Kesimpulan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Mengenai Penyalahgunaan Metilon Salah Satu Senyawa Turunan Katinona sebagai Tindak Pidana Narkotika)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perkembangan pengaturan mengenai tindak pidana narkotika di Indonesia mendapat pengaruh dari Convention on Psychotropic Substances 1971 Konvensi Psikotropika 1971 yang diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1996 Tentang Pengesahan Convention on Psychotropic Substances 1971 Konvensi Psikotropika 1971 dan Convention Against Illicit Traffic in Narotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988 yang diratifikasi melalui Undang- Undang Nomor 07 Tahun 1997 tentang Pengesahan dan Convention Against Illicit Traffic in Narotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988. Beberapa hal yang merupakan pengaruh dari kedua konvensi tersebut adalah pengelompokan tindak pidana berdasarkan penggolongan narkotika serta kriminalisasi terhadap pencucian uang dalam tindak pidana narkotika.Produk hukum nasional tentang tindak pidana Narkotika terdapat dalam Undang-Undang Nomor 09 Tahun 1976 tentang Narkotika, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Secara umum kebijakan hukum pidana dalam ketiga Undang-Undang tersebut dapat dikelompokkan Universitas Sumatera Utara menjadi: Kebijakan kriminalisasi, Kebijakan Hukum Pidana terkait sanksi, pemidanaan, dan pemberatan, Kebijakan Hukum Pidana terkait pertanggungjawaban pidana,. Ketiga kebijakan tersebut memiliki kecenderungan sebagai berikut: a. Kebijakan kriminalisasi memuat tentang perbuatan-perbuatan peredaran narkotika dari hulu hingga hilir dikategorikan sebagai tindak pidana. Tindak pidana dalam ketiga Undang-Undang tersebut juga didasarkan pada penggolongan narkotika ke dalam 3 tiga golongan; b. Kebijakan hukum pidana terkait pertanggungjawaban pidana adalah dengan merumuskan manusia dan korporasi sebagai subjek hukum. Hal lain yang berkaitan dengan pertanggungjawaban pidana, pada umumnya mayoritas tindak pidana narkotika tidak mencantumkan rumusan kesalahan dalam arti bentuk baik kesengajaan maupun kealpaan; c. Kebijakan hukum pidana terkait sanksi dan pemidanaan menggunakan double track system yaitu mengkombinasikan antara sanksi pidana dengan tindakan. Dalam beberapa tindak pidana di dalam ketiga Undang-Undang tersebut mengkombinasikan antara sanksi pidana penjara dan denda. Kebijakan lain dalam Undang-Undang adalah dengan mengancamkan sanksi pidana yang sama dengan tindak pidana terhadap percobaan dan permufakatan jahat. 2. Metilon 3,4 Metilendioksi Metkatinon merupakan narkotika jenis baru yang tidak terdaftar dalam Lampiran I tentang Pengggolongan Narkotika Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Metilon tersebut merupakan senyawa turunan dari Katinona dan memiliki struktur kimia mirip dengan ekstasi Universitas Sumatera Utara . Katinona dan ekstasi merupakan Narkotika Golongan I dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa Metilon tidak dapat digunakan baik untuk kepentingan medis maupun industri kosmetik, bahkan Metilon memiliki dampak yang lebih berbahaya dibandingkan katinona maupun ekstasi apabila digunakan. Keberadaan mengenai metilon yang tidak terdaftar dalam Narkotika Golongan I menyebabakan penyalahgunaan metilon tidak dapat dikenakan penegakan hukum pidana dalam artian pemidanaan berdasarkan Pasal 127 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Hal tersebut terjadi karena jika dibenturkan dengan asas legalitas, ada 2 dua unsur yang tidak terpenuhi dari pasal tersebut yatu unsur “ tanpa hak atau melawan hukum “ dan unsur “ narkotika golongan I”. Keadaan ini tentu menuntut penemuan hukum melalui cara penafsiran oleh penegak hukum. Unsur melawan hukum dapat dipenuhi dengan melakukan penafsiran doktriner dan penafsiran sistematis yang diarahkan pada perbuatan melawan hukum materiil dalam artinya yang positif. Sedangkan unsur “ Narkotika Golongan I” dapat dipenuhi dengan melakukan penafsiran secara ekstensif dan teleologis karena metilon merupakan senyawa turunan dari katinona yang terdaftar dalam lampiran I nomor 35 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Dengan melakukan penafsiran maka penyalahgunaan metilon dapat dikenakan penegakan hukum pidana berdasarkan Pasal 127 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 3. Universitas Sumatera Utara

B. Saran

Dokumen yang terkait

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

4 89 158

Relevansi Sanksi Pidana Mati Dalam Tindak Pidana Narkotika (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009) Dengan Tujuan Pemidanaan

3 64 108

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 ditinjau dari hukum Islam

3 29 81

Sanksi tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 ditinjau dari hukum Islam

1 4 81

SKRIPSI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MENGUNAKAN NARKOTIKA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MENGUNAKAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAKAN ANGGOTA KEPOLISIAN DENGAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 2 11

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 11

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PENETAPAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1

Peran Serta Masyarakat Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

0 0 14

BAB II TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM UNDANG UNDANG NO.35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DARI PERSPEKTIF KEBIJAKAN HUKUM PIDANA A. Peraturan yang berkaitan dengan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika sebelum lahirnya Undang-Undang No.35 Tahu

0 0 61