MedEri MedisMeditasi : Persepsi Baru Bagi Manusia Baru

M edEri M^セ@
MedisMeditasi

j|サ・セゥUエ。@

j|サ・セイゥ@

Sanksl Pelanggaran Pasal 72
Undang·Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Clpta
1.

2.

Barangsiapa dengan sengaja dan lanpa hak melakukan perbualan
sebagaimooadimaksud dalam Pasal2 ayal (I) alau Pasal49 ayat (1) dan
ayal (2) dipidanadengan pidana penjara masing·masing paling singkall
(salu) bulan dan/alau denda paling sedikil Rp 1 000.000,00 (salu jula
rupiah), alau pidana penjara paling lama 7 (IUIUh) lahun dan/alau denda
paling banyak Rp 5,000.000000,00 (lima miliar rupiah) .
Barangsiapadengansengaja menyiarkan , memannerkan, mengedarkan,
alau menjual kepada umum suatu Ciplaan alau barang hasil pelanggaran

Hak Opla alau Hak Terkail sebagaimana dimaksud pada ayal (1) dipidana
dengan pi dana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/alau denda paling
banyak Rp 500000.000,00 (lima ratus jula rupiah)

MedEri
MedisMeditasi
Persepsi Baru
Bagi Manusia Baru

Anand Krishna
bersama
dr. Bambang Setiawan,
(Ahli Bedah & Bedah Syaraf)
dr. Djoko Pramono (Ka. BP4)
dr. Stephanus Hardyanto
& dr. Oka Dharmawan

.,.
- ... .


ONE EA"' H
セ@

I'T O ne Earth Media

2005

MedEr; McdisMedistasi
Persepsi Baru Bagi Manusia Baru

© One Earth Media 2005

xiv + 94 halaman; 11 x 17 em
ISBN: 979-99450-2-X
Anand Krishna
Bersama:
dr. Bambang Setiawan (Ahli Bedah & Bedah Syaraf) ,
dr. Djoko Pramono (Ka. BP4) ,
dr. Stephanus Hardyanto & dr. Oka Dharmawan
Penyunting:

Wandy N Tuturoong
Perancang Sampul: Agung Istiadi - LKiS
Diterbitkan pertama kali oleh:
PT ONE EARTH MEDIA
Anggota IKAPI, Jakarta 2004
Cetakan I: Juni 2005

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mempcrbanyak sebagian
atau seluruh buku ini
tanpa ijin tertulis dari penerbit

Dicetak oleh:
PT LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta
l si di ll'.ar tanggung j awab percetakan

セ。ヲエイ@

lsi


Pengantar Penerbit. ix
Meditasi untuk Kesehatan Holistik
Anand Krishna • 1

Manusia &OtakManusia
dr. Djoko Pramono • 36

Otak & Kesadaran Man usia
dr. Bambang Setiawan • 45

Kesadaran dalam Keseharian
dr. Stephanus Hardyanto • 61

Hidup Sadar, Hidup Sehat
dr. Oka Dharmawan • 66

Kesehatan Holistik -Kesempurnaan Hidup
Anand Krishna • 74


Profil Singkat Nara Surnber • 85
Undangan • 88
Koleksi Lengkap Karya Anand Krishna • 89
Terbitan lain dari PT One Earth Media • 93
v

Dari Seminar

"BERBAGAI PENGOBATAN
AlTERNATIF'
Di Auditorium Serbaguna Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
Tanggal6April2005
Penyelenggara: Pusat Kajian Kedokteran dan
Kesehatan Majelis Nasional KAHMI
Bekerjasama dengan : Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Saya sudah sering mendengar ten tang meditasi
yang diajarhn oieh pakarnya, Bapak Anand Krishna.
Saya mengharaphn bahwa ada penelitian iebih

ianjut, sehingga apa yang beliau berikan itu bisa
menjadi aset nasionai dan dapat disebariuaskan ke
seluruh tanah air, bahkan manca negara.
Dr. dr. Siti Fadilah Supari
Menteri Kesehatan RI

Kami sangat menghargai, sanga t appreciate pada
apa yang Bapak Anand Krishna iakukan. Meditasi
memang sudah terbukti bisa menghasiikan riieksasi.
Bisa menunjang medis. Apa yang beliau hkllhn sudah
benar, tidak periu buka Kiinik Meditasi dan dibuat
menjadi alternatif Siiakan berkarya terus, kami
dukung.
Prof. dr. Azrul Azwar, MPH
Direktur Jendera! Pcmbinaan Kesehatan Masyarakat,
Departemen Kesehatan RI

Vl1

l1edEri l1edisl1editilsi


Bersam:l Dr. dr. Siti Fadillah Supari,
Menteri Keseh at:l n RI dan assisten

Bersama Prof. dr. Azrul Azwar, MPH - Direktur Jende raI
Pembinn n Ke seh atan l\1:lsyarakat dan pembi ca ra lainnya
p " da acara Seminn "B r ago. : P"',go batan Alte r arif " di
Aud itorium Serbaguna De parte m e n Kesehatan RI - Jakarta

viii

Oセョ。Lエャイ@

...

/fi.ncrb{t

k"
an


" JVlcmasar
1:\ ,4

£,PerscjJsi
{ l Qila kita sakit, maka tanpa pikir panjang kita
- U;)akan langsung menghubungi seorang dokter
- atau bagi mereka yang lebih memilih untuk
berhemat, mungkin langsung akan rnenuju apotik
dan rnenyerahkan daftar obat yang selarna ini
dinilai arnpuh pada apoteker. Pernahkah kita
bertanya, apa yang akan dilakukan oleh seorang
dokter, bila ia sendiri sakit?
Apakah ia akan rnengkonsumsi obat yang
sarna yang ia berikan pada pasien -pasiennya?
Silakan tanya sendiri pada dokter anda...
Barangkali rnernang tidak sernua dokter akan
punya car a yang sarna untuk menyernbuhkan
dirinya. Narnun, sejurnlah dokter rnengaku tidak
selalu rnenggunakan obat yang mereka anjurkan
untuk pasiennya. Untuk penyakit-penyakit ringan,

ix

/'fedEri /'fedis/'fedir;ui

banyak yang malah hanya memilih untuk beristirahat dan membiarkan tubuhnya melakukan
penyembuhan secara alami .
Kalau begitu, dari mana sebetulnya datangnya
kesembuhan?
Di jaman dahulu, seperti yang akan dapat
Anda baca dalam buku ini, urusan kesehatan
manusia selalu diserahkan pada seorang "fasilitator"
yang memang telah memahami kehidupan secara
holistik. Mereka tidak hanya mengerti tentang
gejala-gejala sebuah penyakit, mereka bahkan
mengetahui dari mana sumber ataupun akar dari
penyakit yang diderita seorang pasien. Tugas
mereka bukan hanya menyembuhkan penyakit
yang secara fisik dirasakan oleh si pasien. Lebih
dari itu, mereka juga "menyembuhkan" akar
penyakit yang berasal dari jiwa si pasien sendiri .

Ini yang disebut dengan kesehatan holistik.
Kata "menyembuhkan" barangkali kurang
tepat untuk digunakan di sini. Sebab, sebagai
fasilitator, yang ia lakukan hanyalah "memfasilitasi"
seseorang untuk menyembuhkan dirinya sendiri .
Kesembuhan datang dari diri sendiri .
Dalam kenyataannya, yang juga ditunjukkan
oleh berbagai penelitian ilmiah moderen,
x

iヲエュ[ャjセLォョ@

Puupsi

kesembuhan sebetulnya hanya mungkin terjadi
karena keyakinan kita sendiri. "Keyakinan kita"
pada kemampuan seorang dokter yang akan
menyembuhkan ketimbang kemampuan sang ·
dokter bahkan obat yang diberikannya. Seorang
dokter yang baik hanya akan memfasilitasi

munculnya kembali keyakinan dalam diri sang
pasien - obat-obatan diperlukan hanya sebagai
pelengkap untuk mengurangi rasa sakit dan
mempercepat proses penyembuhan.
Sayang sekali bahwa dalam dunia moderen
yang kapitalistik seperti sekarang ini, kesehatan pun
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
industrialisasi. Kesehatan telah menjadi bagian dari
kapitalisme. Akibatnya, paradigma kesehatan yang
digunakan bukan lagi untuk mencapai tujuan
"memanusiakan manusia", tetapi untuk menjadikan
manusia sebagai market, sebagai "pasar" bagi
industri kesehatan, khususnya obat-obatan. Dokter
sebagai sebuah profesi mulia - yang memiliki
tanggung jawab sosial yang tinggi sebagaimana
halnya guru, wartawan dan aparat hukum sekarang sepertinya telah menjadi semacam batu
pijakan untuk memupuk kekayaan. Tentu saja tak
semua dokter seperti itu .. .
xi

HedEri HediJHedifilJl

Tak usah heran bila ada oknum-oknum dokter,
yang dalam kenyataannya memiliki profesi ganda
sebagai marketing staffataupun "staff pemasaran"
dari industri obat-obatan tertentu, selain sebagai
dokter. Mereka mendapatkan komisi yang cukup
tinggi bila mampu "memasarkan" obat-obatan
merek tertentu kepada para pasiennya. Hal ini
diperparah dengan kecenderungan mereka untuk
"playing God", menempatkan diri atau memberi
kesan bahwa hanya merekalah yang bisa
melakukan penyembuhan - sehingga pasien
tinggal mengiyakan saja apapun yang dikatakan
oleh dokter.
Tunggulah sepuluh tahun dari sekarang.
Bukan cuma produk obat-obatan yang akan dijual
di dalam negeri, dokter-dokter asing pun akan
"dipasarkan" di sini. Kesehatan menjadi sesuatu
yang sangat mahal. Milik orang-orang berada.
Tak usah heran pula bahwa mereka yang
mencoba mempromosikan kesehatan holistik
hanya mendapat julukan "ahli kesehatan
alternatif" ... Mereka, sungguh bukan yang utama.
Di jaman modern ini, segenap kemanusiaan
kita, segenap energi kita, hanya diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang materialistik. Inilah
Xll

l'femilJilrkilfl Perupsi

wajah kita, wajah bangsa kita dan wajah dunia
kita ...
Sudah saatnya mengubah cara pandangyang
keliru ini. Saatnya menempatkan kesehatan dalam
perspektifyang holistik. Dengan memperhatikan
kesehatan secara holistik, maka dengan sendirinya,
kita sedang memberdayakan diri sendiri. Kita
sedang mengembangkan segenap potensi yang
masih tersimpan dari dalam diri, tidak saja demi
kepentingan kesehatan semata, tapi untuk
mencapai keadaan tertinggi yang mungkin dicapai
oleh seorang anak manusia - sesuatu yang tak
terbayangkan sebelumnya.
Dan karena yang dikehendaki oleh kesehatan
holistik adalah pemberdayaan diri, maka sebetulnya
kita tidak bisa lagi membatasinya dalam konteks
kesehatan kita sebagai pribadi atau individu.
Kesehatan holistik harus pula dialami oleh kita
sebagai bangsa dan sebagai umat manusia.
Pernahkah mendengar ada yang mengatakan
bahwa "bangsa kita sedang sakit?" Ya, secara literal,
dalam konteks kesehatan holistik, bangsa kita
memang sedang sakit. Ada begitu banyak krisis
yang terjadi di semua aspek kehidupan, mulai dari
politik, ekonomi, sosial dan budaya... yang tidak
)Ull

l'fedEri l'fedisl'feditJsi

kita ketahui bahwa akarnya berasal dari kesadaran
kita sendiri. Hanya dengan memberdayakan diri
sendirilah, kita bisa mengatasi persoalan-persoalan
semacam itu.
Lewat buku ini, Anda akan menyadari bahwa
"budaya asal" kita, budaya Nusantara, sesungguhnya mewakili nilai-nilai luhuryang merupakan
sumber penting bagi upaya untuk menciptakan
kesehatan holistik. Memberdayakan kita, sebagai
pribadi maupun sebagai bagian dari bangsa ini.
Persepsi baru inilah yang sedang kami
"pasarkan" lewat buku ini . Ya, biarlah persepsi ini
menjadi pembicaraan di pasar-pasar, di semua
tempat. Kesehatan sesungguhnya begitu murah,
karena berasal dari dalam diri kita sendiri.
Terimalah kehadiran Anand Krishna, Guru
Spiritual Lintas-Agama yang sejaklama menggeluti
bidang keseha tan holistik, serta sejumlah dokter yang
memiliki visi baru bagi kemanusiaan kita. Kiranya
berkenan di hati anda ....
Jakarta 2 Mei 2005
Salam damai,
Penerbit
XIV

.5\1eoitasi untuk
1