SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM JAKARTA

SYSTEM THINKING

  

“SAMPAH”

DISUSUN OLEH:

Nadhira Anistia

  

Prasastia Dessy Safrina SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM JAKARTA Telah lama sampah menjadi permasalahan serius di berbagai kota besar di Indonesia.

  Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia berbanding lurus dengan sampah yang dihasilkan tiap harinya. Sampah berdasarkan kandungan zat kimia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sampah anorganik pada umumnya tidak mengalami pembusukan, seperti plastik, logam. Sedangkan sampah organik pada umumnya mengalami pembusukan, seperti daun, sisa makanan.

  Tidak bisa dipungkiri jika saat ini masih banyak masyarakat yang berperilaku buruk tentang sampah. Mereka membuang sampah sembarangan, karena kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Perilaku ini tidak mengenal tingkat pendidikan maupun status social, walaupun seringkali ditemukan sampah lebih banyak terdapat di kalangan status social menengah ke bawah. Keberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan manusia yang membuang sampah sembarangan, mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi faktor yang paling dominan, di samping itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya apa yang akan terjadi apabila tidak dapat menjaga lingkungan sekitar

  Pembuangan sampah yang dilakukan sembarangan mengakibatkan beberapa dampak berbahaya yang mendominasi seperti dampak kesehatan yaitu penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Masalah kesehatan ini juga bisa berdampak pula ke masalah ekonomi. Fisik sampah (sampah padat), baik yang masih segar maupun yang sudah membusuk; yang terbawa masuk ke got / selokan dan sungai akan menghambat aliran air dan memperdangkal sungai. Pendangkalan mengakibatkan kapasitas sungai akan berkurang, sehingga air menjadi tergenang dan meluap menyebabkan banjir. Banjir tentunya akan mengakibatkan kerugian secara fisik dan mengancam kehidupan manusia (hanyut / penyakit). Setelah surut, banjir juga menyebabkan tumpukan sampah yang lebih banyak lagi.

  Penanganan dan pengelolaan sampah di Jakarta, merupakan permasalahan yang terus meningkat seiring perjalanan waktu; yang terutama disebabkan oleh terus meningkatnya populasi manusia dengan kebutuhan yang juga semakin meningkat. Meningkatnya populasi dan kebutuhan manusia, secara langsung maupun tak langsung tentunya juga akan menyebabkan walaupun lingkungan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki diri (mekanisme homeostatis ekosistem); tetapi dengan terus meningkatnya bahan pencemar (juga bahan pencemar yang berasal dari aktivitas manusia) telah melampaui batas kapasitas yang mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan alam.

  Upaya pemerintah dalam menangani dan mengelola sampah (limbah) rumah tangga, dilakukan antara lain dengan menyediakan berbagai tempat pembuangan sampah (sementara) dan mencari serta menetapkan lokasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Namun demikian; walaupun sampah (limbah) selalu mendapat perhatian, tetapi pada kenyataannya pengelolaan sampah masih merupakan permasalahan yang belum dapat diselesaikan dengan baik di berbagai kawasan, terutama di kota-kota besar seperti halnya Jakarta, sampai saat ini. Pengelolaan sampah dalam skala kecil terutama oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan pembakaran; sedangkan dalam skala besar dilakukan dengan menetapkan berbagai tempat pembuangan sampah; baik sementara (TPS) maupun terpadu / akhir (TPA). Pengelolaan sampah dengan pembakaran dapat menimbulkan efek lanjutan bagi manusia karena terjadinya pencemaran udara dari asap dan bau; sedangkan dengan sistem tempat pembuangan sampah memerlukan suatu lokasi terutama untuk TPA (tempat pembuangan akhir) secara terus menerus. Penentuan dan perpindahan lokasi TPA ini seringkali menimbulkan masalah dengan masyarakat sekitar karena masyarakat tidak dapat menerima bahwa lingkungannya menjadi tercemar oleh sampah dan efek lanjutannya. Pengelolaan sampah sebagai bahan pencemar, memang dapat dilakukan dengan berbagai cara; namun demikian, bila masih memungkinkan, upaya pencegahan jauh lebih baik dan efektif untuk dilaksanakan. Upaya pencegahan dapat dilakukan, bila kita semua memahami dampak negatif membuang sampah sembarangan, tidak hanya terhadap lingkungan tetapi juga terhadap kesehatan manusia. Pada beberapa daerah upaya-upaya yang telah diterapkan sudah bias mengurangi jumlah sampah di daerah tersebut. Namun, secara nasional, upaya-upaya tersebut belum cukup efektif dala penerapannya.

  Jadi, sampah merupakan masalah yang pelik dan kronis. Banyak dampak yang sudah muncul dan dirasakan oleh masyarakat Jakarta akibat sampah. Sudah banyak cara yang dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat hingga jajaran pemerintahan untuk mengatasi masalah tentang sampah. Namun, sampai saat ini masalah tersebut belum juga bisa teratasi.