VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Tingkat Energi Protein dalam Pakan berpengaruh terhadap konsumsi, pertumbuhan mutlak, efisiensi pakan, dan imbangan efisiensi protein.
2. Pakan C dengan tingkat energi 3200 kkalkg protein 40 memberikan laju
konsumsi yang sama besarnya dengan pakan A 2800 kkal35 dan B 3150 kkal35, dan lebih tinggi dibandingkan D 3600 kkal40, E3600
kkal45, dan F 4050 kkal45. 3.
Pakan C memberikan pertumbuhan mutlak jambal siam yang lebih tinggi dibandingkan pakan B, E, D, dan F, namun tidak berbeda dengan pakan A.
4. Pakan F memberikan efisiensi pakan yang terendah dibandingkan kelima
perlakuan pakan lainnya. 5.
Pakan A, C, dan B memberikan imbangan efisiensi protein pakan jambal siam yang lebih tinggi dibandingkan pakan E, D, dan F.
6.2. Saran
Pakan A 2800 kkal35 dan C 3200 kkal40 dengan tingkat energiprotein DEP 8 kkalg protein dapat digunakan dalam susunan formulasi ransum benih ikan
jambal siam ukuran sekitar 6 g, agar menghasilkan konsumsi, pertumbuhan, efisiensi pakan, dan imbangan efisiensi pakan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Brett, J.R. dan T.D.D.Groves 1979. Physiological energetics dalam W.S. Hoar, D.J. Randall dan J.R. Brett Eds : Fish physiology Vol VIII. Academic Press, New
York. Buwono, I.D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan. Kanisius,
Yogyakarta. 52 hlm. Chen, H.Y. dan J.C. Tsai. 1994,. Optimal Dietary Protein Level for the Growth of
Juvenile Grouper, Ephinephelus malabaricus fed semipurified diets. Aquaculture, 119:265-271.
Cholik, F., Artati dan Rachmat A. 1986. Pengelolaan kualitas air kolam ikan. Dirjen Perikanan. Jakarta. 46 hal.
Chumaidi, S. Ilyas, Yunus, M. Sachlan, A Utami, A. Priyadi, P,T. Imanto, S.T. Hartati, D. Bastiawan, Z. Jangkaru, dan R. Arifusindkk. 1990. Petunjuk teknis Budidaya
Pakan Alami Ikan dan Udang. Puslitbangkan, Jakarta. Effendie, M.I. 1997. Biology Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Hal 93-105. Ensminger, M.E., Oldfield, J.E. dan Heinemann, W.W. Feed and Nutrition. 1990.
Second Edition. The Ensminger Publishing, Co. Gerking dan D. Shelby. 1972. Revised food consumption estimate of bluegill sunfish
poplation in wyland Lake Indiana, USA. Journal of fish biology, 4, 301-308. Grove, D.J., L.G. Loizides dan J.Nott 1978. Satiation amount, frequency of feeding
and gastric emptying rate in Salmmo gairdneri. Journal of fish biology, 12, 507- 516.
Hartadi, H.S., Reksohadiprodjo dan A.D. Thillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. UGM. Yogyakarta.
Halver, J.E. 1988. Fish Nutrition. School of Fisheries University of Washington.
Washington USA. Hepher, B. 1988. Nutrition on pond fishes. Cambridge University Press, Great Britain.
Hoar, W.S., D.J. Randall, dan J.R. Brett. 1979. Fish Physiology Volume VIII.
Academic Press. Inc.
Lan, C.C. dan B.S. Pan. 1993. Invitro Ability Stimulating The Proteolysis of Feed Protein in The Midgut Gland of Grass Shrimp Pennaeus monodon. Aquaculture
109:59-70. Lovell, T. 1988. Nutrition and Feeding in Fish. Auburn University An AVI, Book.
Publishing by Van Nostrand Reinhold. New York. 687 hal. Nematipour, G.R., M.L. Brown, dan D.M. Gatlin III. 1992. Effects of dietary energy
protein ratio on growth characteristic and body consumption of hybrid striped bass. Aquaculture, 107 :359-368.
NRC 1993. Nutrient Requirements of Warm water Fishes and Shelfish. Nutritional Academy of Sciences. Washington DC. 181 hlm.
Peres, H. dan Teles, A.O. 1999. Effect of dietary lipid levels on growth performance and feed utilization by Eropean sea bass juveniles Dicentrarchus labrax
Aquaculture , 179:325-334.
Peter, R.E. 1979. The brain and feeding behavior. Hal 121-159 dalam Fish Physiology
. Vol VIII. Academic Press, New York. Rachmansyah, A., A. Laining, dan A.G. Mangawe. 2000. Pengaruh rasio protein lemak
yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan kerapu bebek Cromileptes altivelis. Prosiding Seminar HAsil Penelitian Perikanan 19992000. Hlm 221-240.
Robinson, E.H., M.H.Lie, dan B.B. Manning. 2001. A Practical Guide to Nutrition. Feeds and Feeding of Catfish 2
nd
. Rev.. Bulletin 1113. Misissipi Agricultural and Foresty Experiment Station, USA. 44 hlm.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta. 245 hal. Vahl , O. 1979. An hypothesis on the control of feeod intake in fish. Aquaculture,
17:221-229. Vidthayanon, C. dan T.R. Roberts. 1991. Systematic revision of the Asian catfish
family Pangasidae, with biological observation and descriptions of three new species. Proc. of the Academy of Natural Sciences of Philladelphia, 143: 97-144.
Wang, J.Q., S.A. Flichinger, K.Be, Y. Liu and H. Xu. 1989. Daily food consumption and feeding rhythm of silver carp Hypophthalmichthys molitrix during fry to
fingerling period. Aquaculture, 83:73-79.
Webster, C.D., L.G. Tiu, J.H. Tidwell, P.V. Wyk, dan R.D. Howerton. 1995. Effect of dietary protein and lipid levels on growth and body consumption of sunshine bass
Morone chrysops x M saxatilis reared in cages. Aquaculture, 49:101-110. Windell, J.T. 1978a. Digestion and the daily ration of fishes. Hal 159-183 dalam
Ecology of fresh water fish production in freshwater fish production S.D. Gerking, eds.. Blackwell Sci. Publ. Oxford.
Hardjamulia, A., T.H. Prihadi dan Subagyo. 1986. Pengaruh Salinitas terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Jambal Siam. Buletin Penelitian Perikanan Darat, 51 : 111-117.
1. Penelitian Laju Pengosongan Lambung dan Pendugaan jumlah konsumsi
a. Jam 08.00 jam ke-0 ikan di dalam seluruh wadah perlakuan diberi makan.
Setelah aktivitas makan berhenti 15 menit kemudian disebut jam ke-0, diambil sampel ikan sebanyak 4 ekor ulangan per- perlakuan untuk
menentukan berat maksimum pakan yang dikonsumsi, ditimbang bobot ikan dan isi saluran pencernaannya. Saluran dan isi saluran pencernaan ikan tersebut
ditampung dalam kertas alumunium foil untuk ditimbang. b.
Setelah sampel ikan uji pertama diambil, sebanyak 5 ekor perwadah untuk sampel A
1
, A
2
, A
3
, A
4
dan A
5
dipindahkan ke stoples beraerasi yang tidak mengandung pakan. Sisa ikan dibiarkan di dalam wadah tsb. tanpa diberi makan,
kemudian diamati setiap 4 jam sekali jam ke-4, jam ke-8, jam ke-12, jam ke-20 dan jam ke-24. Untuk mempermudah pengamatan sampel ikan dimasukkan
dalam kantung plastik, diberi tanda dan disimpan dalam freezer. c.
Setelah pengambilan sampel ikan uji selesai semua, kemudian ikan uji dibedah dan ditimbang bobot ikan, saluran pencernaan, dan isi saluran pencernaannya
dengan menggunakan tingkat analitik Sartorius ketelitian 0,0001 g. Cara pentingkat pakan dengan jalan menimbang seluruh bobot tubuh ikan kemudian
dikonversikan dengan faktor konversi. Sebelum ditimbang, pakan dan ikan tersebut dikeringkan dengan kertas tissue.
d. Jumlah pakan yang dikonsumsi dalam satu kali makan
Jumlah pakan yang ada dalam saluran pencernaan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk sekali makan pada jam ke-0, jam ke-4, jam ke-8, dan jam ke-12 A
, A
1
, A
2
, A
3
. Hasil penimbangan saluran pencernaan dikonversikan ke berat kering pakan yang diberikan. Dengan mengetahui berat pakan yang terdapat pada sampel ikan uji
pertama jam ke-0 berarti dapat diketahui jumlh pakan yang dikonsumsi untuk sekali makan. Pengaruh waktu pemberian pakan terhadap jumlah pakan yang
dikonsumsi dianalisis dengan uji F, sedangkan untuk menguji nilai rata-rata tiap perlakuan percobaan dilakukan uji Berganda Duncan LSR test.
e. Laju pengosongan lambung k.
Setelah mengetahui berat pakan yang terdapat pada sampel ikan uji kedua dst., berarti dapat diketahui nilai At, yaitu jumlah pakan yang ada dalam saluran
pencernaan pada waktu t t = 4, 8, 12, 16, 20, dan 24. Nilai laju pengosongan lambung k dapat diketahui dari rumus Elliot dalam Vahl 1979 :
A
t
= A exp -kt, At = jumlah pakan dalam saluran pencernaan ikan pada saat t,
Ao = jumlah maksimum pakan yang dapat dikonsumsi ikan pada waktu mol.
k = konstanta laju pengosongan lambung, t = waktu.
Pengaruh waktu pemberian pakan terhadap laju pengosongan lambung dianalisa dengan uji F, sedangkan untuk menguji nilai rata-rata perlakuan diuji dengan Uji
Jarak Berganda Duncan LSR test. f.
Interval waktu pemberian pakan t.
Berdasarkan turunan kedua dari persamaan Vt = Ao 1 – exp -kt
3
, yang merupakan pengolahan lebih lanjut dari persamaan Vt = Ao 1 – exp -kt 1 – 2 exp
-k t+a
2
diperoleh rumus interval waktu pemberian pakan :
Rumus t = ln3t. dimana t = waktu makan berikutnya; k= laju pengosongan
lambung. Dengan diketahuinya interval waktu pemberian pakan maka dapat diketahui frekuensi pemberian pakan dalam satu hari.
g. Konsumsi harian pakan D.
Jumlah pakan harian yang dikonsumsi oleh ikan jambal siam dapat ditentukan dari
persamaan Elliot, 1979 : Rumus : D = A 1 – exp-kt 24t.
Elliot, J.M. 1979. Energetics of Freshwater teleost, dalam P.J. Miller Ed : Fish phenology anabolic adaptivenes in teleost.
Academic Press, London. Hal 161-260.
Lampiran 7. Personalia Peneliti
1. Ketua Peneliti:
a. Nama lengkap dan gelar : Kiki Haetami, SPt., MP.
b. Gol. pangkat dan NIP. : III-dPenata Tingkat I132 086 627
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Jabatan struktural : -
e. FakultasJurusan : Perikanan dan Ilmu KelautanPerikanan
f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
g. Bidang Keahlian : Ilmu Nutrisi Ikan
h. Waktu untuk Penelitian : 12 jamminggu
2. Anggota Peneliti I:
a. Nama lengkap dan gelar : Ika Susangka, Ir. MS.
b. Gol. pangkat dan NIP. : III-dPenata Tingkat I130 780 564
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Jabatan struktural : -
e. FakultasJurusan : Perikanan dan Ilmu KelautanPerikanan
f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
g. Bidang Keahlian : Nutrisi Ikan
h. Waktu untuk Penelitian : 8 jamminggu
3. Anggota Peneliti II:
a. Nama lengkap dan gelar : Yuli Andriani, SPi., MP.
b. Gol. pangkat dan NIP. : III-cPenata 132 238 878
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Jabatan struktural : -
e. FakultasJurusan : Perikanan dan Ilmu KelautanPerikanan
f. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
g. Bidang Keahlian : Nutrisi Ikan
h. Waktu untuk Penelitian : 8 jamminggu