➝➞ ➟➞ ➠ ➡➢ ➤ ➥➦➧ ➥
➨ ➩➫➭➯ ➲➳➵➸ ➺ ➻
➭ ➲➼ ➽ ➫➾ ➲➚ ➲➳
➪➲ ➭
➾ ➻
➭➯➶ ➵ ➭ ➯ ➲
➭ ➽ ➫➾ ➲➚ ➲➳
➪➻ ➹ ➫➶➘➾
➲➸ ➼ ➫ ➳➸➲➪➲➩
➸ ➲ ➹ ➻
➾ ➽ ➫➾
➲➚➲➳ ➻ ➩
➹ ➼ ➫ ➳➩➲➪➵
➹ ➻ ➹
➴ ➲
➶ ➫➾ ➲
➹ ➷
➻ ➻ ➻
➹➺ ➩
➵➼ ➲ ➺ ➲
➬ ➽➲
➭ ➪➲➳ ➾ ➲
➺ ➩➵
➭➯ ➹ ➫➺ ➫➹ ➼ ➫➳
➯ ➲ ➭ ➚➻
➾ ➼➲➸ ➵
➭ ➩➫
➾ ➲➚➲➳➲
➭ ➮➱ ✃ ➮❐➮➱ ✃
➬ ❒❮❰ ❮
Ï ❮ Ð
❮ ➧ ➥
➧ Ñ ❮
➨ ÒÓ
ÔÕ Ö× ØÒ ÙÒÚ Ò
YANTI
❒Û ❰ Û
➤ Ü Û
➢ Û
➢ Ï ❮
Ð ❮
➧ ➥
➧ Ñ ❮
➨ Ý Þ ßàÝ à
ß Ý á â
Ü ➤
Ûã ➤
❮❰ ➡
ä ➞
➟➥ ➨
Ü åæ ➟ ➥➟➥
➢ ❮æ
ç ➢
Û æÛ ❰ ➥
➝➞➤ ➞➧ ❮æ
➨ Ü åæ
➟ ➥➟➥ ➢
❮æ è
➠ ❰
➞ Ü åæã å
ä ❮ Ð
➞ ❮æ
➡ Û
➧ ➥ ❮
➠ é
❮ ➢ ➞
➠ ä ❮
➧ ➨
ê å
ã ➞➤ ➞
❮æ ➟
❮æ è
➠ ❰
➞ Ü
åæ ➟ ➥➟➥
➢ ❮æ
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Ü å
❰ ë
➥ ❰
ë ➥
æã è
Ü å
❰ ë
➥ ❰
ë ➥
æã è
è
Drs. Hi. Nurdin, M.Si Drs. Darwin Bangun, M.Pd
ìíî ï ðñ ò òóï ô
ï ð ó ñ
òõ ï
òò õ ìíî
ï ðö õ òô õò ï ð ó÷ òõ
ï òòï
2. Mengetahui
øùúûü ý ûþ ûÿ
ü øùúûü
îþ✁✂ þ ü ✄
☎úû✆ ✝ îù
✆ ✝ ✆
✝ ✞
ü í
✟ ✄û
îù ✂ ùú
ü ✠
û ü
☎✁ ÿ ✝
ü ✟
îù ✆ ✝
✆ ✝
✞ ü
✡✞ ✁
✁✄ ✝
Drs. Buchori Asyik, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.Si.
ìíî ï ðöñ
ò ï
òó ï ð ó
ö òõ
ï òò ÷
ìíî ï
ð ñ
òò ó ï
ô ï ð ó
ñ òõ
ï òò õ
☛ ☞✌✍ ☞✎✏✑ ✒✏✌
✓✔ ✕ ✖✗
✘✙✚ ✛✜ ✢ ✖
✣✤✥✦ ✧ ★✩✪✫
✬ ✑ ✭
. Nurdin, M.Si ............................
✮ ✤
✯ ✰ ✦
✱✲ ★
Drs. Yon Rizal, M.Si ............................
✳ ✤
✴ ✵ ✤✥ ✧
✵✲✶ ★
Drs. Darwin Bangun, M.Pd. ............................
✷✔ ✸✙✹ ✺
✚ ✻✺
✹ ✜ ✼✽ ✺ ✾
✿ ✙ ✛✜ ❀
✜ ✺
✚ ❁ ✺
✚ ❂ ✼✗
✜ ✘
✙✚ ❁✖ ❁✖
✹ ✺
✚
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
❃❄✮❅ ❆❇ ❈❉❉ ❊ ❆❋
❆❇ ●❋❉ ❊ ❆
❉❉ ❊
❍ ✧
✯ ✰ ✰ ✧
■ ❏
✦ ■
✦ ✶
❑ ✱✲
✧ ✯
✳✴ ✵
✲▲✶ ✲ ★
❆ ❊
▼ ✤
◆ ✵ ✦
✧ ✵
✲ ❖❉
❆ ❊
P ◗ ❘ ❙❚❙❯
❱ ◗ ❲❳❨
❨ ❩❬❭ ❪❫❴
❵ ❫❪ ❛❜ ❫❝❞❛ ❬
❵❫ ❡❛ ❬ ❵
❛ ❝ ❢
❛ ❣ ❤
❭ ❬ ✐
❤ ❛ ❵
❛ ❥
❛ ❬ ✐ ✐
❛ ❪ ❦❧
❙ ✐ ❭ ❴
❥ ❭
❴ ♠ ♥ ♥
♠
,
♦❛ ❬ ✐
❣ ❩❝
❭ ❤
❛ ❞❛ ❬ ❛ ❬
❛ ❞ ❞ ❩❵❭❛
❵ ❛ ❝❫
❥ ❫
✐ ❛
♣ ❩❝❴ ❛❭ ❵❛ ❝
❛ ❤
❛ ❴ ❛ ❬
✐ ❛ ❬
❡❛ ❤
❛ ❞ q
❩ ❣
❫❬ ❵❛ ❬
◗ ♣❭
❘ ❛ ❝ ❴
❫❬ ❫ r
❨ ❩❬ ❵❫❵ ❫❞
❛ ❬ s t
❝ ❣
❛ ❪ ♦❛ ❬
✐ ❤
❩❝❬❛❜ ❵❫❴ ❩❪❩❴
❛ ❫❞ ❛ ❬
t ❪❩
❜ ❤
❩❬ ❭
❪❫❴ ❛ ❵
❛ ❪ ❛❜
✉ ♠
r q
❩❞ t
❪ ❛❜
❲ ❛ ❴
❛ ❝ ✈
❩ ✐
❩ ❝❫ ✇
① ❛
❣ ❤
❭ ❬
✐ q
❛ ②
❛❜ ❢
❛ ❣
❛ ❡❛ ❬ ❵
❛ ❝
❢ ❛
❣ ❤
❭ ❬
✐ ❴
❩❪❩❴ ❛ ❫
❤ ❛ ❵❛
❥ ❛❜❭
❬ ❦③③
✇r ❦
r q
❩❞ t
❪ ❛❜
④ ❩❬❩❬
✐ ❛❜
❨ ❩❝
❥ ❛
❣ ❛
❳❥ ❛
❣ ❛
✇ ❡ ❛ ❬❵❛ ❝
❢ ❛
❣ ❤ ❭ ❬
✐ ❴ ❩❪❩❴
❛ ❫ ❤
❛ ❵ ❛
❥ ❛❜❭
❬ ❦
③ ③ ⑤ r
✇r q
❩❞ t
❪ ❛❜
④ ❩❬❩❬
✐ ❛❜
① ❩
⑥ ❭
❝ ❭ ❛ ❬
❯ ❝❫❴
❛ ❞ ❥
❫ ❡ ❛ ❬ ❵
❛ ❝ ❢
❛ ❣
❤ ❭
❬ ✐
❴ ❩❪❩❴ ❛ ❫
❤ ❛ ❵❛
❥ ❛❜ ❭ ❬
❦ ③ ③ ♥
r ❨
❛ ❵❛ ❥
❛❜❭ ❬
❦ ③ ③ ♥
,
❤ ❩❬
❭ ❪❫❴
❵❫ ❥
❩❝❫ ❣
❛ ❴ ❩♣
❛ ✐
❛ ❫ ❣
❛❜❛ ❴ ❫❴ ②
❛ ♣❛ ❝
❭ ❵❫
❳ ❬ ❫
⑦ ❩❝ ❴ ❫
❥ ❛ ❴
❢ ❛
❣ ❤
❭ ❬
✐ ❵❫
⑧ ❛ ❞
❭ ❪
❥ ❛ ❴
① ❩
✐ ❭
❝ ❭ ❛ ❬
❵❛ ❬ ◗
❪ ❣
❭ ❨
❩❬ ❵❫❵ ❫❞ ❛ ❬
⑧ ① ◗ ❨
⑨ ❭
❝ ❭ ❴
❛ ❬ ❨
❩❬❵ ❫❵❫❞❛ ❬ ◗
❨q ❨
❝ t✐
❝ ❛
❣ q ❥
❭ ❵ ❫ ❨
❩❬❵ ❫❵❫❞❛ ❬ ⑩ ❞
t ❬
t❣ ❫
❣ ❩❪
❛ ❪ ❭ ❫
⑥ ❛ ❪
❭ ❝
q✈ ④ ❨❯✈ r
❨ ❛ ❵
❛ ❥
❛❜❭ ❬
❦③♠ ❦
,
❤ ❩❬
❭ ❪
❫❴ ❣
❩❬ ✐
❫❞ ❭
❥ ❫
① ❭ ❪❫
❛❜ ①
❩❝ ⑥
❛ ❢
❛ ❤
❛ ❬ ✐
❛ ❬ ①①
❢ ❵ ❩❬
✐ ❛ ❬
❥ ❭
⑥ ❭❛ ❬
q t ❪
t❶ q
❭ ❝
❛ ♣ ❛ ♦❛
,
❡❛ ❪❫
,
⑨ t✐⑥ ❛
,
❵ ❛
❬ ❡ ❛ ❬❵❭ ❬
✐r ❨
❛ ❵❛ ❥
❛❜❭ ❬
❦ ③ ♠
❦ ⑥
❭ ✐
❛ ❤
❩❬ ❭
❪❫❴ ❣
❩❪ ❛ ❞ ❴
❛ ❬ ❛ ❞❛ ❬
① ❭
❪❫ ❛❜
① ❩❝
⑥ ❛
✈ ♦❛
❥ ❛
①①✈ ❵❛ ❬
❨ ❝
t✐ ❝
❛ ❣
❨ ❩❬
✐ ❛ ❪
❛ ❣
❛ ❬ ❢
❛ ❤
❛ ❬ ✐
❛ ❬ ❨
❨ ❢ ❵ ❫
q ④ ❨
✈ ❩
✐ ❩❝❫
❦ ❲
❩❴ ❛
❯ ❛
❣ ❛ ❬
❙ ❴ ❝❫
,
❨ ❭ ❝♣
t ❪❫❬
✐✐ t ❢
❛ ❣ ❤
❭ ❬ ✐
❯ ❫
❣ ❭
❝ r
❨ ❩❬❭ ❪❫❴
❶
❙ ✐ ❭
❴ ❥
❫❬ ❛
❲ ❛
❣ ❛ ♦❛ ❬
❥ ❫
❷ ❸❹❺❸❻❸❹❸
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Pengaruh
Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 20122013. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada. 1.
Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M. S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3.
Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6.
Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan
pikiran, serta memberikan motivasi, arahan, dan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Pembimbing II dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs.Yon Rizal, M.Si., selaku pembahas yang telah meluangkan waktu
dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi, terima kasih atas
ilmu yang diberikan. 10. Ibu Dra. Idawati. M.M selaku Kepala Sekolah SMP Utam 3 Bandar
Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
11. Bapak dan Ibu guru SMP Utama 3 Bandar Lampung yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
12. Ibu, Bapak, Mbak Yeni, Retno, serta semua keluargaku yang telah mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku.
13.
Sahabat-sahabatku Muti, Dewi, Nurul, Ulan, Amel, Arif, Rifky, Arga, dan Wayan yang telah memberikanku semangat, motivasi dan kebersamaannya
selama ini.
14.
Teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya.
15. Teman-teman KKN di Purbolinggo terima kasih untuk kebersamaannya. 16. Rekan-rekan pendidikan ekonomi angkatan 2007, 2008, 2010, 2011, dan
2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amien.
Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,
Agustina Damayanti
❼ ❽
❾❿ ➀➁➂➃➄➅ ➄ ➂➀
➂ ❽
➅ ➆➇ ➆➈
➉ ➊➋ ➆➌➆➍➎ ➏ ➆➐ ➆➋ ➆➑
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat Hamalik: 2004: 79. Dalam
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara .
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM, dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan
meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM
berkualitas sangat penting dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya, perluasan dan pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu
prioritas utama dalam pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan
tingkat dasar, menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun, kemudian diperluas menjadi 9 tahun, sehingga mendorong
masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan. Setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan sampai ke perguruan tinggi
minimal sampai tamat Sekolah Menengah Pertama SMP.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peranan penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa. Upaya
peningkatan mutu lulusan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai pendidik.
SMP Utama 3 Bandar Lampung adalah salah satu sekolah menengah pertama yang beralamat di Jalan Jend.Sudirman 39 Bandar Lampung. Maksud dan tujuan
SMP Utama 3 Bandar Lampung ini adalah turut serta berusaha dan menunjang upaya-upaya pemerintah di bidang pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan
mensejahterakan kehidupan masyarakat dan bangsa.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar terlihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ada beberapa
mata pelajaran yang memiliki hasil belajar yang rendah yang dipelajari oleh siswa kelas VIII di SMP Utama 3 Bandar Lampung, salah satunya adalah mata pelajaran
IPS Terpadu.
Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk
tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari
➒
http:massofa.wordpress.com20101209pengertian-ruang-lingkup- dan-tujuan-ips.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Utama 3 umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu. Sebagai
ilustrasi disajikan data hasil ulangan harian IPS Terpadu Tahun Pelajaran 20122013 sebagai berikut.
➓ ➔→➣↔ ↕➙
➛ ➔➜ ➝ ↔
➞➣↔ ➔➟ ➔➠ ➡↔ ➔➢➤ ➔➢
➛ ➔
➠ ➝➔ ➢ ➥
➦➧ ➓ ➣➠➨ ➔➩
u
➧ ➝
sw
➔ ➫➣↔ ➔
➜ ➭ ➥ ➥
➥ ➧➣ ➯
➣➜ ➲➣➠ ➳ ➔➢
➟ ➝ ↔
➩➝ ➧➵ ➦
➡➲ ➔ ➯ ➔
➸ ➞
➔➢➩➔➠ ➺
➔➯ ➨➻ ➢➤
➓ ➔➼ ➻ ➢
➦➣↔ ➔➟ ➔➠ ➔➢ ➽➾
↕ ➽➚➽➾
↕ ➸
Kelas Nilai
Jumlah Siswa Keterangan
68 68
VIII 1 VIII 2
VIII 3 VIII 4
VIII 5 16
19 20
24 25
14 12
12
6 5
30 31
32 30
30 Kriteria
Ketuntasan Minimum
yang ditetapkan
sekolah adalah 68
Jumlah 104
49 153
Persentase 67,97
32,03 100
Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil ulangan harian pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimum KKM yaitu 68 sebanyak 49 siswa dari 153 siswa atau sebanyak 32,64, artinya hanya sebesar 32,64 siswa yang dapat mencapai daya
serap materi. Sedangkan, sebanyak 104 siswa atau 67,97 yang belum mencapai
daya serap materi. Kenyataan tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Utama 3 Bandar Lampung
Tahun pelajaran 20122013 masih rendah.
Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah 2002: 18 yang menyatakan apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65 dikuasai oleh siswa maka
prosentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII di SMP Utama 3 Bandar
Lampung Tahun pelajaran 20122013 belum dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran IPS Terpadu secara optimal sehingga KKM tidak tercapai.
Sementara menurut Djamarah dan Zain 2006: 121 untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.
1. Istimewamaksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat
dikuasai oleh siswa 100. 2.
Baik sekalioptimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76 - 99.
3. Baikminimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60 -
76. 4.
Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa yaitu kurang dari 60. Hasil belajar siswa merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam dunia
pendidikan. Hasil belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas yang telah dilakukan, hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar, hasil belajar yang dicapai oleh siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda dan untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana
yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa faktor intern dan
faktor yang terdapat dari luar diri siswa faktor ekstern. Menurut Slameto 2003:54, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
1. faktor-faktor internal a. jasmaniah kesehatan, cacat tubuh
b. psikologis intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan
c. kelelahan 2. faktor-faktor Eksternal
a. keluarga cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar
belakang kebudayaan b. sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disipin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas
rumah
c. masyarakat kegiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar tersebut ada yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Melalui penelitian ini akan dikaji dua
faktor yang diduga kuat mempengaruhi hasil belajar yaitu minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah.
Minat belajar adalah sesuatu yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh pada hasil belajar. Minat yang besar atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu
merupakan modal besar untuk mencapai tujuan. Minat dalam arti sederhana merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk tertarik atau menyenangi
sesuatu. Minat juga merupakan ketertarikan kepada sesuatu yang mampu
dijadikan dorongan untuk melakukan suatu aktivitas sehingga mencapai hasil yang maksimal. Minat ini antara lain dapat dikembangkan dengan cara-cara
sebagai berikut. a.
Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. b.
Menghubungkan dengan adanya persoalan yang lampau. c.
Memberi kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik. d.
Menggunakan berbagai macam bentuk belajar Sardiman, 2008: 93.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Utama 3 Bandar Lampung, minat belajar siswa dapat dikatakan rendah. Hal ini dapat terlihat
selama proses belajar mengajar berlangsung, di mana hanya sebagian siswa yang memperhatikan penjelasan dan membuat ringkasan materi yang disampaikan oleh
guru yang bersangkutan. Siswa juga terlihat pasif selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga interaksi antara guru dan siswa juga sangat rendah.
Selain minat belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan belajar di sekolah yang kondusif,
aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, yang bersih dan sehat, serta kegiatan yang terpusat pada peserta didik
merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di sekolah dan wawancara langsung dengan beberapa siswa menunjukkan, lingkungan belajar di sekolah
kurang kondusif, kegiatan belajar masih terpusat pada guru sehingga cenderung pasif dan tidak terlihat optimismenya dalam belajar yang minim menjadikan siswa
kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul:
➪➶➹➘➴ ➷➬➮ ➱ ✃➹
➴ ❐ ❒ ➶
❮➴ ❰➴ ➷ Ï➴ ➹
Ð ✃➹➘Ñ➬➹➘➴ ➹ ❒ ➶
❮➴ ❰ ➴
➷ Ï ✃
Ò ➶Ñ Ó❮➴ ➮
Ô ➶➷➮ ➴ Ï➴ Õ
Ö➴ × ✃ ❮
❒➶ ❮➴
❰ ➴ ➷
Ø ➪ Ò
Ô ➶➷Õ ➴ Ï ➬
Ò ✃×
w
➴ Ù ➶
❮➴ × Ú
Ø Ø Ø Ò➱ ➪
Û ❐➴
Ü ➴
Ý ❒➴ ➹
Ï➴ ➷
Ð➴ Ü
Õ➬➹➘ Ò ➶
Ü ➶×
❐ ➶➷ Þ
➴ ➹❰✃
❮ Ô ➴ ➮➬➹
➪➶ ❮➴
❰ ➴
➷ ➴ ➹
ßà á ßâßà á Ýãä
❒ ã
Ø Ï ➶➹
❐ ✃
å ✃Ñ
➴ × ✃ ➱ ➴ ×
➴ ❮ ➴
➮
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII.
2. Rendahnya minat belajar siswa kelas VIII.
3. Siswa kelas VIII kurang memperhatikan penjelasan materi yang diberikan
oleh guru. 4.
Kurangnya keaktifan belajar siswa kelas VIII. 5.
Lingkungan belajar di sekolah yang kurang kondusif. 6.
Masih sedikitnya siswa yang tidak mempunyai Lembar Kerja Siswa LKS dan buku paket sehingga menghambat kegiatan belajar.
7. Kurangnya interaksi antara siswa dengan guru selama proses pembelajaran.
8. Banyak siswa yang belajar hanya pada saat mendekati ulangan.
æã ➪➶
Ü ç
➴ ❐➴ ×
➴ ➹ ➱ ➴ ×
➴ ❮➴ ➮
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah minat belajar X
1
, lingkungan belajar di sekolah X
2
, dan hasil belajar IPS Terpadu Y.
èé êëì
ë í î ï
ðî í
î ñî ò
1. Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013?
2. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013?
3. Apakah ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah
terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013?
ó é
ô ë
õ ëî ï
ö÷ ï
÷ ñ
øù ø î ï
Penelitian ini bertujuan. 1.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar
Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013? 2.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII
SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013? 3.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa
Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013?
úû üýþ ÿ
✁ ✁ ✂ý
ý✄☎✆☎ ✁
Adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.
✝ û ✞ý✟ ✁✠✁
✆ý ✡ ✠ ☎✆☎ ☛
a. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
b. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima dibangku kuliah
c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam megembangkan penelitianya.
☞ û ✞ý✟ ✁✠✁
✌ ✠✁✍ ✆ ☎ ☛
a. Siswa sebagai salah satu cara untuk mengetahui presentase pengaruh minat dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20122013?
b. Guru sebagai mediasi memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dengan memiliki literatur serta mendukung kegiatan budaya
membaca. c. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan referensi untuk mengatasi
permasalahan yang dialami peserta didik, dan bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.
✎✏ ✑✒✓ ✔✕
✖ ✗ ✔✕ ✘✒✙
✚✛ ✔ ✛✜✗✢✗✓
✔
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut.
✣ ✏ ✤ ✥✦
✛✘ ✚✛ ✔
✛✜✗✢✗✓ ✔
Ruang lingkup objek penelitian adalah minat belajar X1, lingkungan belajar di sekolah X2, dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu Y.
✧ ✏ ★✒ ✥✦
✛✘ ✚✛ ✔
✛✜✗✢✗✓ ✔
Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.
✩ ✏ ✪✛ ✫
✙✓✢ ✚✛ ✔
✛✜✗✢ ✗✓ ✔
Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Utama 3 Bandar Lampung.
4
✏ ✬✓✘✢✒
✚✛ ✔ ✛✜✗✢✗✓ ✔
Ruang lingkup waktu penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 20122013.
✭ ✏
✮ ✜ ✫
✒ ✚✛ ✔
✛✜✗✢ ✗✓ ✔
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya bidang studi IPS Terpadu.
✯ ✯ ✰
✱✯ ✲✳✴✵✴ ✲ ✶
✵ ✷✱✴ ✸✴✹ ✸✺ ✻
A
✲✼ ✸
A
✶ ✯ ✸
✯ ✻ ✹
✽
A
✲ ✾✯ ✶
✿ ✱ ✺ ✷ ✯ ✷
A
✰ ✱❀❁❂
a
❃
a
❁ ✶❃
❄ ❅
a
❆
a
Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang
mendasar dalam penelitian, semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya, semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi.
1
✰ ✾
a
❄ ❀❇
b
❈ ❇
a
❂
a
❉
Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil
yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami
pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.
Belajar merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan
dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri Trianto 2010:16. Belajar dapat diartikan juga
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya Hamalik, 2004:28. Djamarah 2002: 13 mengemukakan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Percival dan Ellington dalam Daryanto 2010: 59 mengungkapkan
❊
belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang
diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat
kematangan fisik, mental, dan tendensi yang belajar .
Menurut Hamalik 2004: 27, Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman . Belajar juga merupakan suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara- cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu
usaha sungguh-sungguh dengan menggunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indera, otak, atau bagian tubuh yang lainnya.
Setiap individu pasti mengalamai proses belajar. Belajar dapat dilakukan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun orang tua, dan akan
berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan di sekolah belajar merupakan kegiatan yang pokok yang harus dilaksanakan. Tujuan pendidikan akan tercapai
apabila proses belajar dalam suatu sekolah dapat berlangsung dengan baik, yaitu proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam prosses pembelajaran.
Slameto 2010: 2 mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berikut ini ciri-ciri perubahan tingkah laku menurut Slameto
2010: 2. 1.
Perubahan terjadi secara sadar. 2.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3.
Perubahan dalam belajar bersifat psoitif dan aktif. 4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memiliki
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Dalyono 2005: 51-54 mengemukakan prinsip-prinsip dalam belajar adalah sebagai berikut.
1. Kematangan jasmani dan rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani
dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat
untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.
2. Memiliki kesiapan Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan
kemampuan yang cukup, baik fisik, mental, maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya.
4. Memiliki kesungguhan Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya.
Belajar tanpa kesungguhan akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. 5. Ulangan dan latihan
Prinsip yang juga tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar apa yang dipelajari dapat meresap dalam
otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar untuk dilupakan.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan
cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil
belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran
dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya Djamarah, 2002: 25.
Sukmadinata 2007: 102 mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 3 hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar
sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-
tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-
lain, adapula faktor yang harus diterima apa adanya seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain Suhardjono dalam Arikunto, 2006: 55.
Menurut Darsono 2000: 26-27 pencapaian hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh bebarapa faktor yaitu sebagai berikut.
a. Kesiapan belajar Kesiapan belajar merupakan kondisi awal kegiatan belajar baik kesiapan fisik
maupun kesiapan psikologis. b. Motivasi
Motivasi merupakan motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
c. Keaktifan siswa Siswa yang melakukan belajar adalah siswa yang harus aktif dan tidak boleh
pasif. Dengan bantuan guru siswa harus mampu mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
d. Mengalami sendiri Siswa hendaknya tidak hanya tau secara teoritis, tetapi juga secara praktis
sehingga akan diperoleh pemahaman yang mendalam. e. Pengulangan
Agar materi semakin mudah di ingat perlu diadakan latihan yang berarti siswa mengulang materi yang dipelajari.
f. Balikan dan penguatan Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru.
Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil untuk melakukan sesuatu perbuatan belajar.
Menurut Slameto 2003: 54-60 faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1. Faktor internal faktor dari dalam diri siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a Faktor jasmaniah 1 Faktor kesehatan
2 Faktor cacat tubuh b Faktor psikologis
1 Intelegensi 2 Bakat
3 Minat 4 Kematangan.
c Kesiapan. Faktor kelelahan 1 Faktor kelelahan jasmani
2 Faktor kelelehan rohani 2. Faktor ekstern faktor dari luar diri siswa
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni: a Faktor keluarga
1 Cara orang tua mendidik.
2 Relasi antar anggota keluarga 3 Suasana rumah
4 Keadaan ekonomi keluarga
b Faktor sekolah 1 Metode mengajar
2 Kurikulum 3 Relasi guru dengan siswa
4 Relasi siswa dengan siswa 5 Disiplin sekolah
6 Alat pelajaran 7 Waktu sekolah
8 Standar pelajaran diatas ukuran 9 Keadaan gedung
10 Metode belajar 11 Tugas rumah
c Faktor masyarakat 1 Kesiapan siswa dalam masyarakat
2 Massa media 3 Teman bergaul
4 Bentuk kehidupan masyarakat
Djaali 2008: 99 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Internal yang berasal dari dalam diri a Kesehatan
b Intelegensi c Minat dan motivasi
d Cara belajar
2. Faktor Eksternal yang berasal dari luar diri a Keluarga
b Sekolah c Masyarakat
d Lingkungan
Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada
umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk yaitu peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya
atas prilaku yang diinginkan dan mereka mendapatkan bahwa prilaku yang
diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan.
Penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas.
❋● ❍ ■❏
❑ ▲▼◆❖P◗
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu- ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah
yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial
Diah Harianti, 2006:7.
Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia:
a. Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi,
sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudah dipelajari.
b. Nu man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi
pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b mempertautkan dan memadukan bahan aneka
cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
c. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi social.
d. Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah hubungan manusia hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan
bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.
❘❙ ❚
t
❯❱ ❲❲ ❳❨ ❩ ❩
❬ ❭ ❨ ❪ ❫❬ ❴ ❵ ❯❴
❛ ❩ ❩
❪ ❜ ❬ ❳ ❲
❝ ❞❡ ❞ ❲ ❡❝
❲❞❢ ❲❯ ❛ ❣❤❛
rt
✐ ❨
❣ ❥ ❴
❦❨ ❣❤ ❥❧ ✐❣ ❤ ♠ ❦❯❥ ❵❨ ❣❥
t
❦ ♥
u
❨ ❣❥ ✐❯❩ ❲ ♦
Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek
praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan
masing-masing.
♣q r st✉✈
✇①② ✉③ ✉④
Minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat pada sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha
dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Usaha yang dilakukan terjadi karena adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Jadi,
minat merupakan penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan.
Minat adalah hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin kuat pula minatnya. Menurut Sudarsono
2003: 28 menyatakan bahwa minat merupakan sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau
bernilainya kegitan tersebut.
Menurut Sardiman 2008: 76 minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan tersendiri. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk
mencapai tujuan.
Minat belajar menurut Djaali 2008: 121 adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minatnya.
Minat merupakan suatu yang dapat dikembangkan pada dasarnya untuk menyadari dalam diri siswa, jika siswa sudah sadar bahwa belajar merupakan alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, maka belajar akan membawa kemajuan pada dirinya dan akan bersemangat dalam mempelajarinya.
Kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik apabila ada pemusatan perhatian terhadap pelajaran dan salah satu yang menyebabkan terpusatnya perhatian adalah
minat belajar siswa. Begitu pula sebaliknya, bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada
daya tarik baginya.
Hubungannya dengan kegiatan belajar IPS Terpadu, minat menjadi motor penggerak untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa minat tujuan belajar
tidak akan tercapai khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Salah satu faktor
yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam belajar adalah tidak adanya minat terhadap pelajaran tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat dalam belajar adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman sebelumnya, siswa tidak akan mengembangkan minatnya
terhadap sesuatu jika merasa belum pernah mengalaminya. 2.
Konsepsinya tentang diri, siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu
dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.
3. Nilai-nilai, minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh
orang-orang yang berwibawa. 4.
Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami oleh anak- anak menarik minat mereka.
5. Tingkat keterlibatan tekanan, jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa
tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi.
6. Kompleksitasan materi pelajaran, siswa yang lebih mampu secara intelektual
dan fleksibel secara psikologi lebih tertarik kepada hal yang lebih komplek Rahim, 2007: 28-29.
Menurut Slameto 2003: 58 siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri- ciri sebagai berikut.
1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. 2.
Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. 3.
Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. 4.
Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. 5.
Lebih menyukai sesuatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. 6.
Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas atau kegiatan.
Loekmono, mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu:
1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata
pelajaran. 2.
Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan pribadi. 4.
Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman. 5.
Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu
⑤⑥
t
⑦ ⑧⑨ ⑨
w w
w
⑩❶ ❷ ❸ ❹❷ ❺❷ ❻❼⑩ ❽❾❿⑨➀ ➁➂➀ ⑨
➂ ➀⑨⑦ ➃ ❺➄➃
rt
➅❷ ❺ ➆
❿➅ ❺❷⑥ ➆ ➇
➃ ➈
❷ ❹❷ ❸ ➆ ❶ ➅
sw
❷ ➆
❿➃ ❺ ❼❸ ❼ ⑥⑩
⑤ ⑥❿
➈➉ ⑩
Hal terpenting dalam kegiatan belajar adalah membangkitkan minat terhadap semua mata pelajaran yang dihadapinya. Jika minat tersebut dapat ditimbulkan
maka kegiatan belajar akan lebih baik dan berhasil. Minat dapat dibangkitkan dengan berbagai macam cara, misalnya dengan melengkapi fasilitas belajar dan
nasihat atau dorongan yang dapat membangkitkan minat siswa.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan pengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa.
1. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu serta menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.
2. Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang
sudah diketahui banyak siswa. 3.
Menggunakan insentif sebagai alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukan atau yang tidak dilakukan
dengan baik Slameto, 2010: 181.
Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut Sudarnono, 1994, yaitu :
1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.
2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.
3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.
4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.
5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.
6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.
7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.
➊ ⑤ ⑥
t
⑦ ⑧
⑨⑨
w w
w
⑩❶ ❷ ❸
❹❷ ❺
❷ ❻❼
⑩ ❽❾
❿⑨➀ ➁
➂ ➀⑨➂➀ ⑨⑦➃ ❺ ➄ ➃
rt
➅❷ ❺
➆ ❿➅ ❺
❷ ⑥ ➆ ➇
➃ ➈
❷ ❹❷ ❸ ➆❶ ➅
sw
❷ ➆
❿➃ ❺❼ ❸ ❼⑥⑩ ⑤⑥❿
➈➉ ⑩
Proses belajar akan berjalan dengan lancar apabila ada minat. Guru harus mampu membangkitkan minat siswa dalam menerima pelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan baik. Beberapa macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik yaitu.
1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan
pelajaran. 3. Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang
baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. 4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar dalam konteks perbedaan
individual anak didik Djamarah. 2002: 133.
Apabila minat belajar telah dimiliki oleh siswa, diharapkan aktivitas pembelajaran akan berlangsung dengan lancar, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik,
dan hasil yang diperoleh dari proses belajar juga akan semakin baik. Hasil belajar yang baik menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa minat belajar IPS Terpadu merupakan perhatian, rasa suka, ketertarikan seorang siswa terhadap belajar yang
ditunjukkan melalui keantusiasan dan keaktifan dalam mempelajari pelajaran IPS Terpadu. Apabila minat siswa positif terhadap pelajaran IPS Terpadu, maka siswa
akan belajar lebih giat dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajarnya. Sebaliknya, tanpa minat yang tinggi siswa tidak akan mungkin melakukan sesuatu
sehingga akan berpengaruh terhadap menurunnya hasil belajar.
➋➌ ➍ ➎➏➐➑➒ ➏➐➓ ➏
➔ →➣➓↔ ➓↕ ➙ ➎
➛ → ➑➜ ➣➓➝
Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan karena manusia tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan. Manusia
dan lingkungan memiliki suatu pengaruh yang timbal balik. Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau
manusia. Menurut Dalyono 2007: 129 lingkungan mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis,
psikologis, maupun sosio-kultural.
Menurut Hamalik 2004: 195 lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu aspek penting keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah penciptaan kondisi pembelajaran yang efektif. Kondisi
pembelajaran efektif adalah kondisi yang benar-benar kondusif, kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran, serta kelangsungan proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapar dicapai. Hal yang dapat dilakukan guru untuk kondisi tersebut adalah penciptaan lingkungan belajar.
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal yang utama,
yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa nyaman di
sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan atau keterpaksaan.
Lingkungan belajar fisik di sekolah terdiri dari sarana dan prasarana sekolah berupa ruang kelas, kebersihan ruang kelas, meja, kursi, suasana di sekolah, dan
lain-lain. Sedangkan lingkungan belajar sosial di sekolah berupa interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara siswa dengan guru, interaksi antara siswa
dengan staf tata usaha, interaksi antara siswa dengan warga sekolah.
Menurut Indra Djati Sidi 2005: 148 Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan . Lingkungan tersebut dapat
meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan belajar perlu ditata semestinya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang pertama sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang
baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran, dan kurikulum.
Kondisi lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah
bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang
baik, adanya teman, dan keharmonisan diantara semua personil sekolah Hakim, 2000: 18.
Lingkungan belajar yang efektif, dapat membuat siswa akan menjadi lebih produktif. Hal ini digambarkan dengan kemudahan para siswa dalam berpikir,
berkreasi, juga mampu belajar secara aktif karena lingkungan belajar yang sangat mendukung, sehingga timbul ketertarikan dan kenyamanan pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan seorang siswa yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak
baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas
dan membosankan, sehingga timbul rasa tidak semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar di karenakan
suasana lingkungan tidak kondusif dan efektif.
Menurut Slameto 2003: 65-69 aspek-aspek lingkungan sekolah meliputi. 1. Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara baik, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan juga siswa merasa jauh dari guru, sehingga
segan untuk berpasrtisipasi aktif dalam belajar
2. Relasi siswa dengan siswa Bila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat, maka jiwa
kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Untuk itu menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
3. Disiplin sekolah Peraturan sekolah yang tegas dan tata tertib membantu kedisiplinan siswa
dalam menjalankan kegiatan belajar. 4. Sarana belajar
Sarana belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa, dan membuat siswa lebih semangat
dalam belajar.
Lingkungan belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran,
sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan
kejenuhan dan rasa bosan Majid, 2007: 165. Lingkungan belajar kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut.
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat
dalam melakukan tugas pembelajaran. 2.
Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. 4.
Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama
antara peserta didik dan guru. 7.
Mengembangkan evaluasi pembelajaran yang menekankan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri Majid, 2007:
165-166.
Ciri-ciri lingkungan belajar yang baik di sekolah yaitu lingkungan belajar yang efektif dan kondusif yang merupakan keharusan bagi terbangunnya lingkungan
belajar. Lingkungan belajar yang diharapkan yaitu. 1.
Terciptanya disiplin sekolah yang mendorong terbentuknya disiplin belajar. 2.
Siswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan pengembangan. 3.
Terciptanya rasa nyaman di sekolah untuk belajar. Rasa nyaman ini akan timbul jika segenap komponen pendidikan yang ada memberi pelayanan
kepada peserta didik dengan kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan. Di samping itu, keberhasilan lingkungan belajar juga merupakan unsur penting
bagi terciptanya rasa nyaman ini.
4. Tersedianya buku-buku dan sarana pembelajaran yang lain yang memadai.
5. Keteladanan guru sebagai masyarakat terpelajar.
6. Kinerja profesional guru yang terandalkan; mereka mampu memberi sugesti
kepada anak didiknya. 7.
Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan direspon oleh peserta didik secara antusias.
8. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara
objektif.
➞ ➟ ➠
t
➡ ➢
Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar on Agustus 2009.google.com.
Lingkungan belajar di sekolah mempunyai andil dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Pada saat di sekolah siswa berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya seperti teman, guru, dan anggota sekolah yang lain. Siswa di sekolah lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, maka situasi yang
dinamis sangat diharapkan agar dapat mewujudkan hubungan yang harmonis diantara siswa yang menjadi anggotanya dan akan terwujud kerjasama atau
persaingan yang sehat antar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah kesatuan ruang atau kondisi yang digunakan untuk
perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan proses belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Kondisi lingkungan sekolah
yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang maksimal.
➤➥ ➦➧➨➩ ➫➭➯➲
➳ ➵ ➨
a
➸
B
➧➺
a
➻
a
➭ ➼
a
➨ ➽ ➵
➨➩ ➾➯➨➩ ➫➨
B
➧➺
a
➻
a
➭ ➼➵
➚➧➾➪➺
a
➲ ➶➧➭➲
a
➼
a
➹ ➘
a
➴ ➵ ➺
B
➧➺
a
➻
a
➭
Djaali 2008: 99 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Internal yang berasal dari dalam diri
a. Kesehatan b. Intelegensi
c. Minat dan motivasi d. Cara belajar
2. Faktor Eksternal yang berasal dari luar diri
a. Keluarga b. Sekolah
c. Masyarakat d. Lingkungan
➷➬ ➮➱✃❐ ❒❮❰Ï
Ð Ñ ✃ ❒Ò
Ó➱ Ô❒Õ ❒❮ Ò➱❮Ï ❒Ö ❒×
Ø ❒Ù Ñ Ô
Ó ➱ Ô❒Õ ❒
❮
Hasil belajar adalah salah satu tolok ukur keberhasilan pada suatu lembaga pendidikan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas yang tercermin dari nilai
yang diperoleh pada setiap mata pelajaran. Keberhasilan belajar dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor biologis
kondisi umum jasmani dan faktor psikologis intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah minat belajar. Apabila seseorang menaruh minat pada sesuatu, maka orang
tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Minat belajar bagi siswa dikatakan penting karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran
tertentu akan mempelajari mata pelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti mata pelajaran tersebut bahkan
dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Namun sebaliknya jika siswa tidak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu maka sulit bagi siswa untuk
dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
ÚÛ ÜÝÞß àáâã
ä åÞß æ âÞß
à Þ
çÝ èàé àá êå
ë Ý æì èà
ã íÝáã à
ê àî ï àð
å è ç Ý èà
é àá
Tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran adalah bertambahnya pengetahuan dan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Selain itu
juga, peserta didik diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan usaha yang maksimal agar
tujuan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah lingkungan belajar. Dua hal yang termasuk ke dalam lingkungan belajar di
sekolah, yaitu lingkungan fisik yang meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, serta lokasi di mana
sekolah itu berada. Misalnya, apabila sekolah itu berada di dekat terminal atau pasar, tentu saja akan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Lingkungan psikologis juga mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah, misalnya hubungan siswa dengan siswa lain yang kurang harmonis dapat
menyebabkan perselisihan dan persaingan secara tidak sehat sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran di sekolah.
Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi siswa, karena dalam kehidupan sehari-hari siswa akan jauh lebih banyak bergaul dengan
lingkungan di mana siswa tersebut berada yaitu sekolah
.
Lingkungan belajar di sekolah diduga mempengaruhi hasil belajar karena dengan lingkungan belajar
yang kondusif, siswa akan lebih produktif dalam proses pembelajaran, siswa dapat lebih mudah dalam berpikir, berkreasi, dan berkonsentrasi dalam kegiatan belajar
mengajar. Lingkungan belajar di sekolah sangat penting dalam proses belajar mengajar karena diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yaitu perbaikan
pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar.
ñò ó
a
ô õö ÷øùø öõ
ú õ
a
ù û üùý
þ ø ö
ø ÿ ü ù
Hasil penelitian yang membahas pokok permasalahan yang ada kaitannya dan hampir sama dengan penelitian ini, yaitu penelitian seperti yang terlihat pada tabel
berikut.
ab
ø ö
2
ò ó
a
ô õö ✁øùø öõ
ú õ
a
ù û üùý
✂ ø ö
ø ÿ ü ù ò
Tahun Nama
Judul Hasil
2006 Erni Ratna
Wati Pengaruh Persepsi
Siswa Tentang Kompetensi Guru dan
Minat Belajar Akuntansi Terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun
Ajaran 20052006 Menyatakan bahwa
ada pengaruh minat belajar Akuntansi
terhadap prestasi belajar Akuntansi
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pringsewu
Tahun Ajaran 20052006 yang
ditunjukkan dengan koefisien korelasi R
= 0,789 korelasi tinggi dan koefisien
determinasi R
2
= 62,25.
2008 Marlia
Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah
Dan Cara Belajar Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
Semester Ganjil SMK Arjuna Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 20082009.
Menyatakan bahwa ada pengaruh
lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil
belajar ekonomi kelas X SMK Arjuna
Bandar Lampung tahun pelajaran
20082009. Hal ini ditunjukkan dengan
koefisien korelasi R 0,599 dan koefisien
determinasi R
2
sebesar 0,359. 2010
Melphi Puspitasari
Pengaruh minat belajar ekonomi dan
lingkungan belajar di sekolah terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa kelas X
SMU YP Unila Bandar Lampung tahun
pelajaran 20082009 Ada pengaruh
lingkungan belajar di sekolah terhadap
prestasi belajar ekonomi kelas X SMU
YP Unila Bandar Lampung tahun
pelajaran 20082009. Hal ini ditunjukan
dengan t
hitung =
7,049 t
tabel =
1.973 dengan koefisien korelasi r
0,462 dan koefisien determinasi r
2
sebesar 0,214 yang berarti
prestasi belajar ekonomi dipengaruhi
oleh lingkungan belajar di sekolah sebesar
21,4.
✄☎ ✆✝ ✞
a
✟✠ ✡
a
☛☞ ✡ ☞ ✞
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini ada tiga variabel yang masing- masing terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Kedua variabel
bebas tersebut adalah minat belajar X
1
dan lingkungan belajar di sekolah X
2
, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar Y.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan banyak faktor, diantaranya minat belajar. Minat belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara
aktif dan penuh tanggung jawab. Siswa akan mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran apabila dalam proses belajar mengajar siswa tersebut
memiliki minat belajar yang tinggi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik. Tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang kurang kondusif akan membuat tingkat
konsentrasi siswa menjadi terganggu dan siswa merasa tidak nyaman untuk belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak memenuhi tujuan
yang diharapkan. Pada akhirnya, lingkungan belajar yang kurang kondusif dan kurang minat belajar dalam diri siswa akan menyebabkan hasil belajar siswa tidak
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dugaan adanya pengaruh antara minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa dapat digambarkan
sebagai berikut.
R
Gambar 1. Paradigma Pengaruh Minat Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII
Semester Ganjil SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013.
✌ ✍✎✏✑ ✒✓✔✏✕ ✏✖
✗
X
1
✘
✙
a
✚ ✍✔
B
✓✔
a
✕
a
✖ ✗
Y
✘ ✛
✍✎ ✜✢✣
✎ ✜
✏ ✎
b
✓✔
a
✕
a
✖ ✤ ✍
✚ ✓ ✢
✥ ✔
a
✦ ✗
X
2
✘
✧★ ✩ ✪✫✬✭✮✯ ✪
✯
Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah.
1. Ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS
Terpadu kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013.
2. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013.
3. Ada pengaruh minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013.
✰ ✰ ✰ ✱
✲✳ ✴ ✵✶ ✵✷ ✵✸✰ ✹✳ ✺
✳ ✷✰ ✴✰ ✻✺
✻ ✱
✲ ✼
t
✽✾ ✼ ✹
✼
n
✼
l
✿
t
✿❀❁
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan
❂ ❃ ❄❅ ❆
❇ ❈❉❊
t
❅
dan surv
❋
y . Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain.
Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Nawawi, 2003:63.
Pendekatan ex post facto adalah pendekatan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut Sugiono, 2008:7. Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data
dari tempat tertentu yang alamiah bukan buatan, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,
test, wawancara terstruktur dan sebagainya Sugiono, 2008:12.
Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan simple random sampling. Tipe penyelidikan menggunakan regresi linear
sederhana untuk menguji hipotesis pertama dan kedua serta untuk memperoleh
● ❍
signifikansi digunakan uji t. Sedangkan hipotesis ketiga digunakan regresi linear multiple dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F.
■❏ ❑
o pu
l
▲ ▼ ◆ ❖
▲ P ◗
▲ ❘
p
❙
l
❚ ❏
❑
o pu
l
▲ ▼ ◆
Menurut Sugiono 2008:117 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya . Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013 sebanyak 153 siswa yang terbagi dalam 5 kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
❯▲ ❱❙
l
❲❏ ❳❨
m l
▲ ❩ ◗❙
lu r
u
❩ ◗◆
sw
▲ ❬❙
l
▲ ▼
❭❪ ❪ ❪ ❖◆
◗ ❫❑
❴
t
▲
m
▲ ❲
■ ▲ P ❖
▲ ❵ ❛▲ ❘
pu n
❜ ❯▲ ❩
u n
❑ ❙
l
▲ ❝▲
r
▲ P ❞ ❡
❚ ❞ ❢❞ ❡
❚ ❲
No Kelas
Laki-Laki Perempuan
Jumlah 1
VIII 1 19
11 30
2 VIII 2
17 14
31 3
VIII 3 19
13 32
4 VIII 4
17 13
30 5
VIII 5 17
13 30
Total 89
64 153
Sumber: TU SMP Utama 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013
❞ ❏ ◗
▲❘
p
❙
l
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Menurut Sugiyono 2010: 118 sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus T.Yamane sebagai berikut:
❣
N n =
N.d
2
+ 1 Keterangan:
n= Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d
2
= Presisi yang ditetapkan Sugiono, 2008:65
Dengan populasi 153 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:
153 n =
= 110,669 dibulatkan menjadi 111 1530,05
2
+1
❤✐ ❥ ❦
k n
ik
❧♠ ♥
p lin
♦
Teknik pengambilan sampel yang menggunakan Simple Random Sampling dengan alokasi proporsional untuk tiap kelas. Berikut adalah tabel yang
menunjukkan hasil alokasi perhitungannya.
❥ ♠ ♣
❦
l
q ✐
r ❦
r
st
tu n
♦♠ ✉
✈
u m
l
♠ s
✇ ♠
m p
❦
l u n
tu k
m
♠ ✇ t
n
♦
-m
♠ ✇ t
n
♦ ①
❦
l
♠ ✇
Kelas Perhitungan
Pembulatan Persentase
VIII 1 30153 x 111 = 21,7
22 19,82
VIII 2 31153 x 111 = 22,4
22 19,82
VIII 3 32153 x 111 = 23,2
23 20,72
VIII 4 30153 x 111 = 21,7
22 19,82
VIII 5 30153 x 111 = 21,7
22 19,82
Total 111
100 Sumber: Pengolahan Data 2012
C
✐ ②♠ ③
t ♠
♣ ❦
l
r ❦
n
❦
l
t
t
t ♠
✉
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas independen dan variabel terikat dependen. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2010:61.
④⑤ ⑥ ④⑦
i
④ ⑧⑨
l
⑩⑨⑧ ④
❶
Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah minat belajar X
1
dan lingkungan belajar di sekolah X
2
.
⑧ ⑤
⑥ ④⑦ ❷
④ ⑧⑨
l
❸ ⑨
r
❷
k
④ ❹
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dalam hal ini variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa Y.
❺ ⑤
❺ ⑨❻ ❷
n
❷❶ ❷ ❼
o n
❶ ⑨
ptu
④ ❽
❾ ④
n
❿
p
⑨
r
④ ❶ ❷
o n
④ ❽
⑥ ④ ⑦ ❷
④ ⑧⑨
l
④⑤ ❺
⑨❻ ❷
n
❷❶ ❷ ❼
o n
❶ ⑨
ptu
④ ❽
⑥ ④
r
❷ ④
⑧⑨
l
1. Minat belajar X
1
Merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Djaali, 2008:121
2. Lingkungan belajar di sekolah X
2
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan belajar sangat
berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan. Indra Djati Sidi, 2005: 148
3. Hasil belajar IPS Terpadu Y Merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar yang dilakukan dengan evaluasi atau penilaian dan merupakan cara atau tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Asep Jihad
dan Abdul Haris, 2008: 14.
➀➁ ➂➃➄ ➅
n
➅➆ ➅ ➇
p
➃
r
➈ ➆ ➅
o n
➈➉ ➊➈
r
➅➈➀ ➃
l
1. Minat belajar X
1
Minat belajar siswa meliputi sebagai berikut. a. Memberi perhatian besar terhadap pelajaran.
1. Memperhatikan penjelasan pelajaran IPS Terpadu 2. Mencatat materi pelajaran IPS Terpadu
b. Kegiatan Belajar Belajar mandiri, dengan guru, teman atau orang yang lebih paham
.
c. Perasaan senang terhadap pelajaran IPS Terpadu Senang mencoba soal soal baru.
2. Lingkungan belajar di sekolah X
2
. Lingkungan belajar di sekolah meliputi sebagai berikut.
a. Lingkungan sosial 1. Relasi guru dengan siswa
2. Relasi siswa dengan siswa 3. Relasi siswa dengan karyawan
b.
Lingkungan fisik
1. Sarana dan prasarana belajar. 2. Tata ruang.
3. Peraturan sekolah 4. Suasana di sekolah
3.
Hasil belajar IPS Terpadu Y Besarnya angka atau nilai IPS Terpadu yang diperoleh siswa pada saat
ulangan harian semester ganjil tahun pelajaran 20122013.
Berikut ini disajikan tabel yang berisi tentang indikator dan sub indikator masing- masing variabel penelitian.
➋➌ ➍➎
l 5
➏ ➐➌ ➑➒
➌ ➍➎
l
➓ ➔
→➣ ➒
k
➌ ↔
o r
➓ ↕
u
➍ ➔
→➣ ➒
k
➌ ↔
o r
➓ ➣➌→
↕
k
➌ ➙➌ ➛ ➎
n
➜ ➝
k u
r
➌ →
Variabel Indikator
Sub Indikator Skala
Minat belajar X
1
a. Memberi perhatian besar
terhadap pelajaran
b. Kegiatan Belajar
c. Perasaan senang terhadap
pelajaran IPS Terpadu
1. Memperhatikan penjelasan pelajaran IPS
Terpadu 2. Mencatat materi pelajaran
IPS Terpadu 1. Belajar mandiri, belajar
dengan guru, teman atau orang yang lebih paham
1. Senang mencoba soal soal baru
Interval dengan
pendekatan rating scale
Lingkungan belajar di
sekolah X
2
1. Lingkungan sosial
2. Lingkungan fisik
1 Relasi guru dengan siswa
2 Relasi siswa dengan siswa
3 Relasi siswa dengan karyawan
1 Sarana dan prasarana belajar.
2 Tata ruang. 3 Peraturan sekolah
4
Suasana di sekolah
Interval dengan
pendekatan rating scale
Hasil Belajar Y
Nilai yang diperoleh siswa
Besarnya hasil ulangan harian semester ganjil
Interval
➞➟ ➠ ➡
k n
➢
k p
➡
n
➤ ➥
m pu
l
➦➧ ➨ ➦➩➦
Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut.
➦➟ ➫
u
➡➭ ➢
o n
➡
r
➯➦➧➤ ➲➡
t
➳
Kuesioner angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya Sugiono, 2008 : 199.
➵ ➟
➸ ➵➭ ➡
r
➺ ➦ ➭ ➢
Teknik observasi ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap subjek yang diteliti. Teknik ini dilakukan pada saat melakukan penelitian
pendahuluan.
➻ ➟
➼
o k
u m
➡
n t
➦➭ ➢
Menurut Arikunto 2006: 154 Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat, dan sebagainya . Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data ini berupa jumlah siswa
dan hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan keadaan sekolah SMP Utama 3 Bandar Lampung.
➽➾ ➚➪➶
➹➘
r
➴ ➷➬ ➮ ➬
t
➬ ➱ ✃ ➱
str u
m
➘
n
Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus memenuhi persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas.
➬ ➾
➚➪➶ ❐
➬ ❒➶❮➶
t
➬ ➴ ❰
n
Ï Ð➘
t
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus
ÑÒ Ó ÔÕÖ × Ø
Ù Ó Ò ÚÛ Ü
t m
o m
Ô
n t
yaitu.
r
xy
= ∑
∑ ∑
{ ∑
∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan. r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x dan y N = jumlah respondensampel
∑ = Skor rata-rata dari X dan Y
∑ = jumlah skor item X
∑ = jumlah skor total item Y
Dengan kriteria pengujian jika harga r
hitung
r
tabel
dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga r
hitung
r
tabel
maka alat ukur tersebut tidak valid Suharsimi Arikunto, 2006 : 170.
Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 20 responden dengan 15 item pernyataan.
ÝÞ ßà
l
á â ãÞ ä å
l
æ
n
Þ
l
å ä å
s
çè å é
Þ ê å ë å
t
Þä æ
n
ìí à
t
ç
n tu
k
é Þ î å
Þ ßà
l
ï ð
Item Pernyataan
r
hitung
r
tabel
Kesimpulan 1
0,615 0,444
Valid 2
0,570 0,444
Valid 3
0,499 0,444
Valid 4
0,628 0,444
Valid 5
0,647 0,444
Valid 6
0,656 0,444
Valid 7
0,607 0,444
Valid 8
0,702 0,444
Valid 9
0,537 0,444
Valid 10
0,649 0,444
Valid 11
0,522 0,444
Valid 12
0,718 0,444
Valid 13
0,608 0,444
Valid 14
0,550 0,444
Valid 15
0,467 0,444
Valid Sumber : Hasil pengolahan data 2012
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua item pernyataan item 1-15 untuk angket variabel X
1
memiliki koefisien korelasi 0,444, karenanya semua item pernyataan tersebut dapat dinyatakan valid. Dengan
demikian, semua butir pernyataan tersebut dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Berikut disajikan tabel hasil uji validitas angket pada 20 responden dengan 18 item pernyataan.
Ý Þ
ßà
l
ñ â
ã Þä å
l
æ
n
Þ
l
å ä å
s
çè å
é Þê å
ë å
t
Þ ä æ
n
ì í à
t
ç
n tu
k
é Þî å
Þ ßà
l
ï ò
Item Pernyataan
r
hitung
r
tabel
Kesimpulan 1
0,604
0,444
Valid 2
0,529
0,444
Valid 3
0,551
0,444
Valid 4
0,644
0,444
Valid 5
0,618
0,444
Valid 6
0,589
0,444
Valid 7
0,604
0,444
Valid
8 0,731
0,444
Valid 9
0,566
0,444
Valid 10
0,661
0,444
Valid
11 0,443
0,444 Tidak Valid
12 0,662
0,444
Valid 13
0,630
0,444
Valid 14
0,563
0,444
Valid 15
0,511
0,444
Valid
16 0,097
0,444 Tidak Valid
17 0,497
0,444
Valid 18
0,462
0,444
Valid Sumber : Hasil pengolahan data 2012
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk angket variabel X
2
terdapat 16 item pernyataan dinyatakan valid karena koefisien korelasi 0,444 dan terdapat 2 item pernyataan dinyatakan tidak valid karena koefisien
korelasi 0,444. Untuk pernyataan yang tidak valid, maka peneliti menghilangkan pernyataan tersebut karena dapat diwakili oleh item
pernyataan sebelumnya.
óô õö÷
øù
l
÷ ú ó ÷
l
÷
t
úû
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha, yaitu.
∑
Keterangan: r
11
= Nilai Reliabilitas ∑
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
= jumlah item Ridwan, 2006 : 125
Kemudian untuk menginterprestasikan besarnya nilai korelasi adalah. a. Antara 0,800 1,000 : Sangat tinggi
b. Antara 0,600 0,800 : Tinggi c. Antara 0,400 0,600 : Sedang
d. Antara 0,200 0,400 : Rendah e. Antara 0,000 0,200 : Sangat rendah
Suharsimi Arikunto, 2008; 75
Dengan kriteria pengujian r
hitung
r
tabel
, dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika r
hitung
r
tabel
maka alat ukur tersebut tidak reliabel.
Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 15 item pernyataan.
ü ýþÿ
l
✁ ✂ ý✄
☎
l
✆
n
ý
l
☎ ✄ ☎
s
✝✞☎ ✟ÿ
l
☎ ý þ☎
l
☎
t
ý ✄ ✆
n
✠ ✡ ÿ
t
✝
n tu
k
☛ ý☞ ☎ ýþÿ
l
✌ ✍
Cronbach s Alpha
N of Items 0,868
15 Sumber: Hasil pengolahan data 2012
Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel X
1
0,444, maka dapat diketahui bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua
pernyataan untuk variabel X
1
dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Berikut disajikan tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20
responden dengan 16 item pernyataan.
ü ýþÿ
l
✎✁ ✂ ý✄
☎
l
✆
n
ý
l
☎ ✄ ☎
s
✝✞☎ ✟ÿ
l
☎ ý þ☎
l
☎
t
ý ✄ ✆
n
✠ ✡ ÿ
t
✝
n tu
k
☛ ý☞ ☎ ýþÿ
l
✌ ✏
Cronbach s Alpha
N of Items 0,861
16 Sumber: Hasil pengolahan data 2012
Berdasarkan informasi di atas menunjukkan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk variabel X
2
0,444, maka dapat diketahui bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian, semua
pernyataan untuk variabel X
2
dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Berdasarkan analisis uji reliabilitas angket pada variabel minat belajar siswa X
1
memiliki reliabilitas dengan kategori sangat tinggi dimana r
hitung
r
tabel
sebesar 0,868 0,444. Sementara itu, untuk uji angket pada variabel lingkungan belajar di sekolah X
2
juga memiliki reliabilitas dengan kategori sangat tinggi dimana r
hitung
r
tabel
sebesar 0,861 0,444.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas angket untuk variabel minat belajar X
1
dan lingkungan belajar di sekolah X
2
, kedua variabel tersebut memiliki nilai r
hitung
r
tabel.
Selain itu, kedua variabel tersebut memiliki item pernyataan yang reliabel sehingga alat ukur ini dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yang dibutuhkan.
✑✒ ✓✔✕
✖✗
r
✘ ✙✚ ✛ ✚
t
✚ ✜ ✢
t
✚ ✣✕
st
✕
k
✖ ✚
✛ ✚
m
✗
tr
✕
k
Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data yang interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan
homogenitas.
✤ ✒
✓✔✕ ✥
o rm
✚ ✦
✕
t
✚ ✘
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi
dilakukan dengan menggunakan ststistik
✧★✩ ✩★ ✪✫✬ ✭ ✮
Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.
H
o
: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H
a
: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
✯
r it
✰
r i
✱ ✲
✰
n
✳✴✵ ✶ ✱ ✷
✸ ✰✹✱ ✳✱ ✶
✹✰
r
✶
k u
t
✺
Menggunakan nilai Asymp. Sig. 2-tailed. Apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya.
Karena yang ditetapkan sebesar 0,05 5 , maka kriteria pengujian yaitu. 1. Tolak H
o
apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 berarti sampel normal. 2. Terima H
o
apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 berarti distribusi sampel adalah normal Sudarmanto, 2005 : 105-108.
✻✺ ✼✵ ✶
✽
o m
✾ ✳✰
n
✶
t
✱ ✸
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan pengujian homogenitas
populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut. H
o
: Data populasi bervarians homogen H
a
: Data populasi tidak bervarians homogen.
✿
r it
❀
r i
❁ ❂
❀
n
❃❄❅ ❆ ❁ ❇
❈ ❀❉❁ ❃❁ ❆ ❉❀
r
❆
k u
t
❊
Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena yang
ditetapkan sebesar 0,05 5 , maka kriterianya yaitu. 1. Terima H
o
apabila nilai s
❋ ● ❍ ❋
■ ❋ ❏❑ ❍❏
y 0,05 2. Tolak H
o
apabila nilai
▲ ❋
● ❍ ❋
■ ❋ ❏❑ ❍❏
y 0,05 Sudarmanto, 2005 : 123
▼ ❊ ◆❅ ❆
❖ ❀
r
❈ P❁ ◗ ❁
t
❁❇ ❘
❀ ❃ ◗ ❀
s
❆ ❙ ❆
n
❀❁ ◗
❚ ❁ ❇❯❁
❱◆❅ ❆ ❲
su m
❈ ❆ ✿
l
❁❈ ❆
k
❳ ❨
❊ ◆❅ ❆
✿ ❀
l
❆
n
❆ ❀
r
❁ ❇ ❘
❀ ❃
r
❀❈ ❆
Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linier atau tidak. Menurut Hadi 2004 : 2 mengemukakan bahwa uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan
statistik F dengan rumus . F =
❩ ❬
❭❪ ❬
2 2
Keterangan: S
2
TC = Varian Tuna Cocok S
2
G = Varian Galat
Kriteria pengujian. 1. Menggunakan koefisien signifikansi Sig dengan cara membandingkan nilai
Sig. dari D
❫
v
❋ ❑
❴ ❋
❵ ❍
■ ❛ ❵❜
❝ ❋❍
❫ ❑
❛ ❋
ty pada tabel ANOVA dengan = 0,05 dengan kriteria Apabila nilai Sig. pada D
❫
v
❋ ❑
❴ ❋
❵ ❍
■ ❛ ❵
❜ ❝
❋❍ ❫
❑ ❛
❋
ty maka H
diterima. Sebaliknya H tidak diterima.
2. Menggunakan harga koefisien F pada baris D
❞
v
❡❢❣ ❡ ❤ ✐
❥❦ ❤ ❧ ♠❡✐ ❞❢
❦ ❡
ty atau F Tuna Cocok TC pada tabel ANOVA dibandingkan dengan F
tabel
. Kriteria pengujiannya adalah H
diterima apabila F
hitung
F
tabel
dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = k 2. Sebaliknya H
ditolak Sudjana. 2001.
Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA Analisis Varians sebagai berikut.
♥♦ ♣q
l
r st ♥♦ ♣q
l
✉
n
♦ ✈✇① ✇
s
②♦ ③✇ ♦ ④
s
✉
n
⑤ ⑥♦
Sumber DK JK
KT F
keterangan Total
1 N
2
⑦
Koefisiena Regresiab
Residu 1
1 n-2
JKa JK
Reg
ba JK S
JKa S
2
reg=JK ba S
2
sis=
2
⑧
s
⑨⑩ ❶ ❷❶
❸ ❹ ❺❻
❸
2 2
Untuk menguji
keberartian hipotesis
Tuna cocok GalatError
k-2 n-k
JK TC JK G
S
2
TC
2
K
❼❽ ❾
❿
S
2
G =
➀ ➁
➂ ➃➄
➅ ➆
➇ ➈ ➆
2 2
Untuk menguji
kelinearan regresi
Keterangan.
JK a =
➉ ➊
2
JK ba =
➋ ➌
➍ ➍
➌ ➎
JK G =
1 2
2
➏ ➐
➐
JK T = JK a
JK ba JK T
=
2
JK TC = JK S JK G
S
2 reg
= Varians Regresi S
2 sis
= Varians Sisa n
= Banyaknya Responden
Kriteria pengujian. 1. Jika F
hitung
F
tabel
1 k 2, n k maka regresi adalah linier dan
sebaliknya jika F
hitng
F 1 k 2, n k maka regresi adalah tidak
linier. 2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = k 2 dan dk
penyebut = n k Riduwan, 2004 : 187.
➑➒ ➓➔→
➣
u lt
→
k o
l
→
n
↔↕ ➙ →
t
↕ ➛
Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian asumsi untuk membuktikan ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel
bebas yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel
terikatnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear multikolinearitas di antara varaibel-variabel
independen. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel
bebasnya terhadap variabel terikatnya.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi
hubungan yang linier multikolinieritas maka akan mengakibatkan sebagai berikut.
1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat.
2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat
berarti. 3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara
individu terhadap variabel dependen Sudarmanto, 2005:137
Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu. 1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan dengan
tingkat alpha. 2. Menggunakan harga koefisien
➜➝➞ ➟ ➠ ➡ ➢
➤➡➟ ➟ ➝➥➞ ➦➧ ➡
➢
dengan penentuan harga koefisien sebagai berikut.
r =
} }{
{ .
2 2
2 2
➨ ➨
➩ ➫
➫ ➩
➨ ➫
➫ ➨ ➩
Keterangan. r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Skor butir soal Y = Skor total
n = Jumlah sampel Arikunto, 2007: 72.
Rumusan hipotesis yaitu. H
: tidak terdapat hubungan antarvariabel independen. H
i
: terdapat hubungan antar variabel independen.
xy
xy
➭
r it
➯
r i
➲ ➳
➯
n
➵➸➺ ➻ ➲ ➼
➽ ➯➾➲ ➵➲ ➻ ➾➯
r
➻
k u
t
➚
1. Apabila koefisien signifikansi maka terjadi multikolinearitasdi antara variabel independennya.
2. Apabila r
hitung
r
tabel
dengan dk = n dan = 0,05 maka H ditolak sebaliknya
jika r
hitung
r
tabel
maka H diterima.
➪ ➚
➶ ➺ ➻
➹
u to
k o
r
➯
l
➲ ➽ ➻
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir
mempunyai varians minimum Gujarati dalam Sudarmanto. 2005 : 142 - 143. Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah st
➘➴➷
st
➷➬ ➮
D
➱✃ ❐ ➷
❒
- W
➘ ❮
➴ ❰❒ Ï
Tahap-tahap pengujian dengan uji D
➱✃ ❐ ➷
❒
- W
➘ ❮
➴ ❰ ❒
sebagai berikut. 1. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS
Ð ✃
➮➷ ❒
➘ ✃
Ñ ÒÓ ➘
❮ ➴
ÔÕ ➱
➘ ✃
Ó
dari persamaan yang akan diuji dan hitung statistik
➮
dengan menggunakan persamaan
t t
t t
t
u u
u
Ö
2 1
2 2
1
2. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian lihat Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis
➮
yaitu nilai Durbin-Waston Upper, d
u
dan nilai Durbin-Waston, d
l
3. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada otokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif.
H
o
: 0 tidak ada autokorelasi positif H
a
: 0 ada autokorelasi positif
Dalam keadaan tertentu, terutama untuk mrnguji persamaan beda pertama, uji d dua sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas sedangkan
langkah 3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada otokorelasi. H
o
: = 0 H
o
: = 0 Rumus hipotesis yaitu.
H
o
: tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan. H
1
: terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan
×
r it
Ø
r i
Ù Ú
Ø
n
ÛÜÝ Þ Ù ß
. Apabila nilai statistik Durbin-Waston berada diantara angka 2 atau mendekati
angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak memiliki otokorelasi Rietveld dan Sunarianto dalam Sudarmanto, 2005 : 141.
àá â
Ø
t
Ø
r o
sk
Ø ã
Ù ä å
Þ ä
Þ
t
Ù ä
Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi
tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar Gujarati dalam
Sudarmanto, 2005:148 dan estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat Rietveld dan Sunaryanto dalam Sudarmanto, 2005:148.
Pengujian rank korelasi spearman spearman s rank correlation test Koefisien korelasi rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut.
1 6
1
2 2
æ æ
ç
r
è
s
Keterangan. r
s
= koefisien korelasi spearman d
i
= perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.
N = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank. Di mana nilai r
s
adalah -1 r 1.
é
r it
ê
r i
ë ì
ê
n
íîï ð ë ñ
ò ê
ó ë íë ð
ó ê
r
ð
k u
t
ô
Apabila koefisien signifikansi
õö ðí ô ÷
lebih besar dari
yang dipilih misalnya 0.05, maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data
pengamatan tersebut, yang berarti menerima Ho. Sebaliknya, apabila koefisien signifikansi
õö ðíô ÷
lebih kecil dari
yang dipilih misalnya 0.05, maka dapat dinyatakan terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut yang
berarti menolak Ho Sudarmanto, 2005: 157.
Rumusan hipotesis. H
= Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residual.
H
a
= Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residual.
ø ô
ù ê
n
í îï ð
ë ñ ú
ð
po t
ê ò
ð
s
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan juga untuk mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan analisis
regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu.
û ô
ü ê í
ý ê
ò ð
þ ð
n
ð ê
r
öê ÿ
ê
r
ë
n
ë
Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga penulis menggunakan rumus regresi linier sederhana yaitu.
x
b a
Y
Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus :
a =
x
b -
Y
a =
X X
n. XY
X X
Y
2 2
b =
2 2
X X
n. Y
X XY
n
Keterangan. = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
1
,
2
,
3
Sugiyono,2010: 188.
Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:
Dengan kriteria uji adalah, Tolak H
o
dengan alternative H
a
diterima jika t
hitung
T
tabel
dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2 Sugiyono, 2010: 184.
✁✂ ✄☎✆✝ ☎
si
✞
in i
☎
r
✟
u ltip
l
☎
Regresi linier multipel adalah suatu model untuk menganalisis pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y, untuk menguji hipotesis
ketiga variabel tersebut, digunakan model regresi linier multipel yaitu.
3 3
2 2
1 1
x b
x b
x b
a Y
✠✡ ✡
t
Keterangan. a
= Konstanta b
1
- b
3
= Koefisien arah regresi X
1
- X
3
= Variabel bebas
= Variabel terikat
b
1
=
2 2
1 3
3 2
2 2
1 3
2 2
1 1
2 2
3 X
X X
X X
X X
Y X
X
☛
b
2
=
2 2
1 2
2 2
1 1
2 1
2 2
1
X X
☞ ☞
☞ ☞
✌ ☞
☞ ☞
✌
Sugiyono,2009: 204 Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda uji F, dengan
rumus.
JK
reg
dicari dengan rumus. =
+ + ….+
Keterangan. JK
reg
= Jumlah kuadrat regresi JK
res
= Jumlah kuadrat residu k
= Jumlah variabel bebas n
= Jumlah sampel
2
✍ ✎
✍ ✎
✏✑ ✒
✓ ✔
1
✕ ✖
✗ ✘ ✕
✗ ✘
F
✙✚✛ ✙✚✜
Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika F
hitung
F
tabel
dan jika F
tabel
F
hitung
dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n k 1 dengan = 0,05. Sebaliknya diterima jika F
hitung
F
tabel.
✢✣ ✤✥ ✦✧ ★ ✩✪✫✬✭
✮ ✬ ✭
✦✬✯✬✭
✬✣ ✤✰✱ ✲✳ ✴✵✶✷✸
✹✺✻✼ ✽✾ ✽✻ ✿✽ ❀
❁✽✾ ❂❃ ✽ ❀
✽ ❃❂ ✾ ❂
✾ ✼✽ ❄
✽ ✼✽ ❀
❅✺ ❀ ❆❇ ❂ ❈ ❂
✽ ❀ ❁❂
❅ ❉ ❄ ✺✾ ❂
✾ ❊
✽ ❀ ❆ ✼
❂❃ ✽✿ ❇✿✽ ❀❋
●✽✿✽ ✿ ✺✾ ❂●❅ ❇ ❃
✽ ❀ ✼✽ ❃
✽ ● ❅✺ ❀✺ ❃❂❄❂
✽ ❀ ❂❀❂
✼ ✽❅✽ ❄ ✼ ❂
✻ ❇ ●❇✾ ✿✽ ❀ ✾ ✺
❍ ✽ ❆
✽ ❂ ❍
✺✻ ❂
✿ ❇ ❄ ■
❏ ■
❑✼✽ ❅ ✺ ❀ ❆
✽✻ ❇ ❁ ❅❉ ✾ ❂❄❂▲
✼✽ ❀ ✾ ❂❆❀ ❂▲❂
✿✽ ❀ ●❂❀
✽ ❄ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻
❄ ✺✻ ❁✽✼✽❅
❁✽✾ ❂❃ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻
▼◆❖ P
✺✻❅ ✽✼ ❇ ✾ ❂
✾ ◗
✽ ✿✺ ❃
✽✾ ❘
▼▼▼ ❖
❙ ◆
❚ ❄
✽ ●✽ ❯
✹ ✽ ❀✼✽ ✻
❱ ✽ ●
❅ ❇❀ ❆
❖ ✺ ●✺✾ ❄
✺✻ ❲
✽ ❀ ❈ ❂❃
P ✽ ❁ ❇❀
◆ ✺ ❃
✽❈✽✻✽ ❀ ❳ ❨ ❏
❳ ❩❳ ❨ ❏ ❯■
❬ ❂ ✿ ✽
● ❂❀ ✽ ❄
❍ ✺ ❃
✽❈✽✻ ❊
✽ ❀❆ ✼ ❂● ❂❃❂
✿ ❂ ✾ ❂
✾ ◗
✽ ❂❄❇
✻✺ ❀ ✼ ✽ ❁
● ✽✿ ✽
✽✿✽ ❀ ✻ ✺ ❀
✼ ✽ ❁ ❅
❇❃✽ ❁✽✾ ❂❃
❍ ✺ ❃
✽❈✽✻ ❀ ❊ ✽
■ ❖
✺ ❍
✽ ❃❂ ✿
❀❊ ✽ ❋
✽❅ ✽ ❍
❂❃ ✽
● ❂❀ ✽ ❄
✾ ❂ ✾
◗ ✽
❄ ✺✻ ❁
✽✼ ✽❅ ✾ ❇✽ ❄❇
❅✺ ❃ ✽❈✽✻ ✽ ❀
❄❂❀❆ ❆❂ ●✽✿✽
✽✿✽ ❀ ❄❂❀ ❆❆❂
❅ ❇ ❃ ✽
❁✽✾ ❂❃ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻ ❀ ❊
✽ ■
❳ ■
❑✼✽ ❅ ✺ ❀ ❆
✽✻ ❇ ❁ ❅❉ ✾ ❂❄❂▲
✼✽ ❀ ✾ ❂❆❀ ❂▲❂
✿✽ ❀ ❃
❂❀ ❆ ✿
❇❀ ❆ ✽ ❀
❍ ✺ ❃
✽❈✽✻ ✼ ❂
✾ ✺✿❉ ❃
✽ ❁ ❄
✺✻ ❁✽✼✽❅ ❁
✽✾ ❂❃ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻
▼◆❖ P
✺✻❅ ✽✼ ❇ ✾ ❂
✾ ◗
✽ ✿✺ ❃
✽✾ ❘
▼▼▼ ❘
▼▼▼ ❖
❙ ◆
❚ ❄
✽ ● ✽
❯ ✹✽ ❀
✼ ✽✻ ❱
✽ ● ❅
❇❀ ❆ ❖
✺ ●✺✾ ❄ ✺✻
❲ ✽ ❀❈ ❂❃
P ✽ ❁ ❇❀
◆ ✺ ❃
✽❈✽✻✽ ❀ ❳
❨❏❳❩❳ ❨❏
❯■ ❬ ❂
✿ ✽ ❃❂❀❆✿ ❇ ❀❆
✽ ❀ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻
✼ ❂ ✾ ✺✿ ❉ ❃
✽ ❁ ❍
✽ ❂ ✿
✼ ✽ ❀ ✿❉
❀ ✼
❇ ✾ ❂▲
● ✽✿ ✽
❁ ✽✾ ❂❃
❍ ✺ ❃
✽❈✽✻ ❊
✽ ❀❆ ✼ ❂
❅ ✺✻❉ ❃ ✺ ❁
✽✿ ✽ ❀ ❄❂❀❆ ❆❂
■ ❖
✺ ❍
✽ ❃❂ ✿ ❀ ❊
✽❋ ✽❅ ✽
❍ ❂❃
✽ ❃
❂❀ ❆ ✿
❇❀ ❆ ✽ ❀
❍ ✺ ❃
✽❈✽✻ ✼
❂ ✾ ✺✿❉
❃ ✽ ❁
✿ ❇
✻ ✽ ❀❆ ❍
✽ ❂ ✿
✼ ✽ ❀ ✿❉
❀ ✼
❇ ✾ ❂▲
●✽✿✽ ❁
✽✾ ❂❃ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻
❊ ✽
❀❆ ✼ ❂
❅ ✺✻❉ ❃
✺ ❁ ❈ ❇❆✽
✿ ❇
✻✽ ❀ ❆ ❍
✽ ❂ ✿
✽ ❄ ✽ ❇
✿ ❇✻✽ ❀ ❆
❄❂❀❆ ❆❂ ■
❯■ ❑✼✽
❅ ✺ ❀ ❆ ✽✻ ❇ ❁
❅❉ ✾ ❂❄❂▲ ✼✽ ❀
✾ ❂❆❀ ❂▲❂ ✿✽ ❀
●❂❀ ✽ ❄
❍ ✺ ❃
✽❈✽✻ ✼ ✽ ❀
❃ ❂❀ ❆
✿ ❇❀ ❆
✽ ❀ ❍
✺ ❃ ✽❈✽✻
✼ ❂
✾ ✺✿ ❉ ❃
✽ ❁ ❄
✺✻ ❁✽✼ ✽❅ ❁✽✾ ❂❃
❍ ✺
❃ ✽❈✽✻
▼◆❖ P
✺✻❅✽✼ ❇
✾ ❂ ✾
◗ ✽
✿✺ ❃ ✽✾
❘ ▼ ▼▼
❘ ▼▼▼
❖ ❙
◆ ❚
❄ ✽
● ✽
❯ ✹
✽ ❀ ✼ ✽✻
❱ ✽ ●
❅ ❇❀ ❆
❖ ✺ ●
✺✾ ❄ ✺✻
❲ ✽ ❀❈ ❂❃
P ✽ ❁ ❇❀
◆ ✺ ❃
✽❈✽✻ ✽ ❀ ❳ ❨ ❏
❳ ❩ ❳
❨❏ ❯■
❬ ❂ ✿ ✽
● ❂❀ ✽ ❄
❭ ❪
❫ ❴❵❛❜❛❝ ❞ ❛❡
❵ ❢ ❡❣❤ ✐ ❡❣ ❛❡
❫ ❴❵❛❜❛❝ ❞❢
❥ ❴ ❤ ❦ ❵❛❧
❫ ❛
❢❤ ♠ ❛
❤ ❛
❧ ❛❥ ❢ ❵
❫ ❴❵❛❜❛❝ ♥❛❡❣
❞❢ ♦
❴❝ ❦ ❵❴❧
❥ ❢ ❥
♣ ❛
❛ ❤
❛❡ ❫
❛ ❢❤
q r
❴ ❫
❛❵ ❢❤
❡ ♥❛ s
❜ ❢❤
❛ ♠❢ ❡ ❛
t ❫
❴❵❛❜❛❝ ❞
❛❡ ❵
❢ ❡❣❤ ✐❡❣ ❛❡
❫ ❴❵❛❜❛❝ ❞❢
❥ ❴ ❤ ❦ ❵❛❧
❤ ✐ ❝❛❡❣ ❫ ❛
❢❤ s
♠ ❛
❤ ❛ ❧ ❛❥
❢ ❵ ❫ ❴❵❛❜❛ ❝
♥❛ ❡ ❣
❞❢ ♦
❴❝ ❦
❵❴❧ ❥
❢ ❥ ♣
❛ ❜✐❣ ❛
❤ ✐ ❝❛❡❣ ❫
❛ ❢❤
q
✉✈ ✇① ②
① ③
④ ❴❝
❞ ❛❥
❛❝❤ ❛❡ ❧ ❛❥
❢ ❵ ❛❡❛❵
❢ ❥ ❢ ❥
❞ ❛
t ❛
❞ ❛❡ ♦
❴❡ ❣
✐❜ ❢ ❛❡
❧ ❢
♦ ❦
t ❴❥
❢ ❥ ♠
❴❡ ❣ ❴ ❡❛
❢ ♦
❴❡❣ ❛❝ ✐❧ ♠ ❢ ❡❛
t ❫
❴❵❛❜❛❝ ❞
❛❡ ❵
❢ ❡❣❤ ✐❡❣ ❛❡
❫ ❴❵❛❜❛❝
❞ ❢ ❥ ❴
❤❦ ❵❛❧
t ❴❝❧❛
❞ ❛
♦ ❧ ❛❥
❢ ❵ ❫ ❴❵❛❜❛❝
⑤⑥ r
⑦ ❴❝ ♦
❛ ❞
✐ ❥
❢ ❥ ♣
❛ ❤
❴❵❛❥ ⑧
⑤⑤⑤ r
⑨ ⑥
⑩ t
❛ ♠
❛ ❶
④ ❛❡❞ ❛❝
❷ ❛
♠ ♦
✐ ❡ ❣
❥ ❴ ♠ ❴❥
t ❴❝
❣ ❛❡❜ ❢ ❵
t ❛❧✐ ❡
♦ ❴❵❛❜❛❝❛❡
❸❹ ❺ ❸❻❸❹ ❺❶s ♠ ❛
❤ ❛
❥ ❛❝❛❡ ♥❛❡❣
❞ ❛
♦ ❛
t ❞❢❫
❴❝ ❢❤
❛❡ ❛
❞ ❛❵❛❧ ❥ ❴
❫ ❛ ❣
❛ ❢
❫ ❴❝
❢❤ ✐ tq
❺q ⑨
❢ ❡❛ t
❫ ❴❵❛❜❛❝ ❥
❢ ❥ ♣
❛ ❧ ❴❡❞ ❛
❤ ❡ ♥❛
❞ ❢ t
❢ ❡ ❣❤
❛ t
❤ ❛❡
❣ ✐❡ ❛
♠ ❴
♠ ♦
❴❝ ❦ ❵❴❧
❧ ❛❥ ❢ ❵
❫ ❴❵❛❜❛❝ ♥❛❡❣
❵❴ ❫ ❢ ❧
♠ ❛ ❤
❥ ❢♠
❛❵ q
❼❵❴❧ ❤ ❛❝ ❴❡❛
❢ t
✐ s
♦ ❴❝ ❛❡
❣ ✐❝ ✐ ❞ ❛❡
❦ ❝ ❛❡ ❣
t ✐❛
❥ ❛❡❣ ❛
t ❞❢
❫ ✐ t
✐❧❤ ❛❡ ✐❡
t ✐
❤ ♠
❴ ♠❫
❛❡ t
✐ ♠ ❴❡ ✐
♠ ❫ ✐ ❧ ❤
❴ ♠❫
❛❡ ❣ ❤ ❛❡
♠ ❢ ❡❛ t
❫ ❴❵❛❜❛❝
❥ ❢ ❥
♣ ❛
t ❴❝❧❛
❞ ❛
♦ ♠ ❛
t ❛
♦ ❴❵❛❜❛❝ ❛❡
⑤⑥ r
⑦ ❴❝ ♦
❛ ❞ ✐
q ❸q
❷ ❢ ❡
❣ ❤ ✐ ❡ ❣
❛❡ ❫
❴❵❛❜❛❝ ❞❢
❥ ❴ ❤ ❦ ❵ ❛❧
❧ ❴❡ ❞
❛ ❤ ❡ ♥❛
❞ ❢❤ ❴
♠❫ ❛❡
❣❤ ❛❡
♠ ❴❡ ❜❛ ❞❢
❵ ❢ ❡
❣ ❤ ✐ ❡ ❣
❛❡ ❫ ❴❵❛❜❛❝
♥❛❡❣ ❫ ❛
❢❤ s
❤ ❦ ❡❞ ✐ ❥ ❢❽
s ❛
♠ ❛❡
s t
❴❝ t
❢❫ ❞ ❛❡
❫ ❴❝❥
❢ ❧ ❥ ❴❧❢ ❡
❣ ❣ ❛ ❾ ❛❝❴❡ ❛
❞ ❴❡
❣ ❛❡
❵ ❢ ❡
❣❤ ✐❡❣ ❛❡
❫ ❴❵❛❜❛❝
♥❛❡❣ ❫
❛ ❢❤
❞ ❛❡ ❴
❽ ❴ ❤
t ❢❽
s ♠ ❛
❤ ❛ ❥
❢ ❥
♣ ❛
❛ ❤ ❛❡
❥ ❴ ♠
❛❡ ❣
❛ t
❞ ❛❵ ❛ ♠
❤ ❴ ❣ ❢ ❛
t ❛❡
♦ ❴
♠❫ ❴❵❛❜❛❝❛❡
❥ ❴❧❢ ❡ ❣ ❣ ❛
♠ ❴❡
❞ ❛
♦ ❛
t ❤
❛❡ ❧❛❥
❢ ❵ ❫
❴❵❛❜❛❝ ♥❛❡
❣ ♠ ❛
❤ ❥ ❢♠
❛❵ q
❶ q ❿
❴❡ ❞
❛ ❤ ❡ ♥❛
♦ ❢ ❧ ❛
❤ ❤
❴❵✐❛❝❣ ❛ ❞ ❛❡
♦ ❢❧ ❛
❤ ❥
❴ ❤ ❦ ❵❛❧
❫ ❴
❤ ❴❝❜❛❥ ❛
♠ ❛ ❞
❛❵❛ ♠
♠ ❴ ♠
♦ ❴❝❧ ❛
t ❢❤ ❛❡
♠ ❢ ❡❛ t
❫ ❴❵❛❜❛❝
❞ ❛❡ ❵
❢ ❡❣❤ ✐ ❡❣ ❛❡ ❫ ❴❵❛❜ ❛❝
❥ ❢ ❥
♣ ❛
s ❛
❣ ❛❝
❥ ❢ ❥
♣ ❛
❞ ❛
♦ ❛
t ♠ ❴❡
➀ ❛
♦ ❛
❢ ❧ ❛❥
❢ ❵ ❫
❴❵❛❜❛❝ ♥❛❡
❣ ❫ ❛
❢❤ q
➁ ❛❡
♦ ❴❡ ❴❵
❢ t
❢ ❜✐
❣ ❛
♠ ❴❡
❣ ❧❛❝❛
♦ ❤ ❛❡
❤ ❴
♦ ❛
❞ ❛
♦ ❴❡ ❴❵
❢ t
❢ ♥❛❡❣
❵ ❛ ❢ ❡
✐ ❡ t
✐❤ ♠ ❴❡
❣ ❤ ❛❜ ❢
❽ ❛ ❤
t ❦ ❝
❵❛ ❢ ❡
♥❛❡❣ ❫
❴❝ ♦
❴❡ ❣
❛❝✐ ❧ t
❴❝ ❧❛ ❞
❛ ♦
❧❛❥ ❢ ❵
❫ ❴❵❛❜❛❝ q
➂➃➄➅ ➃➆ ➇➈➉➅
➃ ➊ ➃
➋➌➍➎ ➏➐➑➒➓➔ ➐→ ➌
➣ ↔ ↔↕ ➌ ➙
n t
➛➜ ➝ ➞
si
➟➝ ➠ ➡
o tiv
➝ ➢ ➤ ➥ ➛
l
➝ ➦➝ ➜ ➡ ➛
➠ ➧➝➦➝ ➜
➨ ➩ ➐
➫ ➐➑➭ ➐ ➯
➲ ➐ ➳ ➐
➵ ➑➐ ➸➓ → ➒➺
➻➼ ➑➽ ➐➒ ➐➌ ➋➑
➓➫ ➾ →➭ ➺ ➎
➏ ➾ ➚ ➐➑➽
➓➔➓ ➌ ➣ ↔ ↔➪ ➌
M
➝ ➠➝ ➦ ➛
m
➛
n
➶ ➛ ➠
➛
liti
➝ ➠ ➨ ➩ ➐
➫ ➐➑➭ ➐ ➯
➻ ➹ ➋➽
➒➓ ➍➐➚ ➐➽ ➐
➭➘ ➐➌ ➋➑
➓➫ ➾ →➭ ➺ ➎
➏ ➾ ➚ ➐➑➽
➓➔➓ ➌ ➣ ↔ ↔➴ ➌
➶ ➛ ➠ ➧ ➛
lo l
➝➝ ➠ ➷ ➛
l
➝ ➢ ➟➝ ➠
➬ ➤
sw
➝ ➌
➮ ➐→ ➒ ➾
→➱➯ ➲ ➺ ➽
➒ ➐ ➫ ➐➑➘ ➐➌
➋➽ ➼✃
➩ ➓ ➚➐➒ ➒➐→
➋❐ ➒ ➾ ❒
❮ ➐➑ ➓ ➽ ➌
➣ ↔ ↔↕ ➌ ❰Ï➝ ÐÑ➝➢ ➤
➶ ➛
m
Ò ➛
l
➝ ➦➝ ➜ ➝➠
➌ Ó ➺
➱ ➘ ➐ ➫
➐➑ ➭ ➐
➯ ➍
➾ ❒➭➓ ➻➑➼ ➽
➽ ➓ → ➒➺ ➌
Ô ➐
❒➘ ➺ →➺➎ ➍ ➌
➣ ↔↔
Õ ➌
➶ ➢ ➤
ko l
Ö ➧ ➤
➶ ➛ ➠ ➟ ➤
➟ ➤
k
➝ ➠ ➌
➩ ➐ ➫ ➐➑➭ ➐
➯ ➲➓ →
➼➫ ➐
× ➓✃➭ ➐ ➌
Ô ➐
❒➘ ➺ →➺➎ ➍ ➌
➣ ↔↔ ➴ ➌
➶ ➢ ➤
ko l
Ö ➧ ➤
➶ ➛ ➠ ➟ ➤
➟ ➤
k
➝ ➠ ➌
➩ ➐ ➫ ➐➑➭ ➐
➯ ➲➓ →
➼➫ ➐
× ➓✃➭ ➐ ➌
Ô ➐➑➽ ➺ →➺ ➌
➣ ↔↔ ↔➌
➥ ➛
l
➝➦➝ ➜
➟➝ ➠ ➶
➛
m
Ò ➛
l
➝ ➦➝ ➜ ➝➠
➌ ➏
➼➔ ➐➑➐→➱➯ ØÙ Ø
➻ ➏
➼➔ ➐➑➐→
➱ ➻ ➑
➼ ➽ ➽ ➌ Ô
➐➑➘ ➐→ ➭ ➺ ➌
➣ ↔Ú ↔ ➌ ➥ ➛
l
➝ ➦ ➝
➜ ➟➝ ➠
➡ ➛
➠ ➧
➝ ➦➝ ➜ ➨ ➮
➐→➒➾ →➱➯ ×
Û➌ Ó ➑➐
➔ ➐
Ü➓ ➒ ➘ ➐ ➌
Ô ➓➔ ➘ ➐
➭➓ ➒ ➐→
➍➾ ➒➳➓ ➺→ ➺➌ ➣ ↔ ↔
➪ ➌
➥ ➛
l
➝➦➝ ➜
➟➝ ➠ ➶
➛
m
Ò ➛
l
➝ ➦➝ ➜ ➝ ➠ ➨
➩ ➐ ➫ ➐➑➭ ➐
➯ ➲➓ →
➼➫ ➐
× ➓✃➭ ➐➌
Ô ➳ ➐➐
❒➓➎ ❮ ➌
➣ ↔ ↔↕ ➌ ➶ ➢ ➤
ko lo
➧ ➤ ➶
➛ ➠➟
➤ ➟
➤
k
➝➠ ➨
➩ ➐ ➫ ➐➑
➭ ➐ ➯
➮➾ ➔➓ ➋
➫ ➽ ➐➑➐ ➌ Ô
➳ ➐ ➔
➐➑➐➚ ➎
➏ ➘ ➐
➓➸ ➾❒ ➮ ➐➚ ➑
➓ ➌ ➣ ↔ ↔
➣ ➌
Ý
u ru
➟➝ ➠ Þ➠➝
➞ ß
i
➟ ➤
k
➟ ➝ Ð ➝ à
➙
n t
➛➜ ➝ ➞
si
❰ ➟
u k
➝ á
i
â ➌
➩ ➐ ➫
➐➑ ➭ ➐
➯ ➲
➓ →➼➫ ➐ ×
➓✃ ➭ ➐➌ Ô
➳ ➐ ➔
➐➑➐➚ ➎
➏ ➘ ➐
➓➸ ➾❒ ➮ ➐➚ ➑
➓➎ ➒ ➐→
➋➽ ã
➐→ ä
➐ ➓ → ➌
➣ ↔↔➪ ➌
➬ á➜ ➝ á➛➧ ➤
➥ ➛
l
➝ ➦➝ ➜ ➡ ➛
➠ ➧
➝ ➦➝ ➜ ➨
J
➐ ➫
➐➑ ➭ ➐
➯
R
➓ →➼➫ ➐ ×
➓✃ ➭ ➐➌ Ô
➳ ➐ ➭➓
S
➓ ➒➓➎ Ø
→ ➒➑ ➐➌ ➣
↔↔ Õ
➌ ß
➝ ➜ ➤
➙ å
➥ æ
n tu
k
➶ ➛
m
Ò ➝ ➜ Ñ➝➠ ➶ ➛
➠ ➟ ➤ ➟
ik
➝➠ ➌
➩ ➐ ➫
➐➑ ➭ ➐
➯
P
➼ →➼ ➑❐➓➭
T
➼ ➑➐ ➳➾
➌
çèéêëêìíî ï
ê ðñ òêë ó ôõõ ö ó
÷øù øú û ÷ø ù øú
üý
o n
o m
þ
trik
øÿ ê✁êëìê ✂
✄ë ☎ ê ð ✆ ✆
ê ó ✝
ê✁ í ð î
✞✟ èë ✠ ê✡ ó
ôõõ õ ó ☛ þ
l
ø☞øú ✌ þ
✍ ø ú ø
ü ✎þ
kti
✎
.
ê✁êë ìê ✂ ✏è ✠
✑ê ✒
êë ê✡ê ó ✝
êëíê✡ ìíî ï
íê✟ ó
ô õ õö
ó
M
✓✔ þ
l
✕ þ
m
✖ þ
l
ø☞øú ø✗ ✘þ
rp
ø ✔ ✙
✚✕ ✌ ✌✛
✕ ÿ ê✁ êëìê ✂
ï ✜
✑ êëì ✜
ð ✜
✡ ✏
✜ ✡ òí ò
í✁ ê✡ ✢
ê ✠ íñ ✡ê ☎ó
✣ êéí òî
✤✥ òè ☎ó ô
õ õ ✦ ó ✕ þ
ú þ ✗ ✍ ø
✗ øø✗
✕ þ
m
✖ þ
l
ø☞øú ø✗ ó
ê✁ êëìê ✂ ✧
✜ ðêéê
✧ñ ✠ ò ê✁ êë ★
ê ó ✢
ê ✩ ê ✩
íî ✝ó✝
ê òêëí ó ô
õ õ ✪ ó
M
þ
t
✓ ✔
þ ✕ þ
n
þ
liti
ø ✗
☛✫ ✔
ø ✗ ✬
✌ ✓ ù ✫ø✭
.
✮ñ ✆ ★ ê✁ êëìê ✂
ç êéê✟
✣ ê ò
ê ✯
✡ í✰ ✜
ë ✠
íì ★
✏ ë
✜ ✠ ✠ ó
✱✜ ðêëî
✝ê ð ê ☎
í✁ ó
ôõõ ✲
ó ✌
✳ ú ø
✳ þ
✬ ✫ ☛þ
l
ø☞øú ✛ þ
✗✬ ø☞øú
ó ê✁ êëìê ✂
✴ èðí
✤ ✁
✠ êë ê ó
✱✜ ðêëî
✝ê ð ê ☎
í✁ ó
ôõõ ✵
ó ✌
✳ ú ø
✳ þ
✬ ✫ ☛þ
l
ø☞øú ✛ þ
✗✬ ø☞øú
ó ê✁ êëìê ✂
✴ èðí
✤ ✁
✠ êë ê ó
✱✜ ðêëî
✝ê ð ê ☎
í✁ ó
ôõ ✲
õ ó ✕ ú ✓ù þ
s
☛þ
l
ø☞øú ✛ þ
✗✬ ø☞øú
.
ê✁ êëìê ✂ ✴
èðí ✤
✁ ✠
êë ê ó ✏è ✠
✑ íìê ✠ êëíî
✣ ✜
☎ ✑í ó
ô õ
✲ õ
ó ✕
þ ✗✬
ø ú ✙
✶ ✷
i
✗ ø
✳ ✖
þ
l
ø☞øú þ
ko n
o m
i
✔ ø✗ ✭
i
✗✬ ý✙✗ ✬ ø✗ ✖ þ
l
ø ☞ø ú
✔ ✫ ù þ
ko l
ø ✶
✳ þ
ú ✶
ø ✔
ø✸ ✸ú þ
st
øù ✫ ✖ þ
l
ø ☞ø ú
þ
ko n
o m
i sisw
ø ý þ
l
øù ✹
✌ ✛ ✺
✻✕ ✺
n il
ø ☛ ø
✗ ✔ øú ✼ ø
✷ ✸✙✗ ✬
✳ ø
✶ ✙ ✗
✸ þ
l
ø☞øú ø ✗
✽ ✾ ✾✿❀
200
❁ ó
✯ ✡í ☎
ê ó ✧ê✟í ðî
❂ êëí òê ó
ô õ õ ✦ ó
❃ ø
ý
to r y
ø ✗ ✬
M
þ
m p
þ ✗✬
ø ú ✙
hi
☛þ
l
ø ☞ø ú
❄ ✗
ø ý
.
ê✁ êëìê ✂ ç
ë ê ð ✜
òíê ✏è✠
ìê✁ ê ó ✧í òè ✩
ê✡ ó ôõõ
✵ ó
M
þ
t
✓ ✔
þ ✔
ø ✗
✘þ
kn ik M
þ
n yu
su n
✘þ
sis
ó ✴
ê✡ òè✡
✆✂ ❅ ❆
ó ✤☎
❇ ê ✥
✜ ìê ó
✧ è✠ ðê✡î ✞
✜ òò ★ó
ô õ
✲✲ ó
❄ ✸✭
ik
ø ù ✫
✌ ✳
ø ✳
istik
✕ þ
✗ þ
liti
ø✗ ✔
þ ✗✬
ø ✗
✌✕ ✌✌ ó
✴ ê✡ òêë
❈ê ð ✑ è✡
✆✂ ✏
✜ ✡
ò í òí✁ê✡
✄ ✁ñ ✡ñ ð
í ✯
✡ í✰ ✜
ë ✠ íìê ✠
❈ê ð✑ è ✆ó ✒☎
ê ð ✜
ìñ ó ô
õ õ✪ ó
☛þ
l
ø ☞ø ú
✔ ø✗ ❃
ø ý
to r
û ❃
øý
to r y
ø ✗ ✬
M
þ
m
✸þ ✗ ✬ øú
✙ ✶
✫
n y
ø ó
ê✁ êëìê ✂ ✧
í✡ ✜
✁ê ❅
í✑ ìê ó ✒☎
ê ð ✜
ìñ ó ô
õ ✲
õ ó
☛þ
l
ø ☞ø ú
✔ ø✗ ❃
ø ý
to r
û ❃
øý
to r y
ø ✗ ✬
M
þ
m
✸þ ✗ ✬ øú
✙ ✶
✫
n y
øÿ ê✁ êëìê ✂
✧ í✡
✜ ✁ê
❅ í✑ ìê ó
✒è ò êë ðê✡ìñ î
✧ óçè✡ê ✩ ê✡
ó ô
õ õ ❉ ó ❄
✗ ø
✭
isis
✼
in i
þ
r
❊ø✗✔ ø
✔ þ ✗ ✬ ø✗
✌✕ ✌ ✌ ÿ
✴ ê✡
ò êë
❈ê ð ✑ è✡
✆ ❋
çëê✟ê ●☎ðè ó
❍■❏ ❑▲▼ ◆❖ ◆P ◗ ◆❘ ◆❙
❚❯❯ ❱❙
M
❲
n u
m
❳❨ ❩❬❭ ❪
Mi
❪❭ ❫ ❴ ❲
l
❭ ❵ ❭ ❛
❨ ❪ ❫
u k M
❲❪❜❭ ❝❭ ❞ ❡❨ ❬❢ ❲
s
❣ ❭
❤ ❭
✐ ❡ ❫
❨ ❥
❞ ❙
❦ ❑
❧ ❑
♠ ♠
❑ ♥
❑ ❧
❑ ♦
▲ ♣
♠ ❑
♥ ❑
q ♣ ❖
❚❯❯ ❯ ❖ ◆
❯ r
s ❑
♦ ■
❖ tt
s ▲
✉ ✈
■ ❧
❑ ❖
t ✇
❚ ❯ ❯❱ P
① ❑
❧ ❚
② ❏ ❑
❖ ❚
③ ❍■❏
♥ ❑
❖ ❑
❙ ❚❯❯
④ ❙
M
❲
t
⑤❥ ❲
❡ ❫ ❭ ❫
istik
❙ ⑥
❑ ❖ ❏ ■❖
q⑦ s
❑▲▼ ✉
⑧ ◆
❙ ❍■❘
♠ ❑
❏ ✉
❖ ❑
⑧ ❑
P ⑨
❙ ❍ ❙
❚❯❯ ⑩
❙ ❶
❲❪ ❷
❲
m
❳❭ ❪ ❷
❭ ❪
❸
u riku
lu m
❹ ❲
o ri
❥ ❭
❪ ❶
❛ ❭❬
t
❲
k
❙ ⑥
❑ ❖ ❏ ■❖
q⑦ ❺ ♣
♠ ❑
♥ ❑
❺ ◆ ▼
❏ ❑
❘ ❑▲
❻ ❑
❙ ❍■
q✉❻ ◆❖ ◆❙
❚❯❯ ②
❙
M
❲
t
⑤❥ ❲
❶ ❲❪ ❲
liti
❭ ❪ ❶
❲❪ ❥
❞ ❥
❞
k
❭ ❪❼ ⑥
❑ ❖❏
■ ❖
q ⑦
❽ ✇
❙❾ ❧
❿ ❑➀ ♣
⑧ ❑
❙ ❍■
q✉❻ ◆❖ ◆❙
❚❯ ④
❯❙
M
❲
t
⑤❥ ❲
❶ ❲❪ ❲
liti
❭ ❪ ❸
❨❭ ❪❫
it
❭ ❫
i
➁ ❸
❨ ❭ ❤
it
❭ ❫
i
➁ ❙
⑥ ❑
❖❏ ■
❖ q
⑦ ❽
✇ ❙ ❾
❧ ❿ ❑➀
♣ ⑧
❑ ❙
❍■ ▲ ❻
❑➀ ▲❑ ⑧
❑ P
❍■ ♠
❑ ❏
✉ ❙
❚ ❯ ❯
② ❙
❶ ❢ ❞
ko l
⑤ ❷
❞ ❶
❲❪ ❥
❞ ❥
❞
k
❭ ❪❼ ◗ ❑
❘ ❑▲
⑧ ❑
⑦ ❺
❑ ♥
❑ ➂▲ ❑
❿ ✉
❖❏ ◆
➃ ♣
▲▼ ❑ ❏ ❑
❙ s
▲ ✉
❑ ❖
⑧ ◆❙
❚❯ ④
❯❙
M
⑤❥ ❲
l
❶ ❲
m
❳❲
l
❭ ❵
❭❛ ❭ ❪ ❹
❲ ❛ ❝
❭ ❥
❨ ❼ ◗
❑ ❘
❑▲ ⑧
❑ ⑦
⑥ ■
♠ ✉ ❾❘ ▼ ❑▲❑
❙ s
■ ➄
■P s
■ ❧
■▼ ❙
❚ ❯ ❯
r ❙
❶ ❲
❛ ❭
n
❣
isiplin
❶ ❭
❥ ❭
❶ ❲
ril
❭ ❬
u
❥ ❭ ❪
❶ ❛ ❲
st
❭ ❢ ❞ ❡
❞
sw
❭ ❙
◗ ❑
❘ ❑▲
⑧ ❑
⑦ ➂▲❑▼
✉ ❖❏
◆ ❙
➅ ❖
✉ ➆ ♣
▲▼ ✉
⑧ ❑▼
➇ ❑
♠ ➈ ■❖
q ❙
❚ ❯
④ ❯ ❙
➉ ⑤ ❛
✐ ❭ ❫
❶ ❲
n u
li
❢ ❭ ❪ ❸
❭ ❛ ➊
❭ ➋
lm i
❭ ❩ ➌
n iv
❲
rsit
❭❢ ➍
❭ ✐
❝ ❨
❪ ❷
❙ ⑥
❑ ❖❏
❑▲ ➇
❑ ♠➈
■ ❖
q ⑦
➅ ❖
✉ ➆ ♣
▲▼ ✉
⑧ ❑▼
➇ ❑
♠➈ ■
❖ q
❙ ➎
htt
❝➏ ❶
❲
m
❭ ❪➁❭❭ ❫
❭ ❪ ➍
i
❪ ❷
❬❨ ❪ ❷
❭ ❪
❢ ❲ ❳❭
❷ ❭ ❞
su m
❳ ❲
r
❳ ❲
l
❭ ❵ ❭ ❛
⑤ ❪
➐ ❷
❨❢ ❫
u s
200
➑❼ ❷
⑤⑤❷ ❤ ❲
.
❜
o m
.
➎
htt
❝➏ ➒➒
m
❭❢ ❢ ⑤
➁❭ ❼ ➓ ⑤
❛ ❥
❝ ❛ ❲
ss.
❜
o m
➒
20
➔ → ➒ ➔ ➣ ➒
➑ ➒❝❲❪ ❷
❲
rti
❭ ❪
↔❛ ❨❭ ❪
❷ ↔
li
❪ ❷
❬
u p
↔ ❥
❭ ❪
↔
tu j
❨ ❭ ❪ ↔
i
❝❢ ➒
. htt
❝➏ ➒➒❳ ❤⑤
❷ ❤
❭ ❢ ❬❭❛ ❬
o pi.
❳ ❤
o
❷ ❢ ❝
⑤ ❫
.
❜
o m
➒
20
➔➔ ➒
02
➒
t
❲
o ri
↔
t
❲
n t
❭ ❪
❷ ↔
m i
❪❭ ❫ ↔
❳❲
l
❭ ❵
❭❛ ↔
sisw
❭ ❼
htm l