Perhitungan HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

COP ideal Te Tc Te   K K K 15 , 297 15 , 325 15 , 297   = 10,61 6. Efisiensi mesin siklus kompresi uap  Efisiensi mesin siklus kompresi uap dapat dihitung dengan Persamaan 2.6. Efisiensi mesin siklus kompresi uap  adalah Coefficient Of Performance aktual mesin kompresi uap COP aktual dibagi Coefficient Of Performance ideal mesin kompresi uap COP ideal dikali 100. Perhitungan efisiensi sebagai berikut:  100   idea l a ktua l COP COP 100 61 , 10 61 , 7   = 71,72 b. Kelembaban relatif udara setelah melewati humidifier RH A dan kelembaban relatif udara sebelum melewati humidifier RH D . Kelembaban relatif udara setelah melewati humidifier RH A dapat diketahui dari garis kelembaban relatif di titik A dan kelembaban relatif udara sebelum melewati humidifier RH D dapat diketahui dari garis kelembaban relatif di titik D. c. Kelembaban spesifik udara setelah melewati humidifier W a dan kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator W b . Kelembaban spesifik udara setelah melewati humidifier W a dan kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator W b bisa diperoleh dengan psychrometric chart . Kelembaban spesifik udara setelah melewati humidifier W a dapat diketahui melalui garis kelembaban spesifik di titik A. Kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator W b dapat diketahui melalui garis kembaban spesifik di titik C. Sebagai contoh menentukan kelembaban spesifik udara setelah melewati humidifier W a dan kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator W b untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal adalah sebagai berikut: Ga mbar 4.2 P sy ch ro m et ri c c h a rt va ria si ki pa s ke ce pa tan ma ksim al d. Menghitung kandungan uap air yang berhasil ditambahkan ΔW. Kandungan uap air yang berhasil ditambahkan ΔW dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.10. Kandungan uap air yang berhasil ditambahkan ΔW adalah kelembaban spesifik udara setelah melewati humidifier W a dikurangi kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator W b . Sebagai contoh perhitungan massa air yang berhasil diembunkan oleh evaporator ΔW untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal adalah sebagai berikut: Δ W = W a - W b = 0,0223 kg air kg udara – 0,0201 kg air kg udara = 0,0022 kg air kg udara e. Menghitung laju aliran volume air yang berhasil diembunkan a ir V . Laju aliran volume air yang berhasil diembunkan a ir V dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.9. Laju aliran volume air yang berhasil diembunkan a ir V adalah jumlah air yang dihasilkan a ir V dibagi selang waktu yang dibutuhkan t  . Sebagai contoh perhitungan laju aliran volume air yang behasil diembunkan oleh evaporator a ir V untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal adalah sebagai berikut: a ir V = t V a ir  = jam liter 2 83 , 2 = 1,414 literjam f. Menghitung laju aliran massa udara saat proses pengembunan terjadi uda r a m  . Laju aliran massa udara saat proses pengembunan terjadi uda r a m  dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.11. Laju aliran massa udara saat proses pengembunan uda r a m  adalah laju aliran massa air a ir m  dibagi kandungan uap air yang berhasil ditambahkan ΔW. Sebagai contoh perhitungan laju aliran massa udara saat proses pengembunan terjadi uda r a m  untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal adalah sebagai berikut: uda r a m  = W t m W m a ir a ir      = s kg kg jam kg uda r a a ir a ir 3600 0022 , 41 , 1  = 0,179 kg udara s g. Menghitung debit aliran udara Q udara . Debit aliran udara Q udara dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.12. Debit aliran udara Q udara adalah laju aliran massa udara saat proses pengembunan uda r a m  dibagi massa jenis udara uda r a  sebesar 1,2 kgm 3 . Sebagai contoh perhitungan debit aliran udara Q udara untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal adalah sebagai berikut: Q udara = uda r a uda r a m   = 3 2 , 1 179 , m kg s kg uda r a uda r a = 0,149 m 3 s Tabel 4.5 Data hasil perhitungan Variasi W a W b RH A RH D ΔW kg air kg udara kg air kg udara kg air kg udara kipas maksimal 1,62 ms 0,0223 0,0201 52 27 0,0022 kipas kecepatan 1 1,28 ms 0,0246 0,0226 51 29 0,0020 kipas off 0,0254 0,0240 52 28 0,0014 Tabel 4.6 Lanjutan data hasil perhitungan Variasi a ir V uda r a m  Q udara literjam kg udara s m 3 s kipas maksimal 1,62 ms 1,41 0,179 0,149 kipas kecepatan 1 1,28 ms 1,35 0,187 0,156 kipas off 1,28 0,254 0,212

4.3 Pembahasan

Mesin penghasil air aki dengan mempergunakan siklus kompresi uap yang dilengkapi dengan humidifier berhasil dirakit dan mesin dapat bekerja sesuai fungsinya. Kondisi udara memiliki kelembaban relatif sekitar 27 sebelum melewati pencurah air kemudian meningkat menjadi sekitar 52 setelah melewati pencurah air untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal. Kelembaban relatif sekitar 29 sebelum melewati pencurah air kemudian meningkat menjadi sekitar 51 setelah melewati pencurah air untuk kipas pada humidifier kecepatan satu. Kelembaban relatif sekitar 28 sebelum melewati pencurah air kemudian meningkat menjadi sekitar 52 setelah melewati pencurah air untuk kipas pada humidifier off. Rata-rata kondisi udara yang dihasilkan memiliki kelembaban relatif sekitar 28 sebelum melewati pencurah air dan meningkat hingga menjadi sekitar 50,67 setelah melewati pencurah air. Berdasarkan perhitungan siklus kompresi uap yang telah dilakukan dan mengacu pada data yang tertera di name plate mesin siklus kompresi uap, mesin siklus kompresi uap yang digunakan pada mesin penghasil air aki ini memiliki nilai COP ideal sebesar 10,6; nilai COP aktual sebesar 7,61 dan nilai efisiensi sebesar 71,72. Gambar 4.3 Laju aliran volume air yang dihasilkan perjam Dilihat dari Gambar 4.3, laju aliran volume air yang dihasilkan memiliki nilai yang berbeda-beda untuk setiap variasi nya. Laju aliran volume air yang dihasilkan a ir V rata-rata, untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal 1,62 ms sebesar 1,41 literjam, untuk kipas pada humidifier kecepatan 1 1,28 ms sebesar 1,35 literjam dan untuk kipas pada humidifier off sebesar 1,28 literjam. Maka, laju aliran volume air yang dihasilkan rata-rata adalah 1,35 literjam. 1.41 1.35 1.28 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 L aj u ali ran volu m e air yan g d ih asil k an lite rjam Kipas kec. Maks 1,62 ms Kipas kec. 1 1,28 ms Kipas off 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Mesin penghasil air aki dengan menggunakan siklus kompresi uap yang dilengkapi dengan humidifier berhasil dirakit dan mesin dapat bekerja sesuai fungsinya. Rata-rata kondisi udara yang dihasilkan memiliki kelembaban relatif sekitar 28 sebelum melalui proses humidifikasi dan meningkat hingga menjadi sekitar 50,67 setelah melalui proses humidifikasi. b. Mesin pendingin yang digunakan pada mesin penghasil air aki ini memiliki nilai COP ideal sebesar 10,6, nilai COP aktual sebesar 7,61. c. Nilai efisiensi dari mesin pendingin yang digunakan sebesar 71,72. d. Mesin penghasil air aki dengan sistem kompresi uap yang dilengkapi dengan humidifier memiliki laju aliran volume air yang dihasilkan rata-rata, untuk kipas pada humidifier kecepatan maksimal 1,62 ms sebesar 1,41 literjam, untuk kipas pada humidifier kecepatan satu 1,28 ms sebesar 1,35 literjam dan untuk kipas pada humidifier off sebesar 1,28 literjam.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan, terkait dengan penelitian ini adalah: a. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk menurunkan suhu kerja evaporator agar laju aliran air aki yang dihasilkan bertambah. b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai disain mesin penghasil air aki agar sirkulasi udara pada kondensor lebih baik dan menghindari resiko over heat . c. Pada penelitian selanjutnya, disarankan menambahkan jumlah lubang pada rangkaian humidifier agar kadar uap air yang ada di dalam udara semakin banyak. Pada akhirnya laju aliran air aki yang dihasilkan juga meningkat. DAFTAR PUSTAKA Habeebullah, B.A., 2010, Performance Analysis Of A Combined Heat P ump- Dehumidifying System , Journal of Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering King Abdulaziz University. Hermawan, D. Khudhori, M., 2015, Pemanfaatan Kolektor Surya Sebagai Energi Alternatif Desalinasi Air Laut Untuk Mengatasi Krisis Air Bersih, Jurnal Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. Istanto, T., 2012, Pengaruh Temperatur Udara Terhadap Unjuk Kerja Unit Desalinasi Surya Berbasis Pompa Kalor Dengan Menggunakan Proses Humidifikasi-Dehumidifikasi, Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Istanto, T., Juwana, W.E., Yaningsih, I., 2015, Pengaruh Penggunaan Refrigeran HCR-12, HFC-134a, dan HCR-134a Terhadap Unjuk Kerja Unit Desalinasi Bebasis Pompa Kalor Dengan Menggunakan Proses Humidifikasi Dan Dehumidifikasi, Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Prabowo, A., 2017, Mesin Pengering Pakaian Sistem Tertutup Dengan Menggunakan Daya Listrik 1122 Watt , Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 11-14, 16-19. Renaldi, E., 2015, Mesin Pengering Pakaian Sistem Terbuka Dengan Debit Aliran Udara 0,032 m 3 s , Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 14-21. Yaningsih, I. Istanto, T., 2014, Studi Eksperimental Pengaruh Laju Aliran Massa Udara Terhadap Produktivitas Air Tawar Unit Desalinasi Berbasis Pompa Kalor Dengan Menggunakan Proses Humidifikasi Dan Dehumidifikasi , Jurnal Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.