13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LANDASAN TEORI
2.1.1. Tinjauan Umum Pernapasan Manusia
Pernapasan secara harfiah menurut Judha 2011 berarti pergerakan oksigen O
2
dari atmosfer menuju sel dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan keluarnya karbondioksida CO
2
dari sel ke udara bebas dihasilkan dari metabolisme tersebut yang dikeluarkan melalui paru-paru. Sistem pernapasan
merupakan salah satu sistem yang mempunyai peran penting karena seluruh sel tubuh yang hidup membutuhkan oksigen O
2
dan menghasilkan karbondioksida CO
2
. Sistem pernapasan terdiri dari jalan napas, paru-paru, sirkulasi pernapasan, dan dinding dada. Organ jalan napas terdiri dari hidung, faring, laring, trakea,
bronchi. Paru-paru terdiri dari kumpulan zona respirasi. Dinding dada terdiri dari tulang iga, vertebra, dan sternum. Organ sirkulasi pernapasan terdiri dari atas
darah, pembuluh kapiler, dan sel. Sistem pernapasan membantu dalam pertukaran gas dan melakukan fungsi lainnya Astuti, 2010. Fungsi-fungsi tersebut
diantaranya: 1. Pertukaran gas
Peran utama sistem ini adalah pertukaran gas dan mendistribusikannya hingga sampai di sel, sehingga sel-sel mendapatkan O
2
untuk metabolisme tubuh.
2. Pengaturan PH darah Sistem pernapasan mempengaruhi PH darah dengan mengubah kadar
CO
2
dalam darah 3. Produksi suara
Pergerakan air melalui pita suara menghasilkan bunyi dan memungkinkan berbicara
4. Penciuman Sensasi bau terjadi ketika molekul masuk ke dalam rongga mulut
5. Pertahanan Sistem pernapasan dilengkapi pertahanan terhadap mikroorganisme dan
mencegah mikroorganisme masuk ke dalam tubuh dan mengeluarkannya dari permukaan pernapasan.
Menurut Rab 2010, secara anatomi fungsi pernapasan dimulai dari hidung sampai parenkim paru yang dijelaskan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Sistem Pernapasan Manusia Sumber: Rab, 2010
Secara umum terdapat 3 proses yang terjadi pada sistem pernapasan, yaitu ventilasi, difusi, dan transportasi.
1. Ventilasi Ventilasi merupakan proses pergerakan udara masuk dan keluar paru-
paru. Ventilasi terjadi akibat dari perubahan tekanan gradien yang ditimbulkan oleh perubahan ukuran rongga thoraks. Perubahan tersebut mengakibatkan
perubahan tekanan antara udara di atmosfer dan di dalam paru-paru. Ventilasi terbagi menjadi 2 proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi merupakan
masuknya udara dari atmosfer ke paru-paru. Ekspirasi merupakan proses keluarnya udara dari paru-paru ke atmosfer.
2. Difusi Oksigen O
2
dan karbondioksida CO
2
berdifusi antara alveoli dan kapiler pulmonalis di dalam paru-paru dan antara kapiler sistemik dan sel
seluruh tubuh. Proses perpindahan gas dari alveoli ke dalam darah dan dari darah menuju ke jaringan sel terjadi karena perbedaan tekanan parsial gas di
kedua tempat tersebut. 3. Transportasi
Transportasi adalah proses pengankutan O
2
atau CO
2
dari kapiler di paru-paru menuju kapiler sistemik dan sebaliknya. Dimana proses O
2
berdifusi dari alveoli ke kapiler pulmonalis kemudian O
2
ditransportasikan ke seluruh tubuh dengan 2 cara. Sejumlah O
2
ditranportasikan dengan cara larut dalam plasma, sedangkan 40-70 kali lebih banyak dibawa oleh hemoglobin sebagai
ikatan oksihemoglobin.
Ketika ada respon atau rangsangan dari luar, maka mekanisme pertahanan yang dapat dilakukan oleh sistem pernapasan meliputi penyaringan
udara, pembersihan mukosiliaris, refleks batuk, refleks menelan dan refleks muntah, refleks bronkokonstriksi, makrofag alveolus dan ventilasi kolateral.
Mekanisme pertahanan yang dilakuakan saluran pernapasan dijelaskan melaui tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1: Pertahanan pada Saluran Pernapasan No.
Mekanisme Pertahanan Fungsi
Pernapasan Akibat
1. Penyaringan Udara
Bulu hidung menyaring partikel berukuran 5µm sehingga partikel tersebut dapat
mencapai alveolus Udara yang mengalir melalui nasofaring
sangat turbulen sehingga partikel yang lebih kecil 1-5 µm akan terperangkap dalam
sekresi nasofaring
2. Pembersihan
Mukosiliaris Di bawah laring, eksakalator mukosiliaris
akan menjebak partikel-partikel debu yang terinhalasi dan berukuran lebih kecil serta
bakteri yang melewati hidung, mucus akan terus menerus membawa partikel dan bakteri
tersebut ke arah atas sehingga bisa ditelan atau dibatukkan, produksi mucus ±100
mlhari Gerakan siliaris dihalangi oleh keadaan
dehidrasi, konsentrasi O
2
yang tinggi, merokok,
infeksi, obat
anestesi dan
meminum etil alkohol 3.
Refleks Batuk Refleks pertahanan bekerja membersihkan
jalan napas dengan menggunakan tekanan tinggi,
udara yang
mengalir dengan
kecepatan tinggi, yang akan membantu kerja
pembersihan mikosiliaris bila mekanisme kerja ini berlebihan atau tidak efektif,
sehingga diperlukan kerja mukosiliaris atau drainase postural
4. Refleks Menelan dan
Refleks Muntah Mencegah masuknya makanan atau cairan ke
saluran pernapasan 5.
Refleks Bronkokonstriksi
Bronkokontriksi merupakan respon untuk mencegah iritan terinhalasi dalam jumlah
besar, seperti debu atau aerosol. Beberapa penderita
asma memiliki
jalan napas
hipersensitif yang akan berkontraksi setelah menghirup udara dingin, parfum, atau bau
menyengat
6. Makrofag alveolus
Pertahanan utama pada tingkat alveolus tidak terdapat epiter siliaris, bakteri dan
partikel-partikel debu
difagosit, kerja
makrofag dihambat oleh merokok, infeksi virus, kortikosteroid, dan beberapa penyakit
kronik.
7. Ventilasi Kolateral
Melalui pori-pori Kohn yang dibantu oelh napas dalam
Sumber: Price 2005
2.1.2. Tinjauan Umum ISPA