Teori Nilai Bab 3 Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan EKonomi

45 Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi 2. Nilai pakai subjektif Nilai pakai subjektif Nilai pakai subjektif Nilai pakai subjektif Nilai pakai subjektif, yaitu nilai yang diberikan seseorang karena barang tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Misalnya, kursi roda bagi orang yang tidak dapat berjalan memiliki nilai pakai yang tinggi, tetapi bernilai pakai rendah bagi orang yang sehat. b. b. b. b. b. Nilai T Nilai T Nilai T Nilai T Nilai Tukar ukar ukar ukar ukar V V V V Value in Exchange alue in Exchange alue in Exchange alue in Exchange alue in Exchange Suatu barang dapat dikatagorikan memiliki nilai tukar apabila mempunyai kemampuan untuk ditukarkan dengan barang lain. Nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Nilai tukar objektif Nilai tukar objektif Nilai tukar objektif Nilai tukar objektif Nilai tukar objektif, yaitu kemampuan suatu barang apabila ditukarkan dengan barang lain sering disebut harga. Misalnya, semua orang mengakui bahwa berlian memiliki nilai tukar yang tinggi maka berlian akan memiliki harga yang tinggi di setiap tempat. 2. Nilai tukar subjektif Nilai tukar subjektif Nilai tukar subjektif Nilai tukar subjektif Nilai tukar subjektif, yaitu nilai tukar yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang. Misalnya, bagi seseorang nilai tukar sebuah lukisan tertentu lebih tinggi dari nilai tukar sebuah mobil baru, tetapi tidak demikian bagi yang lain. c. c. c. c. c. Paradoks Nilai Paradoks Nilai Paradoks Nilai Paradoks Nilai Paradoks Nilai Barang yang memiliki nilai tukar yang tinggi seharusnya memiliki nilai pakai yang tinggi pula, begitu juga sebaliknya, akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Dua nilai yang telah diuraikan di atas berbeda sudut pandangnya sehingga hal ini dapat menyebabkan pertentangan penilaian pada suatu barang yang sama disebut Paradoks nilai Paradoks nilai Paradoks nilai Paradoks nilai Paradoks nilai. Bisa jadi nilai guna suatu barang sangat tinggi, tetapi nilai tukarnya rendah, atau sebaliknya. Seperti pada contoh di atas, air memiliki nilai guna yang sangat tinggi, tetapi nilai tukarnya rendah. Begitu juga dengan berlian yang memiliki nilai guna rendah, tetapi memiliki nilai tukar yang sangat tinggi.

2. Teori Nilai

a. a. a. a. a. T T T T Teori Nilai Objektif eori Nilai Objektif eori Nilai Objektif eori Nilai Objektif eori Nilai Objektif Beberapa ahli ekonomi melakukan penelitian tentang bagaimana terjadinya nilai terhadap barangjasa melahirkan teori nilai objektif sebagai berikut. 1. 1. 1. 1. 1. T T T T Teori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya produksi dari oduksi dari oduksi dari oduksi dari oduksi dari Adam Smith Adam Smith Adam Smith Adam Smith Adam Smith Menurut Adam Smith nilai suatu barangjasa ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barangjasa tersebut. Semakin tinggi biaya produksi semakin tinggi pula nilai dari barang tersebut. Jika biaya produksi yang Di unduh dari : Bukupaket.com 46 Ekonomi SMA Kelas X dikeluarkan oleh produsen untuk memproduksi suatu barang adalah Rp450.000,00 maka nilai dari barang tersebut sebesar Rp450.000,00 pula. 2. 2. 2. 2. 2. T T T T Teori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya produksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricardo do do do do Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Tenaga kerja yang dimaksud meliputi tenaga kerja manusia, mesin, dan peralatan lain yang digunakan. 3. 3. 3. 3. 3. T T T T Teori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx Menurut Karl Marx, barang dinilai berdasarkan pada biaya rata-rata tenaga kerja di masyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual sehingga terjadi pemerasan terhadap buruh. Laba yang diterima pengusaha didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah karena pemerasan terhadap buruh disebut nilai lebih. Oleh karena itu, teori ini disebut teori nilai lebih. 4. 4. 4. 4. 4. T T T T Teori nilai r eori nilai r eori nilai r eori nilai r eori nilai repr epr epr epr eproduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Carey ey ey ey ey Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya pembuatan kembali biaya reproduksi barang tersebut. Oleh karena itu, nilai barang ditentukan oleh harga-harga bahan pada saat barang tersebut akan dibuat kembali. 5. 5. 5. 5. 5. T T T T Teori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran yang ada di pasar atau nilai suatu barang ditentukan oleh harga pasar. b. b. b. b. b. T T T T Teori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut. Setiap orang akan mempunyai utilitas yang berbeda untuk suatu barang yang sama. Teori nilai subjektif yang terkenal berasal dari Herman Heinrich Gossen dan Carl Menger. 1. 1. 1. 1. 1. Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I ini mengemukakan tentang gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal Utility Hukum Tambahan Kepuasan yang Semakin Menurun. Hukum Gossen I berbunyi sebagai berikut. ”Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang diperolah juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal tambahan Di unduh dari : Bukupaket.com 47 Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi kepuasan yang diperoleh jika dikonsumi ditambah dengan satu unit pada titik tertentu akan semakin berkurang. Bahkan jika konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total menjadi berkurang.” 2. 2. 2. 2. 2. Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Uraian di atas mengemukakan perilaku konsumen terhadap satu macam barang saja. Pada kenyataannya, konsumen membutuhkan beraneka macam barang. Masalahnya adalah berapa pengorbanan yang harus dilakukan agar bermacam-macam kebutuhannya dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya dan tercapai kepuasan maksimal. Hal ini dikemukakan dalam Hukum Gossen II, yaitu sebagai berikut. ”Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai mencapai tingkat intensitas yang sama.” Artinya manusia akan membagi-bagi pengeluaran uangnya sedemikian rupa sehingga kebutuhannya terpenuhi secara seimbang. 3. 3. 3. 3. 3. T T T T Teori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger Menurut Menger, nilai ditentukan oleh faktor subjektif dibandingkan faktor objektif. Nilai berasal dari kepuasan manusia. Karena kebutuhan manusia lebih banyak daripada barangjasa yang tersedia maka untuk memuaskan kebutuhannya manusia akan memilih secara rasional di antara barangjasa alternatif yang tersedia. Dalam teori ini dikemukakan tentang prinsip-prinsip pengkatagorian barangjasa menurut tingkat intensitasnya. Katagori I adalah barang-barang untuk mempertahankan hidup, katagori II barangjasa untuk kesehatan, dan katagori III adalah barangjasa untuk memberikan kesejahteraan individu. Semakin penting barangjasa tersebut bagi seorang individu maka nilai barangjasa tersebut semakin tinggi. B Pola Perilaku Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan memengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi. Di unduh dari : Bukupaket.com 48 Ekonomi SMA Kelas X

1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi