Evaluasi Proses Pengembangan Materi

82 Gambar 4.20 Siswa berpedoman dengan modul saat pembelajaran

4.1.1.4 Evaluasi

Setelah selesai melakukan implementasi, peneliti menyebarkan kuesioner hasil implementasi modul kepada siswa dimana hasilnya akan dievaluasi. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk melihat kekurangan dan kelebihan modul yang digunakan oleh siswa saat melakukan uji coba. Peneliti melakukannya agar menyempurnakan modul pembelajaran yang suda dikembangkan oleh peneliti, agar modul sesuai untuk digunakan kelas III SD. Penyebaran kuesioner kepada tujuh siswa kelas III A dilakukan setelah semua kegiatan pembelajaran selesai. Jumlah item kuesioner sebanyak 12 item yaitu 1 Siswa memahami bahasa yang digunakan pada modul pembelajaran, 2 siswa memahami dengan jelas langkah kegiatan pembelajaran, 3 Ukuran dan jenis huruf pada modul pembelajaran dapat siswa baca dengan jelas, 4 Gambar pada modul pembelajaran membuat saya menjadi jelas dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, 5 Warna yang ada pada modul pembelajaran membuat saya tertarik dan membuat siswa semangat untuk belajar, 6 Tampilan pada modul pembelajaran membuat siswa tertarik untuk menemukan pengetahuan sendiri dan tidak membosankan, 7 Isi yang disajikan dalam modul pembelajaran membuat siswa mandiri, 8 Dengan modul pembelajaran membuat siswa lebih 83 aktif dalam pembelajaran, 9 Modul pembelajaran meningkatkan rasa ingin tahu saya, 10 Modul pembelajaran membuat siswa lebih aktif dalam mencari tahu pada saat melakukan uji coba, 11 Modul pembelajaran membuat saya mencari, menemukan sendiri masalah dan kesimpulan dari kegiatan uji coba yang berkaitan dengan lingkungan, 12 Modul pembelajaran membantu saya dalam memecahkan masalah saat melakukan uji coba. Setelah melakukan pengamatan saat implementasi dan penyebaran kuesioner peneliti kemudian mengevaluasi prinsip-prinsip apa saja yang nampak dan yang belum nampak serta kelebihan dan kekurangan modul yang digunakan siswa. Berdasarkan pengamatan selama implementasi prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh peneliti ada yang nampak dan ada pula yang tidak terlalu nampak. Prinsp pertama materi memiliki dampak, yaitu terlihat pada akhir pembelajaran dimana siswa sudah mulai menegur teman mereka saat menggunakan air secara berlebihan. Prinsip kedua materi membantu siswa merasa nyaman terlihat saat siswa mampu mengungkapkan pendapat mereka dan yang lain mendengarkan. Prinsip ketiga materi membantu siswa dalam mengembangkan kepercayaan diri tidak terlalu nampak karena hanya beberapa kali saja siswa mau untuk berbicara di depan siswa yang lain maupun saat menggunakan media. Pada prinsip selanjutnya yaitu prinsip keempat materi relevan terlihat pada materi dan dimana materi tersebut diambil dari kegiatan sehari-hari siswa dan digunakan peneliti berdasarkan permasalahan yang ada dengan sekolah. Dengan materi yang relevan sehingga materi dapan memenuhi prinsip kelima yaitu materi 84 sesuai dengan yang diperlukan dan dapan memfasilitasi siswa, prinsip ini terlihat saat melaksanakan pembelajaran siswa berpedoman dalam melakukan seluruh kegiatan dengan modul dan dapat dilihat pada gambar 4.20. Dengan siswa terfasilitasi kemudian prinsip keenam siswa harus mendapatkan poin yang diajarkan, terlihat dimana saat melakukan evaluasi hampir seluruh siswa menjawab soal atau pertanyaan dengan benar dan mampu menjawab saat terjadi tanya jawab terlihat pada gambar 4.19. Namun pada prinsip ketujuh materi sesuai dengan bahasa peserta didik masih mengalami kekurangan karena beberapa siswa kurang mengerti dengan apa yang harus dilakukan. Pada prinsip kedelapan materi memperhitungkan gaya belajar siswa, terlihat dimana seluruh siswa mampu menggunakan modul yang sama dan mampu berbaur dengan siswa-siswa lain. Selanjutnya adalah prinsip kesembilan materi memberikan jeda berpikir, terlihat dimana siswa terlihat sedang berpikir dan dengan bimbingan peneliti siswa diminta berpikir sejenak tentang pertanyaan-pertanyaan yang ada. Pada prinsip kesepuluh yaitu materi memberi feedback terlihat pada modul yang memberikan evaluasi dan refleksi untuk siswa. Berdasarkan hasil evaluasi dari penyebaran kuesioner, terlihat bahwa modul sudah sangat baik akan tetapi masih ada kekurangan-kekurangan. Berikut ini adalah rekapi penilaian siswa terhadap kualitas modul pembelajaran. Bisa dilihat pada tabel 4.6 berikut. Tebel 4.6 Hasil Penilaiaan Siswa terhadap Kualitas Modul Siswa Penilaian Modul Kriteria 1 3.53 Sangat Baik 2 3.53 Sangat Baik 3 3.83 Sangat Baik 85 Siswa Penilaian Modul Kriteria 4 3.53 Sangat Baik 5 3.53 Sangat Baik 6 3.83 Sangat Baik 7 3.91 Sangat Baik Rerata 3.67 Sangat Baik Berdasarkan tabel 4.6 dengan rata-rata 3,67 dan berpedoman pada tabel 3.14 maka dapat di kategorikan “sangat baik” yang menunjukan bahwa modul ini layak digunakan. Bukan hanya berdasarkan skor saja, tetapi peneliti menerima komentar dari siswa tentang modul materi yang telah digunakan. Dari hasil observasi pada implementasi, beberapa aspek yang terdapat pada lima langkah pendekatan paradigma pedagogi reflektif, sudah diterapkan oleh peneliti. Mulai dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Saat penelitian berlangsung poin emansipatoris seperti humanis, kesadaran kritis, serta menanyakan sistem juga muncul dalam implementasi. Pada saat siswa mengisi evaluasi serta menyampaikan pendapat siswa diberikan kebebasan. Gambar 4.21 Siswa diberi kebebasan menyampaikan pendapat Siswa juga saling menjalin komunikasi tanpa membeda-bedakan latar belakang siswa lainnya. 86 Gambar 4.22 Saling berkomunikasi tanpa membedakan Siswa dan peneliti juga sama-sama menjadi pembelajar dengan adanya dialog dan saling bertukar informasi. Gambar 4.23 Bersama menjadi pembelajar Berdasarkan pada kuesioner hasil implementasi yang disebarkan peneliti, siswa masih merasa belum bisa mengerjakan kegiatan secara mandiri masih ada kesulitan pada bagian praktikum dampak penggunaan air secara berlebihan, siswa masih merasa kurang bisa memahami langkah-langkah praktikum. Hal tersebut baik untuk peneliti karena dapat digunakan dalam memperbaiki modul agar dapat digunakan siswa dengan maksimal dan lebih baik lagi.

4.1.1.5 Revisi

Dokumen yang terkait

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan.

1 1 104

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta.

1 4 135

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

0 0 2

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.

0 3 168

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif yang mengakomodasi group investigation di kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta.

0 0 2

Pengembangan modul cintai lingkungan sekitarmu menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III B SD Negeri Petinggen Yogyakarta

0 1 133

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif

1 1 129

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran materi menghemat air berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IIIA SD Negeri Petinggen Yogyakarta

1 9 131

Pengembangan perangkat dan modul pembelajaran menghemat energi listrik berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas III A SDN Petinggen Yogyakarta

0 1 159

Pengembangan perangkat pembelajaran dan modul materi pelestarian sumber daya alam berdasarkan pendekatan paradigma pedagogi reflektif untuk siswa kelas IV A SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta

0 9 166