Tabel XXX. Dosis terlalu tinggi dose too high
Kasus Obat – Problem
Penilaian Rekomendasi
1 Trimetoprim dan
sulfametoksasol – pasien mengalami
gangguan fungsi hati dan ginjal.
Dosis pemakaian trimetoprim dan sulfametoksasol tersebut
terlalu tinggi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
yang dapat mengakibatkan akumulasi obat di ginjal.
Berikan doksisiklin yang boleh digunakan pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
D. Outcome Terapi Pasien Ulkus DM
Pasien menjalani perawatan di rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah proses penyakit lebih lanjut seperti infeksi yang
parah dan amputasi. Lama perawatan di rumah sakit tergantung kondisi pasien saat masuk rumah sakit dan tingkat keparahan yang terjadi. Persentase lama waktu
pasien menjalani perawatan di rumah sakit disajikan dalam gambar 10.
Lama waktu pasien ulkus DM menjalani perawatan di rumah sakit
42.86
40.48 9.52
7.14 1 - 10 hari
11 - 20 hari 21 - 30 hari
1 - 3 bulan
Gambar 10. Persentase lama tinggal pasien ulkus DM di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005
Sebagian besar pasien kondisinya tidak parah karena membutuhkan waktu perawatan yang singkat di rumah sakit yaitu selama 1 sampai 20 hari. Persentase
pasien yang keluar dari rumah sakit dengan berbagai kondisi disajikan dalam gambar berikut.
Persentase pasien ulkus DM keluar dari rumah sakit
7.14 26.19
66.67 Obat jalan
Pulang APS Meninggal
Gambar 11. Kondisi pasien ulkus DM keluar dari instalasi rawat inap RSPR Yogyakarta periode 2005 setelah menjalani perawatan
Persentase paling banyak pasien keluar dari rumah sakit masih memerlukan obat jalan yaitu sebesar 66,67. Obat jalan diberikan untuk menjaga
kesehatan pasien, menjaga kadar glukosa darah agar tidak terlalu tinggi sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan, merawat ulkus agar semakin membaik,
serta mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah.
E. Rangkuman Pembahasan
Kelompok umur pasien yang paling banyak menderita ulkus DM adalah 51–70 tahun sebesar 64,29. Pada usia tersebut seseorang sudah lama
menderita DM dan akhirnya dapat mengalami kerusakan saraf. Kerusakan saraf ini mengakibatkan berkurangnya pasokan darah ke pembuluh darah kaki sehingga
memperparah keadaan dan memperlambat penyembuhan. Pasien pria dan wanita dalam penelitian ini sama banyak yaitu 50. Komplikasi yang paling banyak
dialami adalah hipertensi sebesar 19,05. Hipertensi banyak terjadi pada pasien DM karena hiperglikemia dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan
abnormalitas trombosit. Bertambahnya reaktivitas trombosit akan menyebabkan tingginya agregasi sel darah merah sehingga memperlambat sirkulasi darah dan
mempermudah terbentuknya trombus pada dinding arteri hingga akhirnya terjadi gangguan sirkulasi darah dan meningkatkan tekanan darah. Penyakit penyerta
yang paling banyak terjadi adalah nyeri otot dan sendi sebesar 30,95. Nyeri otot dan sendi banyak terjadi karena kuman penginfeksi dapat menyebar sampai di
otot, tulang, dan tulang sendi sehingga dapat mengakibatkan nyeri otot, tulang, dan persendian.
Obat antiinfeksi digunakan pada seluruh kasus. Dari seluruh kasus yang menggunakan antibiotika hanya 54,76 yang melakukan kultur dan sensitivitas
tes. Terapi antibiotika tidak selalu mengikuti hasil kultur dan sensitivitas tes yang ada meskipun telah dilakukan dan telah ada hasil. Terapi antibiotika absolut
berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas tes hanya dilakukan pada 33,33 dari seluruh kasus sedangkan 66,67 yang lain dilakukan terapi antibiotika empirik.
Penggunaan antibiotika untuk terapi infeksi dalam penelitian ini tidak semuanya rasional. Seluruh terapi antibiotika absolut dalam penelitian ini telah sesuai
dengan standar terapi yang digunakan yaitu berdasarkan principles of infectious diseases
Guglielmo, 2001. Terapi antibiotika empirik yang sesuai dengan standar yang digunakan adalah sebesar 54,76 berdasarkan diagnosis and
treatment of diabetic foot infections Lipsky, et al., 2004 sedangkan
sebanyak 9,52 atau 4 kasus tidak sesuai dengan standar sehingga mengalami DRP.
Identifikasi DRP dilakukan terkait dengan permasalahan penggunaan antibiotika. Hasil identifikasi DRP terlihat bahwa tidak semua penggunaan
antibiotika rasional. Dalam penelitian ini terdapat 2 kasus termasuk dalam DRP perlu terapi obat tambahan, 2 kasus termasuk DRP terapi obat tanpa indikasi, 3
kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP reaksi obat yang merugikan, dan 1 kasus termasuk DRP dosis terlalu tinggi.
Evaluasi outcome
atau dampak terapi paling banyak pasien menjalani rawat inap selama 1–10 hari sebesar 42,86 sehingga kebanyakan pasien dirawat
dengan kondisi tidak parah. Sebagian besar pasien membutuhkan perawatan dan pengobatan untuk memperbaiki kesehatannya dan mencegah proses penyakit lebih
lanjut yang dapat mengakibatkan amputasi alat gerak bawah. Sebagian besar pasien keluar dari rumah sakit sudah sembuh namun masih perlu melakukan rawat
jalan yaitu sebesar 66,67. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Kelompok umur terbanyak adalah 51–70 tahun sebesar 64,29. Pasien pria dan wanita sama banyak yaitu sebesar 50. Komplikasi yang paling banyak
dialami pasien adalah hipertensi sebesar 19,05 dan penyakit penyerta terbanyak adalah nyeri otot dan sendi sebesar 30,95.
2. Kelas terapi obat yang digunakan pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit adalah obat saluran cerna 40,48, obat darah 2,38, obat
kardiovaskular 66,67, obat saluran napas 23,81, obat sistem saraf pusat 40,48, infus 83,33, obat lain–lain 16,67, obat gizi 33,33, obat
analgesik 83,33, obat otot skelet dan
sendi 30,95,
obat antidiabetik 90,48, dan obat antiinfeksi 100.
3. Berdasarkan identifikasi DRP terkait dengan permasalahan penggunaan antibiotika diperoleh 2 kasus termasuk dalam DRP perlu terapi obat tambahan,
2 kasus termasuk DRP terapi obat tanpa indikasi, 3 kasus termasuk DRP salah obat, 2 kasus termasuk DRP reaksi obat yang merugikan, dan 1 kasus termasuk
DRP dosis terlalu tinggi. 4. Outcome terapi pasien paling banyak dirawat di rumah sakit selama 1–10 hari
sebesar 42,86 dan pulang masih harus menjalani rawat jalan sebesar 66,67.
61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI