Peningkatan dan Pengembangan SDM Kesehatan JKN

rJcn
.......... セnオゥッmi@

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Oaya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Jakarta, 2013

610.69
Ind
p

Katalog Dalam Terbitan . Kementerian Kesehatan RI

610.69
Ind

p

Indonesia Kementerian Kesehatan R I Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kesehatan
Peningkatan dan Pengembangan SOM Kesehatan
dalam persiapan pelaksanaan JKN.- Jakarta .
Kementerlan Kesehalan RI 2013
ISBN

978-602-235-411-6

1 Judul
I. HEALTH MANPOWER
II. HEALTH INSURANCE

rJcn

---

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Oaya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Jakarta, 2013


610.69
Ind
p

Sambutan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena seizin-Nyalah buku ini dapat diselesaikan menjelang dilaksanakannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Buku ini berjudul "Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
dalam Persiapan Pelaksanaan JKN", yang memberikan gambaran
ketersediaan sumber daya manusia dalam menghadapi pelaksanan JKN.
Seperti kita ketahui bersama bahwa semua upaya kesehatan, 80%
dipengaruhi dengan keadaan SDMnya. Jadi selain dibutuhkan
pembangunan dan pengadaan sarana prasarana, dibutuhkan juga SDM
kesehatan yang perlu ditingkatkan, kalau tidak pelayanan kesehatan akan
buruk.
Manajemen SDM tidak saja penempatan dan pendidikan, tetapi
didalamnya juga termasuk peningkatan mutu, retensi, pengembangan dan
pemberdayaan. Pelaksanaan JKN sudah diprediksi merubah cara kerja dan
kebutuhan tenaga kesehatan . Buku ini akan memberikan gambaran apa

yang dilakukan Badan PPSDM Kesehatan dalam mempersiapkan
pelaksanaan JKN, mulai dari perencanaan, hingga pengendalian mutu dan
pengembangan SDM .
Mudah-mudahan, buku ini dapat dijadikan salah satu referensi yang
bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dan seluruh stakeholder yang
turut serta mensukseskan terselenggarannya Jaminan Kesehatan Nasional.
Jakarta, 16 Oktober 2013
Kepala Badan PPSDM Kesehatan

d . Untung Suseno Sutarjo, M .Kes
IP. 195810171984031004

Perao BPPSDM Kesehatan dalam Mene:nadap/ JKN

II Peran BPPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN

-

-


DAFTARISI

BAB

BAB

II

BAB

III

PENDAHULUAN

1

A.

LATARBELAKANG


1

B.

KONDISI UMUM

2

C.

POTENSI DAN PERMASALAHAN SDM KESEHATAN

3

D.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PERSIAPAN
PELAKSANAAN JKN

3


PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
A.

PENGUATAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN

4

B.

PERENCANAAN KEBUTUHAN

6

C.

PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM
PERSIAPAN PELAKSANAAN JKN


10

D.

KEKURANGAN DAN KETERSEDIAAN DOKTER, PERAWAT
DAN BIDAN DI PUSKESMAS

28

PEMENUHAN DAN DISTRIBUSI SDM KESEHATAN

32

A.

PENDAYAGUNAAN

32

B.

C.

PENUGASAN KHUSUS RESIDEN

36

PENUGASAN KHUSUS D-III KESEHATAN

38

D.

PENGANGKATAN DOKTER SPESIAUS/DOKTER GIGI
SPESIALIS/ DOKTER DAN DOKTER GIGI PTT KEMENTERIAN
KESEHATAN

39

E.


Jell
---

4

PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PTT KEMENTERIAN
KESEHATAN

41

r

Pefiln 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JKN

III

BAB

IV


PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MUTU SDM
KESEHATAN

42

A.

42

PENINGKATAN MUTU 5DM KE5EHATAN MELAlUl
PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

1.

Program Bantua" Pendidikan oakter Spesialis/Dokter

42

Gigi Spesialis
2.


Program Tugas Belajar SDM Kesehatan

50

3. CPO untuk Dokter lavana" Primer dalam mendukung
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional

52

B.

PROGRAM INTERN51P DOKTER INDONE51A (PIDI)

56

C.

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KE5EHATAN

58
58

D.

1.

Penyelengaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan

2.

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR

68

1. Perencanaan Pelatihan
2.

69

Pelaksanaan
69

3. Quality Kontrol
4.

62

73

Pelatihan Aparatur dalam rangka Persiapan

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
BAB

V

PEMBINAAN DAN PENGAWA5AN MUTU 5DM KE5EHATAN

77

BAB

VI

PERAN lINTA5 5EKTOR

85

A.

PERAN lINTAS 5EKTOR YANG DIHARAPKAN DARI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

85

B.

PERAN lINTAS 5EKTOR YANG DIHARAPKAN DARI
KEMENTERIAN KEUANGAN

87

BAB

VII

88

PENUTUP

DAFTAR 51NGKATAN
Iv Peran BPPSOM Keuhatan dalam Menghadapl JKN



Y@

I. PENDAHULUAN

A.

--

LATAR BELAKANG

Seiring dengan upaya pemerintah untuk memberikan jaminan
kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia, pada Tahun 2004,
dikeluarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang mengamanatkan bahwa jaminan
sosial wajib bagi seluruh penduduk di antaranya adalah Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) .
Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang kesehatan kemudian disebut
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari 2014, yang secara
operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan luran
(PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan
Nasional).
Mendukung pelaksanaan tersebut, Kemenkes selaku pemerintah yang
bertanggung jawab dalam kesehatan berkewajiban menyiapkan
sarana dan prasarana termasuk SDM Kesehatan yang akan bertugas,
disamping itu harus menyiapkan NSPK.
Berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan dan pengembangan
SDM Kesehatan dalam persiapan pelaksanaan SJSN, antara lain
melalui : 1) Perencanaan kebutuhan Nakes; 2) Pemenuhan dan
distribusi Nakes; 3) Peningkatan Mutu kualitas Nakes ; dan 4)
Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan.

Pel1ln BPPSDM Kesekatan dalam Menghadapl JKN

1

B.

KONOISI UMUM
Menurut data yang terkumpul sampai dengan 10 Oktober 2013,
masih adanya Puskesmas yang tidak ada dokternya, dari 9.599
Puskesmas terdapat 1.327 (13,82%), sama hal nya di RS jika dilihat
dari standar kebutuhan tenaga masih kurang, tapi di lain pihak ada
puskesmas dan Rs yang tenaga kesehatan melebih standar.
Dalam pembangunan kesehatan, sDM Kesehatan merupakan salah
satu isu utama yang mendapat perhatian terutama yang terkait
dengan , jumlah, jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan
pembagian kewenangan dalam pengaturan sDM Kesehatan (PP No.
38 Tahun 2007 dan PP No. 41 Tahun 2007 ). Oleh karena itu,
diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung dengan regulasi
yang memadai dan pengaturan insentif, reward-punishment, dan
sistem pengembangan karier. Kompetensi tenaga kesehatan belum
terstandarisasi dengan baik.
Sa at ini baru ada satu standar kompetensi untuk dokter umum dan
dokter gigi serta deskripsi pekerjaan tenaga kesehatan lainnya belum
jelas. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga kesehatan di
Indonesia, terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi di Indonesia
perlu diperkuat, dalam kaitan dengan Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang No. 14
Tahun 2005 tentang Dosen . Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah
rendah karena keterbatasan formasi dan dana.

2

Peran BPPSDM Kesehatan dalam Menghadapi JKN

C.

POTENSI DAN PERMASALAHAN SDM KESEHATAN
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat namun
kebutuhan dan pemerataan distribusinya belum terpenuhi, utamanya
di DTPK. Kualitas tenaga kesehatan juga masih rendah,
pengembangan karier belum berjalan, sistem penghargaan, dan
sanksi belum sebagaimana mestinya.
Masalah kurangnya tenaga kesehatan, baik jumlah, jenis dan
distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, di sam ping itu
juga menimbulkan permasalahan pada rujukan dan penanganan
pasien untuk kasus tertentu.

D.

HAL-HAL YANG HARUS
PELAKSANAAN JKN

DIPERHATIKAN

DALAM

PERSIAPAN

1.

Keseragaman data tenaga kesehatan yang tersebar di Indonesia
terutama di fasilitas pelayanan primer.

2.

Pemerataan Tenaga kesehatan terutama di pelayanan primer

3.

Pemahaman Tenaga kesehatan tentang prinsip pelaksanaan JKN
terutama dalam pelayanan primer

4.

Kesepakatan sistem pelayanan primer dalam program JKN

5.

Kerjasama lintas sektor dan lintas organisasi profesi serta
universitas dalam membuat NSPK pelayanan kesehatan

Peran BPPSDM kesehatan dalam Menghadapl JKN

3

II. PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDM KESEHATAN

A. PENGUATAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
Pereneanaan kebutuhan SDM Kesehatan menjadi salah satu fokus
utama pada pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan guna
menjamin ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Mengaeu pad a Reneana Pembangunan Jangka Panjang bidang
Kesehatan dan Reneana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014,
bahwa pemenuhan seluruh kebutuhan SDM Kesehatan bagi
pembangunan kesehatan harus sudah tereapai pada tahun 2025,
termasuk kebutuhan tenaga kesehatan strategis untuk Daerah
Tertinggal, Terpeneil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Hal ini
menjadi dasar perlunya penguatan pereneanaan SDM Kesehatan.
Dengan demikian, pereneanaan kebutuhan SDM Kesehatan
diharapkan dapat memberikan gambaran perkiraan kebutuhan SDM
kesehatan saat ini dan proyeksi di masa yang akan datang, agar dapat
sDM kesehatan ditempatkan dan didistribusikan sesuai sesuai dengan
kebutuhan. Penguatan pereneanaan dilakukan bertujuan untuk
memperoleh pereneanaan kebutuhan sDM kesehatan di setiap unit
organisasi dan di setiap tingkat wilayah propinsi/kabupaten/kota yang
sesuai dengan kebutuhan program pelayanan kesehatan atau upaya
pelayanan yang dilaksanakan.
Pereneanaan sDM Kesehatan tentunya tidak terlepas dari dukungan
data dan informasi sDM Kesehatan. Pengembangan untuk
meningkatkan mutu pereneanaan sDM kesehatan telah dirilis dengan
ditetapkannya kepmenkes No. 81 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan Pereneanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota serta Rumah Sa kit.
4

Penn BPPSDM Kesehatan dalam Menghadap( JKN

Kendala yang ditemukan
Kesehatan, diantaranya :

dalam

perencanan

kebutuhan

SDM

1. Dalam
penyusunan
rencana
SDM
kesehatan
belum
memperhitungkan kebutuhan untuk melaksanakan program
pelayanan yang harus dilakukan. Beban kerja dalam program
pelayanan menjadi sangat penting untuk dihitung sehingga dapat
ditetapkan
kebutuhan
SDM
Kesehatan
berdasarkan
programManajemen/kerja sam a dalam perencanaan SDM
kesehatan belum optimal.
2. Informasi mempunyai peran yang am at penting dalam menyusun
suatu perencanaan SDM kesehatan yang baik Sulitnya memperoleh
data tenaga kesehatan yang bekerja di sektor swasta. Belum ada
mekanisme pengumpulan data yang terkoordinir dan terintegrasi.
Perencanaan SDM kesehatan be/um digunakan untuk pengambi/an
keputusan di da/am proses pengembangan dan pemberdayaan SDM
kesehatan.
Dalam rangka penguatan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan ,
sejak Tahun 2010 telah dilakukan berbagai upaya seperti :

1.
2.

Fasilitasi
Kabupaten/Kota
untuk
menyusun
dokumen
perencanaan kebutuhan kabupaten/kota
Penyusunan Pet a Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Indonesia

Target sampai dengan Tahun 2014, kabupaten/kota yang difasilitasi
untuk menyusun dokumen perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan
sebanyak 250 kabupaten/kota .
Sampai dengan Tahun 2013 ini telah difasilitasi 200 kabupaten/kota
dari 33 provinsi. Hasil fasilitasi terlihat pada tabel 3.1 :

Peran BPPSDM Kesehatan dalam m

セ ョ。ィ

。、ーT@

JKN

5

TABEL2.1
KABUPATEN!KOTA YANG DIFASILITASI UNTUK MENYUSUN
DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
NO

TAHUN

JUMlAH

SASAR

DQKUMEN HASIL

AN

1.

2010

PRO

KAB/

VINSI

KOlA

10

SO

SDKI
Prov/

Dokumen Perhitungan Kebutuhan
SDM Kesehatan berdasarkan WISN
(nap KabjKota menghasilkan output
perhitungan WISN untuk 1 puskesmas

Kabl

dl wilayahnya,

Kepeg

Dinkes

2.

2011

10

SO

3.

2012

10

36

4.

2013

10

70

Kota
Dokumen Perencanaan Kebutuhan
SDM Kesehatan Kab/Kota

Selain melakukan fasilitasi, upaya penguatan pereneanaan SDM
Kesehatan adalah melakukan penyusunan peta kebutuhan SDM
Kesehatan di Indonesia te lah dilakukan sejak Tahun 2010. Kebutuhan
SDM Kesehatan meliputi fasilitas pelayanan kesehatan seperti di
Rumah Sakit dan Puskesmas. Dari hasil pemetaan dapat diketahui
gambaran kebutuhan SDM Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas.

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
Hasil pemetaan kebutuhan SDM Kesehatan pada tahun 2013 tertuang
dalam Dokumen Reneana Kebutuhan SDM Kesehatan Tahun 2013.
Dokumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
yang diperlukan bagi para pemangku ke pentingan yang dapat
dimanfaatkan lebih lanjut untuk membuat perkiraan kebutuhan
formasi pemenuhan SDM Kesehatan melalui PNS, PIT, dan lainnya,
reneana distribusi SDM Kesehatan, reneana penyesuaian kapasitas
produksi tenaga kesehatan dan lainnya, termasuk peningkatan
kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan, serta pembinaan dan
pengawasan mutu SDM Kesehatan.
6

Peran BPPSOM Kesehatan dalam Menghadapl )IeN

1. Dalam menyusun rencana kebutuhan SDM

2.

3.

4.

5.
6.

Kesehatan tidak
terlepas dari input data dan informasi. Adapun data yang
digunakan dalam menyusun dokumen rencana kebutuhan SDM
Kesehatan Tahun 2013, adalah :Data proyeksi laju pertumbuhan
penduduk bersumber dari Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat
Statistik.
Data rasio keadaan tenaga medis (dokter umum, dokter gigi,
dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis) per 100.000 penduduk
bersumber dari Konsil Kedokteran Indonesia, Desember Tahun
2012.
Data jumlah Rumah Sakit (RS kelas A/B/C/D/NK) dan tenaga
kesehatan di Rumah sa kit bersumber dari Ditjen Bina Upaya
Kesehatan, SIRS On line per Januari 2013.
Data jumlah Puskesmas (Perawatan/ Non Perawatan) dan tenaga
kesehatan di Puskesmas bersumber dari Sekretariat Badan PPSDM
Kesehatan per Januari 2013.
Data bidan desa bersumber dari Data KIA 33 Provinsi Tahun 2011
pada DirektoratJenderal Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan.
Rekapitulasi Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Primer PT.
Aske s (PERSERO) berdasarkan Kab/ Kota Tahun 2012.

Ruang lingkup dan batasan dokumen rencana kebutuhan SDM
Kesehatan Tahun 2013, adalah :

1. Rencana kebutuhan SDM Kesehatan disusun berdasarkan :
a. Rasio per 100.000 penduduk
b. Standar ketenagaan di RS dan Puskesmas
c. Standar ketenagaan berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian Kesehatan.

Peran BPPSOM Kesehatan dalam Menghadapi JICN

7

2. Jenis SDM Kesehatan yang disusun :
a. Di Puskesmas berdasarkan status kepegawaian (PNSj pnj
kontrak), meliputi : Dokter umum, Dokter gigi, Perawat,
Perawat gigi, Bidan, Tenaga Teknis Kefarmasian, Sarjani Farmasi
dan Apoteker, Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, Tenaga gizi,
Analis kesehatan, dan tenaga No.n kesehatan .
b.

Di RS, meliputi : 1) Dokter Spesialis yang terdiri dari: Spesialis
Anak, Obgyn, Penyakit Dalam, Bedah, Radiologi, Rehabilitasi
Medis, Anastesi, Mata, THT, dan Dokter Spesialis Gigi; (2)
Dokter Umum; (3) Perawat; (4) Bidan; (5) Farmasi

3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
a.

Puskesmas

b.

RS pemerintah dan swasta yang sudah teregistrasi melalui SIRS
On line Ditjen BUK,

Ada berbagai pendekatan dan metode dalam menghitung kebutuhan
SDM Kesehatan, namun demikian dengan keterbatasan input data
maka pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun kebutuhan
SDM Kesehatan saati ni adalah :

1.

Target Rasio tenaga kesehatan per 100.00 penduduk berdasarkan
Kepmenkes No. 1202 Tahun2003 tentang Indikator Indonesia
Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat,
dan Kabupatenj Kota Sehat.

2. Standar Ketenenagaan di RS berdasarkan Permenkes No. 340
Tahun 2010 tentang Klasifikasi RS.

8

3.

Pola Ketenagaan Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib di
Puskesmas (rancangan Tahun 2010)

4.

Kepmenkes No. 1099 Tahun 2011 tentang Indikator Kinerja
Utama (IKU) tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.

Per • Anal\, Penyaldt O"lm, IAn

IMillII-INSllIIl セi@

Peran BPPSDM Kesekatan dalam Menghadapl JICN

15

6. Rumah Sakit Umum Yang Kelas-nya Tidak Teridentifikasi

1

0

0

0

0

Pemda

20

12

12

10

11

TNI/Polrl

20

6

9

9

5

BUMN

19

11

7

9

8

$wasta

159

188

215

213

192

Jumlah:

219

217

243

241

216

Pemerintah

-

.,..

*.Jp.

*.fp

*.fp. .......

1

1

1

1

Pemda

20

20

20

20

TNI/Polrl

20

20

20

20

20

BUMN

19

19

19

19

19

Swasta

159

159

159

159

159

Jumlah:

219

219

219

219

219

dr.sp.

0bsIYn

dr. Sp
Anok

dr. Sp. Ponpldt
DaIom

dr.5p.
Bedah

1

·1

·1

·1

·1

20

·8

·8

·14

· 11

·8

· 12

9

56

·2

24

CIIooaB
Pem erintah

Pemerintah

Pemda
TNI/Polri

8UMN

セ@ 19

SW3sta

159

Jumlah:

219

G

I

,.

Ru ...... SIolut Umum 11:.1" 0 s..ndar Juml.h OoIIt... sァ・iセ

Ibn 8ecbh

ュオゥセMャBョ」@

1 On,.

Qウ@

·10

L

0bs&Yn . AN" Penv.kit D.I.m ,

PUin BPPSOM Kesehatan dalam M enghadapl JKN

·10

r ",

Ii:eten"lllll:
uイエオセ@

-

Jumlah SOM Sesuai Standar

Kepemihkan/
Penyelenggara

54

*.Jp.

-

1

20

·9

-

· 15

-

--

22

· 11

33

-

·3

] セ@

-

7.

Rumah Sakit Khusus Kelas A

Pemerintah

15

53

40

20

42

Pemda

16

11

6

11

2

BUMN

2

o

o

o

o

Swasta

3

7

B

3

4

Jumlah:

36

71

54

34

48

l(etef1lnpn:

Untuk /lunah !Woklt KhuIUi, sセョ、NL@
Nセョ、@
.. Juml,hSOM

8.

Jumlllh Dokter セi@

denpn"tItS セォィオrュャョ@

lI.unwoh s.lut.16!1l1IP III'Iwk lINt Iftrtolbkdlrind セU。iG「ョ@

Rumah Sakit Khusus Kelas B

Pemerintah

3

9

3

6

2

Pemda

22

21

19

21

5

BUMN

1

0

0

0

0

Swasta

16

117

166

40

28

Jumlah:

42

147

188

67

35

lCeuranpn
Untuic RulNh Slkit Khuws, SOlid", Ju ..... " Dotter 5nWldetIpn Jenui KeknulUAn RUmlt! smt. セ@
lundar JumIIoh SOM

","wk _l1li blbk dlrmd b«dlliMbn

Peran BPPSDM Kesenatan dalam

m・ョ。セ、ーャ@

JKN

17

9.

Rumah Sakit Khusus Kelas C

Pemerintah

ャHセ

Pemda

11

4

7

8

6

BUMN

1

o

o

o

o

$wasta

144

343

483

105

125

Jumlah:

156

347

490

113

131

エ エイQャョNZ@

Untuk RUlnilh ィセャ
エ@ I(hUIII5, Sbllldar lu ml.. h Doktl'r iセオZャ@
SUndir luml .... SOM

dl'nlan Il'nl. K.. kl>us"un Rumah Saldt, l.ehinga UMuk iUllnl tldak dlrlnd oodasa.bn

10. Rumah Sakit Khusus Kelas 0

Pemerintan
Pemda
BUMN

2

1

1

1

1

Swasta

36

28

43

19

15

Jumlah:

38

29

44

20

16

lCetl11lnc·n:

UnbJ k Rumall Saklt IChUiUS, Standar luml.h Dokl .. , sHua1 daIIIs JI.tdIoIDII, "'...... セ@

..
LNエッiaョセBMュGャ@

20

PI!r.m 8PPSDM Kesehatan dalam Menghadapl JI(N

......,1151. I'atoloc! Din"cLolI

r

J