Faktor Resiko Kejadian Malaria Di Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

H
HA
ASSIILL PPEEN
NEELLIITTIIA
AN
N

FAKTOR RISIKO KEJADIAN MALARIA
DI KAWASAN EKOSISTEM LEUSER KABUPATEN KARO
PROVINSI SUMATERA UTARA
Sori Muda Sarumpaet1), Richard Tarigan2)
1)

2)

FKM - USU
Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, Prov. Sumatera Utara

ABSTRACT
The Leuser ecosystem area of Karo district belongs to the Bukit Barisan Mountains
known as the lung of the world also faces the malaria problem. There are three

sub-districts i.e. Mardingding, Laubaleng and Kutabuluh still noticed as the
malaria endemic areas. Since 2003 until 2005 the cases of malaria based on the
indicator of Annual Malaria Incidence (AMI) increased from 12,8 permil to 25,4
permil.
To examine the risk factors influencing the incidence of malaria in Leuser
ecosystem a case-cotrol study was conducted. The cases are 138 people who have
visited health center and have been diagnosed as malaria. The controle are 138
people who have no history of malaria, both cases and controle have matched in
age and sex.
Using adjustment multi logistic regression this study have identified that AMI were
fluenced by poor action OR=6,9 (95% CI:3,2-14,8), mosquito breeding place
OR=5,1 (95% CI:2,4-10,8), lower knowledge OR=5,5 (95% CI:2,6-11,8), lower
education OR=3,3 (95% CI:1,5-6,9), farmer OR=2,8 (95% CI:1,3-6,1), the
distance from mosquito breeding place to residential area < 2km OR=3,7 (95%
CI:1,7-7,7), house/environmental spraying OR=4,3 (95% CI:2,0-9,1).
To minimize the incidence of malaria in the community, it is suggested to perform
the multidiciplines and multisectorals programme. Such as to conduct a health
promotion directly to the community and indirectly through brochures, leaflets,
newspapers and electronic mass media. Encourage the community to use bed net,
minimize the out house night activity and to controle the mosquito breeding places.

Keywords: Risk Factor of the Incidence of Malaria, Leuser Ecosystem Area
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit yang
ditularkan melalui vektor nyamuk Anopheles
yang masih merupakan masalah utama di
dunia terutama negara berkembang. Penyakit
ini disebabkan parasit protozoa yang
ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan
terdapat di lebih dari 100 negara, di mana
kematian akibat penyakit malaria 1-2 juta
orang setiap tahunnya. Penanggulangan
malaria di dunia selama lebih dari beberapa
dekade telah mengalami kegagalan, sebagai
akibat dari hambatan di bidang teknik,
logistik dan politik (NAMRU-2, 2002).

Di Propinsi Sumatera Utara terjadi
kasus malaria klinis rata-rata 82.405 per
tahun (selama tahun 1996-2000). Penyakit
malaria sampai saat ini menduduki rangking

ke-7 dari sepuluh penyakit terbesar di
Propinsi Sumatera Utara (Profil Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2003).
Berdasarkan data yang dilaporkan dari
laporan bulanan malaria, kejadian malaria di
Kawasan Ekosistem Leuser ini berdasarkan
Annual Malaria Incidence (AMI) terjadi
peningkatan malaria dalam 3 tahun terakhir
di Kawasan Ekosistem Leuser dari 12,8 ‰
tahun 2003 dan meningkat menjadi 14,3 ‰
tahun 2004 dan 25,4 ‰ tahun 2005.

55
Universitas Sumatera Utara

Oleh sebab itu perlu dilakukan
penelitian untuk mencari faktor-faktor risiko
yang mempengaruhi kejadian malaria di
Kawasan Ekosistem Leuser Kabupaten Karo
untuk memutuskan mata rantai penularan

penyakit malaria.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan studi kasus kontrol yang mencari
pengaruh paparan faktor risiko penyakit
malaria dengan cara membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan
paparannya.
Penelitian
dilakukan di Kawasan Ekosistem Leuser
Kabupaten Karo, yang merupakan daerah
endemis malaria yaitu di Kecamatan
Kutabuluh, Kecamatan Laubaleng dan
Kecamatan Mardingding selama 7(tujuh)
bulan mulai bulan Maret sampai September
2006.
Dengan perkiraan OR=3 (Dasril,

2005), α=0,05, β=0,15 (Lameshow,1997)
dibutuh- kan kasus dan kontrol masingmasing 138.
Populasi
kasus
dalam
penelitian adalah penderita malaria positif
parasit plasmodium pada pemeriksaan darah
tepi yang tinggal di Kawasan Ekosistem
Leuser Kabupaten Karo dan tercatat di buku
berobat penderita malaria di 3 puskesmas
Kabupaten Karo dari bulan Januari sampai

FAKTOR INTRINSIK
1. Karakteristik Masyarakat
- Pekerjaan
- Pendidikan
2. Perilaku Masyarakat
- Pengetahuan
- Tindakan


FAKTOR EKSTRINSIK
1. Tempat Perindukan Nyamuk
2. Jarak Rumah ke-Tempat
Perindukan Nyamuk
3. Penyemprotan

September 2006. Kasus harus memenuhi
kriteria inklusi yaitu positif menderita
malaria, bertempat tinggal di daerah endemis
malaria
Kawasan
Ekosistem
Leuser
Kabupaten
Karo,
bersedia
menjadi
responden. Sedangkan kriteria eksklusi
adalah tidak menetap di Kawasan Ekosistem
Leuser, telah meninggal dunia atau tidak

bersedia untuk diwawancarai.
Kontrol adalah dari kelompok
masyarakat yang datang berobat ke
puskesmas tanpa gejala demam dan tidak
pernah menderita malaria baik yang terdaftar
di
kartu
berobat
maupun
waktu
diwawancarai dengan kriteria bertempat
tinggal di desa yang sama dengan kasus,
bertempat tinggal di Kawasan Ekosistem
Leuser Kabupaten Karo minimal 6 bulan.
Kasus dan kontrol disepadankan secara
kelompok yaitu untuk setiap kasus dicarikan
satu kontrol pada kelompok usia dan jenis
kelamin yang sama.
Berdasarkan telaah teoretis maka
kemungkinan faktor risiko kejadian malaria

di
Kawasan
Ekosistem
Leuser
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
faktor intrinsik yang berasal dari penderita
dan faktor ekstrinsik yang berasal dari
lingkungan dan kebijakan pemerintah yang
dapat digambarkan seperti bagan di bawah
ini:

Kasus

Kontrol

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian

56

Faktor Risiko Kejadian Malaria di Kawasan Ekosistem Leuser (55– 63)

Sori Muda Sarumpaet dan Richard Tarigan
Universitas Sumatera Utara

Kasus diambil dari data buku register
puskesmas terhadap semua penderita malaria
parasit positif yang dicatat secara lengkap
seperti nama, jenis kelamin, alamat dan lainlain. Selanjutnya dilakukan wawancara
terstruktur untuk mengumpulkan data primer
dari kelompok kasus dan kontrol dengan
menggunakan daftar instrumen yang telah
dipersiapkan dan melakukan observasi
ketempat tinggal kasus dan kontrol serta
dilakukan pengukuran jarak pemukiman
dengan tempat perindukan nyamuk.
Analisis dan pengolahan data
dilakukan setelah semua data terkumpul
dengan menggunakan SPSS yaitu analisa
univariat, bivariat dan multivariat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Bivariat

Dari hasil wawancara terhadap kasus
dan kontrol terhadap pendidikan dan
pekerjaan diperoleh hasil seperti Tabel 1.
Dapat di lihat bahwa sebagian besar
(74,6%) kasus dengan pendidikan rendah
(Tidak tammat SD, SD dan SLTP) dibanding
dengan kelompok kontrol (39,9%) dengan
nilai OR = 4,4 (95% CI:2,7-7,4). Artinya
responden yang menderita penyakit malaria
4,4 kali risikonya berpendidikan rendah

dibanding dengan yang tidak menderita
malaria dan secara statistik berbeda
bermakna (p