Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
mata pencaharian sebagai petani, peternak, penggarap lahan orang, buruh bangunan maupun pekerjaan lainnya. Pada kegiatan KK dampingan ini penulis mendapat kesempatan untuk
mendampingi salah satu keluarga di Lingkungan Dusun Jempanang, yaitu Bapak Putu Madia, dengan petunjuk dari Kepala Dusun Jempanang, yaitu I Made Rika.
Bapak Putu Madia adalah penduduk di Dusun Jempanang, Desa Belok Sidan, dengan seorang istri bernama Ni Luh Winanti serta 2 anak yaitu Gede Dipayana dan Kadek
Yogantara. Anak beliau yang pertama berusia 9 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4 SD, sedangkan anak yang kedua berusia 4 tahun dan belum memasuki bangku
sekolah. Beliau menajalani kehidupannya dengan keluarga dengan sederhana. Bapak Putu Madia dan Ibu Ni Luh Winanti termasuk pasangan yang bekerja keras untuk menghidupi
keluarga mereka. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh keluarga ini, yaitu anak kedua dari Bapak Putu Madia yang mengalami kelahiran secara prematur, sehingga menyebabkan
anak mereka mengalami telambat bicara serta cara berjalan yang sedikit terganggu. Permasalahan lainnya yaitu, anak pertama kedua pasangan ini yang nakal dan tidak pernah
mau tidur di rumah. Hal tersebut dikeluhkan oleh Bapak Putu Madia. Saat ini, Bapak Putu Madia bekerja sebagai petani di sebuah lahan yang dimiliki oleh saudaranya, serta
memelihara ayam dan sapi. Beliau juga bekerja sebagai buruh harian di proyek pembangunan villa di Lohtunduh.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sebagai seorang Bapak yang bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya, Bapak Putu Madia sangat bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Bapak Putu
Madia dalam kesehariannya bekerja sebagai petani disebuah lahan yang dimiliki oleh saudara beliau. Pendapatan yang diperoleh dari hasil tani dalam sekali panen timun, cabai dan kacang
yaitu sebesar Rp. 3.000.000,00. Beliau juga memelihara satu ekor sapi yang dipelihara bersama dengan sistem bagi hasil. Anak pertama dari sapi yang dipelihara akan menjadi milik
Bapak Madia, sendangkan anak sapi pada kelahiran berikutnya akan menjadi milik SIMANTRI. Selain itu, beliau memelihara 15 ekor ayam yang dijual apabila ada yang
membeli. Penghasilan sebagai buruh harian, yaitu sebesar Rp. 100.000,00 hari kerja. Ibu Ni Luh Winanti bekerja membantu mengurus kebun bunga orang lain dengan upah Rp.
15.000,00.