bagi ternak. Defisiensi kromium dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan pada ternak. Kromium dalam bentuk organik lebih mudah
larut dan mudah diabsorbsi oleh tubuh. Kromium organik dapat dihasilkan dengan
memanfaatkan fungi Ganoderma lucidum untuk menginkorporasikan Cr ke dalam
fungi tersebut. Ganoderma lucidum merupakan jamur pendegradasi lignin yang
dapat berperan sebagai carrier bagi mineral. Ganoderma lucidum mengandung
senyawa aktif pada tubuh buah dan miseliumnya yang dapat berfungsi sebagai
stimulator kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
suplementasi kromium (Cr) organik dan Lingzhi dalam ransum ternak yang
dievaluasi dari kecernaan dan fermentabilitasnya di dalam rumen secara in vitro.
Ransum yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari ransum basal sapi
perah dan ransum basal domba. Ransum disuplementasi dengan Cr organik dan
Lingzhi sesuai dengan rancangan perlakuan yaitu R1 (Ransum Kontrol/Ransum
Basal), R2 (Ransum Kontrol + Cr Organik 3ppm), R3 (Ransum Kontrol + Cr
Anorganik 3 ppm), R4 (Ransum Kontrol + Lingzhi 5 g/kg BB), R5 (Ransum Kontrol
+ Lingzhi + Cr Organik 3 ppm). Rancangan Percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok pola faktorial 2 x 5 dengan 4 kelompok pengambilan
cairan rumen sapi berfistula rumen. Faktor A yaitu Ransum Sapi Perah dan Ransum
Domba dan faktor B yaitu lima susunan ransum perlakuan. Peubah yang diamati
adalah Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK), Koefisien Cerna Bahan Organik
(KCBO), produksi VFA total dan konsentrasi NH3. Analisis ragam (ANOVA)
digunakan untuk membandingkan rataan peubah yang diamati dan jika berbeda nyata
dilakukan uji lanjut kontras orthogonal.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suplementasi Cr organik dan
Lingzhi dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kecernaan, baik
Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) maupun Koefisien Cerna Bahan Organik
(KCBO), namun suplementasi Lingzhi menghasilkan nilai kecernaan yang cenderung
lebih tinggi dibandingkan dengan suplementasi Cr organik pada ransum sapi perah
(57,5 vs 55,5 %) dan ransum domba (60,2 vs 57,4 %). Suplementasi juga tidak
berpengaruh nyata terhadap konsentrasi NH3. Suplementasi Cr organik pada ransum
basal sapi perah sangat nyata (P