Bahasa Indonesian G4 Part Two

1

1. CHAPTER

PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN

1. PENDAHULUAN

4

2. CARA MENGGUNAKAN PANDUAN PENERAPAN

6

DAFTAR ISI
3. PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN
8
3.1 Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan
9

3.2 Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan 13

4. PENGUNGKAPAN STANDAR
18
4.1 Pengungkapan Standar Umum
22
Strategi dan Analisis
23
Proil Organisasi
25
Aspek Material dan Boundary Teridentiikasi
31
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
43
Proil Laporan
45
Tata Kelola
52
Etika dan Integritas
60

4.2 Pengungkapan Standar Khusus
62
Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan Manajemen 63
Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan
Spesiik-Aspek mengenai Pendekatan Manajemen 66
• Kategori: Ekonomi
67
• Kategori: Lingkungan
84
• Kategori: Sosial
142
– Sub-Kategori: Praktik Ketenagakerjaan dan
Kenyamanan Bekerja
143
– Sub-Kategori: Hak Asasi Manusia
173
– Sub-Kategori: Masyarakat
198
– Sub-Kategori: Tanggung Jawab atas Produk 221


5. REFERENSI

237

6. DAFTAR ISTILAH

244

7. CATATAN PELAPORAN UMUM

257

8. PENGEMBANGAN KONTEN PEDOMAN G4

260

3

1. CHAPTER


PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN

SECTION 1
BAGIAN
1
PAGE xyz-xyz

4

1
PENDAHULUAN

Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI (Pedoman)
menyediakan Prinsip-prinsip Pelaporan, Pengungkapan
Standar, dan Panduan Penerapan untuk penyusunan laporan
keberlanjutan oleh organisasi, apa pun ukuran, sektor, atau
lokasinya.
Pedoman ini juga menyediakan referensi internasional untuk

semua pihak yang terlibat dengan pengungkapan pendekatan
tata kelola serta kinerja dan dampakI lingkungan, sosial, dan
ekonomiII organisasi. Pedoman ini berguna untuk menyiapkan
berbagai jenis dokumen yang memerlukan pengungkapan
tersebut.
Pedoman disajikan dalam dua bagian:
Ÿ Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar
Ÿ Panduan Penerapan
Bagian pertama – Prinsip-prinsip Pelaporan dan
Pengungkapan Standar – berisi Prinsip-prinsip Pelaporan,
Pengungkapan Standar, dan kriteria yang akan diterapkan
oleh organisasi untuk menyiapkan laporan keberlanjutan
‘sesuai’ dengan Pedoman. Deinisi istilah-istilah penting juga
disertakan.
Bagian kedua – Panduan Penerapan – berisi penjelasan
mengenai cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan, cara
menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara
menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman.
Referensi ke sumber lain, daftar istilah, dan catatan pelaporan
umum juga disertakan.

Organisasi harus mengikuti Panduan Penerapan saat
menyiapkan laporan keberlanjutan.
I. Dalam Pedoman ini, kecuali dinyatakan sebaliknya, istilah ‘dampak’
merujuk pada dampak terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial yang
signiikan yang bersifat: positif, negatif, aktual, potensial, langsung,
tidak langsung, jangka pendek, jangka panjang, direncanakan, tidak
direncanakan.
II. Dimensi keberlanjutan ekonomi terkait dengan dampak organisasi
terhadap keadaan ekonomi dari para pemangku kepentingannya, dan
terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Hal ini
tidak berfokus pada kondisi keuangan organisasi.

PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN

BAGIAN 2

6


2
CARA
MENGGUNAKAN
PANDUAN
PENERAPAN

Panduan Penerapan memberikan informasi berharga
tentang:
Ÿ Cara memahami, menginterpretasikan, dan menerapkan
konsep-konsep yang disebutkan dalam Prinsip-prinsip
Pelaporan dan Pengungkapan Standar
Ÿ Cara memilih dan menyiapkan informasi yang akan
diungkap dalam laporan akhir; referensi yang berguna
dalam menyiapkan laporan
Ÿ Cara menerapkan Prinsip-prinsip Pelaporan
Ÿ Cara mengidentiikasi Aspek Material dan Boundary
Ÿ Cara konten GRI membantu melaporkan penerapan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(OECD), Pedoman OECD untuk Perusahaan Multinasional,
2011 dan ‘Sepuluh Prinsip’ Global Compact PBB, 2000 oleh

organisasi.
Dalam dokumen ini, Panduan Penerapan, nomor halaman
yang merujuk ke Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan
Standar atau Panduan Penerapan telah ditunjukkan dengan
jelas.

Bagian berikut dapat ditemukan dalam Panduan Penerapan ini:
3. Prinsip-prinsip Pelaporan
4. Pengungkapan Standar, dibagi sebagai berikut:
4.1 Pengungkapan Standar Umum
– Strategi dan Analisis
– Proil Organisasi
– Aspek Material dan Boundary
– Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
– Proil Laporan
– Tata Kelola
– Etika dan Integritas
4.2 Pengungkapan Standar Khusus
– Panduan untuk Pengungkapan Pendekatan
Manajemen

– Panduan untuk Indikator dan Pengungkapan SpesiikAspek mengenai Pendekatan Manajemen
5. Referensi

Daftar lengkap referensi dapat ditemukan di Panduan
Penerapan hlm. 237-242.
Semua deinisi dapat ditemukan dalam Daftar Istilah di
Panduan Penerapan hlm. 244-254.

6. Daftar Istilah
7. Catatan Pelaporan Umum
8. Pengembangan Konten Pedoman G4

Catatan untuk pengguna versi elektronik dokumen ini:
Dalam dokumen ini, ada deinisi yang digarisbawahi.
Mengeklik deinisi yang digarisbawahi tersebut akan
mengarahkan pengguna ke halaman tempat deinisi yang
relevan berada dalam Daftar Istilah. Untuk kembali ke halaman
sebelumnya, klik “alt” + panah kiri.

PEDOMAN

PELAPORAN
KEBERLANJUTAN

BAGIAN 3

8

3
PRINSIP-PRINSIP
PELAPORAN

Prinsip Pelaporan berperan penting untuk mencapai
transparansi pelaporan keberlanjutan dan oleh karenanya
harus diterapkan oleh semua organisasi ketika menyusun
laporan keberlanjutan. Panduan Penerapan menjelaskan
proses wajib yang harus diikutioleh sebuah organisasi dalam
pengambilan keputusan agar sesuai dengan Prinsip-prinsip
Pelaporan.
Prinsip-prinsip tersebut dibagi menjadi dua kelompok: Prinsipprinsip untuk Menentukan Konten Laporan dan Prinsip-prinsip
untuk Menentukan Kualitas Laporan.

Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan
menjelaskan proses yang harus diterapkan untuk
mengidentiikasi apa konten laporan yang harus dibahas
dengan mempertimbangkan aktivitas, dampak, dan harapan
serta kepentingan yang substantif dari para pemangku
kepentingannya.
Prinsip-prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan
memberikan arahan berupa pilihan-pilihan untuk memastikan
kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk
penyajiannya yang tepat. Kualitas informasi adalah hal yang
penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan
dapat membuat asesmen kinerja yang masuk akal, serta
mengambil tindakan yang tepat.
Setiap Prinsip terdiri dari deinisi, penjelasan mengenai cara
menerapkan Prinsip dan pengujian. Pengujian dimaksudkan
sebagai alat untuk mendiagnosis diri, bukan sebagai
pengungkapan khusus untuk dilaporkan.

9

BAGIAN 3

3.1 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KONTEN LAPORAN
Prinsip-prinsip ini dirancang untuk digunakan secara bersamaan guna menentukan konten laporan. Penerapan semua prinsipprinsip tersebut secara bersama-sama dijelaskan dalam Panduan G4-18 di hlm. 31-40 dalam Panduan Penerapan.

PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Prinsip: Organisasi harus mengidentiikasi para pemangku kepentingannya, dan menjelaskan bagaimana organisasi telah
menanggapi harapan dan kepentingan wajar dari mereka.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Pemangku Kepentingan dideinisikan sebagai entitas atau
individu yang dengan sewajarnya diperkirakan secara
signiikan dapat terpengaruh oleh kegiatan, produk, dan
jasa organisasi; serta yang tindakannya dengan sewajarnya
diharapkan dapat memengaruhi kemampuan organisasi
untuk berhasil menerapkan strategi dan mencapai tujuannya.
Hal ini juga termasuk entitas atau individu yang hak-haknya,
berdasarkan hukum atau konvensi internasional, memfasilitasi
mereka dengan klaim yang sah sehubungan dengan
organisasi.
Pemangku Kepentingan dapat mencakup siapa saja yang
diberdayakan dalam organisasi (seperti karyawan, pemegang
saham, pemasok) serta siapa saja yang memiliki hubungan lain
dengan organisasi (seperti kelompok rentan dalam masyarakat
lokal, masyarakat sipil).
Harapan yang wajar dan kepentingan dari pemangku
kepentingan merupakan titik acuan utama bagi banyak
keputusan dalam persiapan laporan. Namun, tidak semua
pemangku kepentingan organisasi akan menggunakan
laporan tersebut. Hal ini menghadirkan tantangan dalam
menyeimbangkan kepentingan tertentu dan harapan para
pemangku kepentingan yang cukup dapat diharapkan untuk
menggunakan laporan dengan harapan akuntabilitas yang
lebih luas kepada semua pemangku kepentingan.
Untuk beberapa keputusan, seperti Cakupan atau Aspek
Boundary laporan, organisasi dapat mempertimbangkan
harapan yang wajar dan kepentingan berbagai tingkatan
pemangku kepentingan. Mungkin terdapat, misalnya,
pemangku kepentingan yang tidak mampu menjelaskan
pendapat mereka dalam laporan dan yang permasalahannya
disampaikan melalui perwakilan. Mungkin juga ada

terdapat pemangku kepentingan yang memilih untuk
tidak memberikan pendapat dalam laporan karena mereka
bergantung pada sarana komunikasi dan keterlibatan yang
berbeda.
Harapan yang wajar dan kepentingan para pemangku
kepentingan tersebut tetap harus diakui dalam keputusan
tentang konten laporan. Namun, keputusan lainnya, seperti
tingkatan detail yang diperlukan yang akan berguna bagi
para pemangku kepentingan, atau harapan dari pemangku
kepentingan yang berbeda tentang hal yang diperlukan untuk
mencapai kejelasan, mungkin akan memerlukan penekanan
yang lebih terhadap mereka yang cukup dapat diharapkan
untuk menggunakan laporan tersebut. Sangat penting untuk
mendokumentasikan proses dan pendekatan yang diterapkan
dalam membuat keputusan tersebut.
Proses hubungan dengan pemangku kepentingan dapat
berfungsi sebagai alat untuk memahami harapan yang wajar
dan kepentingan para pemangku kepentingan. Organisasi
biasanya mengadakan berbagai jenis hubungan dengan
pemangku kepentingan sebagai bagian dari kegiatan
rutinnya, yang dapat memberikan masukan berguna untuk
keputusan dalam pelaporan. Hal ini dapat mencakup,
misalnya, hubungan dengan pemangku kepentingan
untuk tujuan memenuhi standar pengakuan internasional
atau menginformasikan proses organisasi atau bisnis yang
sedang berjalan. Selain itu, hubungan dengan pemangku
kepentingan juga dapat diterapkan, khususnya untuk
menginformasikan proses persiapan laporan. Organisasi juga
dapat menggunakan sarana lain seperti media, komunitas
ilmuwan, atau kegiatan kolaborasi dengan rekan kerja dan
pemangku kepentingan. Sarana-sarana tersebut membantu
organisasi untuk lebih memahami harapan yang wajar dan
kepentingan para pemangku kepentingan.

10

BAGIAN 3

Bila proses hubungan dengan pemangku kepentingan
digunakan untuk tujuan pelaporan, hal ini harus didasarkan
pada pendekatan, metodologi, atau prinsip yang sistematis
atau yang dapat diterima secara umum. Keseluruhan
pendekatan harus cukup efektif untuk memastikan bahwa
kebutuhan informasi pemangku kepentingan telah dipahami
dengan benar.
Proses hubungan dengan pemangku kepentingan harus dapat
mengidentiikasi masukan langsung serta harapan masyarakat
yang dibangun dengan cara yang sah. Organisasi mungkin
menghadapi perbedaan pendapat atau perbedaan harapan di
antara pemangku kepentingan dan harus mampu menjelaskan
cara menengahinya guna mencapai keputusan pelaporan.
Agar laporan terjamin, proses hubungan dengan pemangku
kepentingan harus didokumentasikan. Organisasi
mendokumentasikan pendekatan yang dipilih untuk
menentukan pemangku kepentingan yang terlibat,
bagaimana dan kapan mereka dilibatkan, serta bagaimana
hubungan tersebut telah memengaruhi konten laporan dan
kegiatan keberlanjutan organisasi.
Ketidakmampuan untuk mengidentiikasi dan terlibat dengan
pemangku kepentingan cenderung menghasilkan laporan
yang tidak tepat, dan oleh karenanya laporan menjadi

tidak dapat dipercaya bagi semua pemangku kepentingan.
Sebaliknya, hubungan dengan pemangku kepentingan yang
sistematis meningkatkan penerimaan pemangku kepentingan
dan kegunaan laporan. Pelaksanaan yang tepat, cenderung
menghasilkan pembelajaran berkelanjutan di dalam organisasi
dan oleh pihak luar, serta meningkatkan akuntabilitas dengan
berbagai pemangku kepentingan. Akuntabilitas memperkuat
kepercayaan di antara organisasi dan pemangku kepentingan.
Kepercayaan, pada gilirannya, membentengi kredibilitas
laporan.
Pengujian:
Ÿ Organisasi dapat menggambarkan para pemangku
kepentingan yang mana organisasi bertanggung jawab
kepadanya
Ÿ Konten laporan yang mengacu pada hasil proses hubungan
dengan pemangku kepentingan digunakan oleh organisasi
dalam kegiatan yang sedang berjalan, dan seperti yang
dipersyaratkan oleh rerangka hukum dan kelembagaan
tempat organisasi beroperasi
Ÿ Konten laporan yang mengacu pada hasil dari setiap proses
hubungan dengan pemangku kepentingan dilakukan
khusus untuk laporan
Ÿ Proses hubungan dengan pemangku kepentingan yang
menginformasikan keputusan tentang laporan sejalan
dengan Cakupan dan Aspek Boundary

KONTEKS KEBERLANJUTAN
Prinsip: Laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang lebih luas.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks.
Pertanyaan yang mendasari pelaporan keberlanjutan adalah
bagaimana sebuah organisasi berkontribusi, atau bertujuan
untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap
peningkatan atau penurunan kondisi, pengembangan,
dan tren ekonomi, lingkungan, serta sosial di tingkat
lokal, regional, atau global. Hanya melaporkan tentang
kecenderungan dalam kinerja individual (atau eisiensi
organisasi) tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar ini.
Oleh karena itu, laporan harus berupaya untuk menyajikan
kinerja dalam kaitannya dengan konsep keberlanjutan yang
lebih luas. Hal ini termasuk mengenai pembahasan kinerja
organisasi dalam konteks keterbatasan-keterbatasan dan
permintaan yang terletak pada sumber daya lingkungan
atau sosial di tingkat sektor, lokal, regional, maupun global.

Misalnya, ini bisa berarti bahwa selain pelaporan pada tren
dalam eko-eisiensi, organisasi juga harus menyajikan masalah
polusi yang nyata terkait dengan kapasitas ekosistem regional
untuk menyerap polusi.
Konsep ini paling sering disampaikan dengan jelas pada ranah
lingkungan dalam hal batas global penggunaan sumber
daya dan tingkat polusi. Namun, hal ini mungkin juga relevan
sehubungan dengan tujuan sosial dan ekonomi seperti
sasaran pembangunan sosial-ekonomi dan berkelanjutan
nasional atau internasional. Sebagai contoh, sebuah organisasi
dapat melaporkan tingkat upah karyawan dan manfaat sosial
terkait dengan tingkat pendapatan minimum dan ratarata nasional, dan kapasitas jaring pengaman sosial untuk
menyerap orang miskin atau orang yang dekat dengan garis
kemiskinan.

11

BAGIAN 3

Organisasi yang beroperasi di berbagai lokasi, ukuran, dan
sektor harus memikirkan cara terbaik untuk membingkai
kinerja organisasi secara keseluruhan dalam konteks
keberlanjutan yang lebih luas. Untuk melakukan hal ini,
topik atau faktor yang mendorong dampak global (seperti
perubahan iklim) dan yang lebih memiliki dampak bersifat
regional atau lokal (seperti pembangunan masyarakat)
harus dipisahkan. Bila melaporkan tentang topik yang
memiliki dampak lokal positif atau negatif, wawasan tentang
bagaimana organisasi memengaruhi masyarakat di lokasi yang
berbeda harus disertakan. Demikian pula dengan tren atau
pola dampak di berbagai operasi harus dipisahkan dengan
pengontekstualisasian lokasi kinerja menurut lokasi.
Keberlanjutan dan strategi bisnis organisasi itu sendiri
memberikan konteks untuk membahas kinerja. Hubungan
antara keberlanjutan dan strategi organisasi harus diperjelas,
sebagaimana konteks dalam kinerja dilaporkan.

Pengujian:
Ÿ Organisasi menunjukkan pemahamannya tentang
pembangunan berkelanjutan dan mengacu pada informasi
yang obyektif dan tersedia serta langkah-langkah
pembangunan berkelanjutan untuk topik-topik yang
dicakup dalam laporan
Ÿ Organisasi menunjukkan kinerjanya dengan mengacu pada
kondisi pembangunan berkelanjutan dan sasaran yang
lebih luas, sebagaimana tercermin dalam publikasi-publikasi
sektoral, lokal, regional, maupun global yang diakui
Ÿ Organisasi menunjukkan kinerjanya dalam upaya untuk
menyampaikan besarnya dampak dan kontribusi dalam
konteks geograi yang sesuai
Ÿ Laporan menggambarkan bagaimana topik keberlanjutan
terkait dengan strategi, risiko, dan peluang, termasuk topik
rantai pasokan jangka panjang organisasi

MATERIALITAS
Principle: Laporan harus mencakup Aspek yang:
Ÿ Mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signiikan dari organisasi; atau
Ÿ Secara substantial memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Organisasi dihadapkan dengan beragam topik yang dapat
mereka laporkan. Topik-topik yang relevan adalah yang secara
wajar dapat dianggap penting untuk mencerminkan dampak
ekonomi, lingkungan dan sosial organisasi atau memengaruhi
keputusan pemangku kepentingan, dan oleh karena itu, sudah
seharusnya berpotensi pantas disertakan dalam laporan.
Materialitas adalah ambang batas di mana Aspek menjadi
cukup penting untuk dilaporkan. Di luar ambang ini, tidak
semua Aspek Material sama pentingnya dan penekanan
dalam laporan harus mencerminkan prioritas relatif dari Aspek
Material tersebut.
Dalam pelaporan keuangan, materialitas umumnya dianggap
sebagai ambang dalam memengaruhi keputusan ekonomi
dari pengguna laporan keuangan organisasi, khususnya
para investor. Konsep ambang juga berperan penting dalam
pelaporan keberlanjutan, tetapi berkaitan dengan berbagai
macam dampak dan pemangku kepentingan. Materialitas untuk
pelaporan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada Aspek yang
memiliki dampak keuangan yang signiikan pada organisasi.

Menentukan materialitas untuk laporan keberlanjutan juga
termasuk mempertimbangkan dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial yang melewati ambang dalam memengaruhi
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Aspek
Material tersebut seringkali memiliki dampak inansial jangka
pendek atau jangka panjang yang signiikan pada organisasi.
Oleh karena itu Aspek juga relevan bagi para pemangku
kepentingan yang sangat berfokus pada kondisi keuangan
organisasi.
Kombinasi faktor internal dan eksternal harus digunakan
untuk menentukan apakah sebuah Aspek bersifat penting,
termasuk faktor-faktor seperti keseluruhan misi dan strategi
bersaing organisasi, kekhawatiran yang disampaikan langsung
oleh para pemangku kepentingan, harapan sosial yang lebih
luas, dan pengaruh organisasi di entitas hulu (seperti rantai
pasokan) dan hilir (seperti pelanggan). Asesmen materialitas
juga harus memperhitungkan harapan dasar yang disebutkan
dalam standar internasional dan perjanjian dengan organisasi
yang diharapkan dapat dipatuhi.

12

BAGIAN 3

Laporan harus menekankan informasi mengenai kinerja yang
terkait dengan Aspek yang bersifat paling material. Topik
relevan lainnya dapat disertakan, namun tidak dalam porsi yang
besar. Proses penentuan prioritas relatif Aspek harus dijelaskan.
Selain memandu pemilihan Aspek yang akan dimasukkan
ke dalam laporan, Prinsip Materialitas juga diterapkan pada
penggunaan Indikator.
Saat mengungkapkan data kinerja, terdapat berbagai
tingkatan kelengkapan dan detail yang dapat diberikan
dalam laporan. Secara keseluruhan, keputusan mengenai cara
untuk melaporkan data harus berpedoman pada pentingnya
informasi untuk menilai kinerja organisasi dan memfasilitasi
perbandingan yang sesuai.
Pelaporan mengenai Aspek Material mungkin melibatkan
data informasi yang digunakan oleh pemangku kepentingan
eksternal yang berbeda dari informasi yang digunakan
secara internal untuk tujuan manajemen harian. Namun,
informasi tersebut memang termasuk dalam laporan, yang
mungkin menginformasikan asesmen atau keputusan yang
dibuat oleh para pemangku kepentingan atau mendukung
hubungan dengan para pemangku kepentingan yang dapat
mengakibatkan tindakan yang secara signiikan memengaruhi
kinerja atau membahas topik utama yang menjadi perhatian
pemangku kepentingan.
Pengujian:
Dalam menentukan Aspek Material, organisasi harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
Ÿ Dampak, risiko, atau kesempatan keberlanjutan yang dapat
diperkirakan secara masuk akal (misalnya pemanasan global,

HIV-AIDS, kemiskinan) yang diidentiikasi melalui penelitian
yang memadai oleh orang-orang dengan keahlian yang
telah diakui, atau oleh badan ahli yang kredensial
Ÿ Kepentingan dan topik utama keberlanjutan dan Indikator
yang disampaikan oleh pemangku kepentingan (seperti
kelompok rentan dalam masyarakat lokal, masyarakat sipil)
Ÿ Topik utama dan tantangan di masa mendatang untuk
sektor dilaporkan oleh rekan kerja dan kompetitor
Ÿ Undang-Undang, peraturan, perjanjian internasional, atau
koda sukarela yang relevan dengan kepentingan strategis
bagi organisasi dan para pemangku kepentingan
Ÿ Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen operasional,
sasaran, dan target utama organisasi
Ÿ Kepentingan dan harapan para pemangku kepentingan
diinvestasikan secara khusus pada keberhasilan organisasi
(seperti karyawan, pemangku kepentingan, dan pemasok)
Ÿ Risiko yang signiikan bagi organisasi
Ÿ Faktor penting yang memungkinkan keberhasilan organisasi
Ÿ Kompetensi utama organisasi dan cara organisasi
berkontribusi pada pengembangan berkelanjuta
Prioritas
Ÿ Laporan memprioritaskan Aspek Material dan Indikator

GAMBAR 1

Presentasi visual Aspek yang diprioritaskan

PENGARUH PADA ASESMEN DAN KEPUTUSAN
PEMANGKU KEPENTINGAN

Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut harus
dipertimbangkan saat mengevaluasi pentingnya informasi
untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan
sosial yang signiikan, atau pembuatan keputusan oleh
pemangku kepentingan. Berbagai metodologi yang ada
dapat digunakan untuk menilai pentingnya dampak. Secara
umum, ‘dampak yang signiikan’ merujuk pada hal-hal yang
menjadi subjek kekhawatiran yang telah ada bagi komunitas
ahli, atau yang telah diidentiikasi menggunakan alat yang
ada seperti metodologi asesmen dampak atau asesmen siklus
hidup. Dampak yang dianggap cukup penting sehingga
membutuhkan manajemen atau keterlibatan aktif dari
organisasi cenderung dianggap signiikan.

SIGNIFIKANSI DAMPAK EKONOMI, LINGKUNGAN, DAN
SOSIAL

13

BAGIAN 3

KELENGKAPAN
Prinsip: Laporan harus berisi cakupan Aspek Material dan Boundary, cukup untuk mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan,
dan sosial yang signiikan, serta untuk memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode
pelaporan.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Kelengkapan terutama mencakup dimensi cakupan, batasan,
dan waktu. Konsep kelengkapan juga dapat digunakan untuk
merujuk pada praktik pengumpulan informasi (misalnya,
memastikan bahwa data yang terkumpul mencakup hasil
dari semua entitas dalam organisasi serta entitas, kelompok
entitas, atau elemen di luar organisasi yang memiliki dampak
yang signiikan) dan apakah penyajian informasi wajar dan
tepat. Topik tersebut terkait dengan kualitas laporan dan
dibahas secara lebih mendetail pada Prinsip-prinsip Ketepatan
dan Keseimbangan.
‘Cakupan’ merujuk pada berbagai Aspek keberlanjutan yang
dicakup dalam laporan. Jumlah Aspek dan Pengungkapan
Standar yang dilaporkan harus cukup untuk mencerminkan
dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signiikan.
Laporan juga harus memungkinkan pemangku kepentingan
menilai kinerja organisasi. Dalam menentukan apakah
informasi dalam laporan sudah mencukupi, organisasi harus
mempertimbangkan hasil dari proses hubungan dengan
pemangku kepentingan dan harapan masyarakat secara luas
yang mungkin tidak tersampaikan secara langsung melalui
proses hubungan dengan pemangku kepentingan.
‘Aspek Boundary’ merujuk pada penjelasan ketika dampak
terjadi pada setiap Aspek Material. Dalam menetapkan Aspek
Boundary, organisasi harus mempertimbangkan dampak
di dalam dan di luar organisasi. Aspek Boundary bervariasi
berdasarkan pada Aspek yang dilaporkan.
‘Waktu’ merujuk pada perlunya melengkapi informasi yang
dipilih untuk jangka waktu yang ditentukan di laporan. Selama
dapat dilakukan, kegiatan, acara, dan dampak yang terjadi harus
disajikan dalam periode pelaporan. Ini termasuk pelaporan

pada kegiatan yang menghasilkan dampak jangka pendek
minimal, tetapi memiliki efek kumulatif yang signiikan dan
cukup dapat diperkirakan yang mungkin tidak dapat dihindari
atau tidak dapat diperbaiki dalam jangka panjang (seperti
polusi bio-akumulatif atau persisten). Untuk memperkirakan
dampak di masa mendatang (baik positif maupun negatif),
informasi yang dilaporkan harus berdasarkan pada perkiraan
yang masuk akal yang mencerminkan kemungkinan ukuran dan
sifat dampak. Meskipun perkiraan tersebut bersifat tidak pasti,
mereka memberikan informasi yang berguna untuk membuat
keputusan selama dasar perkiraan diungkapkan dengan jelas
dan batasan perkiraan diakui dengan jelas. Pengungkapan
sifat dan kemungkinan dampak tersebut, bahkan jika dampak
mungkin hanya terwujud di masa mendatang, sejalan dengan
sasaran untuk memberikan keseimbangan dan gambaran yang
wajar dari kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi.
Pengujian:
Ÿ Laporan memperhitungkan dampak di dalam dan di
luar organisasi, dan mencakup dan mengutamakan
semua informasi pokok yang berlandaskan pada Prinsip
Materialitas, Konteks Keberlanjutan, dan Pelibatan
Pemangku Kepentingan
Ÿ Informasi dalam laporan meliputi semua dampak yang
signiikan dalam periode pelaporan dan perkiraan yang
wajar dari dampak yang signiikan di masa mendatang bila
dampak tersebut dapat diperkirakan dan menjadi tidak
dapat dihindari atau tidak dapat diubah
Ÿ Laporan tidak menghilangkan informasi yang relevan
yang memengaruhi atau menginformasikan asesmen
atau keputusan pemangku kepentingan atau yang
mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial
yang signiikan

3.2 PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENENTUKAN KUALITAS LAPORAN
Kumpulan Prinsip ini memandu pilihan-pilihan dalam memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk
penyajian yang tepat. Keputusan yang berkaitan dengan proses persiapan informasi dalam laporan harus konsisten dengan
Prinsip-prinsip ini. Semua Prinsip-prinsip tersebut merupakan hal yang mendasar untuk mencapai transparansi. Kualitas
informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan dapat membuat asesmen kinerja yang
logis dan masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat.

14

BAGIAN 3

KESEIMBANGAN
Prinsip: Laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja organisasi untuk memungkinkan
dilakukannya asesmen yang beralasan atas kinerja organisasi secara keseluruhan.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Keseluruhan penyajian konten laporan harus memberikan
gambaran yang objektif tentang kinerja organisasi. Laporan
harus menghindari format pemilihan, penghilangan, atau
penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam
memengaruhi keputusan atau asesmen dari pembaca laporan.
Laporan harus menyertakan hasil yang menguntungkan
dan tidak menguntungkan, serta informasi yang dapat
memengaruhi keputusan pemangku kepentingan dalam
proporsi materialitas mereka. Laporan harus membedakan

dengan jelas antara penyajian faktual dan interpretasi
organisasi atas informasi.
Pengujian:
Ÿ Laporan mengungkapkan baik hasil yang menguntungkan
dan tidak menguntungkan serta Aspek
Ÿ Informasi pada laporan disajikan dalam format yang
memungkinkan pengguna melihat tren positif dan negatif
atas kinerja dari tahun ke tahun
Ÿ Penekanan pada berbagai Aspek dalam laporan
proporsional dengan materialitas relatifnya

KOMPARABILITIAS
Prinsip: Organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara konsisten. Informasi yang dilaporkan harus
disajikan dengan cara yang memungkinkan para pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu
ke waktu, dan yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Komparabilitas diperlukan untuk mengevaluasi kinerja.
Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus
dapat membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap kinerja
organisasi di masa lalu, terhadap tujuan organisasi, dan pada
tingkat yang memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain.
Konsistensi dalam pelaporan memungkinkan pihak internal
dan eksternal untuk mematok kinerja dan menilai kemajuan
sebagai bagian dari kegiatan asesmen, keputusan investasi,
program advokasi, dan kegiatan lainnya. Perbandingan yang
dilakukan di antara organisasi memerlukan kepekaan terhadap
faktor seperti perbedaan ukuran organisasi, pengaruh
geograis, dan pertimbangan lain yang dapat memengaruhi
kinerja relatif dari suatu organisasi. Bila perlu, persiapan
laporan harus mempertimbangkan untuk memberikan
konteks yang membantu pengguna laporan memahami
faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perbedaan
kinerja di antara organisasi.
Untuk memfasilitasi keterbandingan dari waktu ke waktu,
penting untuk menjaga konsistensi dengan metode yang
digunakan untuk menghitung data; dengan tata letak laporan;

dan dengan menjelaskan metode dan asumsi yang digunakan
untuk menyiapkan informasi. Karena sifat penting sebuah
Aspek yang relatif bagi organisasi tertentu dan pemangku
kepentingan berubah dari waktu ke waktu, konten laporan
juga akan berubah.
Namun, dalam batasan Prinsip Materialitas, organisasi harus
mengutamakan konsistensi dalam laporannya dari waktu ke
waktu. Organisasi harus menyertakan jumlah total (yaitu, data
pasti seperti ton limbah) serta rasio (yaitu, data normal seperti
limbah per satuan produksi) agar perbandingan analisis dapat
dilakukan.
Bila perubahan terjadi pada Aspek Boundary, Cakupan,
lamanya periode pelaporan, atau konten (termasuk desain,
deinisi, dan penggunaan Indikator dalam laporan), organisasi
harus, bila memungkinkan, menyatakan kembali data saat ini
bersama data historis (atau sebaliknya). Hal ini memastikan
bahwa informasi dan perbandingan tepercaya dan bermakna
dari waktu ke waktu. Bila pernyataan ulang tersebut tidak
diberikan, laporan harus menjelaskan alasan dan implikasi
untuk menafsirkan pengungkapan saat ini.

15

BAGIAN 3

Pengujian:
Ÿ Laporan dan informasi yang terkandung di dalamnya dapat
dibandingkan antar tahun ke tahun
Ÿ Kinerja organisasi dapat dibandingkan dengan tolok ukur
yang sesuai
Ÿ Setiap variasi yang signiikan di antara periode pelaporan
mengenai Aspek Boundary, Cakupan, lamanya periode

pelaporan, atau informasi yang tercakup dalam laporan
dapat diidentiikasi dan dijelaskan
Ÿ Bila tersedia, laporan menggunakan protokol yang berlaku
secara umum untuk mengumpulkan, mengukur, dan
menyajikan informasi, termasuk informasi yang terkandung
dalam Pedoman GRI
Ÿ Laporan menggunakan Pengungkapan Sektor GRI, bila tersedia

AKURASI
Prinsip: Informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai
kinerja organisasi.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Respon atas DMA dan Indikator ekonomi, lingkungan, dan
sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai
dari tanggapan kualitatif sampai pengukuran kuantitatif
yang detail. Karakteristik yang menentukan keakuratan
bervariasi sesuai dengan sifat informasi dan pengguna
informasi tersebut. Misalnya, keakuratan informasi kualitatif
sebagian besar ditentukan oleh tingkat kejelasan, detail, dan
keseimbangan penyajian dalam Aspek Boundary yang sesuai.
Keakuratan informasi kuantitatif, di sisi lain, bergantung pada
metode tertentu yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyusun, dan menganalisis data. Ambang khusus yang
diperlukan untuk akurasi sebagian bergantung pada maksud
penggunaan informasi. Keputusan tertentu memerlukan
tingkat keakuratan yang lebih tinggi pada informasi yang
dilaporkan daripada informasi lainnya.

Pengujian:
Ÿ Laporan menunjukkan data yang telah diukur
Ÿ Teknik pengukuran data dan dasar perhitungan
dijelaskan dengan jelas dan dapat diulang dengan hasil
yang sama
Ÿ Margin kesalahan untuk data kuantitatif tidak akan
memengaruhi secara substansial kemampuan para
pemangku kepentingan mencapai kesimpulan akhir yang
tepat mengenai kinerja
Ÿ Laporan menunjukkan data yang merupakan estimasi dan
dapat ditemukan asumsi dasar serta teknik yang digunakan
dalam menghasilkan estimasi tersebut atau dari mana
informasi itu diperoleh
Ÿ Pernyataan kualitatif dalam laporan adalah valid
berdasarkan informasi pada laporan lain dan bukti lainnya
yang tersedia

KETEPATAN WAKTU
Prinsip: Organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga informasi tersedia tepat waktu bagi para
pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Manfaat informasi terkait erat dengan kapan informasi
tersebut disajikan kepada para pemangku kepentingan
sehingga mereka dapat mengintegrasikannya secara efektif
dalam pengambilan keputusan. Waktu penerbitan mengacu
pada keteraturan pelaporan serta kedekatannya dengan
peristiwa aktual yang dijelaskan dalam laporan.
Meskipun aliran informasi yang konstan diharapkan untuk
memenuhi tujuan tertentu, organisasi harus berkomitmen
untuk secara rutin memberikan pengungkapan terkonsolidasi

mengenai kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial mereka
pada suatu waktu tertentu. Konsistensi dalam frekuensi
pelaporan dan lama periode pelaporan juga diperlukan
untuk memastikan keterbandingan informasi dari waktu
ke waktu dan aksesibilitas laporan kepada para pemangku
kepentingan. Hal tersebut bisa menjadi nilai bagi para
pemangku kepentingan apabila jadwal untuk pelaporan
keberlanjutan dan pelaporan keuangan selaras. Organisasi
harus menyeimbangkan kebutuhan untuk memberikan
informasi secara tepat waktu dengan pentingnya memastikan
bahwa informasi tersebut tepercaya.

16

BAGIAN 3

Pengujian:
Ÿ Informasi dalam laporan telah diungkap ketika masih relatif
dengan periode pelaporan
Ÿ Pengumpulan dan publikasi informasi kinerja utama selaras
dengan jadwal pelaporan keberlanjutan

Ÿ Informasi dalam laporan (termasuk laporan online)
dengan jelas menunjukkan periode waktu terkait, kapan
informasi akan diperbarui, dan kapan pembaruan terakhir
dibuat

KEJELASAN
Prinsip: Organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku
kepentingan yang menggunakan laporan.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Laporan harus menyajikan informasi dengan cara yang dapat
dimengerti, dapat diakses, dan digunakan oleh berbagai
pemangku kepentingan organisasi (baik dalam bentuk
cetak maupun melalui saluran lain). Pemangku kepentingan
harus dapat menemukan informasi yang diinginkan dengan
mudah. Informasi harus disajikan dengan cara yang dapat
dipahami oleh para pemangku kepentingan yang memiliki
pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan aktivitasnya.
Graik dan tabel data gabungan dapat membantu membuat
informasi dalam laporan dapat diakses dan dipahami. Tingkat
penggabungan informasi juga dapat memengaruhi kejelasan
laporan, apakah detail laporan memenuhi atau tidak memenuhi
harapan pemangku kepentingan.

Pengujian:
Ÿ Laporan berisi informasi pada tingkatan yang diperlukan
oleh pemangku kepentingan, tetapi menghindari detail
yang berlebihan dan tidak perlu
Ÿ Para pemangku kepentingan dapat menemukan informasi
yang mereka inginkan dengan mudah melalui daftar isi,
peta, tautan, atau bantuan lainnya
Ÿ Hindari istilah teknis, singkatan, jargon, atau konten lain
yang mungkin asing bagi pemangku kepentingan di dalam
laporan, dan sebaiknya sertakan penjelasan (bila perlu) di
bagian yang relevan atau di daftar istilah
Ÿ Data dan informasi dalam laporan tersedia untuk pemangku
kepentingan, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan akses
khusus (seperti perbedaan kemampuan, bahasa, atau teknologi)

KEANDALAN
Prinsip: Organisasi harus mengumpulkan, mencatat, menyusun, menganalisis, dan mengungkapkan informasi serta proses yang
digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi.

PANDUAN
Penerapan Prinsip:
Para pemangku kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa
laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan kebenaran isinya
dan sejauh mana Prinsip-prinsip Pelaporan telah diterapkan
dengan benar. Informasi dan data yang dimasukkan ke dalam
laporan harus didukung oleh pengendalian internal atau
dokumentasi yang dapat ditinjau oleh orang lain selain orang
yang menyiapkan laporan. Pengungkapan tentang kinerja yang
tidak didukung oleh bukti tidak boleh dimasukkan ke dalam
laporan keberlanjutan kecuali mewakili informasi penting,
dan laporan memberikan penjelasan yang jelas atas setiap
ketidakpastian yang terkait dengan informasi tersebut.
Proses pembuatan keputusan yang mendasari laporan
harus didokumentasikan dengan cara yang memungkinkan

dasar keputusan utama (seperti proses untuk menentukan
konten laporan dan Aspek Boundary atau hubungan dengan
pemangku kepentingan) diperiksa. Dalam merancang sistem
informasi, organisasi harus mengantisipasi bahwa sistem bisa
diperiksa sebagai bagian dari proses assurance eksternal.
Pengujian:
Ÿ Cakupan dan jangkauan assurance eksternal diidentiikasi
Ÿ Sumber asli informasi dalam laporan dapat diidentiikasi
oleh organisasi
Ÿ Bukti yang dapat diandalkan untuk mendukung asumsi atau
perhitungan yang rumit dapat diidentiikasi oleh organisasi
Ÿ Representasi dari data atau pemilik informasi asli,
membuktikan akurasinya dalam margin kesalahan yang
dapat diterima

PEDOMAN
PELAPORAN
KEBERLANJUTAN

BAGIAN 4

18

4
PENGUNGKAPAN
STANDAR

Terdapat dua jenis Pengungkapan Standar:
4.1 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Ÿ Strategi dan Analisis
Ÿ Proil Organisasi
Ÿ Aspek Material dan Boundary Teridentiikasi
Ÿ Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
Ÿ Proil Laporan
Ÿ Tata Kelola
Ÿ Etika dan Integritas
4.2 PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS
Ÿ Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Ÿ Indikator dan Pengungkapan Pendekatan Manajemen
khusus Aspek
Pengungkapan Standar dan penjelasan mengenai cara
menyiapkan informasi yang akan diungkapkan, dan cara
menginterpretasikan berbagai konsep dalam Pedoman
disajikan secara lebih detail pada bagian berikut.

19

BAGIAN 4

IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM G4
STRATEGI DAN ANALISIS
G4-1

G4-2

PROFIL ORGANISASI
G4-3

G4-4

G4-14

G4-15

G4-5

G4-6

G4-7

G4-8

G4-9

G4-10

G4-11

UNGC

OECD/UNGC

G4-12

G4-13

G4-16

ASPEK MATERIAL DAN BOUNDARY TERIDENTIFIKASI
G4-17

G4-18

G4-19

G4-20

G4-21

G4-22

G4-23

HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
G4-24

G4-25

G4-26

G4-27

G4-29

G4-30

G4-31

G4-32

G4-33

G4-34

G4-35

G4-36

G4-37

G4-38

G4-39

G4-40

G4-41

G4-42

G4-43

G4-44

G4-45

G4-46

G4-47

G4-48

G4-49

G4-50

G4-51

G4-52

G4-53

G4-54

G4-55

PROFIL LAPORAN
G4-28

TATA KELOLA

ETIKA DAN INTEGRITAS
G4-56

G4-57

G4-58

KETERANGAN
Pengungkapan
Standar
Umum

Pengungkapan Standar
Umum Wajib untuk kedua
opsi kriteria ‘sesuai’

OECD

Tautan ke OECD
untuk Perusahaan
Multinasional

UNGC

Tautan ke ‘Sepuluh
Prinsip’ Global Compact
Perserikatan Bangsa-Bangsa

20

BAGIAN 4

IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS G4
PENGUNGKAPAN PENDEKATAN MANAJEMEN

Indikator berdasarkan Aspek
KATEGORI: LINGKUNGAN

OECD/UNGC

Produk dan Jasa

G4-DMA

G4-EN27

G4-EN28

Kepatuhan

Indikator berdasarkan Aspek
KATEGORI: EKONOMI
Kinerja Ekonomi
G4-EC1

OECD

G4-EC2

G4-EC3

Transportasi

G4-EC4

G4-EN30

Keberadaan di Pasar
G4-EC5

Lain-lain

G4-EC6

G4-EN31

Dampak Ekonomi Tidak Langsung
G4-EC7

G4-EN29

Asesmen Pemasok atas Lingkungan

G4-EC8

G4-EN32

G4-EN33

Praktik Pengadaan
Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
G4-EC9
G4-EN34

KATEGORI: LINGKUNGAN

OECD/UNGC

Bahan
G4-EN1

KATEGORI: SOSIAL
PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN
BEKERJA
OECD/UNGC

G4-EN2

Pekerjaan
Energi
G4-LA1
G4-EN3

G4-EN4

G4-EN5

G4-EN6

G4-LA2

G4-LA3

G4-EN7

Hubungan Industrial

UNGC

Air
G4-LA4
G4-EN8

G4-EN9

G4-EN10

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

OECD

Keanekaragaman Hayati
G4-LA5
G4-EN11

G4-EN12

G4-EN13

G4-LA6

G4-LA7

G4-LA8

G4-EN14

Pelatihan dan Pendidikan

OECD

Emisi
G4-LA9
G4-EN15

G4-EN16

G4-EN17

G4-EN18

G4-LA10

G4-LA11

G4-EN19

Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
G4-EN20

G4-EN21

G4-LA12

Eluen dan Limbah
G4-EN22

G4-EN23

KETERANGAN
Pengungkapan
Standar Khusus

Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki
G4-EN24

G4-EN25

G4-EN26

G4-LA13

OECD Tautan ke OECD untuk

Perusahaan Multinasional

UNGC Tautan ke ‘Sepuluh Prinsip’ Global

Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa

21

BAGIAN 4

IKHTISAR PENGUNGKAPAN STANDAR KHUSUS G4 (lanjutan)
Indikator berdasarkan Aspek

Indikator berdasarkan Aspek

MASYARAKAT

PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN
KENYAMANAN BEKERJA

OECD/UNGC

Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan

Masyarakat Lokal
G4-SO1

G4-LA14

OECD/UNGC

G4-SO2

G4-LA15

Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan

Anti-korupsi

OECD/UNGC

OECD

G4-SO3

G4-SO4

G4-SO5

G4-LA16

Kebijakan Publik
HAK ASASI MANUSIA
Investasi
G4-HR1

OECD/UNGC

OECD/UNGC

G4-SO6
G4-HR2

Anti Persaingan

Non-diskriminasi

OECD/UNGC

G4-HR3

OECD

G4-SO7

Kepatuhan

Kebebasan Berserikat dan
Perjanjian Kerja Bersama

OECD/UNGC

OECD

G4-SO8

Asesmen Pemasok atas Dampak pada Masyarakat

G4-HR4

Pekerja Anak

OECD/UNGC

G4-SO9

OECD

G4-SO10

Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat OECD

G4-HR5

Pekerja Paksa atau Wajib Kerja

OECD/UNGC

G4-HR6

G4-SO11

TANGGUNG JAWAB ATAS PRODUK

OECD

Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan

OECD

Praktik Pengamanan
G4-PR1

G4-PR2

G4-HR7

Pelabelan Produk dan Jasa
Hak Adat
G4-PR3

G4-PR4

G4-PR5

G4-HR8

Komunikasi Pemasaran
Asesmen
G4-PR6

G4-PR7

G4-HR9

Privasi Pelanggan

Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia

G4-PR8
G4-HR10

G4-HR11

Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia

G4-PR9

G4-HR12

KETERANGAN
Pengungkapan
Standar Khusus

Kepatuhan

OECD Tautan ke OECD untuk

Perusahaan Multinasional

UNGC Tautan ke ‘Sepuluh Prinsip’ Global

Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa

BAGIAN 4

4.1 PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Pengungkapan Standar Umum berlaku untuk semua
organisasi yang menyiapkan laporan keberlanjutan.
Bergantung pada pilihan organisasi mengenai pilihan yang
‘sesuai’ (Prinsip-prinsip Pelaporan dan Pengungkapan Standar,
hlm. 11-14), organisasi harus mengidentiikasi Pengungkapan
Standar Umum yang wajib untuk dilaporkan.
Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi tujuh bagian:
Strategi dan Analisis, Proil Organisasi, Aspek Material dan
Boundary Teridentiikasi, Hubungan dengan Pemangku
Kepentingan, Proil Laporan, Tata Kelola, serta Etika dan
Integritas.
Bagian ini membahas Pedoman untuk Pengungkapan
Standar Umum. Setiap Pengungkapan Standar Umum
disajikan di sini, termasuk hal-hal yang tidak mengandung
elemen Pedoman.
Panduan disajikan untuk Pengungkapan Standar Umum:
PENGUNGKAPAN STANDAR UMUM
Ÿ Strategi dan Analisis: G4-1
Ÿ Proil Organisasi: G4-9, G4-10, G4-11, G4-12, G4-13, G4-14,
G4-15
Ÿ Aspek Material dan Boundary Teridentiikasi: G4-18, G4-19,
G4-20, G4-21
Ÿ Hubungan dengan Pemangku Kepentingan: G4-24, G4-25,
G4-26
Ÿ Proil Laporan: G4-33
Ÿ Tata kelola: G4-38, G4-41, G4-50, G4-51, G4-54, G4-55
Ÿ Etika dan Integritas: G4-56, G4-57, G4-58

22

BAGIAN 4

Strategi dan Analisis
Pengungkapan Standar berikut ini memberikan gambaran strategis umum tentang keberlanjutan organisasi, untuk memberikan
konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detail dibandingkan bagian-bagian dalam Pedoman. Strategi dan Analisis
dapat diambil dari informasi yang ada pada bagian lain dalam laporan, namun sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan
wawasan tentang topik strategis bukan sekadar ringkasan konten laporan.

G4-1

a. Berikan pernyataan dari pembuat keputusan yang paling senior di organisasi (seperti CEO, Pimpinan, atau posisi senior yang
setara) tentang relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan strategi organisasi untuk menghadapi keberlanjutan.
Pernyataan tersebut harus menghadirkan visi dan strategi keseluruhan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang, khususnya terkait dengan penanganan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signiikan yang diakibatkan
oleh organisasi dan memberikan kontribusi terhadap hal tersebut, atau dampak tertentu yang dapat dihubungkan pada
aktivitas organisasi karena hubungannya dengan yang pihak-pihak lain (seperti pemasok, masyarakat, atau organisasi di
masyarakat lokal). Pernyataan tersebut harus menyertakan:
Ÿ Prioritas strategis dan topik utama dalam jangka pendek dan menengah sehubungan dengan keberlanjutan, termasuk
perhatian terhadap standar yang diakui secara internasional dan bagaimana standar tersebut dikaitkan dengan strategi dan
kesuksesan organisasi dalam jangka panjang
Ÿ Kecenderungan yang lebih luas (seperti ekonomi makro atau politik) yang memengaruhi organisasi dan memengaruhi
prioritas keberlanjutan
Ÿ Peristiwa penting, pencapaian, dan kegagalan selama periode pelaporan
Ÿ Gambaran mengenai kinerja terkait dengan target
Ÿ Pandangan akan tantangan dan target utama organisasi untuk tahun yang akan datang serta sasaran untuk 3-5 tahun
mendatang
Ÿ Hal-hal lain yang berhubungan dengan pendekatan strategis organisasi

PANDUAN
Referensi
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Prinsip-prinsip Panduan
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia, Penerapan Rerangka
Kerja “Melindungi, Menghormati, dan Memulihkan”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2011.
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Melindungi, Menghormati,
dan Memulihkan: Rerangka Kerja untuk Bisnis dan Hak Asasi
Manusia, 2008.
Ÿ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Laporan Perwakilan
Khusus Sekretaris Jenderal untuk Isu Hak Asasi Manusia dan
Korporasi Transnasional dan Perusahaan Bisnis Lainnya, John
Ruggie, 2011.

23

BAGIAN 4

G4-2

a. Berikan uraian mengenai dampak, risiko, dan peluang utama.
Organisasi harus menyediakan dua bagian narasi singkat tentang dampak utama, risiko, dan peluang.
Bagian Satu harus fokus pada dampak utama organisasi terhadap keberlanjutan dan pengaruhnya bagi pemangku
kepentingan, termasuk hak-hak yang diatur menurut undang-undang nasional dan standar yang relevan yang diakui
secara internasional. Hal ini harus memperhitungkan berbagai harapan dan kepentingan yang wajar dari para pemangku
kepentingan organisasi. Bagian ini harus berisi:
Ÿ Uraian mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang signiikan, dan peluang serta tantangan terkait.
Termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hak-hak para pemangku kepentingan sebagaimana yang dideinisikan menurut
undang-undang nasional dan harapan dalam standar dan norma yang diakui secara internasional
Ÿ Penjelasan tentang pendekatan dalam rangka memprioritaskan tantangan dan peluang tersebut
Ÿ Kesimpulan utama tentang perkembangan dalam menangani topik tersebut dan kinerja terkait dalam periode pelaporan.
Termasuk di dalamnya asesmen penyebab buruk atau baiknya kinerja
Ÿ Uraian tentang proses utama yang diterapkan untuk menangani kinerja dan perubahan-perubahan yang relevan
Bagian Dua harus fokus pada dampak adanyakecenderungan, risiko, dan peluang keberlanjutan terhadap prospek dan kinerja
inansial organisasi dalam jangka panjang. Dalam hal ini harus dikonsentrasikan secara khusus pada informasi yang relevan
bagi pemangku kepentingan inansial atau yang di masa depan dapat menjadi informasi yang relevan. Bagian Dua harus
berisi hal berikut:
Ÿ Uraian mengenai risiko dan peluang yang paling penting bagi organisasi yang ditimbulkan oleh tren keberlanjutan
Ÿ Prioritas topik keberlanjutan utama sebagai risiko dan peluang berdasarkan relevansinya dengan strategi organisasi jangka
panjang, posisi kompetitif, nilai inansial kualitatif dan (jika memungkinkan) nilai kuantitatif;
Ÿ Tabel yang meringkas:
– Target, kinerja terhadap target, dan pelajaran yang diambil untuk periode pelaporan berjalan
– Target untuk periode pelaporan berikutnya serta tujuan dan sasaran jangka menengah (yaitu 3-5 tahun) terkait dengan
risiko dan peluang utama
Ÿ Uraian ringkas mengenai mekanisme tata kelola yang diterapkan yang secara khusus mengelola risiko dan peluang
tersebut, serta identiikasi risiko dan peluang terkait lainnya

24

BAGIAN 4

Proil Organisasi
Pengungkapan Standar ini menyajikan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik organisasi, untuk memberikan konteks
bagi rincian-rincian dalam laporan dibandingkan dengan bagian-bagian yang ada dalam Pedoman.

G4-3

a. Laporkan nama organisasi.

G4-4

a. Laporkan merek, produk, dan layanan utama.

G4-5

a. Laporkan lokasi kantor pusat organisasi.

G4-6

a. Laporkan jumlah negara tempat organisasi beroperasi, dan nama negara tempat organisasi menjalankan operasi yang
signiikan maupun yang relevan secara khusus dengan topik keberlanjutan yang dibahas dalam laporan.

G4-7

a. Laporkan sifat kepemilikan dan badan hukum.

G4-8

a. Laporkan pasar yang dilayani (termasuk pengelompokan geograis, sektor yang dilayani, dan jenis pelanggan dan penerima manfaat).

25

26

BAGIAN 4

G4-9

a. Laporkan skala organisasi, termasuk:
Ÿ Jumlah total karyawan
Ÿ Jumlah total operasi
Ÿ Penjualan bersih (untuk organisasi sektor swasta) atau pendapatan bersih (untuk organisasi sektor publik)
Ÿ Total modal yang diperinci berdasarkan utang dan ekuitas (untuk organisasi sektor swasta)
Ÿ Kuantitas produk atau jasa yang disediakan

PANDUAN
Selain semua yang disebutkan di atas, organisasi dihimbau
untuk memberikan informasi tambahan yang relevan, seperti:
Ÿ Aset total
Ÿ Pemilik Manfaat (termasuk identitas dan persentase
kepemilikan para pemegang saham terbesar)

Ÿ Pengelompokkan menurut negara atau wilayah dari yang
berikut:
– Penjualan dan pendapatan menurut negara atau
wilayah yang menghasilkan hingga 5% atau lebih dari
pendapatan total
– Biaya menurut negara atau wilayah yang menghasilkan
hingga 5% atau lebih dari pendapatan biaya
– Karyawan

G4-10

a.
b.
c.
d.
e.

Laporkan jumlah total karyawan menurut kontrak kerja dan gender
Laporkan jumlah total karyawan tetap menurut jenis pegawai dan gender
Laporkan total tenaga kerja menurut pekerja dan pengawas/mandor menurut gender.
Laporkan total tenaga kerja menurut wilayah dan gender.
Laporkan jika sebagian besar pekerjaan organisasi dilakukan oleh pekerja yang secara hukum dianggap sebagai wirausaha,
atau oleh individu selain karyawan atau pengawas/mandor, termasuk karyawan dan karyawan kontraktor yang diawasi.
f. Laporkan variasi yang signiikan dalam jumlah pekerjaan (misalnya variasi pekerjaan musiman dalam industri par