48.66
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
b bisnis dijalankan atas dasar keuntungan dari toko ke toko atau berdasarkan daerah atau kota.
CI3. Semua toko M berada di lingkungan yang berbeda dan kemungkinan memiliki basis konsumen yang berbeda. Jadi,
meskipun X dikelola pada tingkat korporat, X menghasilkan arus kas masuk yang independen dari toko-toko M lainnya.
Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa X adalah suatu unit penghasil kas.
CI4. Jika unit penghasil kas X mewakili level terendah dalam grup M yang goodwill-nya dimonitor untuk tujuan
internal manajemen, M menerapkan uji penurunan nilai ke unit penghasil kas tersebut seperti penjelasan paragraf 90 dari
PSAK 48. Jika informasi tentang jumlah tercatat goodwill tidak tersedia dan dimonitor untuk tujuan internal manajemen pada
tingkat unit penghasil kas X, M menerapkan uji penurunan nilai ke unit penghasil kas tersebut seperti penjelasan paragraf
88 dari PSAK 48.
B. Pabrik Untuk Tahapan Antara Dari Suatu Proses Produksi
Latar Belakang
CI5. Suatu bahan mentah yang signifikan digunakan untuk produksi akhir pabrik Y adalah suatu produk antara yang
dibeli dari pabrik X dari entitas yang sama. Produk X dijual ke Y pada harga transfer yang memberikan semua keuntungan
kepada X. Delapan puluh persen dari produksi akhir Y dijual ke pelanggan diluar entitas. Enam puluh persen dari produksi
akhir X dijual ke Y dan sisanya empat puluh persen dijual ke pelanggan di luar entitas.
Untuk setiap kasus berikut, apa unit penghasil kas untuk X dan Y?
48. 67
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Kasus 1: X dapat menjual produknya ke Y pada suatu pasar
yang aktif. Harga transfer internalnya lebih tinggi dari pada harga pasar.
Kasus 2: Tidak ada pasar aktif untuk produk yang dijual X ke Y.
Analisis Kasus 1
CI6. X dapat menjual produknya ke suatu pasar aktif, sehingga, menghasilkan arus kas masuk yang independen
dari arus kas masuk yang berasal dari Y. Oleh karena itu, kemungkinan X adalah unit penghasil kas terpisah, meskipun
sebagian dari produksinya digunakan oleh Y lihat PSAK 48 paragraf 70.
CI7. Dimungkinkan bahwa Y adalah suatu unit penghasil kas terpisah juga. Y menjual 80 dari produksinya ke
pelanggan diluar entitas. Sehingga, arus kas masuknya dapat dianggap sebagian besar independen .
CI8. Penetapan harga transfer internal tidak mencerminkan harga pasar untuk hasil keluaran X. Sehingga, dalam
menentukan nilai pakai baik X maupun Y, entitas menyesuaikan anggaran perkiraan keuangan untuk mencerminkan estimasi
terbaik manajemen tentang harga di masa depan yang dapat dihasilkan dari transaksi wajar untuk produk-produk X yang
digunakan secara internal tersebut lihat PSAK 48 paragraf 70.
Kasus 2
CI9. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari setiap pabrik tidak dapat dinilai secara terpisah dari jumlah
terpulihkan pabrik lainnya karena: a mayoritas dari produksi X digunakan secara internal dan
48.68
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
tidak dapat dijual di pasar yang aktif. Sehingga, arus kas masuk dari X tergantung pada permintaan atas produk Y.
Dengan demikian, X tidak dapat dianggap menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk Y.
b kedua pabrik dikelola bersama. CI10. Sebagai konsekuensinya, dimungkinkan bahwa
X dan Y bersama-sama adalah kelompok terkecil aset yang menghasilkan arus kas masuk yang independen.
C - Entitas dengan Produk Tunggal Latar Belakang
CI11. Entitas M memproduksi suatu produk tunggal dan memiliki pabrik A, B dan C. Tiap pabrik berlokasi di
benua yang berbeda. A memproduksi suatu komponen yang dirakit pada B atau C. Kapasitas gabungan dari B atau C tidak
sepenuhnya dimanfaatkan. Produk M dijual ke seluruh dunia dari B atau C. Sebagai contoh, produksi B dapat dijual di benua
C jika produknya terkirim lebih cepat dari lokasi B daripada dari lokasi C. Tingkat pemanfaatan pabrik B dan C bergantung
pada alokasi penjualan antara kedua pabrik itu.
Untuk setiap kasus berikut, apa unit penghasil kas untuk A, B dan C? Kasus 1: Terdapat pasar aktif untuk produk A.
Kasus2: Tidak terdapat pasar aktif untuk produk A.
Analisis Kasus 1
CI12. Dimungkinkan bahwa A adalah suatu unit penghasil kas yang terpisah karena terdapat pasar aktif untuk produknya
lihat Contoh B – Pabrik untuk suatu tahapan antara dari suatu proses produksi, Kasus 1.
48. 69
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI13. Meskipun terdapat pasar aktif untuk produk yang
dirakit oleh B dan C, arus kas masuk untuk B dan C bergantung pada alokasi produksi kedua pabrik. Tidak mungkin bahwa
arus kas masuk di masa depan untuk B dan C dapat ditentukan secara individual. Sehingga, dimungkinkan bahwa B dan C
bersama adalah grup aset terkecil yang dapat diidentifi kasi yang menghasilkan arus kas masuk yang independen.
CI14. Dalam menentukan nilai pakai dari A,B dan C, M menyesuaikan anggaran perkiraan keuangan untuk
mencerminkan estimasi terbaiknya dari harga di masa depan yang dapat dihasilkan dari transaksi yang wajar untuk produk
A lihat lihat PSAK 48 paragraf 70.
Kasus 2
CI15. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari setiap pabrik tidak dapat dinilai secara independen karena:
a tidak terdapat pasar aktif untuk produk A. Sehingga, arus kas masuk A bergantung pada penjualan dari produk akhir
B dan C. b meskipun terdapat pasar aktif untuk produk yang dirakit
oleh B dan C, arus kas masuk untuk B dan C bergantung kepada alokasi produksi antara kedua pabrik itu. Adalah
tidak mungkin bahwa arus kas masuk di masa depan untuk B dan C dapat ditentukan secara individual.
CI16. Sebagai konsekuensinya, dimungkinkan bahwa A, B dan C secara bersama yaitu M sebagai satu kesatuan
adalah kelompok aset terkecil yang dapat diidentifikasi yang menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen.
48.70
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
D- Judul Majalah Latar Belakang
CI17. Sebuah penerbit memiliki 150 judul majalah yang 70 diantaranya dibeli dan 80 dibuat sendiri. Harga yang
dibayarkan untuk sebuah judul majalah yang dibeli diakui sebagai suatu aset tidak berwujud. Biaya menciptakan judul
majalah dan memelihara judul-judul yang sudah ada diakui sebagai suatu pengeluaran di saat terjadinya. Arus kas masuk
dari penjualan langsung dan iklan dapat diidentifi kasi untuk setiap judul majalah. Judul-judul majalah dikelola menurut
segmen pelanggan. Tingkat pendapatan iklan untuk suatu judul majalah bergantung pada kisaran judul dalam segmen pelanggan
yang berhubungan dengan judul majalah tersebut. Manajeman memiliki kebijakan untuk meninggalkan judul yang lama
sebelum berakhir umur ekonomisnya dan menggantinya segera dengan judul yang baru untuk segmen pelanggan yang sama.
Apa unit penghasil kas untuk suatu judul majalah secara individual?
Analisis
CI18. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari suatu judul majalah secara individual dapat dinilai. Meskipun tingkat
pendapatan iklan untuk sebuah judul dipengaruhi dalam hal- hal tertentu oleh judul-judul lain dalam segmen pelanggan,
arus kas masuk dari penjualan langsung dan iklan dapat diidentifi kasi untuk setiap judul. Sebagai tambahan, meskipun
judul dikelola menurut segmen pelanggan, keputusan untuk meninggalkan judul dibuat berdasarkan masing-masing judul
secara individual.
CI19. Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa judul majalah secara individual menghasilkan arus kas masuk yang
independen satu dengan yang lain dan bahwa setiap judul majalah adalah unit penghasil kas yang terpisah.
48. 71
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
E – Gedung yang Sebagian Disewakan dan Sebagian Ditempati Untuk Digunakan Sendiri
Latar Belakang
CI20. M adalah perusahaan manufaktur. M memiliki sebuah gedung kantor pusat yang biasanya ditempati sepenuhnya untuk
keperluan internal. Setelah pengurangan pegawai, setengah dari gedung sekarang digunakan secara internal dan setengahnya
lagi disewakan ke pihak ketiga. Perjanjian sewa dengan penyewa berlaku untuk lima tahun.
Apa unit penghasil kas dari gedung tersebut?
Analisis
CI21. Tujuan utama dari gedung adalah untuk melayani sebagai suatu aset korporat, mendukung aktifi tas manufaktur
M. Sehingga, gedung secara keseluruhan tidak dapat dipertimbangkan untuk menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari arus kas masuk entitas secara keseluruhan. Jadi, adalahmungkin bahwa unit penghasil kas untuk gedung
adalah M secara keseluruhan.
CI22. Gedung tidak dimiliki sebagai sebuah investasi. Sehingga, tidak tepat untuk menentukan nila pakai dari gedung
berdasarkan pada proyeksi sewa terkait dengan pasar di masa depan.
Contoh 2 Penghitungan Nilai Pakai dan Pengakuan dari Suatu Rugi Penurunan Nilai
Dalam contoh ini, pengaruh pajak ditiadakan.
Latar Belakang dan Penghitungan dari Nilai Pakai
CI23. Pada akhir 20x0, entitas T memperoleh entitas M senilai Rp 10.000. M memiliki pabrik manufaktur di tiga negara.
48.72
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Tabel 1. Data pada akhir 20x0 Akhir 20x0
Alokasi Harga Beli
Nilai wajar dari aset
teridentifi kasi Goodwil
Rp Rp
Rp
a
Aktifi tas di Negara A
3.000 2.000
1.000 Aktifi tas di
Negara B 2.000
1.500 500
Aktifi tas di Negara C
5.000 3.500
1.500 Total
10.000 7.000
3.000
a Aktifi tas di setiap negara menggambarkan tingkat terendah yang goodwillnya dimonitor untuk tujuan manajemen internal ditentukan sebagai selisih antara harga
beli dari aktivitas di setiap negara, seperti ditetapkan di dalam perjanjian pembelian, dan nilai wajar aset teridentifi kasi.
CI23A. Karena goodwill telah dialokasikan ke aktifi tas di setiap negara, setiap aktifi tas tersebut harus diuji untuk
penurunan nilai secara tahunan atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa goodwill mengalami penurunan nilai lihat
PSAK 48 paragraf 90.
CI24. Jumlah terpulihkan yaitu yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dari
unit penghasil kas ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. Pada akhir 20x0 dan 20x1, nilai pakai dari setiap unit
penghasil kas melebihi jumlah tercatatnya. Dengan demikian, aktifi tas-aktifi tas di setiap negara dan goodwill yang dialokasikan
ke aktifi tas-aktifi tas tersebut dianggap tidak turun nilainya.
CI25. Pada awal dari 20x2, sebuah pemerintahan baru terpiliih di negara A. Pemerintah mengesahkan perundang-
undangan yang secara signifikan membatasi ekspor dari produk utama T. Hasilnya, dan untuk masa yang akan datang
dapat diperkirakan produksi T di negara A akan berkurang 40 persen.
48. 73
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI26. Pembatasan ekspor secara signifikan dan
hasil produksi yang menurun juga mensyaratkan T untuk mengestimasi jumlah terpulihkan dari operasi negara A pada
awal 20x2.
CI27. T menggunakan depresiasi garis lurus selama masa 12 tahun untuk aset teridentifi kasikan di negara A dan
mengantisipasi tidak ada nilai sisa. CI28. Untuk menentukan nilai pakai unit penghasil kas di
negara A lihat Tabel 2, T melakukan: a menyiapkan perkiraan arus kas yang diperoleh dari
anggaranperkiraan keuangan terkini untuk lima tahun mendatang tahun 20x2-20x6 yang disetujui oleh
manajemen. b mengestimasi arus kas berikutnya tahun 20x7-20y2
berdasarkan pada penurunan tingkat pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan untuk 20x7 diestimasi akan menjadi 3 persen.
Tingkat ini lebih rendah dari rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di negara A.
c memilih tingkat diskonto 15 persen, yang menggambarkan tingkat bunga sebelum pajak yang mencerminkan penilaian
pasar saat ini atas nilai waktu uang dan risiko yang spesifi k dari unit penghasil kas di negara A.
Pengakuan dan Pengukuran dari Rugi Penurunan Nilai
CI29. Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas di negara A adalah Rp 1.360.
CI30. T membandingkan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas di negara A dengan jumlah tercatatnya lihat
Tabel 3. CI31. Karena jumlah tercatatnya melebihi jumlah
terpulihkan sebesar Rp 1.473, T mengakui suatu rugi penurunan nilai Rp 1.473 segera dalam laba atau rugi. Jumlah tercatat
dari goodwill yang berhubungan dengan operasi negara A
74
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
dikurangi menjadi nol sebelum mengurangi jumlah tercatat aset teridentifi kasikan dalam unit penghasil kas di negara A.
lihat PSAK 48 paragraf 99.
CI32. Pengaruh pajak dicatat secara terpisah sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
4 8
.7 5
H a
k C
ip ta
© 2
9 I
K A
T A
N A
K U
N T
A N
I N
D O
N E
S IA
Penurunan Nilai
Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
Tahun Tingkat pertumbuhan
Arus kas Faktor Nilai kini
Arus kas masa jangka panjang
masa depan pada tingkat
depan diskonto 15
3
terdiskonto
Rp Rp
20x2 n=1 20x3
20x4 20x5
20x6 20x7
20x8 20x9
20y0 20y1
20y2 Nilai pakai
3 2
6 15
25 67
230
1
253
1
273
1
290
1
304
1
313
2
307
2
289
2
245
2
184
2
61
2
0,86957 0,75614
0,65752 0,57175
0,49718 0,43233
0,37594 0,32690
0,28426 0,24719
0,21494 200
191 180
166 151
135
115 94
70 45
13 1.360
Tabel 2. Penghitungan nilai pakai unit penghasil kas negara A pada awal tahun 20X2
1 Berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas proyeksi arus kas bersih setelah dipotong 40 2 Berdasarkan suatu ekstrapolasi dari arus kas tahun terdahulu menggunakan tingkat pertumbuhan menurun.
3 Faktor nilai kini dihitung dengan k=11+an, dengan a = tingkat diskonto dan n = periode diskonto.
48.76
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Tabel 3. Penghitungan dan alokasi rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas negara A pada awal 20X2
Awal 20X2 Goodwill
Aset yang dapat teridentifi kasikan
Total Rp
Rp Rp
Biaya historis A k u m u l a s i d e p r e s i a s i
20X1 Jumlah tercatat
Rugi penurunan nilai Jumlah tercatat stlh rugi
penurunan nilai 1.000
- 1.000
1.000 -
2.000 167
1.833 473
1.360 3.000
167 2.833
1.473 1.360
Contoh 3 Pengaruh Pajak Tangguhan A – Pengaruh Pajak Tangguhan Atas Pengakuan Suatu
Rugi Penurunan Nilai. Menggunakan data untuk entitas T seperti disajikan pada
contoh 2, dengan informasi tambahan sepeti dberikan pada contoh ini.
CI33. Pada awal 20X2, dasar pajak aset teridentifi kasikan dari unit penghasil kas negara A adalah Rp 900. Rugi penurunan
nilai tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak. Tarif pajak adalah 40.
CI34. Pengakuan suatu rugi penurunan nilai atas aset dari unit penghasil kas negara A mengurangi perbedaan temporer
pajak terkait dengan aset-aset tersebut. Laibilitas pajak tangguhan dikurangkan karenanya.
48. 77
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Awal 20X2 Aset
teridentifi kasikan sebelum penurunan
nilai Rugi
Penurunan Nilai
Aset teridentifi kasi
Setelah rugi penurunan nilai
Rp Rp
Rp Jumlah tercatat
Dasar pajak Perbedaan sementara
kena pajak Laibilitas pajak
tangguhan 40 1.833
900 933
373 473
- 473
189 1.360
900 460
184
CI35. Sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan, tidak ada pajak tangguhan berhubungan dengan
goodwill yang awalnya diakui. Dengan demikian, rugi penurunan nilai terkait dengan goodwill tidak memberikan
kenaikan pada penyesuaian pajak tangguhan.
B – Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Menimbulkan Aset Pajak Tangguhan
CI36. Suatu entitas memiliki suatu aset teridentifi kasikan dengan jumlah tercatat Rp 1.000. Jumlah terpulihkannya
adalah Rp 650. Tarif pajak 30 dan dasar pembebanan pajak untuk aset tersebut Rp 800. Rugi penurunan nilai tidak dapat
dikurangkan untuk tujuan pajak. Pengaruh rugi penurunan nilai adalah sebagai berikut:
48.78
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Awal 20X2 Sebelum
Penurunan nilai Pengaruh
penurunan nilai
Setelah penurunan nilai
Rp Rp
Rp Jumlah tercatat
Dasar pajak Perbedaan sementara
kena pajak mengurangi
Laibilitas aset pajak tangguhan dengan
tarif 30 1.000
800 200
60 350
- 350
105 650
800 150
45
CI37. Sesuai PSAK 46, entitas mengakui aset pajak tangguhan sepanjang kemungkinan besar terdapat laba kena
pajak yang dapat dikurangi dengan memanfaatkan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut.
Contoh 4. Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Menggunakan data untuk entitas T seperti disajikan pada contoh 2, dengan tambahan informasi sebagaimana yang
disediakan dalam contoh ini. Pada contoh ini, pengaruh pajak ditiadakan.
Latar Belakang
CI38. Pada 20X3, pemerintah masih berkuasa di negara A, namun situasi bisnis telah membaik. Pengaruh peraturan ekspor
pada produk yang dihasilkan T terbukti tidak seburuk yang awalnya diperkirakan oleh manajemen. Akibatnya, manajemen
mengestimasi bahwa produksi akan meningkat sebesar 30. Perubahan yang menguntungkan ini mensyaratkan T untuk
mengestimasi kembali jumlah terpulihkan aset neto untuk
48. 79
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 operasi di negara A lihat PSAK 48 paragraf 105 dan 106.
Operasi di Negara A masih tetap merupakan unit penghasil kas untuk aset neto dari operasi di negara A tersebut.
CI39. Penghitungan yang serupa dengan Contoh 2 menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan dari unit penghasil
kas negara A kini sebesar Rp 1.910.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
CI40. T membandingkan jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatat neto dari unit penghasil kas negara A.
Tabel 1. Penghitungan jumlah tercatat unit penghasil kas negara A pada akhir 20x3
Goodwill Aset
teridentifi kasikan Total
Rp Rp
Rp Awal 20x2 contoh 2
Biaya historis Akumulasi depresiasi
Rugi penurunan nilai Jumlah tercatat setelah rugi
penurunan nilai 1.000
- 1.000
- 2.000
167 473
1.360 3.000
167 1.473
1.360 Akhir 20x3
Tambahan depresiasi 2 tahun
a
Jumlah tercatat Jumlah terpulihkan
Kelebihan jumlah terpulihkan atas jumlah tercatat
- -
247 1.113
247 1.113
1.910 797
a Setelah pengakuan rugi penurunan nilai pada awal 20X2, T merevisi beban
depresiasi untuk aset teridentifi kaskan di negara A dari Rp 166,7 per tahun menjadi Rp 123,6 per tahun, berdasarkan jumlah tercatat yang direvisi dan sisa masa manfaat
11 tahun yang direvisi.
48.80
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
CI41. Terdapat perubahan menguntungkan pada estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset
neto di negara A sejak diakuinya rugi penurunan nilai terakhir. Dengan demikian, sesuai dengan PSAK 48 paragraf 109, T
mengakui suatu pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui pada 20X2.
CI42. Sesuai PSAK 48 paragraf 117 dan 118, T meningkatkan jumlah tercatat aset teridentifi kasikan negara A
sebesar Rp 387 lihat Tabel 3, yaitu sampai pada jumlah yang lebih rendah antara jumlah terpulihkan Rp 1.910 dan biaya
historis terdepresiasi aset teridentifi kasikan Rp 1.500 lihat Tabel 2. Peningkatan ini diakui segera dalam laba rugi.
CI43. Sesuai PSAK 48 paragraf 119, rugi penurunan nilai pada goodwill tidak dibalik.
Tabel 2. Penentuan biaya historis terdepresiasi dari aset teridentifi kasikan Negara A pada akhir 20X3
Akhir 20x3 Aset
teridentifi kasikan
Rp
Biaya historis Akumulasi depresiasi 166,7 x 3 tahun
Biaya historis terdepresiasi Jumlah tercatat Tabel 1
Selisih 2.000
500 1.500
1.113 387
48. 81
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Tabel 3. Jumlah tercatat aset di negara A pada akhir 20X3
Akhir 20X3 Goodwill
Aset yang dapat diidentifi kasi
Total Rp
Rp Rp
Jumlah tercatat bruto Akumulasi amortisasi
Akumulasi rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat Pembalikan rugi penurunan
nilai J u m l a h t e r c a t a t s e t e l a h
pembalikan rugi penurunan nilai
1.000 -
1.000 -
- 2.000
414 473
1.113 387
1.500 3.000
414 1.473
1.113 387
1.500
Contoh 5. Perlakuan Suatu Restrukturisasi Di Masa Depan
Pada contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI44. Pada akhir 20X0, entitas K menguji penurunan nilai suatu pabrik. Pabrik itu adalah unit penghasil kas. Aset
pabrik dicatat pada biaya historis terdepresiasi. Pabrik memiliki jumlah tercatat sebesar Rp 3.000 dan sisa masa manfaat 10
tahun.
CI45. Jumlah terpulihkan pabrik yaitu yang tertinggi antara nilai pakai dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. Nilai pakai dihitung menggunakan tingkat diskonto sebelum
pajak sebesar 14.
CI46. Anggaran yang disetujui manajemen mencerminkan bahwa:
a pada akhir 20X3, pabrik akan direstrukturisasi pada biaya estimasi sebesar Rp 100. Disebabkan K belum
berkomitmen untuk restrukturisasi, suatu kewajiban
48.82
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
diestimasi provision belum dapat diakui untuk biaya restrukturiasi di masa depan.
b Akan terdapat manfaat di masa depan dari restrukturisasi ini dalam bentuk arus kas keluar yang berkurang.
CI47. Pada akhir 20X2, K berkomitmen untuk restrukturisasi. Estimasi biaya masih sebesar Rp 100 dan
oleh karena itu suatu kewajiban diestimasi provision diakui. Estimasi arus kas masa depan pabrik yang tercermin dalam
anggaran terkini yang disetujui manajemen dijelaskan dalam paragraf CI51 dan tingkat diskonto saat ini adalah sama seperti
pada akhir 20X0.
CI48. Pada akhir 20X3, biaya restrukturisasi aktual sebesar Rp 100 timbul dan dibayar. Sekali lagi, estimasi arus kas masa
depan pabrik yang tercermin dalam anggaran terkini yang disetujui manajemen dan tingkat diskonto saat ini adalah sama
seperti yang diestimasi pada akhir 20X2.
48. 83
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Pada akhir 20x10
Tabel 1. Penghitungan nilai pakai pabrik pada akhir 20x10 Tahun
Arus kas masa depan
Didiskonto pada 14
20x1 20x2
20x3 20x4
20x5 20x6
20x7 20x8
20x9 20x10
Nilai pakai Rp
300 280
420
1
520
2
350
2
420
2
480
2
480
2
460
2
400
2
Rp 263
215 283
308 182
191 192
168 141
108
2.051
1 Mengecualikan estimasi biaya restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran manajemen
2 Mengecualikan estimasi manfaat yang diharapkan dari restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran manejemen.
CI49. Jumlah terpulihkan pabrik yaitu nilai pakai adalah kurang dari jumlah tercatatnya. Dengan demikian, K mengakui
kerugian penurunan nilai atas pabrik.
48.84
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Tabel 2. Perhitungan rugi penurunan nilai pada akhir 20X0
Jumlah tercatat sebelum rugi penurunan nilai
Jumlah terpulihkan Tabel1 Rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai Pabrik
Rp 3.000
2.051 949
2.051
Pada akhir 20x1
CI50. Tidak ada kejadian yang mensyaratkan jumlah terpulihkan pabrik diestimasi ulang. Dengan demikian, tidak
ada penghitungan jumlah terpulihkan yang harus dilakukan.
Pada akhir 20x2
CI151. Entitas saat ini berkomitmen untuk menjalankan restrukturisasi. Dengan demikian, dalam menentukan nilai
pakai pabrik, manfaat yang diharapkan dari restrukturisasi dipertimbangkan dalam penaksiran arus kas. Hal ini
menghasilkan suatu peningkatan estimasi arus kas yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir 20X0.
Sesuai PSAK 48 paragraf 105 dan 106, jumlah terpulihkan dari pabrik ditentukan kembali pada akhir 20X2.
48. 85
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Tabel 3. Penghitungan nilai pakai pabrik pada akhir 20X2
Tahun Arus kas
masa depan diskonto 14
20x3 20x4
20x5 20x6
20x7 20x8
20x9 20x10
Nilai pakai Rp
420
1
570
2
380
2
450
2
510
2
510
2
480
2
410
2
Rp 368
439 256
266 265
232 192
144
2.162
1 Mengecualikan estimasi biaya restrukturisasi karena suatu laibilitas telah diakui 2 Termasuk estimasi manfaat dari restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran
manajemen
CI52. Jumlah terpulihkan pabrik nilai pakai lebih tinggi dari jumlah tercatatnya lihat Tabel 4. Dengan demikian, K
membalik rugi penurunan nilai yang diakui untuk pabrik pada akhir 20X0.
Tabel 4. Penghitungan pembalikan rugi penurunan nilai pada akhir 20X2
Jumlah tercatat pada akhir 20x0 Tabel2 Akhir 20x2
Beban depresiasi untuk 20x1 dan 20x2-Tabel5 Jumlah tercatat sebelum pembalikan
Jumlah terpulihkan Tabel 3 Pembalikan rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah pembalikan Jumlah tercatat: Biaya historis terdepresiasi
Tabel 5 Pabrik
Rp 2.051
410 1.641
2.162 521
2.162 2.400
a
a Pembalikan tidak menyebabkan jumlah tercatat pabrik melebihi jumlah tercatatnya seandainya tetap menggunakan biaya historis terdepresiasi. Dengan demikian,
pembalikan seluruhnya dari rugi penurunan nilai diakui.
48.86
Hak Cipta © 2009 IKA
T AN
AKUNT AN INDONESIA
Penurunan Nilai
Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
Akhir tahun ke
Biaya historis terdepresiasi
Jumlah terpulihkan
Beban depresiasi yang
disesuaikan Rugi
penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah penurunan
nilai
Rp Rp
20x0 20x1
20x2 20x3
3.000 2.700
2.400 2.100
2.051 nc
2.162 nc
205 205
270 949
521 2.051
1.846 2.162
1.892 Tabel 5. Ringkasan jumlah tercatat mesin
nc = tidak dihitung sepanjang tidak terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai telah meningkatmenurun.
48. 87
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI53. Terdapat suatu arus kas keluar Rp 100 ketika biaya
restrukturisasi dibayarkan. Meskipun arus kas keluar sudah terjadi, tidak terdapat perubahan dalam estimasi arus kas masa
depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir 20X2. Dengan demikian, jumlah terpulihkan pabrik tidak
dihitung pada akhir 20X3.
Contoh 6 Perlakuan Atas Biaya Masa Depan
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan.
Latar Belakang
CI54. Pada akhir 20X0, entitas F menguji penurunan nilai sebuah mesin. Mesin itu adalah unit penghasil kas. Mesin itu
dicatat pada biaya historis terdepresiasi dan jumlah tercatatnya adalah Rp 150.000. Mesin memiliki estimasi sisa masa manfaat
10 tahun.
CI55. Jumlah terpulihkan mesin yaitu yang lebih tinggi dari nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. Nilai pakai dihitung menggunakan suatu tingkat diskonto sebelum pajak
sebesar 14 persen.
CI56. Anggaran yang disetujui manajemen mencerminkan: a estimasi biaya yang diperlukan untuk memelihara tingkat
manfaat ekonomi yang diharapkan muncul dari mesin pada kondisinya sekarang; dan
b bahwa pada 20X4, biaya sebesar Rp 25.000 akan timbul untuk meningkatkan kinerja mesin dengan meningkatkan
kapasitas produksinya. CI57. Pada akhir 20X4, terjadi biaya untuk meningkatkan
kinerja mesin. Paragraf CI60 menunjukkan estimasi arus kas masa depan dari mesin yang tercermin dalam anggaran terkini
yang disetujui manajemen dan tingkat diskonto sekarang adalah sama pada akhir 20X0.
48.88
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Pada akhir 20x0
Tabel 1. Penghitungan nilai pakai mesin pada akhir 20X0 Tahun
Arus kas masa depan
Diskonto pada 14 20x1
20x2 20x3
20x4 20x5
20x6 20x7
20x8 20x9
20x10 Nilai pakai
Rp 22.1651
21.5401 20.5501
24.7251.2 25.3251.3
24.8251.3 24.1231.3
25.5331.3 24.2341.3
22.8501.3 Rp
19.443 16.505
13.871 14.639
13.153 11.310
9.640 8.951
7.452 6.164
12.128
1. Termasuk estimasi biaya yang diperlukan untuk memelihara tingkat manfaat ekonomi yang diharapkan didapatkan dari mesin pada kondisinya sekarang.
2. Tidak termasuk estimasi biaya untuk meningkatkan kinerja mesin yang tercermin dalam anggaran manajemen.
3. Tidak termasuk estimasi manfaat yang diharapkan dari peningkatan kinerja mesin yang tercermin dalam anggaran manajemen.
CI58. Jumlah terpulihkan nilai pakai mesin adalah kurang dari jumlah tercatatnya. Dengan demikian, F mengakui
suatu rugi penurunan nilai untuk mesin itu.
48. 89
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Tabel 2. Penghitungan rugi penurunan nilai pada akhir 20X0
Jumlah tercatat sebelum rugi penurunan nilai Jumlah terpulihkan Tabel 1
Rugi penurunan nilai Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai
Mesin Rp
150.000 121.128
28.872 121.128
Tahun 20X1-20X3
CI59. Tidak terjadi peristiwa yang mensyaratkan jumlah terpulihkan mesin untuk diestimasi ulang. Dengan demikian,
tidak ada penghitungan jumlah terpulihkan yang disyaratkan untuk dilakukan.
Pada Akhir 20X4
CI60. Timbul biaya untuk meningkatkan kinerja mesin. Dengan demikian, dalam menentukan nilai pakai mesin,
manfaat di masa depan yang diharapkan dari peningkatan kinerja mesin dipertimbangkan dalam menaksir arus kas. Ini
menghasilkan suatu peningkatan dalam estimasi arus kas masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir
20X0. Konsekuensinya, sesuai PSAK 48 paragraf 105 dan 106, jumlah terpulihkan mesin dihitung ulang pada akhir 20X4.
48.90
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Tabel 3. Penghitungan nilai pakai mesin pada akhir 20X4 Tahun
Arus kas masa depan
a
Didiskonto pada 14
20x5 20x6
20x7 20x8
20x9
20x10 Nilai pakai
Rp 30.321
32.750 31.721
31.950 33.100
27.999 Rp
26.597 25.200
21.411 18.917
17.191 12.756
122.072
a Termasuk estimasi manfaat yang diharapkan dari peningkatan kinerja mesin seperti tercermin dalam anggaran manajemen.
CI61. Jumlah terpulihkan mesin yaitu nilai pakai adalah lebih tinggi dari jumlah tercatat mesin dan biaya historis
terdepresiasi lihat Tabel 4. Dengan demikian, K membalik rugi penurunan nilai yang diakui untuk mesin pada akhir 20X0
sehingga mesin dicatat pada biaya historis terdepresiasi.
Tabel 4. Penghitungan pembalikan rugi penurunan nilai pada akhir 20x4
Jumlah tercatat pada akhir 20X0 Tabel 2 Pada akhir 20x4
Beban depresiasi 20X1 sampai 20X4 – Tabel 5
Biaya untuk meningkatkan kinerja mesin Jumlah tercatat sebelum pemulihan
Jumlah terpulihkan Tabel 3 Pembalikan rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah pembalikan Jumlah tercatat: biaya historis terdepresiasi Tabel 5
Mesin Rp
121.128
48.452 25.000
97.676 122.072
17.324 115.000
115.000a
a Nilai pakai mesin melebihi jumlah tercatat yang seandainya menggunakan biaya historis terdepresiasi. Dengan demikian, pembalikan dibatasi untuk suatu jumlah yang
tidak menghasilkan jumlah tercatat mesin melebihi biaya historis terdepresiasi.
48. 91
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Contoh 7 Pengujian Penurunan Nilai Unit Penghasil Kas Dengan Goodwill dan Kepentingan Non-pengendali
Contoh 7A Kepentingan Non-pengendali Diukur Pada Awalnya Sebagai Bagian Proporsional Aset Neto
Teridentifi kasi
Pada contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI62. Entitas induk memperoleh suatu hak kepemilikan 80 persen pada entitas anak sebesar Rp 2.100 pada 1 Januari
20X3. Pada tanggal itu, aset neto teridentifi kasi dari entitas anak memiliki nilai wajar Rp 1.500. Entitas induk memilih
untuk mengukur kepentingan non-pengendali sebagai hak proporsional aset neto teridentifi kasi entitas anak sebesar Rp
300 20 dari Rp 1.500. Goodwill Rp 900 adalah selisih antara agregasi dari pembayaran yang ditransfer dan jumlah dari
kepentingan non-pengendali Rp 2.100+Rp 300 dibandingkan aset neto teridentifi kasi Rp1.500.
CI63. Aset dari entitas anak secara keseluruhan merupakan kelompok terkecil dari aset yang menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk aset lain atau kelompok aset lainnya. Oleh sebab itu, entitas anak adalah suatu unit
penghasil kas. Karena unit penghasil kas lain dari entitas induk diharapkan teruntungkan dari sinergi penggabungan, goodwill
sebesar Rp 500 yang terkait dengan penggabungan tersebut telah dialokasikan ke unit penghasil kas lain tersebut di dalam entitas
induk. Karena unit penghasil kas yang terdiri dari entitas anak memasukkan goodwill dalam jumlah tercatatnya, maka unit
penghasil kas harus diuji untuk penurunan nilai secara tahunan, atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa penurunan nilai
mungkin terjadi lihat PSAK 48 paragraf 90.
CI64. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas entitas anak adalah
48.92
Hak Cipta © 2009 IKA
T AN
AKUNT AN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
Penurunan Nilai
Aset
ED PSAK No. 48
Tahun Biaya historis
terdepresiasi Jumlah
terpulihkan Beban
depresiasi yang disesuaikan
Rugi penurunan
nilai Jumlah tercatat
setelah penurunan nilai
20x0 20x1
20x2 20x3
20x4
Peningkatan 20x5
Rp 150.000
135.000 120.000
105.000
90.000 25.000
115.000 95.833
Rp 12.128
nc nc
nc
122.072 nc
Rp 12.113
12.113 12.113
12.113
- 12.113
19.167 Rp
28.872
17.324 Rp
121.128 109.015
96.902 84.789
115.000 95.833
Tabel 5. Ringkasan jumlah tercatat mesin
nc = tidak dihitung sepanjang tidak ada indikasi bahwa rugi penurunan nilai mungkin telah naik atau turun.
48. 93
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Rp 1.000. Jumlah tercatat dari aset neto entitas anak, diluar
goodwill, adalah Rp 1.350.
Pengujian Penurunan Nilai Terhadap Entitas Anak Unit Penghasil Kas
CI65. Goodwill yang teratribusikan ke kepentingan non- pengendali dimasukkan ke jumlah terpulihkan Entitas Anak
sebesar Rp 1,000 tetapi belum diakui dalam laporan keuangan Entitas Induk konsolidasian. Sehingga sesuai PSAK 48 paragraf
C4 dari Lampiran B, jumlah tercatat dari Entitas Anak di-gross up untuk memasukkan goodwill yang dapat diatribusikan ke
kepentingan non-pengendali, sebelum dibandingkan dengan jumlah terpulihkan sebesar Rp 1.000. Goodwill yang dapat
diatribusikan ke Entitas Induk dengan hak kepemilikan Entitas Anak sebesar 80 persen pada tanggal akuisisi adalah Rp 400
setelah mengalokasikan Rp 500 ke unit penghasil kas lainnya dalam Entitas Induk. Dengan demikian, goodwill yang dapat
diatribusikan ke 20 persen kepentingan non-pengendali pada Entitas Anak pada tanggal akuisisi adalah Rp 100.
48.94
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Tabel 1. Menguji Entitas Anak untuk pengujian penurunan nilai pada akhir 20X3
Akhir 20x3 Goodwill
Entitas Anak Aset neto
yang dapat diidentifi kasi
Total Rp
Rp Rp
Jumlah tercatat 400
1.350 1.750
Kepentingan non- pengendali yang
tidak diakui 100
-
100
Jumlah tercatat disesuaikan
500 1.350
1.850 Jumlah terpulihkan
1.000 Rugi penurunan
nilai 850
Mengalokasikan Rugi Penurunan Nilai
CI66. Sesuai PSAK 48 paragraf 99, rugi penurunan nilai dari Rp 850 dialokasikan ke aset di dalam unit dengan pertama
kali mengurangi jumlah tercatat goodwill. CI67. Dengan demikian, Rp 500 dari Rp 850 rugi
penurunan nilai untuk unit dialokasikan ke goodwill. Sesuai PSAK 48 paragraf C6 Lampiran B, jika Entitas Anak yang
dimiliki sebagian adalah unit penghasil kas itu sendiri, rugi penurunan nilai goodwill dialokasikan kepada kepentingan
pengendali dan non-pengendali dengan dasar yang sama sebagaimana pengalokasian laba atau rugi dialokasikan.
Dalam contoh ini, laba atau rugi dialokasikan dengan dasar hak kepemilikan relatif. Karena goodwill diakui hanya sampai
hak kepemilikan 80 persen Entitas Induk pada Entitas Anak, Entitas Induk hanya mengakui 80 persen dari rugi penurunan
nilai goodwill tersebut. yaitu Rp 400.
48. 95
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI68. Sisa rugi penurunan nilai sebesar Rp 350 diakui
dengan mengurangi jumlah tercatat aset Entitas Anak yang dapat teridentifi kasi lihat Tabel 2
Tabel 2. Alokasi Rugi Penurunan Nilai untuk Entitas Anak pada akhir tahun 20X3
Akhir 20x3 Goodwill
Aset bersih yang dapat
diidentifi kasi Total
Rp Rp
Rp Jumlah tercatat
400 1,350
1,750 Rugi penurunan
nilai 400
350 750
Jumlah tercatat setelah
penurunan nilai -
1,000 1,000
Contoh 7B Kepentingan Non-pengendali Diukur Diawal Pada Nilai Wajar dan Entitas Anak yang Terkait
Merupakan Unit Penghasil Kas yang Berdiri Sendiri
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan.
Latar Belakang
CI68A. Entitas Induk mendapatkan 80 persen hak kepemilikan pada Entitas Anak dengan membayar Rp 2.100
pada 1 Januari 20X3. Pada tanggal itu, aset bersih teridentifi kasi dari Entitas Anak memiliki nilai wajar Rp 1.500. Entitas Induk
memilih untuk mengukur kepentingan non-pengendali pada nilai wajar, sebesar Rp 350. Goodwill sebesar Rp 950 adalah
selisih antara agregat dari jumlah pembayaran yang ditransfer dan jumlah dari kepentingan non-pengendali Rp 2.100 + Rp
350 dibandingkan aset neto teridentifi kasi Rp 1.500.
48.96
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
CI68B. Aset dari Entitas Anak secara keseluruhan adalah kelompok terkecil dari aset yang menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk aset lain atau kelompok aset lainnya. Dengan demikian, Entitas Anak merupakan suatu
unit penghasil kas. Karena ada unit penghasil kas lain dari Entitas induk yang diharapkan mendapat manfaat dari sinergi
penggabungan, goodwill sebesar Rp 500 yang berkaitan dengan sinergi tersebut telah dialokasikan ke unit penghasil kas lain
di dalam Entitas induk. Karena Entitas Anak memasukkan goodwill dalam jumlah tercatatnya, Entitas Anak harus diuji
untuk penurunan nilai setiap tahunnya, atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa penurunan nilai Entitas Anak mungkin
terjadi lihat PSAK 48 paragraf 90.
Pengujian Penurunan Nilai Terhadap Entitas Anak
CI68C. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas Entitas Anak
adalah Rp 1.650. Jumlah tercatat aset neto Entitas Anak, diluar goodwill, adalah Rp 1.350.
Tabel 1. Menguji Entitas Anak untuk penurunan nilai pada akhir 20X3
Akhir 20x3 Goodwill
Aset bersih yang dapat
diidentifi kasi Total
Rp Rp
Jumlah tercatat Jumlah terpulihkan
Rugi penurunan nilai 450
1.350 1.800
1.650 150
Mengalokasikan Rugi Penurunan Nilai
CI68D. Sesuai PSAK 48 paragraf 99, rugi penurunan nilai sebesar Rp 150 dialokasikan ke aset di dalam unit dengan
pertama kali mengurangi jumlah tercatat goodwill.
48. 97
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI68E. Dengan demikian, jumlah rugi penurunan nilai
seluruhnya sebesar Rp 150 untuk unit dialokasikan ke goodwill. Sesuai PSAK 48 paragraf C6 dari Lampiran B, jika Entitas
Anak yang dimiliki sebagian merupakan unit penghasil kas itu sendiri, rugi penurunan nilai goodwill dialokasikan ke
kepentingan pengendali dan kepentingan non-pengendali dengan dasar yang sama sebagaimana pengalokasian laba
atau rugi.
Contoh 7C Kepentingan Non-pengendali Diukur Diawal Pada Nilai Wajarnya dan Entitas Anak Terkait Merupakan
Bagian Dari Suatu Unit Penghasil Kas yang Lebih Besar
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI68F. Andaikan bahwa, untuk kombinasi bisnis yang dijelaskan dalam paragraf CI68A contoh 7B, aset dari Entitas
Anak akan menghasilkan arus kas masuk bersama-sama dengan aset lain atau kelompok aset lain yang dimiliki oleh Entitas
induk. Dengan demikian, Entitas Anak bukan merupakan unit penghasil kas untuk tujuan pengujian penurunan nilai, namun
Entitas Anak menjadi bagian dari suatu unit penghasil kas yang lebih besar, Z. Unit penghasil kas lainnya dari Entitas
induk juga diharapkan mendapatkan manfaat dari sinergi penggabungan. Oleh karena itu, goodwill yang terkait dengan
sinergi tersebut, sebesar Rp 500 telah dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut. Goodwill dari Z yang terkait dengan
kombinasi bisnis sebelumnya adalah Rp 800.
CI68G. Karena Z memasukkan goodwill dalam jumlah tercatatnya, dari Entitas Anak dan dari kombinasi bisnis
sebelumnya, Z harus diuji untuk penurunan nilai setiap tahun, atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa Z mungkin turun
nilainya lihat PSAK 48 paragraf 90.
48.98
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Pengujian Penurunan Nilai pada Entitas Anak
CI68H. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa jumlah terpulihkan unit penghasil kas Z adalah Rp 3.300.
Jumlah tercatat aset neto Z, diluar goodwill, adalah Rp 2.250 Tabel 3. Menguji Z untuk penurunan nilai pada akhir 20X3
Akhir 20x3 Goodwill
Aset bersih yang dapat
diidentifi kasi Total
Rp Rp
Rp Jumlah tercatat
Jumlah terpulihkan Rugi penurunan nilai
1.250 2.250
3.500 3.300
200
Mengalokasikan Rugi Penurunan Nilai
CI68I. Sesuai dengan PSAK 48 paragraf 99, rugi penurunan nilai sebesar Rp 200 dialokasikan ke aset di dalam
unit dengan pertama mengurangi jumlah tercatat goodwill. Dengan demikian, jumlah rugi penurunan nilai seluruhnya
sebesar Rp 200 untuk unit penghasil kas Z dialokasikan ke goodwill. Sesuai PSAK 48 paragraf C7 dari Lampiran B, jika
Entitas Anak yang dimiliki sebagian membentuk bagian dari suatu unit penghasil kas yang lebih besar lagi, rugi penurunan
nilai goodwill akan dialokasikan pertama kali ke bagian- bagian unit penghasil kas, Z, dan selanjutnya ke kepentingan
pengendali dan kepentingan non-pengendali dari Entitas Anak yang dimiliki sebagian.
CI68J. Entitas Induk mengalokasikan rugi penurunan nilai ke bagian-bagian dari unit penghasil kas berdasarkan
jumlah tercatat relatif dari goodwill pada bagian-bagian tersebut sebelum penurunan nilai. Dalam contoh ini Entitas
Anak dialokasikan 36 persen dari penurunan nilai 4501.250.
48. 99
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 Rugi penurunan nilai kemudian dialokasikan ke kepentingan
pengendali dan ke kepentingan non-pengendali menggunakan dasar yang sama seperti mengalokasikan laba atau rugi.
Contoh 8 Alokasi Aset Korporat
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI69. Entitas M memiliki 3 unit penghasil kas: A, B dan C. Jumlah tercatat dari ketiga unit tersebut tidak termasuk
goodwill. Terdapat perubahan kondisi yang merugikan dalam lingkungan teknologi di tempat M beroperasi. Oleh karena itu,
M mengadakan pengujian penurunan nilai dari masing-masing unit penghasil kasnya. Pada akhir 20X0, jumlah tercatat dari A,
B dan C adalah masing-masing Rp 100, Rp 150 dan Rp 200.
CI70. Operasi dikendalikan dari kantor pusat. Jumlah tercatat kantor pusat adalah Rp 200 yang terdiri dari sebuah
gedung kantor pusat sebesar Rp 150 dan pusat riset sebesar Rp 50. Jumlah tercatat relatif dari unit penghasil kas adalah suatu
indikasi yang layak dari proporsi pemanfaatan gedung kantor pusat ke masing-masing unit penghasil kas. Jumlah tercatat
pusat riset tidak dapat dialokasikan dengan suatu dasar yang layak ke unit-unit penghasil kas individual.
CI71. Sisa estimasi masa manfaat unit penghasil kas unit A adalah 10 tahun. Sisa masa manfaat B, C dan kantor pusat
adalah 20 tahun. Kantor pusat didepresiasi atas dasar garis lurus.
CI72. Jumlah terpulihkan yaitu yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
dari masing-masing unit penghasil kas didasarkan pada nilai pakainya. Nilai pakai dihitung menggunakan tingkat diskonto
sebelum pajak sebesar 15 persen.
48.100
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Identifi kasi Aset Korporat
CI73. Sesuai PSAK 48 paragraf 97, M terlebih dahulu mengidentifi kasi semua aset korporat yang berkaitan dengan
unit penghasil kas individual yang sedang ditelaah. Aset korporat adalah gedung kantor pusat dan pusat riset.
CI74. M kemudian memutuskan bagaimana memperlakukan masing-masing aset korporat dimaksud:
a jumlah tercatat gedung kantor pusat dapat dialokasikan secara layak dan konsisten ke unit-unit penghasil kas yang
sedang ditelaah; dan b jumlah tercatat dari pusat riset tidak dapat dialokasikan
secara layak dan konsisten terhadap unit-unit penghasil kas individual yang sedang dikaji.
Alokasi Aset Korporat
CI75. Jumlah tercatat gedung kantor pusat dialokasikan ke jumlah tercatat dari masing-masing unit penghasil kas
individual. Suatu dasar alokasi tertimbang digunakan karena estimasi sisa masa manfaat dari unit penghasil kas A adalah 10
tahun, sedangkan estimasi masa manfaat unit penghasil kas B dan C adalah 20 tahun.
48.101
Hak Cipta © 2009 IKA
T AN
AKUNT AN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
Penurunan Nilai
Aset
ED PSAK No. 48
Akhir 20x0
A B
C Total
Rp Rp
Rp Rp
Jumlah tercatat Masa manfaat
Tertimbang didasarkan pada
masa manfaat Jumlah tercatat
setelah tertimbang Pro rata Alokasi
Gedung
Alokasi jumlah tercatat gedung
berdasarkan pada pro-rata diatas
Jumlah tercatat setelah alokasi gedung
100 10 tahun
1 100
12 100800
19
119 150
20 tahun 2
300 38
300800 56
206 200
20 tahun 2
400 50
400800 75
275 450
800 100
600 Tabel 1. Penghitungan suatu alokasi tertimbang dari jumlah tercatat gedung kantor pusat
48.102
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Penentuan jumlah terpulihkan dan penghitungan rugi penurunan nilai
CI76. PSAK 48 Paragraf 97 mensyaratkan, pertama bahwa jumlah terpulihkan dari setiap unit penghasil kas secara individu
dibandingkan dengan jumlah tercatatnya, termasuk porsi dari jumlah tercatat gedung kantor pusat yang dialokasikan ke
unit, dan setiap yang menghasilkan rugi penurunan nilai diakui. PSAK 48 Paragraf 97 kemudian mensyaratkan jumlah
terpulihkan M secara keseluruhan yaitu kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang memasukkan pusat riset harus
dibandingkan dengan jumlah tercatatnya, termasuk gedung kantor pusat dan pusat riset.
48. 103
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Tabel 3. Pengujian penurunan nilai A, B an C Akhir 20x0
A B
C Rp
Rp Rp
Jumlah tercatat setelah alokasi gedungTabel 1
119 206
275 Jumlah terpulihkan
Tabel 2 119
164 271
Rugi penurunan nilai 42
4 Tabel 2. Penghitungan nilai pakai A, B, C dan M pada akhir
20X0
A B
C M
Tahun Arus
kas masa
depan Diskon
15 Arus
kas masa
depan Diskon
15 Arus
kas masa
depan Diskon
15 Arus
kas masa
depan Diskon
15 RP
RP RP
RP RP
RP RP
RP 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20
Nilai pakai 18
31 37
42 47
52 55
55 53
48 16
23 24
24 24
22 21
18 15
12
199 9
16 24
29 32
33 34
35 35
35 36
35 35
33 30
26 22
18 14
10 8
12 16
17 16
14 13
11 10
9 8
7 6
5 4
3 2
1 1
1
164 10
20 34
44 51
56 60
63 65
66 66
66 66
65 62
60 57
51 43
35 9
15 22
25 25
24 22
21 18
16 14
12 11
9 8
6 5
4 3
2
271 39
72 105
128 143
155 162
166 167
169 132
131 131
128 122
115 108
97 85
71 34
54 69
73 71
67 61
54 48
42 28
25 21
18 15
12 10
8 6
4 720
a
a Diasumsikan pusat riset menghasilkan tambahan arus kas masa depan untuk entitas secara keseluruhan. Dengan demikian, jumlah dari nilai pakai masing-masing
unit penghasil kas individual lebih kecil dari nilai pakai bisnis secara keseluruhan. Tambahan arus kas tidak diatribusikan ke gedung kantor pusat.
48.104
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI77. Langkah berikut adalah mengalokasikan rugi
penurunan nilai diantara aset dari unit penghasil kas dan gedung kantor pusat.
Tabel 4. Alokasi dari rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas B dan C
Unit penghasil kas B
C Rp
Rp Te r h a d a p g e d u n g
kantor pusat 12
42x56206 1
4x75275 T e r h a d a p u n i t
penghasil kas aset 30
42x150206 3
4x206275 42
4
CI78. Karena pusat riset tidak dapat dialokasikan secara layak dan konsisten terhadap unit penghasil kas A, B dan C,
maka M membandingkan jumlah tercatat kelompok terkecil unit penghasil kas dengan jumlah tercatat dari pusat riset yang
dapat dialokasikan yaitu M secara keseluruhan ke jumlah terpulihkannya.
105
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
Tabel 5. Pengujian penurunan nilai terhadap kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mana jumlah tercatat pusat riset
dapat dialokasikan yaitu M secara keseluruhan
Akhir 20X0 A
B C
Gedung Pusat
riset M
Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp
Jumlah tercatat 100
150 200
150 50
650 Rugi penurunan
nilai yang timbul dari
langkah pertama pengujian
- 30
3 13
- 46
Jumlah tercatat setelah langkah
pertama pengujian
100 120
197 137
50 604
Jumlah terpulihkan
Tabel 2 720
Rugi penurunan nilai untuk unit
penghasil kas “yang lebih
besar”
CI79. Oleh sebab itu, tidak ada tambahan rugi penurunan nilai yang dihasilkan dari penerapan pengujian penurunan nilai
terhadap M secara keseluruhan. Hanya rugi penurunan nilai sebesar Rp 46 yang diakui sebagai hasil penerapan langkah
pertama pengujian terhadap A, B dan C.
Contoh 9. Pengungkapan tentang unit penghasil kas dengan goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat
tidak terbatas
Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 48 paragraf 129
dan 130.
48.106
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
Latar Belakang
CI80. Entitas M adalah perusahaan manufaktur multinasional yang menggunakan segmen geografi s untuk
melaporkan informasi segmen. Tiga segmen dari M yang dapat dilaporkan adalah Eropa, Amerika Utara dan Asia. Goodwill
telah dialoksikan untuk tujuan pengujian penurunan nilai terhadap ke tiga unit penghasil kas individual-dua di Eropa
unit A dan B dan satu di Amerika Utara unit C-dan juga dialokasikan ke satu kelompok dari unit penghasil kas terdiri
dari operasi XYZ di Asia. Unit A, B, C dan operasi XYZ masing-masing mewakili tingkatan terendah di dalam M yang
goodwill-nya dimonitor untuk tujuan internal manajemen.
CI81. M mengakuisisi unit C, sebuah pabrik yang beroperasi di Amerika Utara, pada Desember 20X2. Tidak seperti operasi
pabrik M di Amerika Utara lainnya, C beroperasi di suatu industri dengan marjin dan tingkat pertumbuhan yang tinggi,
dan dengan benefi t 10 tahun atas paten dari produk utamanya. Paten diberikan kepada C sebelum M mengakuisisi C. Sebagai
bagian dari akuntansi untuk akuisisi C, M mengakui, selain paten, goodwill sebesar Rp 3,000 dan suatu merek sebesar Rp
1,000. Manajemen M telah menentukan bahwa merek tersebut memiliki masa manfaat tidak terbatas. M tidak memiliki aset
tidak berwujud lain dengan masa manfaat tidak terbatas
CI82. Jumlah tercatat dari goodwill dan aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas dialokasikan ke unit A, B
dan C dan ke operasi XYZ adalah sebagai berikut:
Goodwill Aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas Rp
Rp A
350 B
450 C
3.000 1.000
XYZ 1.200
Total 5.000
1.000
48. 107
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 CI83. Selama tahun yang berakhir 31 Desember 20X3, M
menentukan bahwa tidak terdapat penurunan nilai dari setiap unit penghasil kasnya atau kelompok dari unit penghasil kas
yang mengandung goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas. Jumlah terpulihkan yaitu yang
lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dari unit-unit tersebut dan kelompok dari unit
terkait ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. M telah menentukan bahwa perhitungan jumlah terpulihkan sangat
sensitif terhadap perubahan-perubahan dalam asumsi-asumsi berikut:
Unit A dan B Unit C
Operation XYZ Marjin kotor
selama periode anggaran periode
anggaran adalah 4 tahun
Bunga obligasi pemerintah AS
5 tahun selama periode anggaran
periode anggaran adalah 5 tahun
Marjin kotor selama periode
anggaran periode
anggaran adalah 5 tahun
Kenaikan harga bahan baku
selama periode anggaran
Kenaikan harga bahan baku
selama periode anggaran
Nilai tukar Yen Jepangdollar AS
selama periode anggaran
Pangsa pasar selama peride
anggaran Pangsa pasar
selama periode anggaran
Pangsa pasar selama periode
anggaran
Tingkat pertumbuhan
yang digunakan untuk
mengekstrapolasi arus kas setelah
periode anggaran Tingkat
pertumbuhan yang digunakan
untuk mengekstrapolasi
arus kas setelah periode anggaran
Tingkat pertumbuhan
yang digunakan untuk
mengekstrapolasi arus kas setelah
periode anggaran
CI84. Marjin kotor selama periode anggaran untuk A, B dan XYZ yang diestimasi oleh M didasarkan pada rata-rata
48.108
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
marjin kotor yang dicapai dalam periode segera sebelum dimulainya periode anggaran, naik 5 persen pertahun untuk
mengantisipasi perbaikan efi siensi. A dan B memproduksi produk yang saling melengkapi dan dioperasikan oleh M untuk
mencapai marjin kotor yang sama.
CI85. Pangsa pasar selama periode anggaran diestimasi oleh M didasarkan pada rata-rata pangsa pasar yang dicapai di
dalam periode segera sebelum dimulainya periode anggaran, disesuaikan setiap tahun untuk mengantisipasi pertumbuhan
atau penurunan dalam pangsa pasar. M mengantisipasi bahwa:
a pangsa pasar untuk A dan B akan berbeda, tetapi masing-
masing akan tumbuh 3 persen per tahun selama periode anggaran sebagai hasil dari perbaikan terus menerus dalam
kualitas produk. b pangsa pasar C akan tumbuh 6 persen per tahun selama
periode anggaran sebagai hasil dari peningkatan belanja iklan dan manfaat dari proteksi paten selama 10 tahun
pada produk utamanya. c pangsa pasar XYZ akan tetap tak berubah selama periode
anggaran sebagai hasil kombinasi dari perbaikan terus menerus dalam kualitas produk dan antisipasi peningkatan
kompetisi.
CI86. A dan B membeli bahan baku dari pemasok Eropa yang sama, sedangkan bahan baku C dibeli dari berbagai
pemasok Amerika Utara. Kenaikan harga bahan baku selama periode anggaran diestimasi oleh M akan konsisten dengan
taksiran indeks harga pelanggan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah yang relevan di negara Eropa dan Amerika
Utara.
CI87. Bunga obligasi 5 tahun pemerintah AS selama periode anggaran yang diestimasi oleh M akan konsisten
dengan imbal hasil beberapa obligasi pada awal dari periode anggaran. Nilai tukar Yen JepangDollar AS yang diestimasi
oleh M akan konsisten dengan rata-rata nilai tukar pasar
48. 109
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 berjangka ke depan average market forward exchange rate
selama periode anggaran. CI88. M menggunakan tingkat pertumbuhan tetap untuk
mengekstrapolasi arus kas diluar periode anggaran untuk A, B, C dan XYZ. Tingkat pertumbuhan untuk A, B dan XYZ
diestimasi oleh M akan konsisten dengan informasi yang tersedia di publik tentang rata-rata tingkat pertumbuhan jangka
panjang untuk pasar di tempat A, B dan XYZ beroperasi. Namun, tingkat pertumbuhan untuk C melebihi rata-rata
tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di tempat C beroperasi. Manajemen M berpendapat bahwa hal ini adalah
layak dipandang dari sudut proteksi dari patent berjangka waktu produk 10 tahun atas produk utama C.
CI89. M memasukkan pengungkapan berikut di dalam catatan atas laporan keuangannya untuk tahun yang berakhir
31 Desember 20X3. Pengujian penurunan nilai untuk Goodwill dan Aset tidak
berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas Goodwill telah dialokasikan untuk tujuan pengujian penurunan
nilai ke tiga unit penghasil kas individual dua di Eropa unit A dan B dan satu di Amerika Utara unit C- dan ke satu
kelompok dari unit penghasil kas terdiri dari operasi XYZ di Asia. Jumlah tercatat dari goodwill yang dialokasikan ke unit
C dan operasi XYZ adalah signifi kan dibandingkan dengan total jumlah tercatat dari goodwill, tetapi tidak signifi kan
dibandingkan dengan jumlah tercatat dari goodwill yang dialokasikan ke unit A dan B. Namun, jumlah terpulihkan
dari unit A dan B didasarkan pada beberapa asumsi utama yang sama, dan jumlah tercatat agregat dari goodwill yang
dialokasikan ke unit-unit tersebut adalah signifi kan.
Operasi XYZ Jumlah terpulihkan dari operasi XYZ telah ditentukan
48.110
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
berdasarkan pada suatu perhitungan nilai pakai. Perhitungan tersebut menggunakan proyeksi arus kas yang berdasarkan
pada anggaran keuangan yang disetujui oleh menajemen yang meliputi periode lima tahun, dan tingkat diskonto sebesar
8.4 persen. Arus kas diluar periode lima tahun tersebut telah diekstrapolasikan menggunakan suatu tingkat pertumbuhan
tetap 6.3 persen. Tingkat pertumbuhan ini tidak melebihi rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di
tempat XYZ beroperasi. Manajemen percaya bahwa setiap kemungkinan perubahan yang terjadi pada asumsi-asumsi
utama yang mendasari jumlah terpulihkan XYZ, tidak akan menyebabkan jumlah tercatat XYZ melebihi jumlah
terpulihkannya.
Unit C Jumlah terpulihkan dari unit C juga telah ditentukan berdasarkan
perhitungan nilai pakai. Perhitungan menggunakan proyeksi arus kas berdasarkan pada anggaran keuangan yang disetujui
manajemen meliputi periode lima tahun, dan tingkat diskonto sebesar 9.2 persen. Arus kas C melebihi periode lima tahun
diekstrapolasikan menggunakan suatu tingkat pertumbuhan tetap 12 persen. Tingkat pertumbuhan ini melebihi 4 poin
persentase dari rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di tempat C beroperasi. Bagaimanapun, manfaat C
dari proteksi 10 tahun paten atas produk utamanya, dibolehkan pada Desember 20X2. Manajemen percaya bahwa suatu tingkat
pertumbuhan 12 persen layak dipandang dari sudut paten tersebut. Manajemen juga percaya bahwa setiap kemungkinan
perubahan yang terjadi pada asumsi-asumsi utama yang mendasari jumlah terpulihkan C, tidak akan menyebabkan
jumlah tercatat C melebihi jumlah terpulihkannya.
Unit A dan B Jumlah terpulihkan dari unit A dan B telah ditentukan
berdasarkan perhitungan nilai pakai. Unit-unit tersebut memproduksi produk yang saling melengkapi, dan jumlah
48. 111
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38 terpulihkan mereka didasarkan pada beberapa asumsi-asumsi
utama. Kedua perhitungan nilai pakai menggunakan proyeksi arus kas yang berdasarkan pada anggaran keuangan yang
disetujui manajemen meliputi periode empat tahun, dan tingkat diskonto 7.9 persen. Kedua arus kas yang melebihi
periode empat tahun diekstrapolasikan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap 5 persen. Tingkat pertumbuhan tidak
melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka panjang untuk pasar di tempat A dan B beroperasi. Proyeksi arus kas selama
periode anggaran untuk A dan B juga didasarkan pada marjin kotor yang diharapkan selama periode anggaran dan kenaikan
harga bahan baku yang sama selama periode anggaran. Manajemen percaya bahwa adanya kemungkinan perubahan
yang layak dalam setiap asumsi utama tersebut tidak akan menyebabkan jumlah tercatat agregat dari A dan B melebihi
jumlah terpulihkan agregat dari unit-unit tersebut.
Operasi XYZ Unit C
Units A dan B secara agregat
Jumlah tercatat dari goodwill
Rp 1.200 Rp 3.000
Rp 800
Jumlah tercatat dari merek
dengan masa manfaat tidak
terbatas -
Rp 1.000 -
Asumsi kunci yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai
a
• Asumsi utama
• Marjin kotor yang
dianggarkan • Tingkat
bunga obligasi
pemerintah AS 5 tahun
• Marjin kotor yang
dianggarkan
48.112
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
• Dasar untuk menentukan
nilai- nilai yang
ditetapkan ke asumsi kunci
• Rata-rata marjin
kotor yang dihasilkan
dalam periode
segera sebelum
periode anggaran,
dinaikkan untuk
perbaikan efi siensi yang
diharapkan • Hasil bunga
obligasi pemerintah
AS 5 tahun pada awal
periode anggaran
• Rata-rata marjin kotor
yang dicapai dalam
periode segera
sebelum periode
aggaran, dinaikkan
untuk perbaikan
efi siensi yang diharapkan
• Nilai-nilai yang ditetapkan ke
asumsi kunci mencerminkan
pengalaman masa lalu,
kecuali untuk perbaikan
efi siensi Manajemen
yakin perbaikan
sebesar 5 pertahun
adalah pencapaian
yang layak. • Nilai-
nilai yang ditetapkan
ke asumsi utama adalah
konsisten dengan
infomasi yang
bersumber dari luar
• Nilai-nilai yang ditetapkan ke
asumsi utama mencerminkan
pengalaman masa lalu,
kecuali untuk perbaikan
efi siensi. Manajemen
yakin perbaikan
sebesar 5 per tahun adalah
pencapaian yang layak.
• Asumsi utama
• Nilai tukar Yen Jepang
dollar AS selama
periode anggaran
• Kenaikan harga bahan
baku • Kenaikan
harga bahan baku
48. 113
Hak Cipt a © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penurunan Nilai Aset
ED PSAK No. 48
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
• Dasar untuk menentukan
nilai- nilai yang
ditetapkan ke asumsi utama
• Rata-rata nilai tukar
pasar kedepan
selama periode
agaran • Taksiran
indeks hrga konsumen
selama periode
anggaran untuk negara-
negara Amerika
Utara darimana
bahan baku dibeli
• Taksiran indeks harga
konsumen selama
periode anggaran
untuk negara- negara Eropa
darimana bahan baku
dibeli
• Nilai- nilai yang
ditetapkan ke asumsi
utama adalah konsisten
denagan informasi
yang bersumber
dari luar. • Nilai-
nilai yang ditetapkan
ke asumsi utama adalah
konsisten dengan
informasi yang
bersumber dari luar.
• Nilai- nilai yang
ditetapkan ke asumsi
utama adalah konsisten
dengan informasi
yang bersumber
dari luar.
• Asumsi utama
• Pangsa pasar yang
dianggarkan • Pangsa
pasar yang dianggarkan
• Dasar untuk menentukan
nilai- nilai yang
ditetapkan ke asumsi utama
• Rata-rata pangsa
pasar dalam periode
segera sebelum
periode anggaran.
• rata-rata pangsa pasar
di periode segera sebelum
periode anggaran,
dinaikkan setiap
tahun untuk mengantisipasi
pertumbuhan pangsa pasar
48.114
Hak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
32 33
34 35
36 37
38
Penurunan Nilai Aset ED PSAK No. 48
• Nilai-nilai yang ditetapkan ke
asumsi utama mencerminkan
pengalaman masa lalu.
Tidak ada perubahan
di pangsa pasar yang
diharapkan sebagai hasil
dari perbaikan kualitas
produk yang terus menerus
berpasangan dengan
peningkatan kompetisi yang
diantisipasi. • Manajemen
yakin pangsa pasar tumbuh
6 per tahun adalah
pencapaian yang layak
disebabkan pengeluaran
iklan yang meningkat,
manfaat dari proteksi 10
tahun paten produk
utama C, dan sinerji yang
diharapkan dapat dicapai
dari operasi C sebagai bagian
dari segmen M Amerika
Utara .
a Asumsi utama table ini untuk unit A dan B adalah asumsi utama yang hanya digunakan dalam penghitungan jumlah terpulihkan untuk kedua unit tersebut.