Abdy Yuhana, S.H, M.H.

penggalian sejarah mengenai bangsa ini terus dilakukan untuk meluruskan dan untuk menyadari pentingnya sejarah sebagai titik tolak membangun bangsa ini. Yang ia kagumi dari sosok Bung Karno adalah Bung Karno merupakan sosok seseorang luhur dalam mengabdikan hidupnya kepada bangsa ini. Bahkan, ketika Bung Karno membuat suatu rumusan negara, Bung Karno memandang Pancasila berdasarkan perpektif kebudayaan, bukan politik. Bung Karno merumuskan Pancasila hasil dari perasan nilai-nilai luhur kehidupan bangsa Indonesia, termasuk juga dalam ranah kebudayaan yang sangat sekali kental dalam kehidupan rakyat Indonesia waktu itu, bahkan hingga saat ini.

4.1.3 Abdy Yuhana, S.H, M.H.

Abdy Yuhana, S.H, M.H lahir di Indramayu, tahun 1976. Ia adalah seorang mantan aktivis mahasiswa tahun 1996. Terlahir dari keluarga kalangan Partai Nasional Indonesia PNI. Ia telah akrab mendegar banyak cerita tentang Bung Karno, sejak kecil. Pengalaman hidupnya, antara lain, pernah menjabat sebagai wakil ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia KNPI Jawa Barat periode 2004-2007. Ia pun pernah mengeluarkan buku pada tahun 2009, yang berjudul Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945: Sistem Perwakilan di Indonesia dan Masa Depan MPR RI . Hingga kini, ia menjalani karier politiknya sebagai wakil sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP Jawa Barat periode 2010-2015. Ia pun berprofesi sebagai advokat dan memiliki kantor hukum sendiri, yang didirikannya pada 2002, hingga kini. Pertama kali peneliti bertemu Abdy pada kesempatan seminar kebangsaan yang membahas empat pilar kebangsaan Indonesia yang wajib dipertahankan selama negara ini masih berdiri. Ia pun sangat menyambut terbuka ketika peneliti memintanya untuk menjadi informan pada penelitian ini. Pada saat proses wawancara banyak informasi yang peneliti dapatkan darinya. Ia pun mengatakan kepada peneliti bahwa tiga konsensus nasional bangsa Indonesia, yaitu kongres Sumpah Pemuda 1928, pidato lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan suatu hal mutlak mengenai konsep negara Indonesia yang tidak perlu diperdebatkan. Yang ia kagumi dari Bung Karno, adalah pemikiran-pemikirannya hingga saat ini masih sangat relevan. Bahkan, menurutnya, hingga saat ini pemikiran Bung Karno merupakan jendela informasi bagi yang ingin mendalami ihwal kebangsaan. Pemikiran Bung Karno itu mencakup semua ideologi yang ada. Gagasan visi Bung Karno terlihat jauh ke depan. Belum ada pemimpin seperti Bung Karno, bahkan hingga saat ini sekalipun.

4.2 Teks Pidato Pledoi tentang Imperialisme dan Kapitalisme